author_firstname | author_lastname | title | publisher | subject | contributor | dt_create | dt_publish | collection_type | departement | identifier | source | author_email | abstract | fulltext1 | fulltext2 | fulltext3 | fulltext4 | fulltext5 | fulltext6 | fulltext7 | fulltext8 |
SUDRADJAT | PRAWIRASAPUTRA | KONTRIBUSI MKDU TERHADAP TANGGUNGJAWAB SOSIAL MAHASISWA IKIP BANDUNG : Studi Deskriptif Analitis pada Mahasiswa IKIP Bandung | PPS UPI | pendidikan | Rochman Natawidjaja | 1996/02/01 | 2013/05/22 | Tesis | Pendidikan Umum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1509 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | none | t_pu_722_table_of_content(1).pdf | t_pu_722_chapter1(1).pdf | t_pu_722_chapter3(1).pdf | t_pu_722_chapter4(1).pdf | t_pu_722_chapter5(1).pdf | t_pu_722_bibliografi.pdf | t_pu_722_appendix(1).pdf | |
SUDRADJAT | PRAWIRASAPUTRA | KONTRIBUSI MKDU TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL MAHASISWA IKIP BANDUNG: studi deskriptif analitis pada mahasiswa ikip bandung | PPS UPI | pendidikan | Rochman Natawidjaja | 1996/02/01 | 2013/05/15 | Tesis | Pendidikan Umum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1508 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | none | t_pu_722_table_of_content.pdf | t_pu_722_chapter1.pdf | t_pu_722_chapter3.pdf | t_pu_722_chapter4.pdf | t_pu_722_chapter5.pdf | t_pu_722_bibliography_v2.pdf | t_pu_722_appendix.pdf | |
AP | KASMAN RUKUN | SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS KOMPUTER DAN INTERNET (SIBERKOMNET) YANG DINAMIK, RESPONSIF, ADAFTIF DAN OPEN SISTEM | PPS UPI | Siberkomnet | Engkoswara, Supandi | 2000/09/06 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1506 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini ditujukan untuk merumuskan model/pola alternatif sistem informasi manajemen berbasis komputer dan internet (Siberkomnet) yang dinamik, fleksibel, responsif, adaftif dan open system. Hal ini dipandang penting dalam rangka mensinkronkan dinamika kebutuhan pengguna informasi dan dinamika perkembangan sistem informasi manajemen sebagai penghasil informasi bagi keperluan berbagai keputusan.Permasalahan diteliti menggunakan pendekatan kualitatif, yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan dua fase. Fase pertama adalah mengidentifikasikan atau memotret kondisi manajemen/ pengelolaan sistem informasi manajemen yang sedang berjalan dan membandingkannya dengan kondisi yang diharapkan. Fase kedua adalah merumuskan penataan sistem informasi manajemen untuk menjembatani kesenjangan kondisi yang ada dengan kondisi yang diharapkan. Sumber data utama penelitian ini adalah: (1) pelaku/pelaksana sistem informasi manajemen, yaitu: supervisor, kosupervisor dan anggota; (2) pengguna internal, yaitu: kapala bidang dikmenjur, kepala seksi di lingkungan bidang dikmenjur, pengawas bidang dikmenjur; (3) pengguna eksternal dilingkungan dikmenjur, yaitu: direktur dikmenjur dan jajarannya, kepala pusat pendidikan dan pelatihan teknologi, kepala sekolah menengah kejuruaan; (4) pengguna eksternal di lingkungan Kanwil, yaitu: Kakanwil dan kepala bagian/bidang dijajarannya yang terkait; (5) pengguna eksternal non depdikbud, yaitu: organisasi kemasyarakatan dan perorangan.Dalam fase pertama ditememukan bahwa pihak perencana sistem informasi manjemen belum memberikan dukungan yang maksimal terhadap kebutuhan data/informasi bidang dikmenjur. Hal ini mengakibatkan rendahnya sinkronisasi antara data/informasi yang dihasilkan dan kebutuhan pengguna. Perancangan sistem informasi manajemen belum bersadar penuh pada visi utuh, yaitu visi yang terbentuk dari berbagai dimensi yang terkait. Visi sistem ini belum memilki sinkronisasi yang tinggi baik terhadap supra sistem maupun subsistemnya. Keadaan ini mengakibatkan akurasi output dan optimalisasi outcome tidak sesuai dengan harapan. Dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen ditemukan: keterbatasan kemampuan sistem informasi - pelaksana dan komponen pendukung — menghasilkan leval data/informasi yang sesuai dengan tuntutan pengguna; belum berkerja dengan rasa memiliki yang tinggi ( belum bersandarkan pada visi bersama ) dan juga ; memiliki budaya kerja yang belum sesuai dengan tuntutan sistem . Temuan berikutnya adalah bahwa pihak terkait dalam proses dan fungsional sistem informasi manajemen belum berpartisipasi aktip dan; pemanfaatan data/informasi belum dapat dukungan kebijakan untuk membangun sinerjik antara penghasil | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_table_of_content.pdf | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_chapter1.pdf | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_chapter2.pdf | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_chapter3.pdf | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_chapter4.pdf | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_chapter5.pdf | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_bibliography.pdf | d_adpend_9333059-s3-ap_kasman_rukun_appendix.pdf |
TB | HASANUDIN | ADMINISTRASI FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA DOSEN KAJIAN KASUS TERHADAP PENGELOLAAN STUDI DOSEN, PROMOSI JABATAN FUNGSIONAL, PENGHARGAAN, RUANG KERJA, DAN PENGHASILAN DOSEN ITB | PPS UPI | kerja Dosen | Achmad Sanusi, Mohammad Fakry Gaffar | 1997/01/02 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1505 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Pokok permasalahan dalam penelitian ini terdiri dari tiga pokok masalah, yaitu : | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_table_of_content.pdf | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_chapter1.pdf | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_chapter2.pdf | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_chapter3.pdf | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_chapter4.pdf | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_chapter5.pdf | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_bibliography.pdf | d_adpend_9133408-s3_tb.hasanudin_appendix.pdf |
QOMARI | ANWAR | MANAJEMEN STRATEGIK PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERGURUAN TINGGI | PPS UPI | Manajemen Stratejik | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Djam'an Satori | 2003/03/03 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1504 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertolak dari persoalan mendasar Perguruan Tinggi, yaitu kualitas performansinya yang masih sangat rendah (Ewell, 1989). Persyarikatan Muhammadiyah sebagai ormas Islam yang sangat berpengaruh di IndonesiaTmempOSteikaii diiidl-ubdllS pendidikan sebagai safah satu sarana dan wahana dari gerakan tajdid-nya. Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang dalam penelitian ini direpresentasikan oleh UHAMKA Jakarta, juga menghadapi tantangan dan persoalan yang tidak ringan. Majelis Diktilitbang PPM (2000:6), meringkaskan persoalan tersebut dalam terminologi ketidakseimbangan antara pertumbuhan kuantitas dengan perkembangan kualitas.Fokus masalah penelitian ini penulis rumuskan dalam pertanyaan : Sejauh manakah konsepsi manajemen strategik telah diterapkan dalam pengembangan dosen untuk mencapai visi dan misi UHAMKA ? Kajian ulamanya ialah upaya strategik pengembangan dosen yang telah dilakukan UHAMKA, dan mengetengahkan model konseptual manajemen strategik pengembangan dosen di UHAMKA. Untuk itu digunakan studi kasus sebagal desain penelitian, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.Berkenaan dengan upaya strategik pengembangan dosen yang selama ini diterapkan di UHAMKA, penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut. Pertama, kepemimpinan pada tingkat program studi, jurusan, dan fakultas menunjukkan bahwa : (1) belum semua pemimpin bersikap terbuka terhadap kritik yang diajukan kepadanya meskipun kritik Itu mengandung kebenaran dan bersifat konstruktif; (2) dalam pendistribusian mata kuliah yang akan diasuh para dosen, cenderung didasarkan kepada suka dan tidak suka sehingga mengakibatkan munculnya konflik di antara pengajar dengan pimpinan; dan (3) masih terdapat pengambilan kebijakan yang tidak mendasarkan diri pada aspirasi bersama, visi dan misi organisasi.Kedua, dari sudut pandang budaya organisasi terdapat situasi yang menunjukkan sempitnya ruang gerak inovasi dan kreativitas. Pada tingkat struktural tampak kenyataan sebagai berikut : (1) masih ada tenaga pengajar yang disiplin ilmunya tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang diajarkannya; (2) masih ada pemikiran di antara mereka bahwa tenaga pengajar dan pemimpin pada semua tingkatan harus bagian dari keluarga besar persyarikatan, meskipun kompetensinya tidak memadat; dan (3) diabaikannya profesionalisme sehingga mempertinggi potensi konflik. Ketiga, selain nilai positifnya, hampir semua jenis strategi pengembangan dosen yang selama ini diterapkan oleh UHAMKA memiliki kelemahan dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut setelah pengembangan.Adapun model konseptual yang penulis rekomendasikan dalam penelitian diorientasikan kepada perwujudan dosen yang mumpuni (insan kamit), yaitu dosen yang memiliki kemampuan profesional sesuai bidang keilmuannya, kreatif, inovatif, disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab dan berahlak mulia yang didasari iman dan taqwa. Dengan kata lain bahwa dosen yang mumpuni adalah dosen yang memiliki semangat dan disiplin kerja yang tinggi, cermat dan jelas dalam memberikan pelayanan belajar, kaya akan ilmu pengetahuan dan pengalaman, objektif dalam memberikan penilaian, dan konsisten sebagai ilmuan. Secara administratif dosen yang mumpuni memiliki kriteria (1) kualifikasi pendidikan sesuai bidang ilmu minimal S2; (2) kepangkatan akademik minimal lektor; (3) memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi; dan (4) berdedikasi sebagai kader pemimpin visioner dan pengelola budaya organisasi Muhammadiyah. | d_adpend_999888_qamari_anwar_table_of_content.pdf | d_adpend_999888_qamari_anwar_chapter1.pdf | d_adpend_999888_qamari_anwar_chapter2.pdf | d_adpend_999888_qamari_anwar_chapter3.pdf | d_adpend_999888_qamari_anwar_chapter4.pdf | d_adpend_999888_qamari_anwar_chapter5.pdf | d_adpend_999888_qamari_anwar_bibliography.pdf | d_adpend_999888_qamari_anwar_appendix.pdf |
RISWANTI | RINI | FAKTOR DETERMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA DOSEN BERBASIS MUTU | PPS UPI | Kinerja Dosen | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Abdul Azis Wahab | 2007/09/03 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1503 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Masalah utama dalam penelitian ini adalah kinerja dosen berbasis mutu dengan fokus kajian pada faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi: kepemimpinan ketua jurusan, motivasi dosen, kompetensi dosen, dan budaya organisasi. Pokok masalah yang akan diungkap adalah sejauh mana pengaruh kepemimpinan ketua jurusan, motivasi dosen, kompetensi dosen, dan budaya organisasi terhadap kinerja dosen berbasis mirtu baik secara parsial maupun secara bersama-sama.Metode peneltian yang digunakan adalah explanatory survey method, dengan teknik pengumpulan data melalui angket terhadap 265 orang dosen di Universitas Lampung. Teknik pengolahan data menggunakan model analisis jalur {path analysts modef). Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Uji signifikansi menggunakan uji-F dan uji-t. Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh temuan bahwa, pertama; kepemimpinan ketua jurusan, motivasi dosen, kompetensi dosen memiliki hubungan yang signifikan, berdasarkan hasil tersebut maka untuk mencapai kinerja dosen berbasis mutu, variabel tersebut perlu ditingkatkan melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya, kedua; kepemimpinan ketua jurusan, motivasi dosen, kompetensi dosen, berpengaruh secara signifikan terhadap budaya organisasi baik secara parsial maupun simutlan, ketiga; kepemimpinan ketua jurusan, motivasi dosen, kompetensi dosen, berpengaruh secara signifikan baik secara parsial maupun simutlan terhadap kinerja dosen berbasis mutu melalui budaya organisasi, keempat, budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dosen berbasis mutu.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka implikasinya adalah, (1) perlu peningkatan kualitas kepemimpinan ketua jurusan secara maksimal; (2) dosen di Universitas Lampung harus memiliki motivasi yang tinggi; (3) penyelenggaraan perguruan tinggi untuk mencapai mutu lulusan yang diharapkan perlu ditunjang oleh kemampuan dosen yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam menjalankan tugas dan fungsinya; (4) Universitas Lampung harus membentuk lingkungan kerja yang kondusif sehingga kualitas kinerja, baik lembaga maupun dosen akan terjamin; (5) dosen perlu meningkatkan prestasi dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi. | d_adpend_049705_riswanti_rini_table_of_content.pdf | d_adpend_049705_riswanti_rini_chapter1.pdf | d_adpend_049705_riswanti_rini_chapter2.pdf | d_adpend_049705_riswanti_rini_chapter3.pdf | d_adpend_049705_riswanti_rini_chapter4.pdf | d_adpend_049705_riswanti_rini_chapter5.pdf | d_adpend_049705_riswanti_rini_bibliography.pdf | |
RAHMAT | None | PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP EFEKTIFITAS MANAJEMEN SEKOLAH DITINJAU DARI REGULASI SUMBER DAYA PENDIDIKAN | PPS UPI | Sumber Daya Pendidikan | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Djam'an Satori | 2007/08/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1502 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemahaman pengelola sekolah mengenai kebijakan pengelolaan sumber daya pendidikan yang meliputi pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan, sarana-prasarana dan kurikulum terhadap efektivitas kineija out put dan kinerja out come manajemen sekolah pada SMA Negeri di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok.Efektivitas kineija out put manajemen sekolah meliputi indikator siswa tidak naik kelas, siswa naik kelas, siswa DO, siswa tidak lulus dan siswa yang lulus dalam ujian akhir. Efektivitas kineija out come sekolah meliputi indikator pencapaian nilai akreditasi sekolah, lulusan yang dapat diterima di PTN, lulusan yang diterima di PTS, lulusan yang masuk Perguruan Tinggi serta lulusan yang masuk dunia keija.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman pengelola sekolah mengenai kebijakan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana-prasarana, dan pengelolaan kurikulum berpengaruh signifikan terhadap kineija out put maupun out come manajemen sekolah. Besar hubungan pada masing-masing variabel sebagai berikut; (1) pengaruh pemahaman pengelola mengenai kebijakan pengembangan sumber daya manusia terhadap out put kineija manajemen sekolah sebesar 0,273; (2) pengaruh pemahaman pengelola mengenai kebijakan keuangan terhadap out put kineija manajemen sekolah sebesar 0,249; (3) pengaruh pemahaman pengelola mengenai kebijakan sarana dan prasarana terhadap out put kineija manajemen sekolah sebesar 0,262; (4) pengaruh pemahaman pengelola mengenai kebijakan kurikulum terhadap out put kineija manajemen sekolah sebesar 0,317; (5) pengaruh pemahaman pengelola sekolah mengenai kebijakan regulasi sumber daya terhadap out put kineija manajemen sekolah sebesar 0,337; (6) pengaruh pemahaman pengelola sekolah mengenai kebijakan regulasi sumber daya terhadap outcome sebesar 0,158 ; (7) pengaruh out put terhadap out come sebesar 0,725. | d_adpend_029750_rahmat_table_of_content.pdf | d_adpend_029750_rahmat_chapter1.pdf | d_adpend_029750_rahmat_chapter2.pdf | d_adpend_029750_rahmat_chapter3.pdf | d_adpend_029750_rahmat_chapter4.pdf | d_adpend_029750_rahmat_chapter5.pdf | d_adpend_029750_rahmat_bibliography.pdf | |
TUTUT | SHOLIHAH | MANAJEMEN PEMBINAAN MUTU DOSEN : Studi Kasus di Universitas Islam Malang | PPS UPI | Mutu Dosen | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Djam'an Satori | 2006/03/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1501 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Perguruan Tinggi untuk tetap sunive dan lebih cepat berkembang serta dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya, harus menjadi organisasi pebelajar. Percepatan perubahan sangat ditentukan oleh mutu dosen, kepemimpinan yang visioner serta budaya kampus yang kondusif. Mengambil kasus U1N Malang karena percepatan perkembangannya. Dimulai dari Isu kritis yang terjadi yaitu rendahnya mutu dosen baik kualitas maupun kuantitas, ditindak lanjuti dengan menetapkan Isu strategis untuk melakukan pembinaan mutu dosen melalui learning orgaizadon.Fokus penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana manajemen pembinaan mutu dosen UIN Malang meliputi langkah-langkah apa yang dilakukan, bagaimana peran kepemimpinan serta (aktor apa yang paltng dominan mempengaruhi pembinaan mutu dosenUIN Malang melalui learning orgaization.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, bersifat inquiry naturalistik, temuan penelitian sebagai berikut: Pertama, langkah-langkah manajemen pembinaan mutu dosen melalui learning organization meliputi:!) pembinaan i'rofesionai Oriented yaitu pembinaan yang memfokuskan peningkatan mutu sesuai dengan profesi dosen dengan pendekatan: program latihan prajabatan; studi lanjut gelar: studi lanjut non gelar: pertemuan-pertemuan ilmiah; assi.stant.ship (bimbingan dosen senior-yunior); coaching, penugasan-penugasan; pelatihan dan lokakarya; penulisan karya ilmiah: kegiatan pengajaran; kegiatan penelitian; kegiatan pengabdian masyarakat; pendekatan terapan; team teaching. studi banding; kerjasama; pengembangan diri sendiri: kontrol mahasiswa; Team learning. 2) pembinaan Spiritual Oriented, pembinaan yang dilakukan melalui habit taqurruban Ilaihi yaitu selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. meliputi pembiasaan sholat beijamaah, dzikir, khotmul Qur an, tausiyali, khifdzut Qur'an, puasa senin kainis, kekeluargaan dan kebersamaan (silaturahmi), semua kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai cara untuk mencapai kecerdasan spiritual, sebagai dasar daya dorong etos kerja yang bermoral (Spiritual Motivation). Kedua, pembinaan mutu dosen melalui learning Organization yang diterapkannya meliputi Enam Disiplin (The Sixth Discipline) Ketiga, peran kepemipinan memberikan arah dan sekaligus motivasi, menumbuhkembangkan etos belajar dosen, mengoperasionalkan manajemen pembinaan dan menggali dana yang diperlukan untuk pembinaan. Keempat. Faktor yang paling dominan mempengaruhi manajemen pembinaan mutu dosen melalui LO adalah faktor budaya organisasi yang ilmiah bernuansa spiritual keagamaan. Selanjutnya diajukan model konseptual Pembinaan Mutu Dosen melalui The Spiritual Motivation in The Learning Organization, menempatkan pembinaan spiritual pada urutan yang utama, diharapkan lebih efektif, efisien dan produktif.Akhirnya peneliti menyarankan pertama, kepada dosen untuk menjadi self directed learning; Kedua, kepada pimpinan untuk terus meningkatkan perananannya dengan menumbuhkembangkan etos belajar dosen, meningkatkan komitmen mengoperasionalkan manajemen dan menggali dana yang diperlukan untuk pembinaan. Ketiga, kepada instiusi Perguruan Tinggi Agama Islam harus menjadi organisai pebelajar; keempat bagi para ahli, kalangan pemerhati dan peneliti pendidikan, untuk dapat menguji temuan model konseptual manajemen pembinaan mutu dosen melalui the spiritual in the learning organization.a | d_adpend_029748_tutut_sholihah_table_of_content.pdf | d_adpend_029748_tutut_sholihah_chapter1.pdf | d_adpend_029748_tutut_sholihah_chapter2.pdf | d_adpend_029748_tutut_sholihah_chapter3.pdf | d_adpend_029748_tutut_sholihah_chapter4.pdf | d_adpend_029748_tutut_sholihah_chapter5.pdf | d_adpend_029748_tutut_sholihah_bibliography.pdf | d_adpend_029748_tutut_sholihah_appendix.pdf |
BUDI | SETIADI | KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KINERJA GURU | PPS UPI | Kinerja Guru | Engkoswara, Tb.abin Syamsuddin | 2006/08/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1500 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Kemampuan manajerial kepala sekolah menjadi sangat penting, hal ini berkaitan dengan tingkat keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan termasuk didalamnya mengembangkan kinerja guru yang menjadi ujung tombak pendidikan di lini terdepan.Kemampuan manajerial kepala sekolah ini lebih difokuskan pada pola kepemimpinan dan kemampuan manajerial yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan kinerja guru serta upaya-upaya kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuan kerja dan motivasi kerja guru.Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif dengan menggunakan data yang ada untuk memperoleh makna yang mendalam. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara dan observasi lapangan tentang keadaan yang sebenarnya. Data tersebut diolah dan dianalisa selama dan setelah proses pelaksanaan pengumpulan data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah, pada umumnya tidak terlepas dari faktor-faktor organisasional yang membentuk dan mendewasakannya. Faktor-faktor itu lebih memenuhi basis mental kognitif kepala sekolah dari pada mencair di basis hubungan-hubungan sosial antar warga sekolah.Sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah masih berkutat di sekitar tugas-tugas rutin yang pada umumnya berstrategi jangka pendek. Keterampilan manajerialnya dicirikan oleh porsi technica! skill yang terlalu lebar dibanding conceptuaf skill dan human skill. Kepala sekolah, dalam batas-batas tertentu memang berusaha mengidentifikasi ciri khas sekolah ke dalam layanan pendidikan,-meningkatkan layanan dan membangun jaringan kena eksternal meskipun suasana kerja yang dikondisikannya menunjukkan lebih banyak kekakuan.Upaya untuk mengatasi hal tersebut, kepala sekolah harus memiliki kemampuan dan keterampilan manajerial serta intergritas profesional yang tinggi dalam memimpin dan melaksanakan berbagai tugas dan perannya dengan didasari memiliki kemampuan mengembangkan sebuah motivasi yang tinggi terhadap kinerja guru agar dapat mencapai visi sekolah yang rasional dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisi yang dimiliki sekolah. | d_adpend_029727_budi_setiadi_table_of_content.pdf | d_adpend_029727_budi_setiadi_chapter1.pdf | d_adpend_029727_budi_setiadi_chapter2.pdf | d_adpend_029727_budi_setiadi_chapter3.pdf | d_adpend_029727_budi_setiadi_chapter4.pdf | d_adpend_029727_budi_setiadi_chapter5.pdf | d_adpend_029727_budi_setiadi_bibliography.pdf | d_adpend_029727_budi_setiadi_appendix.pdf |
MADE | PIDARTA | SUATU KONSEP TENTANG PENGEMBANGAN SIKAP KEGURUAN PROFESIONAL | PPS UPI | Keguruan | Achmad Sanusi, Sikun Pribadi | 1980/01/02 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1499 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Sejak persiapan sampai penyelesaian studi ini penulis telah mendapat bantuan dari banyak pihak. Bantuan-bantuan baik berupa moril maupun material sangat besar artinya bagi penyelesaian disertasi' ini sebagai titik akhir studi secara formal. Bagi penulis studi ini merupakan proyek yang sangat besar, rasanya tidak mungkin akan terselesaikan tanpa bantuan -bantuan tersebut. Berkat bantuan bantuan itu pulalah penulis mendapatkan modal yang lebih mantap sebagai bekal kelak dalam mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa serta kepada pengembangan ilmu itu sendiri di masa-masa yang akan datang.Sehubungan dengan bantuan-bantuan tersebut, pada kesempatan ini pertama-tama disampaikan penghargaan dan u-capan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas kepercayaannya memberikan beasiswa selama studi di Sekolah Pasca Sarjana IKIP Bandung, khususnya bagi pembiayaan pembuatan disertasi ini.,Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan pula kepada IKIP Surabaya, khususnya Yth. Bapak Rektor beserta para Anggota Senat Institut atas kepercayaan dan kesediaan mereka memberi izin untuk mengikuti tugas belajar sampai studi ini berakhir. | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_table_of_content.pdf | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_chapter1.pdf | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_chapter2.pdf | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_chapter3.pdf | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_chapter4.pdf | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_chapter5.pdf | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_bibliography.pdf | d_adpend_096-a6-iii_made_pidarta_appendix.pdf |
ADJAT | SUDRADJAT | PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGELOLA SISTEM INFORMASI MELALUI ORGANISASI PEMBELAJARAN BERBASIS BELAJAR MANDIRI | PPS UPI | Belajar Mandiri | Abdul Azis Wahab, Engkoswara | 2006/04/03 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1498 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam mengembangkan kualitas manusia untuk meningkatkan produktifitas organisasi dengan cara yang strategis, etis dan bertanggung jawab.Fungsi manajemen Sumber Daya Manusia bertanggung jawab untuk memaksimalkan produktifitas, kualitas kehidupan keija dan keuntungan melalui pengelolaan SDM yang lebih baik.Manajemen SDM berkaitan dengan enam ruang lingkup utama yaitu : Stafing, Penempatan, Pengembangan, Pelatihan, Penyesuaian, dan Manajemen Perubahan.Penelitian ini ingin mengkaji pelaksanaan pengembangan SDM BPID Bandung melalui diklat kedinasan serta mengkaji kemungkinan pengembangan SDM melalui Organisasi Pembelajar Berbasis Belajar MandiriPenelitian ini menggunakan metoda kualitatif yang melakukan pendekatan pada fokus masalah perilaku sosial dalam setmg alam di BPID didasarkan pada apa yang terjadi sehari-hari di kantor.Hasil penelitian ternyata bahwa diklat dinas terpadu di BPID banyak memuat materi administrasi umum pemerintahan dan pembangunan serta kurang mengkaji materi ilmu komunikasi dan informasi, sehingga kurang efektif.Berdasarkan hasil penelitian akan direkomendasikan peningkatan latihan di BPID melalui diklat dinas terpadu dan melalui Organisasi Pembelajar Berbasis Belajar Mandiri | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_table_of_content(1).pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter1(1).pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter2.pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter3(1).pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter4.pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter5(1).pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_bibliography(1).pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_appendix(1).pdf |
LENA | NURYANTI | MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN | PPS UPI | Manajemen Pendidikan | Achmad Sanusi, Bambang Suwarno | 2005/01/31 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1497 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif, yang langsung dapat bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Sekolah Menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk Satuan Pendidikan Kejuruan sebagaimana yang ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS merupakan pendidikan Menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi, tetapi karena pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warga negara yang produktif. Pendidikan Menengah Kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip Investasi SDM (Human Capital investmeni5, selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, SM K harus mengantisipasi bahwa lulusannya harus relevan dengan kebutuhan pasar kerja (demand driveri). Untuk itu substansi atau materi yang diajarkan di SM K disajikan dalam bentuk berbagai kompetensi yang dinilai penting bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan zamannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para praktisi dan para penentu kebijakan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan Bidang keahlian Manajemen dan Bisnis program keahlian penjualan melaksanakan pengelolaan system pendidian kejuruannya hingga dapat menghantarkan para siswanya ke gerbang Dunia Kerja atau Duniia Usaha dengan predikat lulusan yang kompeten sesuai dengan standar Kompetensi Nasional yang telah ditentukan bersama oleh dunia usaha/dunia Industri dan dunia pendidikan.Penelitian telah dilakukan di tiga SM K Negeri yang ada di Kota Bandung para sisiwa selama ini telah membukukan bahwa dari hasil pembelajaran dan latihan kompetensi yang di sajikan di sekolah seperti praktek penjualan, pelayanan prima dan operasional mesin-mesin bisnis, ternyata tidak mengecewakan pihak dunia usaha, karena selama proses Praktek kerja lapangan feedback-nya ke sekolah cukup baik. Para lulusan cukup memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi Fenomena dilapangan dari hasil pnelitian dengan menggunakan uji statistik analisis Jalur (path analisys) bahwa pengaruh peformance kepala sekolah terhadap kompetensi siswa SMK jurusan Penjualan di Kota Bandung secara keseluruhan mencapai 17,88%, dan 21,28 % hal ini memberikan gambaran secara umum bahwa abilitas guru relatif berpengaruh terhadap kompetensi siswa sedangkan fasilitas pendidikan berpengaruh terhadap kompetensi siswa SMK Jurusan Penjualan mencapai 53, 42, %.Direkomendasikan pada penelitian selanjutnya untuk ranah yang sama agar menyertakan variable Komite Sekolah dan variable Dunia Usaha dalam arti dukungannya terhadap upaya pencapaian kompetensi siswa ditinjau dari sisi penyediaan Unit Usaha dan Sistem pengujian dan penilaian kompetensi bagi siswa. | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_table_of_content.pdf | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_chapter1.pdf | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_chapter2.pdf | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_chapter3.pdf | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_chapter4.pdf | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_chapter5.pdf | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_bibliography.pdf | d_adpen_0919844_lena_nuryati_sastradinata_appendix.pdf |
CYRUS | T. LALOMPOH | DIMENSI KEPEMIMPINAN PENERIMA KALPATARU DALAM PEMBELAJARAN MASYARAKAT : Studi Kualitatif Terhadap Penerima Kalpataru Sebagai Sumber Belajar yang Mengaktualisasikan Fungsi-fungsi Kepemimpinan yang Dilatari Seperangkat Nilai Dalam Pembelajaran Masyarakat di Beberapa Desa Jawa Barat | PPS UPI | MASYARAKAT | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta, Endang Sumantri, Djudju Sudjan | 1996/08/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1496 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Ada kaitan erat antara pendidikan (pembe lajaran/PLS) dengan kemiskinan, dan antara kemiskinan dengan pengrusakan lingkungan. Dari keterkaitan itu diperlukan upaya pendidikan (pembelajaran) terpadu antara belajar dan kerja memberdayakan lingkungan yang peduli terhadap keselamatan dan pelestariannya. Penelitian ini mengambil fokus tentang bagaimana fungsi-fungsi kepemimpinan yang dilatari seperangkat nilai diaktualisasikan dan menampilkan pola pembelajaran.Tujuan penelitian adalah untuk menemukan pola pembelajaran di bidang lingkungan, khususnya untuk memperoleh gambaran mengenai peranan nilai yang melatari dan memotivasi seorang pemimpin dalam mengaktualisasikan fungsi-fungsi kepemimpinan yang menghasilkan pola pembelajaran. Tujuan lainnya, untuk menemukan kiat membentuk kemampuan (kualitas) pemimpin, bentuk interaksi dalam pembelajaran, pengaruh pekerjaan yang digeluti dan jenis kelamin, serta keadaan nilai tentang lingkungan dalam masyarakat.Pene1it ian ini menggunakan pendekatan kuaiitati f. Tehnik pengumpulan data adalah wawancara mendalam, dilengkapi observasi dan studi dokumenter. Sumber data utama terdiri atas 4 Penerima Kalpataru bersama kelompoknya, dan 3 Penerima Kalpataru lainnya sebagai pembanding yang semuanya berdomisili di wilayah Jawa Barat. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif. Untuk meningkatkan kredibilitas penelitian ini, digunakan trianggulasi, transferabilitas dan dependabi1itas.Sebagai hasil penelitian ditemukan bahwa pengaktualisasian fungsi-fungsi kepemimpinan yang menampilkan pola pembelajaran di bidang lingkungan, dilakukan dengan -kualitas, yang tinggi karena dilatari seperangkat nilai terutama nilai Agameu Pola pembelajaran yang ditampilkan meliputi : magang, kelompok bebas, kelompok kolegial, kelompok berstruktur, diklat, kursus, dan pembelajaran seorang "tokoh". Pembelajaran dilakukan secara terpadu antara belajar dan kerja memberdayakan lingkungan yang berkepedulian tinggi terhadap keselamatan dan pelestariannya. Hasilnya berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan terbentuknya kader pembangunan berwawasan lingkungan. Interaksi pembelajaran diliputi jiwa dan suasana paguyuban. Pekerjaan yang pernah digeluti Penerima Kalpataru ternyata berpengaruh pada pembelajaran. Sementara itu jenis kelamin kurang berpengaruh. Dalam rangka membentuk kemampuan/kualitas kepemimpinan, kiat yang dilalui meliputi pendidikan oleh orang tua (terutama meletakkan dasar pandangan hidup yang kokoh), diklat berkualitas dan kemandirian tinggi dalam pengembangan diri (termasuk terjun langsung dalam berorganisasi dan kepemimpinan). Tentang nilai dalam masyarakat berkenaan dengan pemberdayaan lingkungan yang peduli pada keselamatan dan pelestariannya, pada awalnya anggota masyarakat cenderung mengalami kebingungan karena nilai-nilai lama dipandang tidak relevanlagi dengan perkembangan zaman. Di sini peran tokoh untuk melakukan pembelajaran berkualitas amat diperlukan, untuk mengatasi masalah ini.Berkenaan dengan besarnya peran nilai yang melatari dan memotivasi pemimpin sehingga mampu melakukan kegiatan bermakna, maka diperlukan pembelajaran berkualitas untuk pembudayaan nilai, terutama bagi generasi muda dan tokoh masyarakat . | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_table_of_content.pdf | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_chapter1a.pdf | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_chapter2a.pdf | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_chapter3a.pdf | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_chapter4a.pdf | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_chapter5a.pdf | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_bibliography.pdf | d_pls_8933182_cyrus_t._lalompoh_appendix.pdf |
ENDANG | DANIAL AR. | KONTRIBUSI ORGANISASI SOSIAL FORMAL DALAM MENINGKATKAN ADAPTABILITAS MASYARAKAT AGRARIS PADA KEHIDUPAN INDUSTRI : Studi Kasus Tentang Organisasi Sosial Formal Sebagal Satuan Pendidikan Luar Sekolah di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung | PPS UPI | MASYARAKAT AGRARIS | Sudrajat Adwikarta, Sutaryat Triskamansyah, Djudistira | 1998/09/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1495 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Akselerasi sektor industri dan pembahan sosial yang teijadi di Kecamatan Rancakek dirasakan amat cepat, sulit diimbangi dengan perkembangan kemampuan masyarakatnya Perubahan masyarakat dari kondisi agraris ke kondisi industri "îeinerl tikan suatu proses adaptasi warga, agar tidak terjadi kekakuan peran serta di dalamnya. Pembangunan pabrik, kompleks perumahan dan prasarananya, membuka kesempatan dan peluang untuk berusaha. Hal ini bukan hanya disediakan untuk warga setempat tetapi secara kompetitif dimanfaatkan oleh para pendatang yang memiliki kemampuan.Kunci utama adaptasi masyarakat yang strategis adalah pendidikan, sehingga bisa memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada. Persoalannya adalah pendidikan alternatif manakah yang prospektif, bisa membelajarkan warga secara aplikatif menuju kondisi industri. Selain upaya pendidikan persekolahan, kursus, kelompok belajar, masih ada 'wahana* lain yaitu organisasi sosial, sebagai lembaga yang berkembang dari akar budaya, dan secara empirik mampu mengakomodasikan aspirasi warga ke arah peningkatan kapabilitas sosial.Masalah penelitian adalah bagaimanakah persepsi warga masyarakat Rancaekek terhadap adanya industri, kompleks perumahan dan organisasi sosiai. Adakah bantuan dan manfaat pembelajaran dari organisasi sosial untuk adaptasi warga terhadap kondisi yang baru di Kecamatan Rancaekek ? Upaya organisasi sosial membantu adaptasi warga terhadap situasi yang baru merupakan satuan pembelajaran yang 'khas', sekaligus menjadi fokus penelitian.Penelitian bertujuan menemukan pemikiran mendasar konsep-konsep belajar dari organisasi sosial untuk membantu adaptasi warga dari kehidupan agraris kepada kondisi industri. Hal ini dapat diperoleh dari dimensi yang terkandung dalam unsur-unsur perencanaan, engorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan hasil belajar.Mengingat kompleknyamasalah, dan kedalaman tujuan penelitian, maka digunakan metode kualitatif naturalistik, agar keutuhan konteks dan interaksi edukasi secara keseluruhan dapat diperoleh suatu 'makna'. Informasi digali dari warga masyarakat yang merupakan satuan penelitian di Kecamatan Rancaekek. Tehnik yang digunakan wawancara mendalam dan observasi langsung ( human instrument), dengan menggunakan panduan yang sifatnya fleksibel dan saling melengkapi. Selanjutnya data dianalisis secara induktif yang menggiring ke arah perumusan 'konsep'.Dari hasil penelitian ditemukan keragaman persepsi warga terhadap adanya industri dan kondisi yang timbul; ada yang senang, bingung, pesimis, optimis. Organisasi sosiai merupakan 'aset sosial' yang menjadi benteng untuk mempertahankan dan mengembangkan kepribadian warga, beradaptasi dari kondisi agraris pada kehidupan yang berfokus industri. Organisasi sosial yang dimaksud adalah (1) Organisasi pengajian membantu pembinaan moral warga mulai dari usia anak sampai orang tua. (2) Organisasi RW-RT membina kesadaran kehidupan bertentangga dan bermasyarakat. (3) Organisasi PKK membantu aktualisasi ibu-ibu agar tercipta keluarga sehat sejahtera.(4) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) mengakomodasi aspirasi pemuda sebagai kader, membantu memasuki dan promosi kerja(5) Organisasi Koperasi membantu pemberdayaan usaha warga, (6) Organisasi PGRI berusaha menyalurkan aspirasi guru, dalam rangka pengembangan profesi dan pengabdian di masyarakat. (7) Organisasi Panti Asuhan-Jompo membina kepercayaan diri anak dan jompo, serta kepedulian sosial warga Organisasi sosial tersebut merupakan 'wahana' pembelajaran warga, peran dan fungsinya masih terbatas. Mereka kurang menyadari 'esensi belajar' bagi kehidupan, karena kesibukan kerja dan tuntutan materi, sehingga tidak sempat untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan kondisi yang baru. Para pembina yang bisa mencerminkan kredibilitas lembaga, kondisinya masih lemah dalam wawasan dan pendekatan pembelajaran. Kordinasi ketja antar lembaga kurang terpadu sehingga menyulitkan komunikasi dalam membantu kotinuitas program yang esensial, akibatnya interaksi binaan kurang bergairah, keberhasilan binaan yang semu dan formalistik. Hanya kelompok pengajian anak (TKA-TPA) yang cukup berkembang sebagai satuan belajar yang memancangkan 'budaya belajar' sejak dini. Keberadaan organisasi sosial umumnya telah lama mengakar dalam kehidupan warga masyarakat, memiliki posisi | d_pls_8803390_endang_danial_ar_table_of_content.pdf | d_pls_8803390_endang_danial_ar_chapter1.pdf | d_pls_8803390_endang_danial_ar_chapter2.pdf | d_pls_8803390_endang_danial_ar_chapter3.pdf | d_pls_8803390_endang_danial_ar_chapter4a.pdf | d_pls_8803390_endang_danial_ar_chapter5.pdf | d_pls_8803390_endang_danial_ar_bibliography.pdf | |
ENCO | MULYASA | PENGEMBANGAN MODEL ANDRAGOGI BAGI PEMBINAAN NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN : Studi Terfokus pada Pendidikan Keagamaan (Islam) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bandung | PPS UPI | ANDRAGOGI | Sutaryat Trisnamansyah, Djudju Sudjana, Ishak Abdulhak | 2002/01/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1493 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Masalah yang menjadi fokus studi ini adalah perlunya model andragogi bagi pembinaan narapidana perempuan di lembaga pemasyarakatan. Studi ini bertujuan untuk menemukan secara empiris model andragogi bagi pembinaan narapidana perempuan di lembaga pemasyarakatan, khususnya dalam pendidikan keagamaan (Islam).Konsep-konsep yang digunakan dalam studi ini terutama berkaitan dengan penciptaan iklim pembelajaran yang kondusif, pelibatan warga belajar dalam pembelajaran (belajar partisipatif), proses pendidikan di lembaga pemasyarakatan, perubahan mental melalui proses belajar, fenomena dan cara menanggulangi kejahatan, dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan keagamaan (Islam) sebagai salah satu jenis PLS.Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif, serta penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan engembangan ini merupakan suatu siklus yang berlapis, berulang, dan berkesinambungan, mulai dari penelitian preliminary, pengembangan produk awal (model hipotetik), pengujian kelayakan model sampai dihasilkannya model akhir yang dapat digunakan untuk memperbaiki suatu keadaan, proses, dan meningkatkan kualitas pembinaan narapidana perempuan di lembaga pemasyarakatan.Produk awal yang telah dikembangkan diuji kelayakannya secara bertahap, melalui analisis kualitas model, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan dilakukan revisi secara terus-menerus sampai dihasilkan model final yang disebut Model Andragogi hagi Pembinaan Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan, Khususnya dalam Pendidikan Keagamaan (Islam). Model ini terdiri atas tujuh komponen utama; yaitu rasional, tujuan, ruang lingkup dan paradigma model, tahapan model, produk model yang dikembangkan, kriteria keberhasilan, serta organisasi dan manajemen. Dari uji kelayakan, khususnya uji lapangan, serta untuk memberi kemudahan kepada para fasilitator di lapangan, model ini dilengkapi dengan suplemen tentang teknik pembelajaran orang dewasa, dan contoh program pembelajaran sebagai penerapan model.Secara keseluruhan, studi ini telah mencapai tujuan, yakni menghasilkan model andragogi bagi pembinaan narapidana perempuan di lembaga pemasyarakatan. Dari hasil uji lapangan disimpulkan bahwa model andragogi dapat meningkatkan kualitas pembinaan narapidana perempuan di lembaga pemasyarakatan, khususnya dalam pendidikan keagamaan (Islam). Pengembangan model ini memberikan dampak positif, baik terhadap fasilitator, narapidana, maupun lingkungan lembaga pemasyarakatan; dan menunjukkan adanya jaminan tentang kesinambungan (sustainability) model yang dikembangkan. Sehubungan dengan itu, direkomendasikan kepada berbagai pihak/lembaga untuk mengimplementasikan model ini dalam konteks yang lebih luas, sebagai suatu model pemasyarakatan narapidana. | d_pls_989836_enco_mulyasa_table_of_content(1).pdf | d_pls_989836_enco_mulyasa_chapter1(1).pdf | d_pls_989836_enco_mulyasa_chapter2(1).pdf | d_pls_989836_enco_mulyasa_chapter3(1).pdf | d_pls_989836_enco_mulyasa_chapter4a.pdf | d_pls_989836_enco_mulyasa_chapter5(1).pdf | d_pls_989836_enco_mulyasa_bibliography(1).pdf | d_pls_989836_enco_mulyasa_appendix(1).pdf |
NURLAN | KUSMAEDI | PEMBELAJARAN HIDUP SEHAT BAGI USIA LANJUT BERBASIS MASYARAKAT : Studi Pengembangan Model Pembelajaran Hidup Sehat Terpadu Menggunakan Pendekatan Gerogogi | PPS UPI | HIDUP SEHAT | Djudju Sudjana, Rusli Lutan, Endang Sumantri | 2004/01/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1493 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Pengembangan pembelajaran hidup sehat usia lanjut berbasis masyarakat sangat tergantung kepada disain, prosedur, metodologi, sistem dan pengembangan jaringan belajar serta sumber-sumber belajar yang dapat diakses dan digunakan. Pembelajaran hidup sehat usia lanjut didasari oleh usulan pemikiran dalam humanagogi bahwa bahwa proses pembelajaran yang dilakukan ditentukan oleh usia warga belajar dan perbedaan tugas-tugas perkembangan manusia dalam setiap rentangan usianya. Untuk pembelajaran usia anak-anak terutama di sekolah-sekolah dikenal istilah pedagogi, untuk usia dewasa dikenal istilah andragogi dan bagi usia lanjut dikenal istilah gerogogi atau eldergogi.Tujuan penelitian ini adalah mengungkap gambaran keberadaan dan kontinyuitas proses pembelajaran hidup sehat usia lanjut pada lembaga pemerintah dan non pemerintah, penerapan prosedur pembelajaran hidup sehat usia lanjut yang teijadi di lapangan pada tingkat individu maupun pada tingkat lembaga, pengaruh berbagai potensi masyarakat terhadap pembelajaran hidup sehat usia lanjut, upaya-upaya yang dilakukan oleh lembaga dalam mengembangkan pembelajaran hidup sehat usia lanjut, serta menawarkan model pembelajaran hidup sehat terpadu bagi usia lanjut berbasis masyarakat.Secara metodologis penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kualitatif dengan subjek terbatas, metode deskriptif dengan studi kasus serta prosedur penelitian dan pengembangan (research and development). Alur kegiatannya secara garis besar sampai tersusunnya model pembelajaran hidup sehat terpadu berbasis masyarakat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penelitian pendahuluan, penelitian lapangan, dan uji coba model menggunakan penelitian eksperimen dengan "control group pre and post test design". Subjek terbatas dengan studi kasus untuk penelitian lapangan yaitu lima orang usia lanjut dan lima buah lembaga tempat usia lanjut tersebut aktif berorganisasi di Kota Bandung dan Jatinangor. Subjek untuk uji coba model yaitu 30 orang, terdiri atas 15 orang kelompok eksperimen dan 15 orang kelompok kontrol. Semua subjek berusia di atas 60 tahun.Hasil penelitian lapangan adalah tersusunnya model pembelajaran hidup sehat terpadu bagi usia lanjut berbasis masyarakat yang dapat diimplementasikan di tingkat individu dan lembaga. Hasil uji coba model menggunakan penelitian eksperimen yaitu : (1) Terdapat perbedaan hasil antara tes awal (M = 121,8) dengan tes akhir (M = 122,6) dari kelompok kontrol untuk seluruh dimensi; (2) Terdapat perbedaan hasil antara tes awal (M - 122,4) dengan tes akhir (131,73) dari kelompok eksperimen untuk seluruh dimensi; (3) Hasil tes akhir untuk seluruh dimensi dari kelompok eksperimen (M = 131,73) lebih baik dibandingkan dengan hasil tes akhir kelompok kontrol (M = 122,6). Dalam kelompok eksperimen, melalui analisis kualitatif teridentifikasi 14 aspek yang harus diperbaiki. Pial ini bermakna bahwa model temuan akhir memadai untuk digunakan sebagai model pengembangan pembelajaran hidup sehat terpadu berbasis masyarakat oleh individu-individu dan lembaga usia lanjut.Penelitian ini berimplikasi praktis terhadap kebijakan pendidikan kesehatan nasional, misalnya diperlukan reorientasi pendidikan kesehatan di sekolah, keluarga, dan masyarakat, agar diarahkan kepada peningkatan pola pikir, sikap dan perilaku hidup sehat sepanjang hayat; Penggunaan iptek mutakhir secara aktif dalam proses pembelajaran hidup sehat merupakan dasar untuk mengantisipasi globalisasi seta perencanaan yang berorientasi ke msa depan hendaknya menjadi muatan kurikulum pendidikan sekolah dan luar olah.rekomendasikan untuk melakukan penelitian lanjutan menggunakan subjek penelitian dengan rentangan usia berbeda dan lebih luas, anggaran pembelajaran usia lanjut, sistem pendidikan usia lanjut, atau pendidikan pra usia lanjut; Hendaknya segera melakukan inovasi yang rasional, dengan mengadopsi kemajuan bidang pendidikan kesehatan negara-negara yang lebih maju dari Indonesia tanpa menghilangkan ciri khas budaya Indonesia; Bagi lembaga-lembaga PLS hendaknya lebih terbuka untuk membuka program-program pendidikan bagi para usia lanjut. | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_table_of_content.pdf | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_chapter1a.pdf | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_chapter2a.pdf | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_chapter3a.pdf | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_chapter4a.pdf | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_chapter5.pdf | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_bibliographya.pdf | d_pls_979822_nurlan_kusmaedi_appendixa.pdf |
UHAR | SUHARSAPUTRA | MANAJEMEN PENGEMBAGAN KINERJA GURU : Studi Tentang Kepemimpinan Entrepeuneur Kepala Sekolah , Budaya Sekolah , Dan Sistem kompensasi Terhadap Kreativitas dan Kinerja Inovatif Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kuningan | PPS UPI | Kinerja Guru | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Nanang Fattah | 2008/04/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1492 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | This research is aimed at finding out the phenomenon and description of various aspects which are related to the teacher's performance in the effort of developing it to be more creative and innovative in response to changing demands. The research purpose is to explain the influence of Entrepreneurial Leadershih of Principal, School Culture, Compensation System on Teachers Creativity and Innovative Performance in undertaking the role and tasks as an educator at Vocational High School in Kuningan Regency.The method used in this research is survey with causal design, and questionaere is the main instrument to collect data, supplemented with interview, observation and relevant documents. Population of this research is ail teachers of vocational high school that number 897 persons, sample size, using Slovin formula, 264 persons, and sampling technique is proportionate random sampling.The research results show that entrepreneurial leadership of principal, school culture, and compensation system have significant influence to teacher's creativity with determination coefficient 86,80%. and 55,89% for the influence to innovative performance, whereas, the overall influence of entrepreneurial leadership of principal, school culture, compensation system and teacher's creativity to innovative performance, the determination coefficient is 56,70%.Based on the findings, it can be concluded that: (1J the development of teacher's performance to be innovative can be undertaken through the implementation of entrepreneurial leadership of principal, developing school culture, implementation of appropriate compensation system, and developing teacher's creativity; (2) Entrepreneurial leadership of principal has a dominant influence to all of the factors, so that every effort to develop capability of principal to be entrepreneur leader will influence school culture, compensation system, teacher's creativity and innovative performance. The implication is that efforts to develop teacher's innovative performace and creativity needs integrated approach with the efforts to develop school organization and management through the development of principal competency in implementing entrepreneurial leadership in reforming and transforming school organization | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_table_of_content.pdf | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_chapter1.pdf | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_chapter2.pdf | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_chapter3.pdf | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_chapter4.pdf | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_chapter5.pdf | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_bibliography.pdf | d_adpen_054312_uhar_suharsaputra_appendix.pdf |
SUPRIYONO | NONE | PEMBERDAYAAN WARGA BELAJAR PADA KELOMPOK BELAJAR : Studi Pengembangan Model Pengelolaan Program Pembelajaran Paket B Kesetaraan melalui Kelompok Belajar | PPS UPI | KELOMPOK BELAJAR | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta, Endang Sumantri | 2002/08/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1491 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Ada beberapa kekeliruan/kesesalan pada pengelolaan program pembelajaran Kejar Paket B. Pertama, program Kejar Paket B sering diperlakukan sebagai target program yang keberhasil-annya diukur dari jumlah warga belajar yang direkrut dan/atau diluluskan secara kuantitatif. Kedua, proses pembelajaran dan pengelolaan program pembelajaran yang diterapkan seperti yang biasa diterapkan pada sekolah atau kursus, dengan meninggalkan prinsip-prinsip dan karakteristik sistem pendidikan luar sekolah. Ketiga, penerapan sistem peluncuran satuan kelompok belajar pada program kejar Paket B lebih bersifat sebagai sekolah atau kursus dari pada kelompok belajar itu sendiri. Berdasarkan alasan-alasan itu, dipandang perlu adanya revisi atau rekonstruksi kelompok belajar kepada konsep dasarnya, yakni sebagai sistem pembelajaran yang spesifik dan mandiri (outonomous leaming deUvery system) sesuai dengan karakteristik warga belajarnya.Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menemukan model pengelolaan program pembelajaran Kejar Paket B yang ditujukan membangun kepribadian warga belajar. Tujuan khusus penelitian difokuskan pada pengembangan rasa berdaya diri, rasa percaya diri, motivasi belajar, dan prestasi belajar; yang pada gilirannya warga belajar akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan berkepribadian mantap.Penelitian mengambil sampel di wilayah Kota dan Kabupaten Bandung, dilakukan selama delapan bulan, dari Juni 1999 sampai Maret 2000. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan (Borg dan Gali, 1979), dalam lima tahapan pokok: studi pendahuluan, korelasional, pilot studi, validasi eksperimental, dan penghalusan model temuan. Penelitian pendahuluan dan korelasional ditujukan untuk menemukan model hubungan sebab-akibat antara variabel terikat dan beberapa variabel bebas, khususnya variabel bebas yang akan dimanipulasi dalam pengembangan model. Penelitian korelasional ini melibatkan 16 satuan Kejar Paket B dengan 473 warga belajar sampel yang ditarik secara rambang berstrata. Meneliti 21 variabel, terdiri atas empat variabel terikat dan tujuh belas variabel bebas, termasuk di dalamnya tiga variabel pemberdayaan. Temuan penelitian korelasional digunakan sebagai landasan, pertimbangan, dan konsideran dalam mengembangkan kerangka konseptual model awal pengelolaan program pembelajaran yang diinginkan. Penelitian pilot studi ditujukan untuk mengembangkan model operasional Pengelolaan Program Pembelajaran Kejar Paket B yang menerapkan pendekatan pemberdayaan menuju peningkatan rasa berdaya diri, rasa percaya diri, motivasi belajar, dan prestasi belajar. Prosedur pilot studi melalui siklus: pemodelan, uji lapangan, evaluasi, dan revisi. Selama pilot studi, evaluasi dilakukan melalui refleksi dan diskusi-diskusi yang melibatkan tutor, penilik Dikmas, penyelenggara, dan sebagian warga belajar. Validasi teoritik terhadap model operasional yang dihasilkan pilot studi dilakukan melalui seminar, lokakarya, penilaian ahli, dan ujicoba terbatas. Penelitian eksperimental dilakukan untuk memvalidasi model operasional secara empirik. Penelitian eksperimental itu menggunakan disain non-equivalent control group (Borg dan Gali, 1979:559), melibatkan dua satuan Kejar Paket B sebagai sampel penelitian yang diambil secara puiposif. Temuan-temuan dari penelitian eksperimental itu, baik kuantitatif maupun kualitatif, digunakan untuk menghaluskan model operasional melalui forum seminar dalam skala lebih luas.Uji statistik yang digunakan meliputi regresi ganda, uji t, dan analisis kovarian. Melalui regresi ganda didapatkan gambaran pengaruh serempak yang signifikan dari beberapa variabel pemberdayaan (pelibatan warga belajar dalam pengelolaan kelompok belajar, pelibatan warga belajar dalam proses pembelajaran, dan variasi unsur-unsur dinamika kelompok) terhadap variabel-variabel rasa berdaya diri, rasa percaya diri, dan motivasi belajar (dengan diter-minasi masing-masing 32,42%, 17,21%, dan 6,64%), sedangkan terhadap variabel terikat prestasi belajar diterminasinya hanya 1,75%. Sedangkan 14 variabel bebas lainnya mengatri-busi sebesar 37,31% (terhadap rasa berdaya diri), 20,54% (terhadap rasa percaya diri), 9,87% (terhadap motivasi belajar), dan 12,42% (terhadap prestasi belajar).Uji t dan analisis kovarian terhadap data penelitian eksperimental memberikan bukti Pengelolaan Program Pembelajaran Kejar Paket B Berbasis Pemberdayaan efektif dalam meningkatkan rasa berdaya diri, rasa percaya diri, motivasi belajar, dan prestasi belajar, meskipun pada variabel motivasi belajar peningkatan sekor itu baru nampak bila sekor tes awal dieliminir sebagai kovariat. Temuan ini berarti bahwa pengelolaan program pembelajaran berbasis pemberdayaan memiliki pengaruh yang rendah saja terhadap variabel kriterium/terikat, khususnya pada motivasi belajar.Penghalusan dan validasi ulang terhadap model operasional (penelitian tahap ke lima) juga dilakukan melalui seminar dalam skala yang lebih luas bersama praktisi pengembang program pembelajaran PLS dari Balai Pengembangan Kegiatan Belajar/BPKB Jayagiri Lembang Bandung. Model operasional yang telah dihaluskan itu adalah model final dan produk akhir dari studi ini.Akhirnya, studi menyimpulkan bahwa aktivitas penelitian dan pengembangan yang dilakukan telah menghasilkan model final yang diberi nama "Model Pengelolaan Program Pembelajaran Kejar Paket B Berbasis Pemberdayaan". Model ini terdiri dari landasan filosofis, asumsi-asumsi, prinsip-prinsip, maksud dan tujuan, serta prosedur pengelolaan pembelajaran. Diskripsi model lebih diorientasi pada visi dan misi pembelajaran yang diuraikan secara garis-garis besarnya saja. Dalam masalah ini perancang dan praktisi pembelajaran Kejar Paket B bebas memperkayanya dalam praktek sehari-hari sepanjang tidak bertentangan atau mengurangi landasan, asumsi, dan prinsip yang digariskan. Sebagai acuan praktis, produk pengembangan berupa contoh-contoh pedoman: rekruting warga belajar, pelatihan tutor, pembentukan kelompok belajar, lokakarya kelompok belajar, mobilisasi partisipasi sumber daya orang tua dan masyarakat, serta beberapa contoh skenario metode pembelajaran.Ciri-ciri umum model yang dikembangkan studi isi relevan dengan kebutuhan komunitas PLS khususnya dan pembangunan pada umumnya. Pendekatan pemberdayaan, menghendaki adanya kesejahteraan dan tata kehidupan yang lebih baik. Dengan kata lain pemberdayaan menghendaki kesejahteraan yang rasional dan tata pemerintahan yang sesuai dengan hukum dan perundang-undangan. Proses pemberdayaan yang dikembangkan studi ini bisa menjadi salah satu model penguatan kelembagaan lokal (kelompok belajar) untuk meningkatkan daya tawar personal maupun kolektif di tengah masyarakat sebagai sahih satu ciri pemberdayaan.Berdasarkan proses dan temuan penelitian ini disarankan dan direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: (1) warga belajar Kejar Paket B perlu dilibatkan secara optimal dalam pengelolaan kelompok, proses pembelajaran, dan rekayasa dinamika kelompok; (2) perlu peningkatan pemberdayaan warga belajar; (3) para pengambil kebijakan, perancang, dan praktisi program Paket B harus menyadari dan mengerti bahwa kelompok belajar adalah bentuk khusus model peluncuran pembelajaran yang berbeda dengan sekolah atau kursus; (4) para awak sistem Kejar Paket B (tutor dan fasilitator) perlu memahami dan menerapkan pendekatan pemberdayaan khususnya dalam pelaksanaan pengelolaan pembelajaran; (5) para tutor memahami dan mengaplikasikan pendekatan akar rumput yang relevan dengan pendekatan pemberdayaan serta model belajar swaarah dan belajar partisipatif yang berpusat pada warga belajar; (6) kelompok belajar harus dikembangkan dan dikelola secara benar sehingga tumbuh secara mandiri dan berfungsi memberdayakan demokratisasi, kebebasan, partisipasi, kolaborasi, dan kesederajadan; (7) beberapa kelemahan dan keterbatasan studi ini perlu dipertimbangkan lebih dahulu dalam menerapkan model temuan studi dan menindak lanjuti penelitian. Beberapa tema penelitian lanjutan yang bisa dikembangkan misalnya eksperimentasi sejenis dengan desain yang lebih ketat, penelitian kelompok belajar pada Universitas Terbuka atau pada masyarakat pengguna internet/jaringan belajar global, tema efektivitas dan produktivitas kelompok belajar dengan desain longitudinal. | d_pls_979819_supriyono_table_of_content.pdf | d_pls_979819_supriyono_chapter1.pdf | d_pls_979819_supriyono_chapter2a.pdf | d_pls_979819_supriyono_chapter3.pdf | d_pls_979819_supriyono_chapter4a.pdf | d_pls_979819_supriyono_chapter5.pdf | d_pls_979819_supriyono_bibliography.pdf | d_pls_979819_supriyono_appendix.pdf |
DADANG | SUHARDAN | PENGAWASAN PROFESIONAL DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN | PPS UPI | Mutu Pembelajaran | Engkoswara, Moch Idochi Anwar | 2006/03/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1490 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Masalah menurunnya mutu pendidikan nasional disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah kurang berfungsinya sistem pengawasan pembelajaran di sekolah yang tidak dilakukan secara profesional, sehingga tidak dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Pengawasan pendidikan selama ini lebih berorientasi pada fisik administratif, yang kegiatannya menimbulkan kecemasan dan mengabaikan bantuan profesional yang dibutuhkan guru untuk memecahkan masalah akademik yang dihadapinya dalam pembelajaran.Penelitian pengawasan profesional terutama berlandaskan kajian konsep supervisi pendidikan, didukung konsep manajemen mutu, kepemimpinan pembelajaran dan budaya mutu di sekolah. Permasalahan yang diteliti mengungkap pengawasan profesional yang belum digunakan secara efektif dalam ujsaha meningkatkan mutu mengajar sehingga berdampak terhadap rendahnya mutu pembelajaran di dalam kelas yang ditangani guru. Penelitian bertujuan mengumpulkan data untuk dapat menarik kesimpulan sebagai bahan analisis. Data yang dikumpulkan tentang; strategi pengawasan, kegiatan pengawasan serta faktor pendukung dan penghambatnya.Metode penelitian menggunakan analisis kualitatif yang mendalam pada kondisi yang sebenarnya. Penelitian mengambil lokasi di SDN 1, 2, 3, 4 Komplek SDN Karang pawulang, Kecamatan Lengkong Kota Bandung.Penelitian menghasilkan temuan pokok : (I) Telah terjadi peningkatan dan efektivitas kesadaran dalam usaha pengawasan para kepala sekolah, dari pengawasan yang selama ini menekankan kepada pengawasan administratif kepada pengawasan profesional yang sasarannya pembelajaran, (2) Strategi pengawasan dilakukan dengan membuat kebijakan mutu yang mengikat, menerapkan MBS, pemberdayaan, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan menyediakan dana, sarana dan fasilitas, (3) Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah menerapkan asas pengawasan supervisi. (4) Faktor pendukung keberhasilan pengawasan dikarenakan komitmen dan kesadaran guru, transparansi, akuntabilitas kerja, dukungan masyarakat dan ketjasama. Sedangkan faktor penghambat terutama karena masih kuatnya sistem birokrasi kedinasan, pemindahan guru yang mendadak, rendahnya kesejahteraan guru dan kunjungan tamu yang terlalu banyak.Rekomendasi yang disampaikan berdasarkan temuan penelitian ini adalah : ( 1 ) perlunya intensifikasi pelaksanaan supervisi pembelajaran,(2) perlunya supervisor bidang studi sebagai tenaga akhli untuk mendukung kinerja pembelajaran guru dan kegiatan di KKG, (3) perlunya supervisi bantuan profesional yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran, (4) supervisor pendidikan fungsional perlu ditingkatkan kemampuan profesionalitasnya sejalan dengan tuntutan perkembangan "profesi" pengawas Pendidikan. | d_adpen_029747_dadang_suhardan_table_of_content.pdf | d_adpen_029747_dadang_suhardan_chapter1.pdf | d_adpen_029747_dadang_suhardan_chapter2.pdf | d_adpen_029747_dadang_suhardan_chapter3.pdf | d_adpen_029747_dadang_suhardan_chapter4.pdf | d_adpen_029747_dadang_suhardan_chapter5.pdf | d_adpen_029747_dadang_suhardan_bibliography.pdf | d_adpen_029747_dadang_suhardan_appendix.pdf |
M | ISHAQ | PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PENDIDIKAN TARUNA MANDIRI : Studi Terfokus pada Kehidupan Anak-anak Jalanan di Bandung | PPS UPI | PROGRAM PENDIDIKAN | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta, Endang Sumantri | 2000/11/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1489 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Pengembangan model program pendidikan Taruna Mandiri (studi terfokus pada kehidupan anak-anak jalanan di Bandung) ini didorong oleh adanya sosok anak-anak di Indonesia yang kian teraniaya dan tak sedikit yang terlempar ke jalan. Fenomena itu mengundang pertanyaan: seperti apakah kehidupan anak jalanan, apakah penyebab anak menjadi anak jalanan, serta model program pendidikan yang bagaimanakah yang dapat diterapkan sebagai upaya pemberdayaan anak jalanan? Studi ini bertujuan untuk mengembangkan model program pendidikan Taruna Mandiri, yakni serangkaian program pendidikan yang bergerak dalam upaya pemberdayaan masyarakat, penyadaran kewarganegaraan/disiplin nasional, pembinaan optimisme/mental wirausaha. Dengan meminjam prinsip conscientizacao, maka dalam model program pendidikan Taruna Mandiri setiap tahapan pembelajaran semua pihak yang berpartisipasi perlu melakukan refleksi. Prinsip ini sejalan dengan model quantum yang mengubah energi menjadi cahaya yang dalam model program pendidikan Taruna Mandiri ini diartikan sebagai upaya mengaktualisasikan mutiara terpendam melalui rumah singgah dan PKBM; pengembangan kreativitas, kesetaraan, pelatihan, bimbingan, belajar kelompok, dan community-based education (CBE).Pendekatan yang diterapkan dalam studi ini ialah pendekatan kualitatif; sedangkan metode penelitian yang dipilih ialah metode deskriptif-analitik dan penelitian pengembangan. Metode penelitian deskriptif-analitik ditetapkan dalam rangka eksplorasi tentang kehidupan anak jalanan dan penyebab anak menjadi anak jalanan; sedangkan metode penelitian pengembangan diterapkan dalam rangka pengembangan model program pendidikan Taruna Mandiri. Data dalam studi ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan, dan focus group discussion (FGD). Wawancara mendalam diterapkan untuk menggali data tentang kehidupan anak jalanan dan penyebab anak menjadi anak jalanan dengan informan 80 anak jalanan di Bandung. Pengamatan partisipatif dan FGD diterapkan untuk menggali data tentang kehidupan anak jalanan dan penyebab anak menjadi anak jalanan serta dalam pengembangan model program pendidikan Taruna Mandiri. Dari studi eksploratif ditemukan banyak anak yang mengalami penganiayaan fisik, emosional, dan seksual. Penganiayaan itu menjadi makin parah ketika suatu bangsa sedang mengalami krisis ekonomi, hukum, politik, dan moral. Akibatnya sebagian di antara anak-anak yang teraniaya itu kurang gizi, perhatian, pendidikan, kasih-sayang, kehangatan jiwa, serta kehilangan bak untuk bermain, bergembira, bermasyarakat, dan kemerdekaan; sehingga akhirnya menjadi anak jalanan. Setelah menjadi anak jalanan anak-anak mendapat penganiayaan lebih dahsyat dari komunitas jalanan dan aparat Mereka terancam kematian, kebodohan, putus-asa, rendah diri, terasing, trauma, krisis kepercayaan, dan terjangkit penyakit balas dendam. Mereka itu berasal dari berbagai latar ekonomi, pendidikan, dan budaya. Di masyarakat ada potensi pendukung program pemberdayaan anak jalanan, namun potensi itu belumdiaktualkan sehingga program pemberdayaan yang berlangsung di masyarakat kurang efektif.Dari studi pengembangan dihasilkan model program pendidikan Taruna Mandiri sebagai berikut: input program (raw input) meliputi (a) anak jalanan, (b) anak rentan ke jalan, (c) orang dewasa yang bersentuhan dengan kehidupan anak jalanan, dan (d) alumni yang ingin ikut belajar lagi. Proses pembelajaran dilaksanakan dalam wadah rumah singgah PKB M (anak jalanan dilayani di rumah singgah, sedangkan anak rentan ke jalan dan orang dewasa dilayani dalam wadah PKBM). Rumah singgah dan PKBM itu dipadukan dengan sekaligus menerapkan pendekatan kelompok dan CBE dan strategi pembelajaran partisipatif/kolaboratif. Program pendidikan yang terselenggara antara lain berupa: Kejar Usaha, Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SLTP, birnbel (bimbingan belajar), diktagama (pendidikan watak dan dialog keagamaan), latorma (pelatihan olahraga dan bermain), sinata (sinauwisata), lasentif (pelatihan seni dan kreativitas), kampanye KHA (konvensi hak-hak anak), FBR (forum berbagi rasa), dan pelatihan Taruna Mandiri. Materi belajarnya meliputi: (a) agama dan kewarganegaraan, (b) calistung (baca-tulis-hitung), (c) hidup bermasyarakat, (d) kreativitas dan wirausaha. Pelaksanaan program tersebut diperkuat dengan penerapan perpaduan antara, metode/prinsip pembelajaran quantum dan conscientizacao serta pemberian layanan konseling dan penerbitan majalah,' output program tersebut ialah meningkatnya kedisiplinan, kemandirian, dan tanggung jawab warga belajar. Hasil pengembangan model program ini menunjukkan, bahwa program pelatihan Taruna Mandiri telah berlangsung efektif dan dapat mempermantap program-program lainnya, termasuk Kejar Paket A setara SD dan Kejar Paket B setara SLTP.Implikasi studi ini antara lain: (1) para ilmuwan perlu memikirkan jalan keluar dari kompleksitas persoalan yang menghalangi kehangatan hubungan antara anak-anak jalanan dengan keluarga dan warga masyarakat di sekitarnya; (2) perlu adanya warga masyarakat yang bersedia menjadi keluarga pengganti bagi anak-anak jalanan yang teraniaya atau bentuk kepedulian lainnya, (3) modul-modul dan juklak hasil studi ini dapat diadaptasi oleh para pendidik anak jalanan; serta (4) langkah-langkah perintisan dan pengelolaan program dalam studi ini dapat diterapkan oleh pihak lain yang ingin mengadaptasi model program pendidikan Taruna Mandiri.Penyelenggaraan program pendidikan Taruna Mandiri telah berliasil memperce-rah masa depan anak jalanan di Bandung binaan Yayasan Limas. Jumlah anak yang telah menikmati program itu terlalu sedikit bila dibandingkan dengan jumlah anak jalanan yang belum tersentuh (termasuk anak jalanan baru yang masih bermunculan). Karena itu program pendidikan Taruna Mandiri perlu dilaksanakan terus dan diperluas jangkauannya termasuk anak-anak binaan lembaga lain dan juga anak-anak yang rentan ke jalan dengan penerapan kolaborasi maksimal (pelibatan lintas sektoral, lintas disiplin ilmu, dan lintas kawasan) yang disertai dengan studi lanjutan yang makin luas dan mendalam. | d_pls_979817_m_ishaq_table_of_content(1).pdf | d_pls_979817_m_ishaq_chapter1a.pdf | d_pls_979817_m_ishaq_chapter2a.pdf | d_pls_979817_m_ishaq_chapter3a.pdf | d_pls_979817_m_ishaq_chapter4a.pdf | d_pls_979817_m_ishaq_chapter5a.pdf | d_pls_979817_m_ishaq_bibliography(2).pdf | d_pls_979817_m_ishaq_appendixa.pdf |
AEP | SUKANDA | ALIH TEKNOLOGI KETEGAKERJAAN ASING SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TENAGA KERJA INDONESIA | PPS UPI | Ketegakerjaan Asing | Achmad Sanusi, Engkoswara, | 2005/07/15 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1488 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini difokuskan pada masalah "Optimalisasi kinetja guru dalam rangka peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di SMA Negeri di Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam".Melalui pendekatan penelitian naturalistik-kualitatif disimpulkan bahwa secara umum manajemen peningkatan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Besar harus dimaksudkan dalam rangka memberikan penghargaan kepada guru atas prestasi yang diraih para guru. Strategi peningkatan kineija guru hendaknya mempertimbangkan keterlibatan berbagai pihak, sehingga terwujudnya produktivitas sekolah, proses kegiatan sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, dan penumbuhan budaya mutu. Oleh karena itu strategi peningkatan kineija guru tersebut diarahkan pada upaya peningkatan mutu pembelajaran dan mutu kelembagaan sekolah. Pengembangan disain model untuk meningkatkan kineija guru SMA Negeri tersebut dapat dijadikan rujukan dalam merumuskan instrumen penilaian prestasi mengajarnya dalam rangka promosi kepegawaian. Secara khusus penelitian ini berkesimpulan bahwa: Pertama bahwa manajemen kinerja guru di SMA Negeri Kabupaten Aceh Besar mengacu pada kebijakan peningkatan mutu kineija, perencanaan kineija guru, guru, yang dilaksanakan melalui kegiatan penataran, workshop MGMP, pertemuan rutin, program sandaran, dan studi lanjut, serta pengawasan dan pengendalian kinerja guru secara intensif dilaksanakan oleh tingkat sekolah dan Dinas Pendidikan. Kedua, bahwa dalam implementasi peningkatan kineija guru SMA Negeri Kabupaten Aceh Besar turut ditentukan oleh faktor (a) kemampuan intelektual, kemampuan professional, motivasi, persepsi guru yang positif terhadap tugas pokok dan fungsinya; (b) struktur organisasi yang menjelaskan posisi dan peranan guru dalam proses pembelajaran; dan (c) lingkungan internat dan eksternal sekolah yang tercermin dalam kondisi kondusif dan budaya peningkatan mutu serta partisipasi masyarakat terhadap kelancaran proses pembelajaran. Ketiga, bahwa pengembangan model stratejik peningkatan kineija guru SMA tidak lepas dari konteks sistem penghargaan terhadap jabatan profesi dan pengembangan karier keguruan, yang ditujukan pada upaya menstandarisasi kineija guru sebagai SDM kependidikan yang bermutu dan kompetitif, sehingga dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Parameter yang dijadikan ukuran difokuskan pada komponen kompetensi pribadi (personal competencies), kompetensi profesional (professional competencies), dan kompetensi sosial (social competencies). Namun, komponen-komponen kineija tersebut perlu divalidasi berdasarkan pada dimensi-dimensi keperilakuan yang secara kasat mata (praktis) dapat diamati, yaitu komponen yang berkenaan dengan perilaku dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (task behavior) dan perilaku dalam hubungan antar manusia (humans behavior).Rekomendasi yang diajukan untuk kepala sekolah dan stakeholders pendidikan, ialah: Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar perlu merumuskan dan menyusun standar kineija guru SMA, terutama yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, kemampuan profesional, motivasi, tugas pokok dan fungsinya, serta kondisi lingkungan internal dan eksternal yang kondusif terhadap peningkatan budaya mutu proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. | d_adpen_029742_aep_sukanda_table_of_content.pdf | d_adpen_029742_aep_sukanda_chapter1.pdf | d_adpen_029742_aep_sukanda_chapter2.pdf | d_adpen_029742_aep_sukanda_chapter3.pdf | d_adpen_029742_aep_sukanda_chapter4.pdf | d_adpen_029742_aep_sukanda_chapter5.pdf | d_adpen_029742_aep_sukanda_bibliography.pdf | d_adpen_029742_aep_sukanda_appendix.pdf |
NASIR | USMAN | MANAJEMEN PENINGKATAN KINERJA GURU : Studi Deskriptif-Analitik Pada SMA Negeri Modal Bangsa dan SMA Negeri 1 Lampeuneurut Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam | PPS UPI | Kinerja Guru | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Nanang Fattah | 2007/08/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1487 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini difokuskan pada masalah "Optimalisasi kinetja guru dalam rangka peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di SMA Negeri di Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam".Melalui pendekatan penelitian naturalistik-kualitatif disimpulkan bahwa secara umum manajemen peningkatan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Besar harus dimaksudkan dalam rangka memberikan penghargaan kepada guru atas prestasi yang diraih para guru. Strategi peningkatan kineija guru hendaknya mempertimbangkan keterlibatan berbagai pihak, sehingga terwujudnya produktivitas sekolah, proses kegiatan sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, dan penumbuhan budaya mutu. Oleh karena itu strategi peningkatan kineija guru tersebut diarahkan pada upaya peningkatan mutu pembelajaran dan mutu kelembagaan sekolah. Pengembangan disain model untuk meningkatkan kineija guru SMA Negeri tersebut dapat dijadikan rujukan dalam merumuskan instrumen penilaian prestasi mengajarnya dalam rangka promosi kepegawaian. Secara khusus penelitian ini berkesimpulan bahwa: Pertama bahwa manajemen kinerja guru di SMA Negeri Kabupaten Aceh Besar mengacu pada kebijakan peningkatan mutu kineija, perencanaan kineija guru, guru, yang dilaksanakan melalui kegiatan penataran, workshop MGMP, pertemuan rutin, program sandaran, dan studi lanjut, serta pengawasan dan pengendalian kinerja guru secara intensif dilaksanakan oleh tingkat sekolah dan Dinas Pendidikan. Kedua, bahwa dalam implementasi peningkatan kineija guru SMA Negeri Kabupaten Aceh Besar turut ditentukan oleh faktor (a) kemampuan intelektual, kemampuan professional, motivasi, persepsi guru yang positif terhadap tugas pokok dan fungsinya; (b) struktur organisasi yang menjelaskan posisi dan peranan guru dalam proses pembelajaran; dan (c) lingkungan internat dan eksternal sekolah yang tercermin dalam kondisi kondusif dan budaya peningkatan mutu serta partisipasi masyarakat terhadap kelancaran proses pembelajaran. Ketiga, bahwa pengembangan model stratejik peningkatan kineija guru SMA tidak lepas dari konteks sistem penghargaan terhadap jabatan profesi dan pengembangan karier keguruan, yang ditujukan pada upaya menstandarisasi kineija guru sebagai SDM kependidikan yang bermutu dan kompetitif, sehingga dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Parameter yang dijadikan ukuran difokuskan pada komponen kompetensi pribadi (personal competencies), kompetensi profesional (professional competencies), dan kompetensi sosial (social competencies). Namun, komponen-komponen kineija tersebut perlu divalidasi berdasarkan pada dimensi-dimensi keperilakuan yang secara kasat mata (praktis) dapat diamati, yaitu komponen yang berkenaan dengan perilaku dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (task behavior) dan perilaku dalam hubungan antar manusia (humans behavior).Rekomendasi yang diajukan untuk kepala sekolah dan stakeholders pendidikan, ialah: Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar perlu merumuskan dan menyusun standar kineija guru SMA, terutama yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, kemampuan profesional, motivasi, tugas pokok dan fungsinya, serta kondisi lingkungan internal dan eksternal yang kondusif terhadap peningkatan budaya mutu proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. | d_adpen_029717_nasir_usman_table_of_content.pdf | d_adpen_029717_nasir_usman_chapter1.pdf | d_adpen_029717_nasir_usman_chapter2.pdf | d_adpen_029717_nasir_usman_chapter3.pdf | d_adpen_029717_nasir_usman_chapter4.pdf | d_adpen_029717_nasir_usman_chapter5.pdf | d_adpen_029717_nasir_usman_bibliography.pdf | d_adpen_029717_nasir_usman_appendix.pdf |
YUS | DARUSMAN | MODEL TRANSFORMASI MORAL EKONOMI PENGRAJIN MELALU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAK : Studi Kasus tentang Perubahan Sosial pada Masyarakat Pengrajin Bordir di Desa Tanjung Kabupaten Tasikmalaya | PPS UPI | EKONOMI | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta, Endang Sumantri | 2000/01/18 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1486 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Masalah moral ekonomi, dan transformasinya merupakan tema sentral dalam penelitian ini, karena berbagai ketegangan, kecemburuan, dan gejolak sosial yang terjadi dewasa ini banyak berkaitan dengan tatanan moral yang menyimpang dari aspek kemanusiaannya. Kondisi demikian, ternyata tidak terjadi pada masyarakat Desa Tanjung yang bercorak agraris tetapi aktivitas kesehariannya sebagai pengrajin bordir. Walaupun rata-rata tingkat pendidikannya hanya tamatan SD, namun masyarakat tampi! dalam tingkat kesejahtraan yang tinggi dan relatif stabil. Nilai-nilai religius, kewiraswastaan. dan kewirausahaan merupakan ciri-ciri perilaku ekonomi pengrajin yang berlandaskan moral.Masalah dalam penelitian ini adalah "apa sajakah yang menjadi latar nilai moral ekonomi pengrajin di Desa Tanjung dan bagaimanakah nilai-nilai tersebut ditransformasikan melalui kegiatan PIS". Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan latar nilai yang mendasari moral ekonomi pengrajin dan proses transformasinya melalui banyak ragam kegiatan PLS, dengan tujuan untuk menemukan model transformasi moral ekonomi pengrajin yang akan berguna bagi pembinaan masyarakat pengrajin lainnya.Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan penggunaan metode deskriptif analitik serta retrospektif. Teknik menggali data digunakan observasi partisipasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa moral ekonomi pengrajin bordir bersumber dari kerangka nilai tradisional, keagamaan, dan kapitalis yang diubahsuaikan ke dalam nilai yang relevan, sehingga menjadi fungsional-praktis bagi masyarakat pengrajin bordir.Model transformasi moral ekonomi pengrajin dilakukan melalui aktivitas PLS, yaitu dalam bentuk suatu tatanan atau strategi perubahan tata nilai yang meliputi pemilihan, pencampuran, dan penyesuaian nilai-nilai baru dengan nilai-nilai yang telah ada. Model tersebut dilakukan oleh kelompok masyarakat yang berperan sebagai kelompok pengubah, sehingga terbentuk tata nilai yang fungsional-praktis bagi usaha ekonomi kerajinan. Selanjutnya, nilai-nilai tersebut disebarluaskan kepada anggota masyarakat oleh beberapa kelompok masyarakat yang berperan sebagai kelompok penyebar.Hasil belajar dari kelompok pengubah berupa konsensus tentang nilai yang dianggap baik untuk diadopsi oleh anggota masyarakat; hasil belajar dari kelompok penyebar berupa perilaku bernilai, yang meliputi perilaku terampil, produktif, hemat, kreatif, inovatif, saleh, mandiri, kebersamaan, kompetitif, terbuka, dan daya juang yang tinggi.Dampak hasil belajar berupa masyarakat padat karya, padat keterampilan, padat usaha, padat penghasilan, dan padat kesejahtraan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang religius. Pada gilirannya terjadi mobilitas vertikal dan horisonta! dalam struktur sosial ke arah yang lebih beragam dan lebih berjenjang, sehingga semakin terhindar dari adanya kecenderungan terpolarisasi ke arah dua kutub ekstrim, yaitu semakin lebarnya jurang kaya dan miskin.Model ini dapat dijadikan contoh bagi masyarakat pengrajin lain, terutama masyarakat pengrajin bordir, baik pada tingkat pemula maupun tingkat lanjutan dalam upaya pengembangan dan pemantapan. | d_pls_969820_yus_darusman_table_of_content(1).pdf | d_pls_969820_yus_darusman_chapter1(1).pdf | d_pls_969820_yus_darusman_chapter2a.pdf | d_pls_969820_yus_darusman_chapter3(1).pdf | d_pls_969820_yus_darusman_chapter4a.pdf | d_pls_969820_yus_darusman_chapter5(1).pdf | d_pls_969820_yus_darusman_bibliography(1).pdf | d_pls_969820_yus_darusman_appendix(1).pdf |
JUNAIDI | H. MATSUM | INTERAKSI SOSIAL DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH: Studi Eksperimen Model Kelompok Belajar Kooperatif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa SLTP KORPRI Unit Universitas Pendidikan Indonesia | PPS UPI | Interaksi Sosial | Achamad Sanusi, Sudardja Adiwikarta, Nursid Sumaatmadja | 2001/02/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1485 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Junaidi H. Matsum. 2001. Interaksi Sosial dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah (Studi Eksperimen Model Kelompok Belajar Kooperatif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa SLTP KORPRI Unit Universitas Pendidikan Indonesia). PPS UPI. Masalah umum dalam penelitian ini adalah: "Bagaimanakah karakter model kelompok belajar kooperatif dan model kelompok belajar konvensional menampilkan derajat interaksi sosial siswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi?" Secara khusus pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) pola-pola sosiometri apakah di antara siswa SLTP?; (2) bentuk interaksi sosial apakah yang dominan antar siswa di SLTP?; (3) model kelompok belajar manakah di antara model kelompok belajar kooperatif dan model kelompok belajar konvensional yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar geografi siswa SLTP?; (4) apa-apa sajakah persepsi guru mengenai kelebihan dan kelemahan model kelompok belajar kooperatif?; dan (5) apa-apa sajakah pengalaman siswa mengenai kelebihan dan kelemahan model kelompok belajar kooperatif? Untuk mengkaji permasalahan tersebut digunakan teori-teori motivasi dan perilaku sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi metode deskriptif dan metode eksperimen dengan desain random kelompok kontrol tes awal-tes akhir. Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovariansi yang dilanjutkan dengan uji-t Dunnet. Temuan-temuan penelitian meliputi (1) pola sosiometri siswa SLTP beragam; (2) keijasama merupakan bentuk interaksi sosial yang dominan antar siswa di SLTP; (3) model kelompok belajar kooperatif lebih efektif daripada model kelompok belajar konvensional dalam meningkatkan hasil belajar geografi siswa SLTP; (4) siswa yang belajar dalam suatu kelompok demokratis dengan kerjasama yang efektif dapat meningkatkan hasil belajarnya; (5) persepsi guru mengenai kelebihan model kelompok belajar kooperatif menciptakan situasi yang kondusif bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memiliki sifat-sifat positif, dan memudahkan pencapaian tujuan pengajaran; (6) pengalaman siswa mengenai kelebihan model ini di sekolah dapat meningkatkan keberanian berkomunikasi, motivasi belajar, dan keterampilan berpikir kritis. Kelemahannya di sekolah diskusi berkecenderungan berkembang dan memerlukan waktu banyak. Pengalaman siswa mengenai kelebihan model ini di luar sekolah dapat meningkatkan kegiatan belajar membelajarkan dan mengembangkan pergaulan sosial. Kelemahannya di luar sekolah mengakibatkan waktu istirahat, bermain bersama di rumah menjadi berkurang, dan biasanya dapat menambah beban biaya serta psikologis orang tua. Rekomendasi yang diajukan di sini adalah penerapan model kelompok belajar kooperatif sebagai suatu alternatif model pengajaran mulai di SLTP sangat perlu dilakukan. | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_table_of_content_a.pdf | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_chapter1a.pdf | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_chapter2a.pdf | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_chapter3a.pdf | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_chapter4a.pdf | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_chapter5a.pdf | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_bibliography_a.pdf | d_ips_979813_junaidi_h_matsum_appendix_a.pdf |
MURNIATI | A.R | PEMBERDAYAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MELALUI MANAJEMEN STRATEJIK : Studi Tentang Penyelenggaraan SMK Negeri Untuk Menyiapkan Lulusan Yang Sesuai Dengan Kenutuhan Pasar Kerja di Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam | PPS UPI | Manajemen Stratejik | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Moch Idochi Anwar | 2005/01/03 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1484 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Fokus masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui manajemen stratejik untuk menyiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil" manajemen SMK, perumusan manajemen stratejik, dan implementasi manajemen stratejik dalam pemberdayaan SMK.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, subjek penelitian adalah: seluruh situasi, kondisi, dan lingkungan SMK, kepala sekolah, anggota internal sekolah, dan stakeholders Sekolah Menengah Kejuruan.Landasan teori untuk menganalisis temuan penelitian ini adalah manajemen stratejik. Teori ini didasarkan asumsi bahwa manajemen stratejik memiliki dasar yang kuat dalam memberdayakan seluruh sumber daya manusia sehingga stakeholders dapat berpartisipasi aktif untuk melakukan kerjasama, untuk memberikan penguatan kepada seiuruh personil organisasi agar dapat melakukan tugas sesuai dengan tuntutan kinerja tugas masing-masing.Temuan penelitian menunjukkan; Pertama, profil ketiga SMK memiliki standar yang baku sebagai organisasi sekolah kejuruan, ketiga SMK dapat melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan standar baku yang telah ditetapkan sesuai dengan kinerja sekolah kejuruan, hal ini dapat dilihat dari penataan struktur organisasi, kurikulum dan program, serta pemanfaatan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun fasilitasnya. Dari ketiga SMK tersebut, SMK Negeri 3 memiliki keunggulan dilihat dari struktur organisasi maupun programnya, SMK Negeri 3 memiliki struktur organisasi yang lebih rinci dan program yang optimal jika dibandingkan dengan SMK Negeri 1 dan 2. Kedua, ketiga SMK mengawali perumusan manajemen stratejik dengan menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, sehingga memudahkan mereka mengarahkan pencapaian tujuan organisasi sekolah kejuruan. Strategi dalam penetapan berbagai kebijakan dilakukan melalui musyawarah, namun dalam hal-hal tertentu kebijakan diambil oleh pimpinan sekolah. Ketiga, implementasi manajemen stratejik yang dilakukan ketiga SMK adalah dengan memberdayakan seluruh anggota internal dan eksternal sekolah secara proporsional. Dilihat dari implementasi manajemen stratejik, SMK Negeri 3 lebih mengoptimalkan peran-peran personil sekolah dalam melaksanakan program-programnya. Sedangkan SMK Negeri 1 dan 2 masih perlu mengoptimalkan peran stakeholders secara aktif agar memudahkan mereka melaksanakan program yang telah ditetapkan dalam upaya menjawab tuntutan pasar kerja. | d_adpen_019888_murniati_ar_table_of_content.pdf | d_adpen_019888_murniati_ar_chapter1.pdf | d_adpen_019888_murniati_ar_chapter2.pdf | d_adpen_019888_murniati_ar_chapter3.pdf | d_adpen_019888_murniati_ar_chapter4.pdf | d_adpen_019888_murniati_ar_chapter5.pdf | d_adpen_019888_murniati_ar_bibliography.pdf | d_adpen_019888_murniati_ar_appendix.pdf |
MOEDJADI | None | PENGARUH PERSAINGAN DAN ORGANISASI BELAJAR (LEARNING ORGANIZATION ) TERHADAP PROSES TRANSPORMASI KOMPETENSI INTELEKTUAL INDIVIDU MENJADI MODAL INTELEKTUAL ORGANISASI | PPS UPI | Learning Organization | Abdul Azis Wahab, Djam'an Satori | 2005/01/03 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1483 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis seberapa jauh pengaruh persaingan dan organisasi belajar, sebagai variabel independen, pada proses transformasi kompetensi intelektual individu, menjadi modal intelektual organisasi, sebagai variabel dependen.Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif analisis kuantitatif. Sebagai sampel ialah dosen-dosen yang beketja di empat universitas di Bandung, yaitu Universitas Pasundan, Universitas Widyatama, Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Katholik Parahyangan. Data dianalisis dengan menggunakan teknik kuantitatif dengan perangkat lunak SPSS versi 11 dan Lisrel versi 8,30.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi intelektual individu dosen di Universitas Pasundan masuk dalam kategori baik {skor rata-rata 78.4 %), Universitas Widyatama, baik (skor rata-rata 80,8 %), Universitas Kristen Maranatha, baik (skor rata-rata 78,6 %), dan Univcritas Katholik Parahyangan, baik (skor rata-rata 79,6 %). Secara keseluruhan kompetensi intelektual individu dosen masuk dalam kategori baik (skor rata-rata 79,36 %).Modal intelektual organisasi yang dimiliki kelompok dosen Universitas Pasundan masuk dalam kategori baik (skor rata-rata 75,9 %), Universitas Widyatama, sedang (skor rata-rata 73,2 %), "Universitas Krista i Maranatha, sedang (skor rata-rata 67,8 %), dan Universitas Katholik Parahyangan, sedang (skor rata-rata 73,9 %). Secara keseluruhan modal intelektual organisasi di universitas yang diteliti masuk dalam kategori sedang (skor rata-rata 72,70 %).Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas lingkungan belajar yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar untuk Universitas Pasundan masuk dalam kategori cukup baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif dan signifikan), Universitas Widyatama, cukup baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif dan signifikan). Universitas Kristen Maranatha, baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif, signifikan, dan > 0,5), dan Universitas Katholik Parahyangan, kurang baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif sebagian tidak signifikan).Pengaruh variabel kompetensi intelektual individu terhadap variabel dependen modal intelektual organisasi memberikan hasil sebagai berikut. Untuk keempat universitas, pengaruhnya sangat lemah (koefisien jalur p < 0,1) dan tidak signifikan..Pengaruh variabel organisasi belajar terhadap variabel modal intelektual organisasi tcijadi sebagai berikut. Pada Universitas Pasundan, pengaruhnya kuat (p - 0,43}, Universitas Widyatama, sangat kuat (p - 0,72), Universitas Kristen Maranatha, sangat kuat (p = 0,78), dan Universitas Katholik Parahyangan, kuat (p - 0.37).Pengaruh variabel persaingan terhadap variabel modal intelektual organisasi terjadi sebagai berikut. Pada Universitas Pasundan. pengaruhnya kuat (p = 0,42) dan | d_adpen_019834_moedjadi_table_of_content.pdf | d_adpen_019834_moedjadi_chapter1(1).pdf | d_adpen_019834_moedjadi_chapter2_b.pdf | d_adpen_019834_moedjadi_chapter3.pdf | d_adpen_019834_moedjadi_chapter4.pdf | d_adpen_019834_moedjadi_chapter5.pdf | d_adpen_019834_moedjadi_bibliography.pdf | d_adpen_019834_moedjadi_appendix.pdf |
ROCHANDA | WIRADINATA | MANAJEMEN PENGEMBANGAN KINERJA PERGURUAN TINGGI : Studi Tentang Pengaruh Kompetensi Individu, Kreativitas Pimpinan dan Faktor Lingkungan Terhadap Kinerja Universitas Swasta di Jawa Barat | PPS UPI | Kinerja | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Djam'an Satori | 2004/09/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1482 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Kinerja suatu perguruan tinggi ditentukan oieh kinerja pimpinan perguruan tinggi itu sendiri. Guna mencapai kinerja yang efektif diperlukan pimpinan yang berkualitas, karenanya perlu diberikan perhatian khusus pada kualitas pimpinan selaku pengelola dan pelaksana utama proses pendidikan, dan sekaligus penanggung jawab utama kinerja lembaganya. Kompetensi individu, dan kreativitas, serta faktor lingkungan diduga dapat mempengaruhi kinerja pimpinan yang merefleksikan kinerja universitas yang dipimpinnya.Berpijak pada teori administrasi pendidikan, sumber daya manusia, perilaku organisasi pendidikan dan aspek kepemimpinan, metoda penelitian digunakan metoda survey, pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan instrumen penelitian. Lokasi penelitian pada delapan universitas swasta di Jawa Barat, masing-masing empat universitas swasta di Kota Bandung dan di Luar Kota Bandung.Berdasarkan hasil pengolahan, analisis dan pengujian data, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Kompetensi individu, kreativitas, dan faktor lingkungan yang sebaiknya dimiliki dan dimanfaatkan pimpinan universitas adalah yang memiliki indikator-indikator yang teiah dihimpun berdasarkan teori dan hasil penelitian para ahii, dengan kualitas yang prima, (2) Pada kelompok universitas di Kota Bandung, keadaan kompetensi individu, kreativitas, dan faktor lingkungan, berkualifikasi antara kriteria agak tinggi dan tinggi. Kondisi yang demikian menghasilkan kualitas profil kepemimpinan tinggi, prestasi akademik agak tinggi dan sustainabilitas diantara agak kuat dan kuat. Pada kelompok universitas di Luar Kota Bandung, keadaan kompetensi individu, kreativitas, dan dukungan faktor lingkungan berkualifikasi agak tinggi menghasilkan kualitas profil kepemimpinan agak tinggi, prestasi akademik rendah dan sustainabilitas diantara lemah dan agak kuat; (3) Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi individu, kreativitas, faktor lingkungan, dengan profil kepemimpinan, prestasi akademik dan sustainabilitas baik pada kelompok universitas di Kota Bandung maupun di Luar Kota Bandung; (4) Pada kelompok universitas di Kota Bandung, hasil analisis regresi ganda dan analisis path, menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas kompetensi individu, kreativitas dan faktor lingkungan berpengaruh secara langsung,positif dan nyata terhadap profil kepemimpinan, dengan koefisien diterminasi (R2):0,410, dan Z:0,764. Pada universitas di Luar Kota Bandung, menunjukkan bahwa dari ketiga variabel bebas, kompetensi individu dan kreativitas berpengaruh secara langsung dan nyata, faktor lingkungan berpengaruh tidak nyata terhadap profil kepemimpinan dengan R2:0,264, dan Z:0,858; (5) Pada kelompok universitas di Kota Bandung, hasil regresi dan analisis path, menunjukkan bahwa profil kepemimpinan berpengaruh secara langsung positif dan nyata terhadap: prestasi akademik dengan R :0,375 dan Z:0,79l, sustainabilitas dengan R2:0,366 dan Z796, kinerja universitas dengan R2:0,371 dan Z.0,703 Pada universitas di Luar Kota Bandung menunjukkan R2:0,298 dengan Z:0,838; R2:0,319 dengan Z:0,825; R2: 0,204 dengan Z: 0,892. (6) Pada kelompok universitas di Kota Bandung, menunjukkan bahwa keempat variabel bebas, kompetensi individu, kreativitas, faktor lingkungan dan profil kepemimpinan berpengaruh positif dan nyata terhadap prestasi akademik dengan R2:0,498, Za;0,764 dan Zb:0,709. Pada kelompok universitas di Luar Kota Bandung, menunjukkan bahwa tiga variabel bebas, yaitu kompetensi individu, kreativitas, dan profil kepemimpinan berpengaruh positif dan nyata terhadap prestasi akademik dengan R2:0,247, Za:0,858 dan Zb:0,868, sedangkan faktor lingkungan berpengaruh positif tetapi tidak segnifikan secara statistik; (7) Pada kelompok universitas di Kota Bandung, hasil analisis menunjukkan bahwa keempat variabel bebas, kompetensi individu, kreativitas, faktor lingkungan dan profil kepemimpinan berpengaruh positif dan nyata terhadap sustainabilitas. dengan R2:0,530, Za:0,764 dan Zb:0,686. Pada kelompok universitas di Luar Kota Bandung menunjukkan bahwa keempat variabel bebas kompetensi individu, kreativitas, faktor lingkungan dan profil kepemimpinan berpengaruh positif dan nyata terhadap sustainabilitas dengan R2.0,324, Za:0,858 dan Zb.0,822, (S) Pada kelompok universitas di Kota Bandung, hasil analisis menunjukkan bahwa keempat variabel bebas, kompetensi individu, kreativitas, faktor lingkungan, dan profil kepemimpinan berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja universitas dengan R2:0,509, Za:0,764 dan Zb:0,701. Pada kelompok universitas di Luar Kota Bandung, menunjukkan bahwa tiga variabel bebas yaitu kompetensi individu, kreativitas dan profil kepemimpinan berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja universitas dengan R2:0,343, Za:0,S58 dan Zb.0,811, sedangkan faktor lingkungan berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan secara statistik. (9) Pengaruh kompetensi individu, kreativitas, faktor lingkungan terhadap prestasi akademik dan sustainabilitas universitas yang dipimpinnya, berbeda-beda kekuatannya. Dari hasil uji beda terungkap bahwa keseluruhan variabel yang diuji yaitu kompetensi individu, kreativitas, dan faktor lingkungan, pada universitas di Kota Bandung berbeda nyata dengan universitas di Luar Kota Bandung, demikian pula dengan profil kepemimpinan, prestasi akademik, dan sustainabilitas menunjukkan hal yang sama. | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_table_of_content.pdf | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_chapter1.pdf | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_chapter2.pdf | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_chapter3.pdf | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_chapter4.pdf | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_chapter5.pdf | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_bibliography.pdf | d_adpen_019826_rochanda_wiradinata_appendix.pdf |
BAMBANG | SUDARYANA | PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL DAN LATIHAN JABATAN TERHADAP KUALITAS KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH | PPS UPI | Kualitas Kinerja | Mohammad Fakri Gaffar, Engkoswara | 2005/09/01 | 2013/01/10 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1481 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Di era otonomi daerah, semakin diperlukan upaya meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah yang tinggi agar mampu berkineija tinggi dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya. Masalah kualitas Kineija aparatur pemerintah daerah dalam pelayanan publik merupakan isu-isu sentral yang berkembang secara aktual yang harus disinergikan dengan Kebijakan Pengembangan Kemampuan Profesional. Masalah penelitian ini adalah Seberapa besar pengaruh kebijakan, Latar Belakang Pendidikan, Diklat Penjenjangan Struktural, dan Diklat Teknis Fungsional terhadap Kualitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Tujuan penelitian ini adalah mempelajari, mengkaji dan menganalisis tentang pengaruh antara kebijakan pengembangan kemampuan profesional, latar belakang pendidikan aparatur pemerintah daerah, dan peningkatan kualitas kinerja aparatur pemerintah daerah.Landasan teoritik penelitian teori-teori kebijakan dari William N. Dunn , Teori Pengembangan Kemampuan Profesional dari Supriatna, teori Kinerja menggunakan konsep Mangkunegara yang dilengkapi oleh teori-teori profesionalisme yang lain. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan korelasional dan teknik analisis induktif yang dilengkapi analisis deskriptif. Metode statistik yang digunakan adalah statistik regresi, korelasi produet moment, korelasi parsial, dan Path analysis. Pengumpulan data dilakukan dengan kombinasi penyebaran kuesioner, wawancara, observasi dan studi kepustakaan.Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa Diklat Teknis Fungsional merupakan variabel yang paling besar dalam mempengaruhi Kualitas Kinerja aparatur yaitu sebesar 27,270%, Kebijakan 11,813%, Diklat Penjenjangan Struktural 6,9% dan terakhir Latar Belakang Pendidikan sebesar 5,8%. Jumlah pengaruh keseluruhan terhadap Kualitas Kinerja aparatur adalah sebesar 51,782%Secara umum dapat disimpulkan, bahwa kebijakan, latar belakang pendidikan, dan pelatihan jabatan melalui Diklat Penjenjangan Struktural dan Teknis Fungsional belum dapat dilaksanakan secara efektif, sehingga belum dapat memberikan pengaruh yang optimal terhadap kualitas Kinerja aparatur pemerintah daerah. Pemerintah Kota Tasikmalaya akan segera melakukan perbaikan, agar kualitas kinerja aparatur pemerintah daerahnya meningkat. | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_table_of_content.pdf | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_chapter1.pdf | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_chapter2.pdf | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_chapter3.pdf | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_chapter4.pdf | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_chapter5.pdf | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_bibliography.pdf | d_adpen_019817_bambang_sudaryana_appendix.pdf |
DAENG | ARIFIN | FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA PIMPINAN DAN MUTU SEKOLAH | PPS UPI | Kinerja, Mutu Sekolah | Mohammad Fakri Gaffar, Engkoswara | 2004/01/02 | 2013/01/09 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1480 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji motivasi, kompetensi, kepemim pinan, kesejahteraan dan lingkungan kerja kepala sekolah serta pengaruhnya terhadap kineija kepala sekolah dan mutu sekolah (SMP Negeri).Masalah yang diteliti, yaitu: seberapa besar pengaruh variabel motivasi kerja, kompetensi, kepemimpinan, kesejahteraan, dan lingkungan keija kepala sekolah terhadap kineija kepala sekolah dan mutu sekolah (SMP Negeri) di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung.Metode yang digunakan adalah metode survey deskriptif dengan populasi penelitian sebanyak 75 orang kepala SMP Negeri di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, yang sekaligus responden penelitiaa Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner sedangkan teknik analisis data yang digunakan analisis jalur (path analysis) serta data mentah yang dikumpulkan di transformasikan dahulu menjadi data interval melalui metode suksesif interval (method of successive).Hasil pengujian menunjukkan bahwa motivasi kerja, kompetensi, kepemim pinan, kesejahteraan dan lingkungan keija (X], X2, X3, X4, Xs) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan (2.331) atau 23,31%) terhadap kineija kepala sekolah dan mutu sekolah (Yi) dan (Y2) sedangkan sisanya (Pye) sebesar 76,69% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel Xj, X2, X3, X4, X„vPengujian secara parsial menunjukkan bahwa masing-masing variabel berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kineija kepala sekolah dan mutu sekolah, pengaruh yang di tunjukkan oleh motivasi kerja (Xj) sebesar PyXi = 0,99 atau sebesar 99 %, pengaruh yang di tunjukkan oleh variabel kompetensi (X2) sebesar PyX2 = 0,63 atau 63 %, pengaruh yang di tunjukkan oleh variabel kepemimpinan (X3) sebesar PyX3 = 0,236 atau 23,60 %, pengaruh yang di tunjukkan oleh variabel kesejahteraan (X>) sebesar PyX4 = 0,84 atau 84%, pengaruh yang di tunjukkan oleh variabel 1 ingkungan keij a (X5) sebesar PyX5 = 0,22 8 atau 22,80%.Selain itu ada hubungan korelasi antara motivasi kerja (Xi), kompetensi (X2), kepemimpinan (Xj), kesejahteraan (X4), dan lingkungan keija (X5) sebesar 2,331 atau 23.31 % dengan sifat hubungan berkorelasi positif.Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka dinas terkait sebagai pembuat kebijakan perlu membuat program-program yang dapat meningkatkan motivasi, kompetensi, kepemimpinan, kesejahteraan dan menciptakan lingkungan kerja kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kineija kepala sekolah dan mutu sekolah. | d_adpen_019809_daeng_arifin_table_of_content.pdf | d_adpen_019809_daeng_arifin_chapter1.pdf | d_adpen_019809_daeng_arifin_chapter2.pdf | d_adpen_019809_daeng_arifin_chapter3.pdf | d_adpen_019809_daeng_arifin_chapter4.pdf | d_adpen_019809_daeng_arifin_chapter5.pdf | d_adpen_019809_daeng_arifin_bibliography.pdf | d_adpen_019809_daeng_arifin_appendix.pdf |
KARDOYO | None | PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH | PPS UPI | Kepemimpinan | TB Abin Syamsuddin Makmun, Moch Idochi Anwar | 2005/06/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1479 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat besar atas keberhasilan sekolah, sebab sekolah yang efektif ditentukan oleh kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif. Untuk dapat menjalankan perannya membutuhkan biaya yang besar, sementara ini sumber dana dari pemerintah terbatas maka membutuhkan partisipasi masyarakat melalui Komite Sekolah. Penelitian ini ingin mengetahui konstribusi kepemimpinan Kepala Sekolah, pembiayaan pendidikan, dan peran Komite Sekolah terhadap kinerja sekolah.Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post-facto, deskriptif-evaluatif-korelasional. Populasi penelitian terdiri dari sekolah dan guru SMA se-Kota Semarang. Sampel diambil secara area dari SMA 1,12, dan 15 Semarang dan guru 198 orang. Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas: kepemimpinan Kepaia Sekolah, pembiayaan pendidikan, dan peran Komite Sekolah. Variabel terikat: kinerja sekolah yang terdiri dari mutu proses belajar mengajar dan mutu lulusan. Pengumpulan data mempergunakan kuesioner, dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data dianalisis dengan deskriptif, dan path anatysis.Kepemimpinan Kepala Sekolah, pembiayaan pendidikan, dan peran Komite Sekolah secara silmutan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar sebesar 71,36% sedang terhadap mutu lulusan sebesar 60,44%. Kepemimpinan Kepaia Sekolah secara langsung berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar sebesar 28,26% melalui pembiayaan pendidikan 1,91%; melalui peran Komite Sekolah 12,68%; sedangkan kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh langsung terhadap mutu lulusan 13,21% melalui pembiayaan pendidikan 3,99%; melalui peran Komite Sekolah 8%. Pengaruh langsung pembiayaan pendidikan terhadap mutu proses belajar mengajar 0,99%; melalui peran Komite Sekolah 0,75%; sedangkan pengaruh langsung pembiayaan pendidikan terhadap mutu lulusan 9,29%; melalui peran Komite Sekolah 2,13%. Pengaruh langsung peran Komite Sekolah terhadap mutu proses belajar 11,40%; terhadap mutu lulusan adalah sebesar 9,70%. Pengaruh mutu lulusan terhadap mutu proses sebesar 37,50%.Temuan penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam rekrutmen, seleksi, pengangkatan, penempatan, dan kompensasi Kepala Sekolah dan menentukan model konseptual kinerja Kepala Sekolah; membantu dalam pengelolaan keuangan pendidikan dengan mendirikan sekolah swadana; membantu peningkatan peran Komite Sekolah melalui ukuran kinerja Komite Sekolah, mewujudkan mutu proses belajar mengajar menjadi ukuran kinerja guru, dan masih diperlukannya peran pemerintah dalam evaluasi. | d_adpen_009852_kardoyo_table_of_content(1).pdf | d_adpen_009852_kardoyo_chapter1(1).pdf | d_adpen_009852_kardoyo_chapter2_a.pdf | d_adpen_009852_kardoyo_chapter3(1).pdf | d_adpen_009852_kardoyo_chapter4_a.pdf | d_adpen_009852_kardoyo_chapter5(1).pdf | d_adpen_009852_kardoyo_bibliography(1).pdf | d_adpen_009852_kardoyo_appendix(1).pdf |
P.M | LAWALATA | PENGARUH PERSEPSI DAN KEBIASAAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PERFORMANS ADMINISTRASI KEPALA SEKOLAH DASAR DI SULAWESI SELATAN | PPS UPI | Kepemimpinan | Achmad Sanusi, Sikun Pribadi | 1980/09/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1478 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Dengan selesainya disertasi ini, pada tempatnya promovendus menyampaikan ucapan terima kasih, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan dari sejak persiapan penelitian hingga penyelesaian disertasi iniBerkenaan dengan bantuan-bantuan di atas, pada kesempatan ini pertama-tama disampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia yang telah berumrah hati memberikan kesempatan bagi promovendus mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana IKIP Bandung.Ucapan terima kasih juga disampaikam kepada Bapak Rektor IKIP Bandung, Pimpinan dan selmruh staf Sekolah Pasca Sarjana IKIP Bandung demikian juga kepada Dekan FIP IKIP Bandung beserta stafnya atas bantuan fasilitas yang telah diberikan selama studi di IKIP Bandung.Selama studi di Sekolah Pasca Sarjana-IKIP Bandung, promovendus menerima berbagai bantuan dan fasilitas dari Rektor IKIP Ujung Pandang beserta staf, Dekan beserta seluruh Civitas Akademika FIP IKIP Ujung Pandang, Atas segala bantuan ini, diucapkan banyak terima kasih.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Kepala Perwakilaii Departemen P dan K Propinsi Sulawesi Selatan beserta Sekretaris dan staf ( yang pada saat | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_table_of_content.pdf | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_chapter1_a.pdf | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_chapter2_a.pdf | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_chapter3_a.pdf | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_chapter4_a.pdf | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_chapter5_a.pdf | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_bibliography_a.pdf | d_adpen_024-a17_p.m.lawalata_appendix_a.pdf |
IDRUS | AFFANDI | KEPELOPORAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA DALAM PENDIDIKAN POLITIK: Suatu Analisis Tentang Pengembangan Kepemimpinan dalam Perspektif Budaya Politik Pemuda di Jawa Barat | PPS UPI | Organisasi Kemasyarakatan | Said Hamid Hasan, Nana Syaodih Sukmadinata, R Ibrahim | 1995/01/02 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1477 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | None | d_ips_9133416_idrus_affandi_table_of_content.pdf | d_ips_9133416_idrus_affandi_chapter1.pdf | d_ips_9133416_idrus_affandi_chapter2.pdf | d_ips_9133416_idrus_affandi_chapter3.pdf | d_ips_9133416_idrus_affandi_chapter4.pdf | d_ips_9133416_idrus_affandi_chapter5.pdf | ||
BADENI | None | PENDIDIKAN EKONOMI DALAM MEMBELAJARKAN DAN MEMBINA PERILAKU SISWA DALAM BERKOPERASI: Studi Kualitatif Mengenai Partisipasi Siswa Dalam Berkoperasi ai SLTA Kodya Bandung | PPS UPI | Pendidikan Ekonomi | Achmad Sanusi, Sudardja Adiwikarta, Muhammad Nu'man Somantri | 2000/01/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1476 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua alasan berikut. Pertama, dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa koperasi berperan sebagai soko guru ekonomi rakyat. Hal ini akan tercapai apabila bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cukup berkemampuan dan berketrampilan menjalankan koperasi. Kedua, adanya suatu pemikiran tentang pentingnya peningkatan SDM ekonomi dalam menghadapi era globalisasi yang semakin kompleks. Dalam era ini tidak hanya dituntut pengembangan SDM yang menguasai Iptek secara produktif, melainkan yang lebih penting adalah mampu memanfaatkan peluang bisnis secara tepat dan efisien. Pengembangan SDM yang demikian memerlukan suatu model pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis konseptual, melainkan juga pengalaman berlatih menjalankan bisnis sehingga mereka mampu berkoperasi dan berwirausaha. Ada empat pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana kondisi Kopsis dan pembelajaran berkoperasi yang ada dewasa ini dan mengapa demikian? Kedua, aktivitas-aktivitas apa yang dilakukan oleh guru dan pembina agar Kopsis bisa berkembang dan berfungsi sebagai organisasi ekonomi dan lab ekonomi siswa sehingga mampu meningkatkan pengalaman, kemampuan, ketram-pilan berkoperasi dan berbisnis? Ketiga, seperti apa model dan metode pembelajaran dan pembinaan siswa dalam berkoperasi dan berwirausaha yang sekarang diterapkan oleh guru ekonomi dan pembina Kopsis dalam meningkatkan manfaat Kopsis, efektivitas partisipasi siswa, dan mengembangkan Kopsis? Keempat, seberapa jauh hasil pembelajaran dan pembinaan perilaku siswa yang telah dicapai dengan program, model pembelajaran dan metode pembinaan yang telah diterapkan oleh para guru (ekonomi) dan pembina Kopsis? Metode naturalistik-kualitatif dipakai dalam penelitian ini dengan peneliti sebagai instrumennya. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen di SLA Kotamadya Bandung. Validitas dan reliabilitas data diperoleh dengan memperpanjang masa penelitian dibarengi dengan ketekunan, kerutinan, dan keterlibatan, di samping melakukan triangulasi, diskusi, member chek, transferabilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan dilengkapi dengan referensi. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah dan wakilnya, pembina Kopsis, guru ekonomi, guru pada umumnya, pengurus dan staf Kopsis, pengawas Kopsis, aktivis Kopsis dan para siswa serta lembaga terkait Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa hal berikut ini. Pertama, hambatan utama pembelajaran dan pembinaan siswa dalam berkoperasi adalah adanya keterbatasan ruang dan waktu bagi para siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan Kopsis. Kedua,, pelaksanaan model pendidikan koperasi terpadu dengan sekolah sebagai laboratorium siswa dalam berkoperasi mengisyaratkan dapat dimanfaatkan untuk (1) mengatasi hambatan peningkatan persepsi, motivasi dan sikap serta peningkatan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam berkoperasi; (2) meningkatkan efektifitas fungsi dan tujuan Kopsis sebagai lab pendidikan ekonomi (koperasi) dan organisasi ekonomi siswa; (3) meningkatkan pencapaian nilai-nilai pendidikan koperasi. Ketiga, kondisi Kopsis belum menampilkan suatu profil Kopsis yang benar-benar mampu berkembang sesuai dengan hakekat, fungsi dan tujuan Kopsis yang diharapkan. Keempat, Kopsis akan berkembang, berfungsi sesuai | d_ips_9333139_badeni_table_of_content.pdf | d_ips_9333139_badeni_chapter1.pdf | d_ips_9333139_badeni_chapter2a.pdf | d_ips_9333139_badeni_chapter3.pdf | d_ips_9333139_badeni_chapter4a.pdf | d_ips_9333139_badeni_chapter5.pdf | d_ips_9333139_badeni_bibliography.pdf | d_ips_9333139_badeni_appendix.pdf |
SUKADI | None | PENDIDIKAN IPS SEBAGAI REKONSTRUKSI PENGALAMAN BUDAYA BERBASIS IDEOLOGI TRI H ITA KARAM: Studi Etnografi tentang Pengaruh Masyarakat terhadap Program Pendidikan IPS pada SMU Negeri 1 Ubud, Bali | PPS UPI | Rekonstruksi Pengalaman | Nu'man Somantri, Abdul Azis Wahab, Rochiati Wiriaatmadja, Nengah Bawa A | 2006/06/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1475 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini secara umum bertujuan menjelaskan pola hubungan antara konteks sosial budaya masyarakat Bali (baik pada lingkup kehidupan masyarakat lokal, nasional, maupun lingkup kehidupan pariwisata globalnyal) dan penyelenggaraan program Pendidikan IPS pada SMU Negeri 1 Ubud yang berbasis ideologi Tri Hita Karana, serta dampaknya terhadap pencapaian tujuan Pendidikan IPS dalam rangka pembentukan generasi muda siswa modem berwatak Bali. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian etnografi pendidikan pada kasus di SMU Negeri 1 Ubud. Subjek penelitian ini melibatkan informan kepala sekolah, beberapa orang guni dan siswa, ketua komite sekolah, dan beberapa partisipan masyarakat yang dipilih secara purpossive dan dengan teknik snowbail. Responden siswa juga dipilih untuk kepentingan pengukuran hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik stratifled proportionaf random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi partisipasi, wawancara mendalam, diksusi kelompok dan kelas, penyebaran inventori nilai, pemberian tes, dan pemberian angket. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konteks sosial budaya masyarakat Bali dalam lingkup kehidupan masyarakat lokal, lingkup kehidupan berbangsa, dan lingkup kehidupan pariwisata global memberikan landasan dalam pengembangan visi, misi, dan pelaksanaan program Pendidikan IPS di SMU Negeri Ubud berbasis idelogi Tri Hita Karana. Ini menunjukkan bahwa konteks sosial budaya masyarakat Bali memberikan basis bagi proses reproduksi budaya dalam penyelenggaraan program Pendidikan IPS yang lebih dimaknai guru-guru dan siswa sebagai proses pemberdayaan peserta didik yang memungkinkan mereka memiliki dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan, nilai-nilai dan sikap, serta keterampilan sosial secara partisipatif dalam pembelajaran terhadap kehidupan sosial budaya lokal, nasional, dan global. Pendidikan IPS seperti ini diyakini telah menghasilkan generasi muda modem berwatak Bali, yang antara lain diindikasikan oleh orientasi nilai modem siswa yang cukup, pemahaman sosial budaya dan agama Hindu yang cukup baik, pemahaman konsep Tri Hita Karana yang cukup, orentasi nilai Tri Hita Karana yang tinggi, praktik kehidupan Tri Hita Karana yang cukup tinggi, serta kecenderungan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan menjadi wiraswastawan setelah tamat setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ada indikasi pula bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam orientasi nilai modem dan nilai Tri H i ia Karana siswa berdasarkan klasifikasi gender. Sesuai dengan hasil penelitian di atas diajukanlah rekomendasi kebijakan, antara lain: perlunya mengembangkan kurikulum Pendidikan IPS menggunakan pendekatan rekonstruksi sosial, mengembangkan iklim lingkungan belajar berbasis ajaran dan tradisi Hindu dan penerapan kepemimpinan demokratis: dan kebutuhan mengembangkan mode! belajar dan pembelajaran kontekstual, sumber dan media belajar Pendidikan IPS, dan asesmen autentik. | d_ips_009855_sukadi_table_of_content.pdf | d_ips_009855_sukadi_chapter1.pdf | d_ips_009855_sukadi_chapter2a.pdf | d_ips_009855_sukadi_chapter3.pdf | d_ips_009855_sukadi_chapter4a.pdf | d_ips_009855_sukadi_chapter5a.pdf | d_ips_009855_sukadi_bibliography.pdf | d_ips_009855_sukadi_appendix.pdf |
SAHAT | SARAGIH | MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK | PPS UPI | MATEMATIKA REALISTIK | Dian Amarto, Jozua Sabandar, Kartasasmita | 2007/07/02 | 2013/01/09 | Disertasi | Matematika | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1474 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berfikir logis, komunikasi matematika dan sikap siswa terhadap matematika yang merupakan hasil dari proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Perubahan proses pembelajaran dari paradigma mengajar (berpusat pada guru) menjadi paradigma belajar (berpusat pada siswa) harus dilakukan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Penelitian eksprimental dengan disain kelompok kontrol pretes-postes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berfikir logis, kemampuan komunikasi matematik, dan sikap positif terhadap matematika, serta kineija dan pola jawaban siswa. Subyek populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri se Kodya Medan yang berasal dari sekolah level sedang (menengah). Secara acak, terpilih dua sekolah sebagai subyek penelitian. Kemudian dari setiap sekolah dipilih secara acak dua kelas dari beberapa kelas I yang paralel. Kelas eksprimen diberi perlakuan Pendekatan Matematika Realistik (PMR), dan kelas kontrol diberi perlakuan Pendekatan Matematika Biasa (PMB). Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan berfikir logis, tes kemampuan komunikasi matematik, angket sikap skala Likert, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,809 dan 0,875 berturut-turut untuk kemampuan berfikir logis dan kemampuan komunikasi matematik. Analisis data dilakukan dengan Uji t dan Anava dua jalur. Hasil utama dari penelitian ini adalah secara keseluruhan siswa yang pembelajarannya dengan PMR secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berfikir logis, komunikasi matematik dan sikap positif terhadap matematika dibandingkan siswa yang pembelajarannya dengan PMB. Berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah), siswa berkemampuan sedang dan rendah menunjukkan perbedaan yang signifikan, tetapi tidak berbeda bagi siswa berkemampuan tinggi. Tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dengan faktor kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan-kemampuan tersebut. Kesulitan siswa terutama pada permasalahan komunikasi matematika pada evaluasi kemampuan level tinggi yang menuntut kemampuan yang kompleks seperti berpikir dan memberi alasan secara matematik, kreativitas, dan generalisasi yang sebagian besar perwujudannya dilakukan oleh siswa sendiri. Kesulitan lain bagi siswa pada aspek berfikir logis yang memuat kemampuan berfikir deduktif, dan kemampuan berfikir induktif. Berdasarkan respon yang ditunjukkan melalui tes yang diberikan, siswa yang diajar melalui PMR menunjukkan aktivitas, dan kineija yang lebih baik dibanding siswa yang diajar melalui PMB. | d_mtk_049790_sahat_saragih_table_of_content.pdf | d_mtk_049790_sahat_saragih_chapter1.pdf | d_mtk_049790_sahat_saragih_chapter2.pdf | d_mtk_049790_sahat_saragih_chapter3.pdf | d_mtk_049790_sahat_saragih_chapter4a.pdf | d_mtk_049790_sahat_saragih_chapter5.pdf | d_mtk_049790_sahat_saragih_bibliography.pdf | d_mtk_049790_sahat_saragih_appendixa.pdf |
MOHAMAD | ZEN | PROFIL PENDIDIKAN ORANG LAUT SEBAGAI RUJUKAN OPERASIONALISASI PENDIDIKAN NASIONAL | PPS UPI | Achmad Sanusi | Soepardjo Adikusumo | 1992/01/02 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1473 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Indonesia telah mencanangkan wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan, bahwa setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang sekurang-kurang nya setara dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar. Penyelenggaraannya dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Dalam rangka memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan perlu memperhatikan kesempatan belajar dan kesempatan meningkatkan keterampilan bagi anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, menyandang cacat ataupun bertempat tinggal^didaerah terpenci_l (GBHN). Berarti, pendidikan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat d^aanapun ia berada, terutama pendidikan dasar yang diwajibkan kepada anak-anak usia sekolah. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, merupakan satu kesatuan lautan yang di dalamnya | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_table_of_content.pdf | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_chapter1.pdf | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_chapter2.pdf | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_chapter3.pdf | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_chapter4.pdf | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_chapter5.pdf | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_bibliography.pdf | d_pls_628-c-xviii-10_mohamad_zen_appendix.pdf |
NURTAIN | NONE | GAYA DAN WIBAWA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGELOLA KEMATANGAN GURU DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR MURID | PPS UPI | Gaya dan Wibawa | Sikun Pribadi, Sumadi Suryabrata | 1983/06/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1472 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | This Dissertation had three main purposes. They were (1) to identify leadership profiles of high school principals, (2) to test the theory of oelongingness in relation to student achievement, and (3) to determine how far the leadership variables influenced student achievement. A leader, in any circumstance, plays a key position in the organization he is engaged in. It is in the leader's hands that an organization could change forwards or backwards. On the one hand, progress and backwardness in school organization are primarily dependent upon the status of teachers* maturity. On the other hand, all aspects of school progress and backwardness are determined by the leadership of the principal. It was found in this study that high school teachers in West Sumatra already possessed a relatively high degree maturity in their tasks. However, school principals in managing their teachers' maturity utilized a combination of two basic styles, i.e., the "selling-telling" style and the coercive power relying on the official position as a means of reinforcing the teachers' obedience. The behavioral combination — the authoritative style and power that compells the leader's own intention, — could create tranquility on the surface but could not solve the real problems and developed new ones. The elements of teachers' "creativity" seemed to be taken over by the dominant school principals. Teachers' teaching "aptness" tended to fade away and the teachers held out with the remaining energy and fatigue caused by too many interminable instructions. Through statistical testing, the theory of belongingness, which is almost vanished from the scientific arena, was confirmed. As a matter of fact, high school teachers and principals in West Sumatra were found to possess a high degree of belongingness feeling in their effort at running the school organization. It was found, to a certain extent, that the higher the quality of belongingness perception among teachers and principals, the higher'the quality of achievement (absorptive capacity) of their students. Therefore, there was no reason to deny that the concept of belongingness had acquired scientific legality and a proper place equivalent to that of other leadership theories. | d_pk_161-a7-vi_nurtain_table_of_content(1).pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter1a(1).pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter2a(1).pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter3a(1).pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter4a(1).pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter5a(1).pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_bibliography(1).pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_appendix(1).pdf |
A.MANSYUR | HAMID | PENGEMBANGAN GERAKAN KOPERASI PEDESAAN : Menguak Dimensi Pendidikan Dalam Gerakan Koperasi | PPS UPI | Koperasi Pedesaan | Soepardjo Adikusumo, Achmad Sanusi | 1992/05/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1471 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Ide dan paham koperasi Indonesia muncul bersama perjuangan kemerdekaan. Oleh karena itu dalam penyusunan UUD 1945 demokrasi ekonomi yang dicita-citakan oleh gerakan koperasi dicantumkan dalam salah satu pasalnya, yaitu pasal 33, sehingga gerakan koperasi memperoleh keabsahan konstitusional.Secara makro gerakan koperasi Indonesia saat ini mengalami gejala ambivalensi. Semua pihak menyadari amanat konstitusi untuk membangun koperasi. Akan tetapi banyak pihak memandangnya sebagai bangun perusahaan yang tidak realistik karena mencampurbaurkan kepentingan ekonomi dengan karitas, dan tidak rasional karena tidak berorientasi laba. Peranannya sebagai sokoguru perekonomian nasional pun mereka ragukan. Tampaknya telah terjadi distorsi dan inovasi kognitif mengenai paham koperasi itu.Sesungguhnya watak sosial koperasi adalah karena lebih mengutamakan kesejahteraan orang banyak, bukannya kesejahteraan orang-seorang. Koperasi tidak mengutamakan laba, melainkan manfaat sosial-ekonomi bagi keseluruhan anggotanya sesuai dengan acuan moral ekonominya, yaitu kerja sama, nilai kegunaan (need) dan hajat hidup orang banyak. Fungsinya sebagai sokoguru ialah sebagai pendukung utama secara substantif keseluruhan bangun perekonomian.Secara mikro gerakan koperasi pedesaan menghadapi | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_table_of_content(1).pdf | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_chapter1(1).pdf | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_chapter2(1).pdf | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_chapter3(1).pdf | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_chapter4.pdf | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_chapter5.pdf | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_bibliography(1).pdf | d_pls_623-c-xviii-10_a.mansyur_hamid_appendix.pdf |
DWI | HERU SUKOCO | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF UNTUK PERKULIAHAN METODE PEKERJAAN SOSIAL | PPS UPI | Pembelajaran Komperatif | Nana Syaodih, Sukmadinata, Ishak Abdulhak | 2002/07/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1470 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
The title of this dissertation is "Cooperative Learning Model Development for Teaching Social Work Methods." The goal is to develop a cooperative learning model that can improve the teaching quality of social work methods. | d_pk_999804_dwi_heru_sukoco_table_of_content.pdf | d_pk_999804_dwi_heru_sukoco_chapter1.pdf | d_pk_999804_dwi_heru_sukoco_chapter3.pdf | d_pk_999804_dwi_heru_sukoco_chapter5.pdf | d_pk_999804_dwi_heru_sukoco_bibliography.pdf | |||
MOHAMAD | JACUB | SALAH SATU BAGIAN KECIL DARI RUANG LINGKUP PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH NONFORMAL EDUCATION DALAM BIDANG PERKOPERASIAN PADA MASYARAKAT PONDOK PESANTREN | PPS UPI | Nonformal Education | Santoso S Hamijoyo, Achmad Sanusi | 1986/01/02 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1469 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Karya ilmiah dalam bentuk disertasi ini ditulis dalam upaya penyelesaian Program Pendidikan Doktor Kepen-didikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah di FPS-IKIP Bandung. Masalah yang dipilih menjadi objek studi penelitian ini adalah salah satu bagian kecil dari ruang lingkup Pendidikan Luar Sekolah (nonformal education) dalam bidang perkoperasian pada masyarakat pondok pesantren.Percikan ide dalam masalah di atas, berasal dari studi visits ke beberapa Koperasi Pondok Pesantren (Ko-pontren) di Indonesia yaitu 'Darul Fallah' di Bogor, 'IMMIM1 di Ujung Pandang dan 'Darussalam' di Ponorogo sekitar tahun 1978-an dan seterusnya. Benih tersebut makin berkembang setelah menyaksikan Koperasi Pertanian warga masyarakat pedesaan di Vermont (dekat perbatasan Canada) dan unit-unit dari Credit Union (CU) di Springfield Massachussets (USA) dan di desa Cijagra - Kotaraadya Bandung (1980-1982).Penataran/latihan dan penyuluhan koperasi serta terjun langsung dalam kehidupan koperasi oleh para warga masyarakat/santri di pondok pesantren merupakan ruang lingkup penelitian atau ajang dari studi ini.Pendidikan Perkoperasian pada umumnya dan terutama partisipasi anggota, dalam Kopontren, t. e n gandung melena, yang majemuk. Partisipasi berkoperasi dapat diartikan sebagai | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_table_of_content.pdf | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_chapter1.pdf | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_chapter2.pdf | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_chapter3.pdf | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_chapter4.pdf | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_chapter5.pdf | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_bibliography.pdf | d_ipa_135-c1-v_mohamad_jacub_appendix.pdf |
GEDE | SEDANAYASA | MODEL KOLABORASI PEMBIMBING DAN GURU DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN MULTIMODAL | PPS UPI | Multimodal | Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 2003/01/29 | 2013/01/09 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1468 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Penguasaan keterampilan belajar tidak terjadi secara otomatis tetapi diperoleh melalui suatu proses latihan dengan desiplin waktu yang teratur. Di sekolah, bimbingan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa dilakukan melalui kegiatan belajar-mengajar oleh guru mata pelajaran di satu pihak dan melalui pemberian informasi tentang cara belajar yang efektif oleh pembimbing di pihak lain. Dalam pelaksanaannya kedua pihak berjalan sendiri-sendiri secara terpisah tanpa koordinasi dan ketjasama yang jelas. Pola layanan bimbingan seperti ini diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya penguasaan keterampilan belajar siswa. Temuan penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan belajar siswa rata-rata baru mencapai 65,66 persen. Dari sepuluh jenis keterampilan belajar yang diteliti malah ada satu keterampilan belajar yang tingkat pebguasaannya mencapai 41,66 persen.Untuk memperkecil kesenjangan antara dua pihak dan dalam upaya menumbuhkan pengertian dan kebersamaan secara mutualistis tentang konsep dan pelaksanaan bimbingan, maka dikembangkan model kolaborasi antara pembimbing dan guru dengan menerapkan pendekatan multimodal. Pendekatan ini mengembangkan fungsi-fungsi psikologis secara terintegrasi yang pelaksanaanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru dan pembimbing melalui kegiatan belajar mengajar. Kolaborasi dilakukan mulai dari merancang pengembangan fungsi-fungsi psikologis siswa, menerapkan fungsi-fungsi tersebut dalam kegiatan belajar-mengajar dan bimbingan, dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar dan bimbingan.Studi ini dikembangkan dari tiga teori pokok yaitu teori yang berkaitan dengan pendekatan multimodal, keterampilan belajar dan teori konseling pehavior. Pendekatan multimodal mengembangkan berbagai fungsi psikologis dalam belajar yang meliputi, perilaku belajar, emosi, konsep diri, penginderaan, kesadaran berpikir, hubungan antarorang dan kesehatan. Teori keterampilan belajar mengacu kepada kemampuan untuk memperoleh dan memahami informasi serta kemampuan mengimplementasikan informasi yang diperoleh. Sementara teori konseling perilaku diterapkan dalam mengembangkan fungsi-psikologis melalui pengembangan keterampilan mendengarkan, membaca, mencatat, menggarisbawahi, membuat outline, mengorganisasi bahan, membuat kesimpulan, mengingat, membuat laporan serta keterampilan mengerjakan test | d_bp_999867_gede_sedanayasa_table_of_content(1).pdf | d_bp_999867_gede_sedanayasa_chapter1(1).pdf | d_bp_999867_gede_sedanayasa_chapter2.pdf | d_bp_999867_gede_sedanayasa_chapter3(1).pdf | d_bp_999867_gede_sedanayasa_chapter4(1).pdf | d_bp_999867_gede_sedanayasa_chapter5(1).pdf | d_bp_999867_gede_sedanayasa_bibliography(1).pdf | d_bp_999867_gede_sedanayasa_appendix(1).pdf |
NANIK | YULIATI | MODEL KONSELING KELOMPOK BERDASARKAN PENDEKATAN KOGNITIF-PERILAKU UNTUK MEMBANTU REMAJA DALAM MENANGANI KRISIS IDENTITAS DAN DAMPAKNYA PADA PENURUNAN TINGKAT PROBLEM PSIKOSOSIAL | PPS UPI | Psikososial | Rochman Natawidjaja, Moh Djawad Dahlan | 2004/03/15 | 2013/01/09 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1467 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di kalangan pelajar, khususnya para pelajar remaja atau para siswa SMA, pada beberapa tahun belakangan ini merupakan fenomena umum yang memiliki implikasi langsung bagi pengembangan program-program bimbingan dan konseling sekolah. Namun, untuk saat ini upaya penanggulangan narkoba di kalangan siswa banyak mengalami hambatan karena adanya keengganan dari para siswa untuk mengakui bahwa dirinya menyalahgunakan narkoba. Oleh karena itu, penanggulangan penyalahgunaan narkoba perlu dilakukan dengan cara tidak langsung dengan memusatkan perhatian pada penanganan problem perilaku lain yang memiliki kaitan erat dengan penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, terdapat saling hubungan yang sangat kuat antara problem penyalahgunaan narkoba dengan depresi dan kenakalan. Remaja yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba pada umumnya mengalami depresi dan/atau kenakalan, dan sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan cara menangani problem depresi dan kenakalan.Dalam literatur, depresi, kenakalan, dan penyalahgunaan narkoba diidentifikasi sebagai tiga bentuk problem psikososial yang paling umum dialami oleh remaja. Menurut perspektif perkembangan yang banyak memusatkan perhatian pada perkembangan remaja, yakni teori perkembangan psikososial dari Erikson (1968J, problem psikososial pada remaja dapat diatribusikan dengan adanya hambatan dalam menangani isu perkembangan psikososial pada periode remaja, yakni krisis identitas.Secara umum, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu model intervensi konseling yang efektif untuk menangani krisis identitas dan problem psikososial remaja. Secara khusus, penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu: (1) untuk menguji keefektifan konseling kelompok kognitif-perilaku (KKJCP) sebagai metode intervensi untuk membantu remaja dalam menangani krisis identitas; (2) untuk menguji keefektifan penggunaan teori perkembangan dari Erikson sebagai kerangka keija konseptual untuk mengembangkan program intervensi guna menanggulangi problem psikososial (depresi dan kenakalan) remaja; dan (3) untuk mengetahui pengaruh perbedaan komposisi jenis kelamin dalam kelompok konseling kelompok pada tingkat keterlibatan anggota dalam proses kelompok.Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan eksperimen kuasi, yakni nonequivedent control growp. Subyek penelitian adalah 48 siswa kelas tiga SMAN I Aijasa Jember yang memiliki problem depresi dan/atau kenakalan pada kategori tinggi dan kurang berhasil dalam menangani krisis identitas. Temuan dalam penelitian ini yaitu: (1) konseling kelompok kognitif-perilaku merupakan salah satu model intervensi yang efektif untuk meningkatkan keberhasilan remaja dalam menangani krisis identitas; (2) teori perkembangan dari Erikson dapat digunakan sebagai kerangka kerja konseptual yang efektif untuk merancang program intervensi guna menanggulangi problem psikososial; dan (3) perbedaan komposisi jenis kelamin dalam kelompok tidak mempengaruhi tingkat keterlibatan anggota kelompok dalam proses kelompok. Terdapat temuan lain yang menyatakan bahwa model konseling kelompok kognitif-perilaku yang diuji dalam penelitian ini dinilai oleh para konselor SMA sebagai metode intervensi yang cukup mudah untuk diimplementasikan.Berdasarkan pada temuan-temuan penelitian tersebut, penulis merekomendasikan kepada peneliti lain untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, khususnya untuk melihat dampak dari meningkatnya keberhasilan dalam menangani krisis identitas pada pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa remaja. | d_bp_009857_nanik_yuliati_table_of_content(1).pdf | d_bp_009857_nanik_yuliati_chapter1(1).pdf | d_bp_009857_nanik_yuliati_chapter2.pdf | d_bp_009857_nanik_yuliati_chapter3(1).pdf | d_bp_009857_nanik_yuliati_chapter4(1).pdf | d_bp_009857_nanik_yuliati_chapter5(1).pdf | d_bp_009857_nanik_yuliati_bibliography(1).pdf | d_bp_009857_nanik_yuliati_appendix(1).pdf |
AMBO | ENRE ABDULLAH | Pengaruh Motif Berprestasi dan Kapasitas Kecerdasan Prestasi Belajar dalam Kelompok Akademis pada SMA Negeri di Sulawesi Selatan | PPS UPI | None | Sikun Pribadi, Sunadi Suryabrata | 1979/01/02 | 2013/01/09 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1466 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | None | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_table_of_content.pdf | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_chapter1.pdf | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_chapter2.pdf | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_chapter3.pdf | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_chapter4.pdf | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_chapter5.pdf | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_bibliography.pdf | d_bp_119-a-3-iv_ambo_enre_abdullah_appendix.pdf |
SUDARWAN | DANIM | MODEL PENGELOLAAN TERPADU SISTEM PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI TINGKAT WILAYAH : Studi Tentang Fungsi dan Efektifitas Model-Model Pendidikan tenaga Kependidikan diPropinsi Begkulu | PPS UPI | Pendidikan | Achmad Sanusi, Engkoswara, Didi Atmadilaga | 1998/06/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1465 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Perubahan-perubahan yang masstf dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi, melahirkan tuntutan dan tantangan baru pada dunia pendidikan sebagai salah satu wahana pengembangan sumber daya manusia. Tuntutan dan tantangan itu meniscayakan respons akurat dan inovatif dari guru-guru dan penyandang profesi terkait di lingkungan pendidikan untuk meminimalkan kesenjangan antara penawaran dengan permintaan. Di dalam kaitan ini, profesionalisasi tenaga kependidikan melalui proses belajar bermutu secara personal atau dilembagakan secara formal adalah niscaya bagi penciptaan mutu proses dan keluaran institusi pendidikan.Pendidikan tenaga kependidikan (PTK) dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan, yang idealnya berlangsung secara simultan. Fenomena yang tampak saat ini, kegiatan PTK yang diselenggarakan pada masing-masing tembaga terkait masih cenderung berjalan sendiri-sendiri atau tidak terpadu satu sama lain. Gejala fenomenal menyebabkan tidak terdapat kesinambungan bahan ajar yang diterima oleh calon guru selama menjalani proses pendidikan prajabatan dan materi sejenis yang cfiterima oleh guru selama menjalani pendidikan dalam jabatan, demikian juga materi yang akan disampaikan oleh guru kepada anak didik di sekolah. Pada tataran pendidikan daiam jabatan, untuk menciptakan keterpaduan dan keserasian antara tugas LPTK dengan tugas lembaga pendidikan dalam jabatan itu, meski tidak mungkin sepenuhnya, diperlukan keterkaitan dan kese- | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_table_of_content.pdf | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_chapter1.pdf | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_chapter2.pdf | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_chapter3.pdf | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_chapter4.pdf | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_chapter5.pdf | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_bibliography.pdf | d_adpen_9333101_sudarwan_danim_appendix.pdf |
ROMLAH | SUHADI | ANALISIS BAHASA BUKU PAKET SMA DARI SEGI KETERBACAAN: Suatu Pendekatan Analisis Kalimat dan tes Rumpang yang Dilakukan oleh Pembelajar Jurusan Fisika di SMA Negri di Kotamadya Bandung | PPS UPI | Analisis Bahasa | Achmad Sanusi, Yus Rusyana, Ahmadslamet Harjasujana, M Djawad Dahlan | 1994/04/16 | 2013/01/09 | Disertasi | Bahasa Indonesia | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1464 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Pengadaan buku paket ajar bagi sekolah tingkat dasar dan menengah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Buku paket ajar berfungsi sebagai buku pegangan resmi bagi pengajar dan pembelajar, yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran suatu bidang studi. Untuk mencapai tujuan dan fungsinya, buku paket ajar harus mudah dipahami oleh pengajar dan pembelajar. Oleh karena itu, selain materi yang diuraikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajar, juga unsur kebahasaan dalam buku paket ajar berperan penting. Pemakaian kata dan susunan kalimat harus dipilih secara cermat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Penelitian ini dilakukan untuk menguji tingkat keterbacaan buku paket ajar bagi pembelajar SMA. Dalam penelitian ini, buku paket ajar SMA diwakili oleh buku Energi Gelombang dan Medan (EGM) dan Sejarah Nasional Indonesia untuk SMA (SN/). Analisis keterbacaan dilakukan dengan tes rumpang dan analisis kebahasaan dilakukan dengan analisis kalimat. Sampel, sebanyak kurang lebih 8.250 kata, diambil dari buku paket EGM dan SNI. Sampel ini dijadikan materi tes rumpang yang dilaksanakan oleh pembelajar kelas I, H.Al, dan DI.Al di 12 SMA Negeri di Kotamadya Bandung. Juga, kalimat-kalimat dalam sampel tersebut diperiksa unsur kebahasaannya yang mencakup aspek kebakuan, keilmiahan, keefektifan, dan penerapan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Sebagai penunjang, pengajar dan peserta tes rumpang memberikan komentar kualitatif terhadap buku paket EGM dan SNI | d_b.ind_784-d-xix-11_romlah_suha_table_of_content(1).pdf | d_b.ind_784-d-xix-11_romlah_suha_chapter1(1).pdf | d_b.ind_784-d-xix-11_romlah_suha_chapter2(1).pdf | d_b.ind_784-d-xix-11_romlah_suha_chapter3(1).pdf | d_b.ind_784-d-xix-11_romlah_suha_chapter4(1).pdf | d_b.ind_784-d-xix-11_romlah_suha_chapter5(1).pdf | d_b.ind_784-d-xix-11_romlah_suha_bibliography(1).pdf | |
ZAINUDIN | ARIF | PENYELENGGARAAN PROGRAM KELOMPOK BELAJAR PAKET "A" DLAM HUBUNGANNYA DENGAN RESPONS PETANI DI BEBERAPA DESA KABUPATEN PAMEKASAN MADURA | PPS UPI | Perogram Kelompok | Santoso S Hamijoyo, Achmad Sanusi | 1986/09/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1463 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | There are two contradictory points of vieu dealing uith responses of farmers to their farming. First vieu -pessimistic vieu - is stated by Reynold (1969); Geertz (1963); and Scott ( 1981} concludes that farmers have no receptiveness to the new practices and neu technology in farming. The first vieu came up uith the concept of farmer as "prisoner of their culture"agricultural involution", and "subsistence culture". On the contrary, the second vieu - optimistic vieu - is stated by Schultz (1965) and the follower of human capital theory uho concludes that farmers are highly responsive to the neu practices and neu technology in farming. The second vieu was supported by a number of study at the international level conducted by Lockheed,Jamison and Lau (1980) in 13 countries; Anderson and Bouman (1963) in 24 countries; and Roy P,Uaisanen and Rogers (1969) in 2 countries. At the regional level, a number of similar studies were conducted by Bhati (1973); Uelch (1977); Bhalla (1979); Freire (1979); Halim & Husain (1979); Singh (1979); Shankar (1979); Khuspe (1970); Chaturvedi (.1984); McAnany ( 1981); Gerhart (1963); Rozenueig (1963); Villaume (1977); NcLaughin (1977); Unesco (1973) and Lenglet {1978); in various countries in India, Bangladesh, Malaysia, Brasilia, Kolumbia, Ivory Coast,North America and Europe. At the national | d_pls_zainudin_arif_master_table_of_content.pdf | d_pls_zainudin_arif_master_chapter1(1).pdf | d_pls_zainudin_arif_master_chapter2(2).pdf | d_pls_zainudin_arif_master_chapter3(2).pdf | d_pls_zainudin_arif_master_chapter4(2).pdf | d_pls_zainudin_arif_master_chapter5(2).pdf | d_pls_zainudin_arif_bibliography.pdf | |
SLAMET | RAHARJO | MAGANG SEBAGAI SALAH SATU SISTEM BELAJAR ASLI, BAGAIMANA ASPEK-ASPEKNYA BEKERJA | PPS UPI | Sistem Belajar Asli | Achmad Sanusi, Soepardjo Adikusumo | 1989/09/06 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1462 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | d_pls_slamet_raharjo_table_of_content.pdf | d_pls_slamet_raharjo_chapter1(1).pdf | d_pls_slamet_raharjo_chapter2(1).pdf | d_pls_slamet_raharjo_chapter3(1).pdf | d_pls_slamet_raharjo_chapter4(1).pdf | d_pls_slamet_raharjo_chapter5(1).pdf | d_pls_slamet_raharjo_bibliography.pdf | d_pls_slamet_raharjo_appendix.pdf | |
RUSLI | LUTAN | POLA ADAPTASI. PARTISIPASI, DAN MSPOHS MASYARAKAT TERHADAP INOVASI DALAM KAITANNYA DENGAN B10-KULTUR A L PEDESAAN : Studi Kasnt terhadap Warga Tani Transmigran Etnis Jawa dan Bali, serta Etnis Pribumi Dayak Ngaju Peserta Program Kejar Paket "A" Terpadu di Pedesaan Kalimantan Tengah | PPS UPI | Pola Adaptasi | Sudardja Adiwikarta, Santoso S Hamijoyo | 1986/04/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1461 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | The program of Non-Formal Education deserves high priority in Indonesia today since it is related to the delivery of integrated functional literacy and vocational skills in order to improve the income of the illiterate people, especially in the rural areas. The important aspects of the program that need improvement relate to strengthening and establishing an appropriate program which is compatible with the pre conditions existing in the rural environment. Therefore, research on the impact of integrated functional literacy upon social and/or economic change among subsistence farmers or craftsmen in Central Kalimantan is relevant to the effort to promote human resources development, including the generating of citizen participation in rural development with full initiative and self-reliance. The unit of analysis consists of the individual learners. And the sample includes migrant Balinese and Javanese, as well as the local ethnic Dayaknese in five rural areas In District Kapuas, . Central Kalimantan. The methodology used incorporates an interdiciplinary approach, an innovation diffusion paradigm, case-study method-retrospective technique, and middle-range analysis. The impact of the Learning Package "A" Kejar Program has been investigated intensively in order to obtain not only the pattern of relationships among some quantitative variables, but also to obtain a complete and well organized picture of the interaction with other important qualitative variables. There are six antecedent variables in this case study as follows! (1) functional literacy, (2) intensity of communication, (3) adaptability, (4) intensity of participation in local organization, (5) values orientation, and (6) innovativeness. While the analysis of this case study is focused on the dynamic interaction among those six antecedent variables arid impact of the program, the analysis also examined the interaction of these variables with certain aspe of the millieu of the farmers and craftsmen. The impact of Package "A" consists of three components: (1) "workers" effect, (2) "allocative" effect, and (3) "externality". | d_pls_rusli_lutan_table_of_content.pdf | d_pls_rusli_lutan_chapter1(1).pdf | d_pls_rusli_lutan_chapter2(1).pdf | d_pls_rusli_lutan_chapter3(1).pdf | d_pls_rusli_lutan_chapter4(1).pdf | d_pls_rusli_lutan_chapter5(1).pdf | d_pls_rusli_lutan_bibliography.pdf | d_pls_rusli_lutan_appendix.pdf |
SOEDIJARTO | NONE | FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROSES BELAJAR DAN MUTU HASIL BELAJAR PELAJAR KELAS TERAKHIR SEKOLAH DASAR : Sebuah Studi Evaluasi Dan Analisa Faktor ~ Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Proses Belajar Dan Mutu Hasil Belajar Para Pelajar Kelas Terakhir Sd Ppsp Dam Sd Non - Ppsp Pada Berbagai Lingkungan Sosio-Geografi Di Inoonesia | PPS UPI | Evaluasi Dan Analisa Belajar | Setiadji, Sikun Pribadi, Soedjana | 1981/09/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1460 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Terimakasih pertama promovendus tujukan kepada Prof. Etr. Setijadi, yang sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan periode 197*1 sampai dengan April 1980 telah mendorong dan mariberikan kesempatan serta fasilitas kepada promovendus untuk mengikuti pendidikan doktor, serta memberikan ijin untuk menggunakan sebagian data Penelitian Kualitas Proses dan Mutu Hasil Belajar bagi penyelesaian disertasi ini. Ucapan yang sama promovendus tujukan kepada Dr.. Soeroso, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan sejak April 1980 yang telah memberikan restu dan ijin untuk melanjutkan studi ini, serta Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Drs, Soemitro atas segala bantuannya.Sejumlah tenaga peneliti dan pengumpul data telah banyak membantu pelaksanaan studi ini. Mereka itu antara lain, adalah; Drs, H, Nuhi Nasution, M.A., Kepala Bidang Penilaian Proses dan Hasil Sistem Pendidikan yang bersama-sama dengan anggauta Tim Penilaian Nasional PPSP telah membantu promovendus dalam proses pengumpulan dan pengolahan data. Kemudian Donald B. Holsinger, Ph,D. konsultan Unesco pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan dan Drs. E, Pakpahan yang telah banyak membantu dalam proses | d_pk_soedijarto_bibliography.pdf | |||||||
MUSA | SUTAPRIWIRA | KEBERMAKNAAN GERAKAN KELUARGA BERENCANA MANDIRI DI JAWA BARAT : Studi mengenai pengembangan Gerakan Keluarga Berencana Mandiri melalui Pendidikan Luar Sekolah di Kota Bandung | PPS UPI | Kebermaknaan Keluarga Berencana | Achmad Sanusi, Sudardja Adiwikarta | 2002/07/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1459 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Latar belakang disertasi KEBERMAKNAAN GERAKAN KELUARGA BERENCANA MANDIRI DI JAWA BARAT (Studi pengembangan Gerakan Keluarga Berencana Mandiri melalui Pendidikan Luar Sekolah di Kota Bandung), berkaitan erat dengan segmen kependudukan yang menimbulkan ketidak seimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan sarana dan prasarana yang tersedia baginya. Di negara-negara yang belum berkembang ketidakseimbangan ini menimbulkan kesulitan dengan laju pertumbuhan ekonominya karena selalu terdahului oleh laju pertumbuhan penduduk dan di negara-negara lain yang sudah maju menimbulkan permasalahan sosial-ekonomi, lingkungan hidup dan pelestarian alam. Lembaga kependudukan PBB atau United Nation Fund for People Activities (UNFPA),Club of Rome (1970) dan lembaga lain menjadari, bahwa pertumbuhan penduduk sulit untuk dikendalikan memperingatkan dan mengajak semua negara untuk lebih memperhatikan masalah kependudukan. Dari 7.5 miliar penduduk dunia dewasa ini akan menjadi 15 miliar tahun 2036. Hal ini akan menimbulkan kerusakan dan kesengsaraan penduduk mulai tahun 2002. Kesadaran ini baru menjadi perhatian gerakan kaum perempuan pada perempat kedua abad ke-19 dengan mendirikan International Planned Parenthood Federation (IPPF) tahun 1952 dan Pemerintah Indonesia membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN pada tahun 1970 dengan cara pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program keluarga berencana. Permasalahan tersebut, membawa promovendus kearah penulisan disertasi dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan program-program KB melalui Pendidikan Luar Sekolah di Kota Bandung dengan fokus keberadaan dan pemberdayaan KB. Metoda yang diterapkannya "naturalistic inquiry" atau analisis-kualitatif dengan populasi (N) 40.897 dan sampel (s) 381 peserta KB. Penemuan-penemuan di lapangan : (1) keberadaan KB baru, dengan alat kontrasepsi mutakhir, (2) kebermaknaan KB berupa "profil" dalam kesediaan dan penolakan ber-KB; 3) nilai-nilai dalam KB berupa nilai agama, pengetahuan, ekonomi, kesenian, sosial dan politik; 4) pemberdayaan KB yang terfokus pada : (a) kewirausahaan; (b) pendidikan kehidupan keluarga yang mencerminkan | d_pls_musa_sutaprawira_table_of_content.pdf | d_pls_musa_sutaprawira_chapter1(1).pdf | d_pls_musa_sutaprawira_chapter2(1).pdf | d_pls_musa_sutaprawira_chapter3(1).pdf | d_pls_musa_sutaprawira_chapter4(1).pdf | d_pls_musa_sutaprawira_chapter5(1).pdf | d_pls_musa_sutaprawira_bibliography.pdf | d_pls_musa_sutaprawira_appendix.pdf |
UGI | SUPRAYOGI | PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBERDAYAKAN KELOMPOK MASYARAKAT LANJUT USIA MENCAPAI KEMANDIRIAN : Studi di Karang Lansia Wargi Saluyu Desa Kanjeng Kecamatan Cisito Kabupaten Sumedang | PPS UPI | Memberdayakan Kelompok | Sutaryat Trisnamansyah, Djudju Sudjana | 2005/09/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1458 | digilib.upi.edu | Perpystakaan@upi.edu | Masalah pokok dalam penelitian ini adalah: Bagaimana model program pendidikan luar sekolah yang lebih maksimal dalam memberikan layanan pendidikan terhadap warga belajar lanjut usia untuk mencapai kemandirian ? Dengan demikian tujuan penelitian adalah, untuk: 1) mendapatkan gambaran mengenai model program pendidikan luar sekolah bagi lanjut usia dalam upaya mencapai kemandiriannya, 2) memperoleh gambaran hasil validasi model program pendidikan luar sekolah bagi lanjut usia dalam upaya mencapai kemandiriannya, 3) mendapatkan gambaran mengenai implementasi model program pendidikan luar sekolah bagi lanjut usia dalam upaya mencapai kemandiriannya, dan bagaimana efektivitasnya. Adapun teori dan konsep yang melandasi penelitian ini adalah; konsep pemberdayaan, konsep kemandirian, konsep pendidikan sepanjang hayat, konsep pendidikan orang dewasa, konsep andragogi, konsep gerontologi, dan konsep pembelajaran. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan "penelitian dan pengembangan" (Research and Development) (Borg & Gali, 1979: 624) sedangkan model analisisnya menggunakan analisis kualitatif dan uji empirik. Uji empirik dengan penelitian eksperimental dilalaikan dengan rancangan penelitian eksperimental semu menggunakan desain Nonrandomized Control-Group Pretest-Postest Design (Stephen Issac & William B. Michael, 1977: 69). Subyek dalam penelilian ini adalah warga belajar lanjut usia di Karang Lansia Wargi Saluyu Desa Ranjeng Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. Data penelitian menunjukkan: a) Hasil uji kecenderungan rata-rata dengan indikator-indikator: 1) Tujuan, memiliki rata-rata 2,35 dan 3,67), 2) Waktu penyelenggaraan, memiliki rata-rata 2,18 dan 3,64, 3) Kurikulum, memiliki rata-rata 2,20 dan 3,68, dan 4) Fasilitator, memiliki rata-rata 2,16 dan 3,65. Berarti memiliki kualifikasi baik, b) Hasil uji perbedaan model, dengan perbedaan rata-rata 82,23 dan 130,38, dan c) Hasil uji pengaruh/efektivitas model terhadap kemandirian lanjut usia diperoleh koefisien korelasi (rho)=0,51. Artinya kemandirian warga belajar dipengaruhi variabel-variabel program pendidikan luar sekolah sebesar 26,01% dan sisanya 73,99% dipengaruhi*«leh faktor-faktor lain seperti: latar belakang pendidikan, status sosial ekonomi, kondisi keluarga, kondisi lingkungan belajar, dan lain-lain. Dari data tersebut diperoleh temuan empirik: Pertama; Dampak bagi Karang Lansia Wargi Saluyu: 1) terbentuknya program pendidikan luar sekolah sebagai model inovatif pemberdayaan lanjut usia dalam upaya mencapai kemandirian dan 2) teraplikasikannya kurikulum pembelajaran, strategi pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran dalam kesatuan model program pendidikan luar sekolah dalam pemberdayaan lanjut usia untuk mencapai kemandirian. Kedua: Dampak bagi individu lanjut usia; l) tercapainya kesesuaian materi belajar dengan kebutuhan belajar lanjut usia, 2) meningkatnya kesiapan lanjut usia dalam memberikan keputusan yang terbaik, kesiapan dalam memenuhi kebutuhan, kesiapan dalam menghargai orang lain, dan kesiapan dalam mengurangi ketergantungan dengan pihak lain. Dari hasil temuan di atas dapat disimpulkan, bahwa model program pendidikan luar sekolah merupakan suatu konsep pengelolaan program yang diarahkan untuk membelajarkan orang dewasa (lanjut usia) sehingga memiliki sikap kemandirian yang membekalinya untuk dapat hidup normal di tengah masyarakat. | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_table_of_content.pdf | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_chapter1(1).pdf | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_chapter2(1).pdf | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_chapter3(1).pdf | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_chapter4(1).pdf | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_chapter5(2).pdf | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_bibliography.pdf | d_pls_9998389_ugi_suprayogi_appendix.pdf |
NANA | SYAODIH SUKMADINATA | KONTRIBUSI KONSEP MENGAJAR DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP PROSES MENGAJAR DAN HASIL BELAJAR : Studi Deskriptif - Analitik Pelaksanaan PPSI, pada SMP Negeri di Wilayah Priangan Jawa Barat | PPS UPI | PROSES MENGAJAR | Nasution, Sikun Pribadi, Achmad Sanusi | 1983/01/30 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1457 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Beberapa hasil penelitian terdahulu Menunjukkan nasih rendahnya hacil belajar para sisoa. Itanyak faktor yang ¡terpengaruhi hasil belajar, yaitu faktor: siswa, keluarga, masyarakat, sokolah dan guru. Studi ini dibatasi pengaruh faktor guru terhadap hasil belajar siswa.Dalam studi ini ada beberapa pertanyaan yang ingin mendapatkan jawaban, yaitu : (1) Berapa besar kontribusi pengaruh faktor guru terhadap hasil bola-jar siswa ?, (2) Variabel guru siana yang paling besar kontribusinya terhadap proses mengajar dan hasil belajar ?, (3) Apakah variabel lingkungan sokolah berpengaruh terhadap proses oongajar dan hat.il ae-Subyek dai»* studi ini terdiri atas 3?0 orang guru bidang studi afcadeiais dan ?? orang siswa kelas III SK? Kegeri di V.ilayah prianga».Ada lina instrumen pengusipulan data untuk guru, yaitu tiga tes untuk mengukur ketepatan konuep mengajar, kotepatan nenyusun perciapan mengajar dan perilaku mengajar, satu skala untuk mengukur netir berprestasi dan satu angket untuk mengetahui latar | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_table_of_content.pdf | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_chapter1.pdf | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_chapter2a.pdf | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_chapter3.pdf | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_chapter4.pdf | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_chapter5.pdf | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_bibliography.pdf | d_pk_nana_syaodih_sukmadinata_appendix.pdf |
MOHAMMAD | IMAM FARISI | REKONSTRUKSI DASAR-DASAR PEMIKIRAN PENDIDIKAN IPS-SD BERDASARKAN PERSPEKTIF KONSTRUKTIVISME | PPS UPI | Dasar-Dasar Pemikiran | Said Hamid Hasan, Rochiati Wiriaatmadja, Suwarma Al-Muchtar | 2005/02/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1456 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Tujuan penelitian adalah menemukan dan merekonstruksi: (1) kompetensi-kompetensi dasar PIPS-SD yang harus dimiliki dan dikembangkan pada siswa SD; (2) pola pengorganisasian dan struktur isi kurikulum PIPS-SD yang dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada siswa: dan (3) pota penataan lingkungan kelas pembelajaran yang memungkinkan siswa memiliki kompetensi-kompetensi dasar yang dapat digunakan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan membangun sendiri struktur pengetahuan, nilai, sikap, dan tindakannya dalam latar kehidupan pribadi dan sosial. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Lawangan Daya II, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Subyek penelitian adalah siswa dan guru PIPS kelas IV dan V. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan siswa dan guru PIPS-SD; pengamatan berpartisipasi di dalam dan luar kelas; analisis konten terhadap berbagai dokumen. Data kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif. Temuan penelitian adalah: (1) kompetensi-kompetensi dasar PIPS-SD yang harus dimiliki dan dikembangkan pada siswa SD adalah: kompetensi personal meliputi: konsep dan pengertian diri, sikap obyektif terhadap diri-sendiri, aktualisasi diri, kreativitas diri, dan penghayatan terhadap nilai dan sikap keberagamaan; kompetensi sosial meliputi: pemahaman dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai anggota masyarakat, tatakrama di dalam kehidupan bermasyarakat, dan keberbedaan dan kesederajatan gender, etnis, dan budaya; keterampilan berkomunikasi, interaksi sosial, bekerjasama, partisipasi sosial, dan sikap prososial atau altruisme; kompetensi intelektual meliputi: kemampuan berpikir kritis-reflektii. kontekstual, dan pragmatis; keterampilan keruangan atau geografis, pemahaman dan kesadaran tentang waktu, kesadaran kesejarahan, dan kemampuan logika-matematika; (2) isi kurikuium PIPS-SD diorganisasi sebagai kesatuan pengalaman belajar yang bermakna pedagogis, sosiokultural, dan psikologis bagi siswa, berdasarkan prinsip "rekonstruksi wawasan psikologis, sosiokultural, dan intelektual siswa"; bersifat kontekstual, dan berpola sirkular, spiral, dan sekuensial. !si kurikulum PIPS-SD mencakup: struktur substantif, struktur sintaktik, dan struktur normatif, yang secara eklektik bersumber dari siswa, masyarakat, dan ilmu pengetahuan; (3) lingkungan kelas pembelajaran PIPS-SD ditata sebagai konteks psikologis dan sosiokultural bagi siswa untuk melakukan dialog, interaksi, dan negosiasi makna-makna subyektif dan intersubyektif, melalui mediasi dan fasilitasi guru, aktivitas pembelajaran, bahan dan media pembelajaran. Rekomendasi penelitian ini adalah: para pakar, peneliti, pengembang kurikulum dan buku ajar, program studi PIPS Pascasarjana, dan praktisi PIPS-SD perlu mengkaji, mengembangkan, dan mengimplementasikan temuan dan hasil rekonstruksi penelitian ini dalam rangka merumuskan kompetensi dasar, pola organisasi dan struktur isi kurikulum, dan pola penataan lingkungan kelas pembelajaran PIPS-SD | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_table_of_content.pdf | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_chapter1.pdf | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_chapter2.pdf | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_chapter3.pdf | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_chapter4a.pdf | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_chapter5a(1).pdf | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_chapter6.pdf | d_ips_019875_mohammad_imam_farisi_bibliography.pdf |
BERLIANA | KARTAKUSUMAH | PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN TOKOH HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM : Studi Kasus Tentang Performansi Proses Pembelajaran, Kepribadian, Visi, Kemampuan, Prestasi dan Penerimaan Lingkungan Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam dalam Perspektif Pembelajaran Sepanjang Hayat | PPS UPI | Pengembangan Kepemimpinan | Achmad Sanusi, Sutaryat Trisnamansyah | 2004/06/30 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1455 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini berusaha untuk menemukan aspek-aspek utama pembentukan dan pengembangan kepemimpinan seseorang yang diperoleh dan dikembangkan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya dalam semua lingkungan pembelajaran. Selanjutnya atas dasar temuan penelitian tersebut, peneliti berharap dapat menemukan dan mengetahui suatu model pembelajaran kepemimpinan yang dapat membentuk dan mengembangkan kepemimpinan seseorang secara optimal dan berkualitas. Dengan diketahuinya suatu model pembelajaran kepemimpinan yang tepat, efektif, efisien, secara bertahap diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya penanggulangan krisis kepemimpinan yang berakhlak dan berkualitas, yang dialami masyarakat dan bangsa Indonesia saat sekarang maupun di masa depan. Teori yang digunakan dalam peneltian ini meliputi teori lingkungan yang berpandangan bahwa pembentukan dan pemunculan kepemimpinan seseorang ditentukan oleh faktor internal berupa bakat dan kepribadian, serta oleh faktor eksternal yang mencakup pengalaman pembelajaran yang dialaminya dalam lingkungan keluarga, persekolahan, luar sekolah, dan masyarakat Sementera itu teori pembelajaran yang digunakan adalah teori pembelajaran inovatif sepanjang hayat atau lifelong innovative learning Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian kualitatif dengan memanfaatkan metode penelitian studi kasus. Subyek penelitian sebanyak 5 (lima) orang tokoh HMI dipilih dan ditetapkan secara pvrposive. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara, dan studi dokumenter. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Performansi proses pembelajaran yang dijalani oleh subyek yang diteliti menunjukan persamaan dalam materi penyadaran tentang nilai keagamaan Islam dan beragamnya lingkungan pemberdayaan khususnya dalam kepemimpinan. Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis dan status kelembagaan atau organisasi yang dimasukinya, serta lingkungan eksternal dan internal HMI saat subyek menjalani praksis kepemimpinan di HMI. Performansi kepemimpinan yang ditemukan dari kelima subyek, adalah terdapat kesamaan visi dalam aspek nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemoderenan. Sementara faktor interaksi dan dialektika antara faktor internal dan eksternal para subyek yang diteliti, mencuatkan adanya perbedaan performansi dan tipologi kepemimpinan dari kelima subyek yang diteliti. Selanjutnya teridentifikasi pula munculnya kebutuhan tersedianya suatu alat tes potensi kepemimpinan (TPK) yang dapat mengkalkulasi potensi kepemimpinan seseorang atau kelompok orang yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menetapkan kebutuhan kandungan materi pembelajaran kepemimpinan seseorang atau kelompok orang. Kedua, teridentifikasi adanya kebutuhan akan suatu model pembelajaran kepemimpinan yang inovatif dan fleksibel untuk semua orang dalam segala lingkungan. Terakhir, hasil penelitian ini telah memperkuat teori lingkungan yang berpandangan bahwa pembentukan dan pemunculan kepemimpinan seseorang ditentukan oleh faktor internal yang mencakup bakat dan kepribadian, serta oleh faktor ektemal berupa proses pembelajaran yang dijalani didalam seluruh lingkungan pembelajaran. | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_table_of_content.pdf | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_chapter1(1).pdf | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_chapter2(1).pdf | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_chapter3(1).pdf | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_chapter4(1).pdf | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_chapter5(1).pdf | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_bibliography.pdf | d_pls_9233084_berliana_kartakusumah_appendix.pdf |
JAMARIS | NONE | PEMBELAJARAN HAKIKAT BASANDI DALAM KELUARGA MATRILINEAL MINANGKABAU : Studi Interaksi Mamak-Anak Kemenakan Ibu Di Kampung Dan Rantau | PPS UPI | Pembelajaran Hakekat | Abdul Aziz Wahab, Sutarya Trisnamansyah | 1996/05/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1454 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi generasi berikutnya. Peliharalah dirimu dan keluargamu agar terhindar dari api neraka, demikian pesan Al-Quran. Di lembaga terkecil ini pembelajaran berlangsung melalui interaksi sesama anggotanya, yang saat ini lebih dominan mendidik aspek asuh dan asih, dan masih mengenyampingkan aspek asah dari anak-anak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan berbagai tantangan kehidupan yang menuntut perlunya proses asah dalam mengolah, menseleksi, membina dan mengembangkannya. Sudah saatnya proses asah menjadi pusat perhatian pembelajaran dalam keluarga, dengan tidak mengabaikan yang lainnya. Sebagai extended family, pembelajaran dalam keluarga matrilineal Minangkabau mengutamakan interaksi mamak-anak kemenakan-ibu dan anggota kerabat ibu lainnya. Mereka yang menjalankannya, sampai saat ini aktivitas mereka basandi-kan pada adat Minangkabau yang matrilineal dan agama Islam yang patrilineal, sekaligus merupakan input pembelajarannya. Anggota keluarga ini mempunyai tradisi merantau yang selalu berinteraksi dengan kerabat di kampung halaman. Basandi merupakan hakikat pembelajarannya, yaitu suatu proses yang terdapat dalam diri seseorang Minangkabau untuk mewujudkan sikap dan perilakunya yang didasarkan pada adat Minangkabau dan agama Islam. Fokus penelitian adalah pembelajaran hakikat basandi dalam keluarga matrilineal Minangakabau dengan segala unsur dan dimensinya. Tujuan dan manfaatnya adalah, mengungkapkan pemikiran mendasar dan konseptual pembelajaran hakikat basandi tersebut, guna pembinaan dan pengembangan pendidikan luar sekolah, khususnya pada satuan pendidikan dalam keluarga. Lebih jauh lagi, untuk menghadapi berbagai tantangan perkembangan masyarakat bagi generasi keluarga matrilineal khususnya dan keluarga dengan latar agama yang sama umumnya. Kajian konseptual pendidikan luar sekolah merupakan dasar mengungkapkan pembelajaran hakikat basandi pada keluarga yang mempunyai tradisi merantau, dan masih kental ke-Minangkabauannya. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan segala persyaratannya, maka sumber informasi (data) utama adalah para anak kemenakan, ibu, mamak dan anggota kerabat ibu lainnya yang di kampung dan rantau. Sumber data lain didapatkan dari para budayawan, pakar, pemuka adat Minangkabau, dan peneliti sendiri yang mengalami langsung sebagai orang Minangkabau dan pengumpul data. | d_pls_9133404_jamaris_table_of_content.pdf | d_pls_9133404_jamaris_chapter1(1).pdf | d_pls_9133404_jamaris_chapter2(1).pdf | d_pls_9133404_jamaris_chapter3(1).pdf | d_pls_9133404_jamaris_chapter4a(1).pdf | d_pls_9133404_jamaris_chapter5(1).pdf | d_pls_9133404_jamaris_bibliography.pdf | d_pls_9133404_jamaris_appendix.pdf |
SAKDIAH | IBRAHIM | PENERAPAN PENDEKATAN "MUTUAL-ADAPTIVE" DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM PPKn 1994 : Penelitian Kualitatif Komparatif terhadap Pembelajaran PPKn untuk Siswa Kelas 5 di Tiga SD, Kotamadya Banda Aceh | PPS UPI | MUTUAL-ADAPTIVE | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Malyani Sumantri | 2005/01/03 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1453 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi tentang penerapan pendekatan mutual-adaptive dalam implementasi kurikulum PPKn 1994 untuk siswa kelas 5 SD. Informasi ini dipandang sangat penting untuk mengetahui bagaimana guru menerapkan pendekatan mutual-adaptive sebagai bagian oari upaya untuk mencapai tujuan-tujuan kurikulum PPKn. Pendekatan tersebut menuntut kreativitas guru melakukan upaya-upaya penyesuaian (adaptasi) terhadap kondisi-kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran siswa. Berdasarkan pendekatan mutual- adaptive, guru dituntut untuk mempertimbangkan faktor-faktor kebijakan pendidikan, kemampuan guru, siswa, sarana dan prasarana sekolah, dan lingkungan sekolah yang mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan kurikulum (dalam hal. ini, penerapan pendekatan mutual-adaptive dalam pembelajaran PPKn untuk siswa kelas 5 SD). Masalah penelitian ini difokuskan pada dua pertanyaan penelitian, yaitu: (1) Bagaimana tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi disempurnakan sesuai dengan kemampuan dan kondisi-kondisi siswa, guru, sarana dan prasarana serta lingkungan berdasarkan mutual-adaptive?, dan (2) Bagaimana dampak implementasi pendekatan mutual-adaptive terhadap perolehan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn? Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif. Pengambilan data untuk penelitian ini adalah dari tiga SDN. Teknik-teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi: dan teknik-teknik analisis datanya adalah reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Keabsahan temuan-temuan penelitian dilakukan melalui prosedur peneraan kredibilitas, transferabilitas, dan dependabilitas (berturut-turut identik dengan reliabilitas, validitas eksternal dan validitas internal dalam penelitian berdasarkan paradigma positivistik); dan konfirmabilitas temuan-temuan penelitian.Berdasarkan data lapangan dapat diinterpretasikan bahwa hanya sebagian guru yang memahami tuntutan pentingnya kreativitas guru dalam implementasi kurikulum dengan pendekatan mutual-adaptive. Sebagai konsekuensinya adalah hanya sebagian guru yang membuat persiapan-persiapan pembelajaran sesuai dengan hakekat mutual adaptive dari kurikulum, sedangkan sebagian lagi membuat persiapan hanya untuk memenuhi tuntutan administratif dalam manajemen sekolah. Guru-guru menggunakan kurikulum (GBPP) sebagai pedoman dalam pembuatan perencanaan program pembelajaran. Alat, media dan sumber pembelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan.Kesulitan-kesulitan penerapan pendekatan mutual-adaptive dalam implementasi kurikulum bersumber dari kurangnya pemahaman guru terhadap hakekat mutual-adaptive tersebut, dan penerimaan sekolah dan masyarakat terhadap tuntutan perubahan sesuai dengan hakekat kurikulum yang berlaku. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru antara lain membuat rencana-rencana pembelajaran tahunan, caturwulan, dan harian, termasuk di dalamnya menganalisis keterampilan-keterampilan yang akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran. Penerapan pendekatan mutual-adaptive memberikan dampak pada perubahan tingkah laku siswa dalam dimensi-dimensi kognitif, psikomotor, dan afektif.Berdasarkan temuan-temuan penelitian tersebut dapat dirumuskan beberapa kaidah yang mempengaruhi keberhasilan implementasi oleh guru sebagai pihak pelaksana dan pengembang kurikulum: (1) keberhasilan implementasi kurikulum melalui penerapan pendekatan mutual-adaptive ditentukan oleh kemampuan guru melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi-kondisi internal dan eksternal pembelajaran siswa; dan (2) kreativitas guru memiliki peranan yang penting dalam kegiatan-kegiatan seleksi konten, pelaksanaan KBM, seleksi alat/media/sumber dan penilaian serta kegiatan tindak lanjut yang pada gilirannya mempengaruhi keberhasilan pembelajaran siswa. Impiikasi dari temuan penelitian ini berkenaan dengan pengambilan keputusan dan kebijakanoieh pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab pada keberhasilan implementasi kurikulum, yaitu: (1) perlunya upaya-upaya peningkatan kualifikasi guru dalam memahami dan mengimplementasikan kurikulum; (2) kepemimpinan kepala sekolah untuk mendorong guru meningkatkan pemahaman dan implementasi sesuai dengan hakikat kurikulum; (3) pengawasan dari dinas terkait hendaknya lebih mendorong guru-guru dan kepala sekolah meningkatkan mutu implementasi kurikulum; dan (4) pentingnya penelitian lanjutan yang berkaitan dengan implikasi hakekat mutual-adaptive kurikulum dalam setiap bidang kurikulum. | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_table_of_content.pdf | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_chapter1.pdf | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_chapter2.pdf | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_chapter3.pdf | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_chapter4.pdf | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_chapter5.pdf | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_bibliography.pdf | d_pk_9233086_ina_yusuf_kusumah_appendix.pdf |
M. | YUSUF AZIZ | PENGEMBANGAN MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBINAAN DESA MODEL : Suatu Tinjauan Pendidikan Luar Sekolah Mengenai Aktualisasi Prinsip Pembangunan Partisipatoris datam Pembinaan Masyarakat Desa Model oleh Perusahaan Industri Besar Lhokseumawe Dati II Aceh Utara | PPS UPI | Pengembangan Masyarakat | Rahayu Hanafiah, Djudju Sudjana | 1996/02/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1452 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Salah satu misi yang diemban perusahaan industri besar Lhokseumawe (BUMN) adalah sebagai agen pembangunan. Pengembangan masyarakat desa model merupakan salah satu bentuk kegiatan community development (CD) perusahaan industri besar di Zona Industri Lhokseumawe (ZILS), dalam rangka operasionalisasi misinya sebagai agen pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan suatu konsep pengembangan masyarakat di ZILS berlandaskan prinsip pembangunan partisipatoris. Pengumpulan data ditempuh melalui observasi,.wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas CD diselenggarakan perusahaan industri besar secara konseptual mengarah kepada aktualisasi prinsip pembangunan partisipatoris. Walau, aktualisasi prinsip pembangunan partisipatoris dimaksud masih terbatas pada proses perencanaan kegiatan. Pendekatan pembinaan yang ditempuh adalah perpaduan antara pendekatan "bottom-up" dan "top down". Di lingkungan perusahaan, pendekatan tersebut lebih dikenal dengan "pendekatan pasif-responsif" atau "pendekatan menunggu bola" atau "pendekatan mendorong mobil mogok". Program CD dipraktekkan dalam bentuk "peusido-community development". Sebagai kesimpulan dapat diungkapkan, bahwa program CD yang dilakukan perusahaan industri besar di ZILS belum dilaksanakan secara terencana dengan baik, sehingga tujuan yang diharapkan belum tercapai. Perubahan-perubahan pesat yang terjadi di masyarakat sekitar, tidak dapat diklasifikasi sebagai akibat dari pelaksanaan program CD perusahaan industri, walau program tersebut ikut berkontribusi terhadap terj ad inya perubahan. | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_table_of_content.pdf | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_chapter1(1).pdf | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_chapter2(1).pdf | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_chapter3(1).pdf | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_chapter4(1).pdf | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_chapter5(1).pdf | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_bibliography.pdf | d_pls_9133403_m_yusuf_aziz_appendix.pdf |
INA | YUSUF KUSUMAH | MODEL PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS : Studi Pengembangan pada SMA Negeri di Kota Bandung | PPS UPI | BAHASA INGGRIS | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2005/06/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1451 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Pada saat ini, sebagian besar tamatan SMA ternyata tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris walaupun mereka belajar bahasa Inggris selama tiga tahun di SMP dan tiga tahun di SMA. Hal ini diakibatkan oleh pembelajaran bahasa Inggris pada umumnya lebih terfokus pada ketepatan tata-bahasa sehingga kurang memberikan kesempatan berkomunikasi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan alternatif yang berpotensi memperbaiki kinerja belajar siswa sehingga dapat menjangkau semua aspek kemampuan bahasa Inggris secara komprehensif.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Inggris (PK-PBI) di SMA. Model tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik Research and Development. Tahap awal penelitian yang meliputi studi pendahuluan, pengembangan, dan ujicoba model dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandung. Validasi model dilaksanakan melalui eksperimen pada enam SMA Negeri di Kota Bandung yang mewakili SMA kategori "Baik", "Sedang", dan "Kurang".Model PK-PBI menempatkan kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran. Melalui model PK-PBI, kompetensi tindak bahasa yang meliputi menyimak {Ustening), berbicara (speaking), membaca (,reading), serta menulis (writing) diintegrasikan dalam suatu tema yang disajikan dalam bacaan atau dialog sebagai perekatnya. Interaksi komunikasi untuk mengungkap makna yang terkandung dalam tema dijadikan media peningkatan kompetensi komunikasi secara utuh. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan model PK-PBI menuntut kreativitas guru untuk: (1) Mengintegrasikan kompetensi tindak bahasa dan indikator berdasarkan tema serta menyajikannya dalam bentuk LKS; (2) Memanfaatkan tema untuk membangkitkan minat siswa mengikuti pembelajaran, dan (3) Melakukan interaksi komunikasi pada setiap tahapan proses pembelajaran.Validasi model yang dilakukan melalui eksperimen menunjukkan model PK-PBI berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi tindak bahasa pada sekolah kategori "Baik", "Sedang", serta "Kurang". Model PK-PBI yang dikembangkan lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional yang selama ini dilaksanakan dalam meningkatkan kompetensi komunikatif siswa SMA. | d.pk_8933188_sukirno_table_of_content(2).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter1(2).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter2(2).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter3(2).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter4(2).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter6.pdf | d.pk_8933188_sukirno_bibliography(2).pdf | d.pk_8933188_sukirno_appendix(2).pdf |
SIMAN | NONE | PEMBELAJARAN NILAI KEWIRAUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL : Studi Kualitiv Tentang aktivitas Lembaga Sewadaya Masyarakat Dalam Membina Wirausaha Anggota Asosiasi Industri Kecil Munafakur Di Wilayah Bandung | PPS UPI | Pengembangan Industri | Sudardja Adiwikarta, Sutarya Trisnamansyah | 1997/01/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1450 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Industri kecil khususnya industri kecil manufaktur (logam, karet, dan plastik) di wilayah Bandung sesuai penilaian masyarakat atas penomena yang ada, di samping sebagai potensi dan berpeluang berkembang, eksistensinya juga terancam. Berangkat dari kondisi inilah penelitian dilakukan. Hasil survey para pakai menunjukkan bahwa ancaman ini disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia khususnya kualitas kewirausahaannya. Asumsinya, kualitas kewirausahaan merupakan faktor penentu keberhasilan pengelolaan dan pengembangan industri kecil. Kualitas ini dilandasi nilai yang diyakini, dijadikan acuan dan tujuan wirausaha mengelola dan mengembangkan industrinya. Jadi, nilai merupakan faktor esensial di dalam penentuan kualitas kewirausahaan wirausaha. Untuk meningkatkan kualitas kewirausahaan, di samping lembaga pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat Wahana Pengembangan Usaha (LSM WPU) juga melakukan pembinaan industri kecil manufaktur di wilayah Bandung dengan memberikan program pembelajaran nilai kewirausahaan melalui kemitraan pola pembinaan. Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu (1) menyingkap nilai kewirausahaan yang diyakini, dijadikan acuan wirausaha industri kecil manufaktur dalam mengelola dan mengembangkan industri di wilayah Bandung , (2) menyingkap pembelajaran nilai kewirausahaan yang dilakukan LSM WPU terhadap mereka. Metode yang digunakan adalah naturalistik-kualitatif dengan peneliti sebagai instrumennya. Sumber data utama tentang nilai kewirausahaan adalah wirausaha industri kecil manufaktur, dan tentang pembelajaran nilai kewirausahaan adalah personel LSM WPU dengan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Validitas dan reliabilitas penelitian didapat dengan memperpanjang masa penelitian, melakukan dengan tekun, rutin dan melibatkan, melakukan triangulasi, diskusi, member chek, transferabilitas, konfirmabilitas, dependabilitas, dan melengkapi referensi. | d_pls_9033299_siman_table_of_content.pdf | d_pls_9033299_siman_chapter1(1).pdf | d_pls_9033299_siman_chapter2(1).pdf | d_pls_9033299_siman_chapter3(1).pdf | d_pls_9033299_siman_chapter4a.pdf | d_pls_9033299_siman_chapter5(1).pdf | d_pls_9033299_siman_bibliography.pdf | d_pls_9033299_siman_appendix.pdf |
TEDJO | NARSOYO REKSOATMODJO | KESELARASAN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN LATIHAN DENGAN PERFORMANSI KERJA KARYAWAN LULUSAN PUSDIKLAT PT IPTN DITINJAU DARI TAHAP KEPEDULIAN INSTRUKTUR DAN TINGKAT PENERAPAN KURIKULUM | PPS UPI | PENERAPAN KURIKULUM | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 1994/11/29 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1449 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Since 1985, the 1PTN Training Center (TC) is conducting the Apprentice Training Program to train new employees as production workers and engineering staff. For the production workers there were three different education background: graduates from secondary school (SMP), senior high school (SMA) and secondary technical school (STM),it was the management's intention to take benefit from the success of the program to reduce production delays gradually, but delays still exist up to now. There are factors to cause the delays; one of them is human factor.The second problem; appeared later, was the involve- | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_table_of_content.pdf | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_chapter1.pdf | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_chapter2.pdf | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_chapter3.pdf | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_chapter4.pdf | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_chapter5.pdf | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_bibliography.pdf | d_pk_8833087_tedjo_narsoyo_reksoatmodjo_appendix.pdf |
OONG | KOMAR | SPEKTRUM TENAGA KEPENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH KURSUS : Suatu Kajian Mengenai Profil Tenaga Kependidikan Pendidikan Luar Sekolah Kursus, Pengembangannya, dan Keterlibatan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan | PPS UPI | Spektrum Tenaga | Djudju Sudjana, Soedijarto | 2000/02/14 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1448 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | d_pls_9033298_oong_komar_table_of_content.pdf | d_pls_9033298_oong_komar_chapter1(1).pdf | d_pls_9033298_oong_komar_chapter2(1).pdf | d_pls_9033298_oong_komar_chapter3(1).pdf | d_pls_9033298_oong_komar_chapter4(1).pdf | d_pls_9033298_oong_komar_chapter5(1).pdf | d_pls_9033298_oong_komar_bibliography.pdf | ||
HERRY | PORDA NUGROHO PUTRO | MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH MELALUI PENDEKATAN INKUIRI: Studi Pembelajaran pada Siswa SMP Negri di KOta Banjarmasin-Kalimantan Selatan | PPS UPI | Pembelajaran Sejarah | Helius Sjamsudin, Numan Somantri, Nana Syaodih Sukmadinata | 2006/07/03 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1447 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Latar belakang penelitian ini adalah tantangan pendidikan sejarah dalam era globalisasi dan era reformasi, dan kondisi pembelajaran sejarah saat ini yang kurang mengembangkan keterampilan intelektual dan kesadaran sejarah siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model inkuiri dalam rangka meningkatkan pemahaman materi dan kesadaran sejarah siswa dalam pembelajaran sejarah. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Secara garis besar tahapan penelitian ini meliputi (I) prasurvei untuk mengidentifikasi kondisi pembelajaran sejarah yang sedang berjalan, (2) pengembangan model berdasarkan hasil prasurvei, (3) validasi model. Pengembangan model dilaksanakan dengan uji coba terbatas dan uji coba luas. Uji coba terbatas dilakukan pada 2 (dua) sekolah menengah pertama negeri di kota Banjarmasin yang terletak di tengah kota dan pinggiran kota. Uji coba luas dilakukan pada 3 (tiga) sekolah menengah pertama negeri di kota Banjarmasin yang terletak di tengah kota, agak tengah kota, dan pinggiran kota. Kategori sekolah berdasarkan kondisi kota Banjarmasin yang terdiri dari sungai-sungai dan rawa. Hasil pengembangan model memperlihatkan perbaikan hasil belajar siswa dan kinerja guru. Uji validasi dilakukan pada 3 (tiga) sekolah dengan kategori sekolah di tengah kota, agak tengah kota, dan pinggiran kota. Uji validasi dilaksanakan secara eksperimen membandingkan pembelajaran sejarah dengan model inkuiri dengan pembelajaran sejarah yang biasa digunakan guru. Hasil validasi memperlihatkan bahwa tingginya pemahaman materi dan kesadaran sejarah siswa berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan hasil pretest (a <. 0001) maupun dengan kelompok kontrol (a <. 0001). Hasil validasi memperlihatkan bahwa tingginya pemahaman materi dan kesadaran sejarah siswa berbeda secara signifikan berdasarkan kategori letak sekolah (a < . 0001). Temuan penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa model inkuiri efektif untuk meningkatkan pemahaman materi dan kesadaran sejarah siswa, relevan digunakan dalam pembelajaran sejarah, efektif untuk meningkatkan kinerja guru, sehingga dapat disimpulkan bahwa model inkuiri efektif digunakan untuk meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajaran sejarah di sekolah menengah pertama khususnya di kota Banjarmasin. Temuan penelitian ini mempunyai implikasi positif bagi pengembangan pembelajaran sejarah di sekolah menengah pertama. Implikasi praktis di antaranya perlu ditumbuhkan motivasi guru meningkatkan kinerjanya guna memperbaiki kualitas pembelajaran sejarah dan sosialisasi model inkuiri sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah dan kesadaran sejarah siswa di sekolah menengah pertama | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_table_of_content.pdf | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_chapter1.pdf | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_chapter2a.pdf | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_chapter3.pdf | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_chapter4a.pdf | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_chapter5.pdf | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_chapter6.pdf | d_ips_019816_herry_porda_nugroho_putro_bibliography.pdf |
MOCHAMMAD | NOOR ABUBAKAR | TRANSPORMASI NILAI-NILAI BUDAYA KEBERSAMAAN IDEALIS PATRIOTIK DALAM PENDIDIKAN KEBANGSAAN : Studi Kasus Prinsip Pendidikan Keluarga Sepanjang Hayat Tokoh Berdasarkan Tauhid Dan Kasih-Sayang | PPS UPI | Kebersamaan Idealis | Achmad Sanusi, Sutaryat Trisnamansyah | 1996/02/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1446 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini berlatar belakang memahami nilai-nilai pendidikan dari pengalaman sejarah persatuan bangsa. Pendidikan kebersatuan dan kebersamaan bersumber dari pembinaan nilai keke¬luargaan. Tokoh yang ditelaah memiliki dan menerapkan nilai tersebut dalam kehidupan keluarga dan kegiatan gerakan-gerakan kemasyarakatan. Para tokoh tersebut berasal dari masyarakat yang berpandangan kebangsaan dan berkepribadian religius idealis, religius humanis, dan religius materialis. Pandangan hidup mereka terjalin dalam bingkai kebangsaan sesuai dengan prinsip-prinsip Undang-Undang Dasar 1945 dan falsafah Pancasila. Negara Indonesia berdasarkan UUD 45 dan Pancasila melaksa¬nakan pembangunan ekonomi telah mendorong perkembangan nilai materialis sangat pesat, seirama dengan lajunya pembangunan. Baik lapisan masyarakat rendah dan masyarakat menengah berpacu menge¬jar material dengan sikap meniru masyarakat atas. Berkembanglah golongan dan kelompok masyarakat dalam persaingan. Tetapi lama-kelamaan perkembangan persaingan antar golongan semacam itu mempertajam keperbedaan yang dikandung masyarakat majemuk. Masing-masing mempertebal faham individualisme yang bertentangan dengan Pancasila sehingga dapat memprihatinkan keutuhan bangsa. Oleh sebab itu, penataan pendidikan kebangsaan untuk menganti¬sipasi gejala gejolak perpecahan, juga sekaligus menyiapkan Indonesia pada abad XXI agar tetap mempertahankan negara prokla¬masi berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Pen¬didikan itu diharapkan merupakan pola pendidikan kebangsaan, yang berlandaskan nilai kekeluargaan dilakukan dengan kegiatan nyata sebagai gerakan-gerakan membina persatuan dan kesatuan. Proses Pendidikan nilai kekeluargaan dan kegiatan nyata gerakan-gerakan masyarakat bersatu dicerminkan oleh pengalaman tokoh yang diraih | d_pls_8933189-xxi-pls_mochammad_noor_abubakar_table_of_content.pdf | d_pls_8933189-xxi-pls_mochammad_noor_abubakar_chapter1.pdf | d_pls_8933189-xxi-pls_mochammad_noor_abubakar_chapter2.pdf | d_pls_8933189-xxi-pls_mochammad_noor_abubakar_chapter3.pdf | d_pls_8933189-xxi-pls_mochammad_noor_abubakar_chapter5.pdf | d_pls_8933189-xxi-pls_mochammad_noor_abubakar_bibliography.pdf | ||
DJAMALUDDIN | KANTAO | PROFIL GURU DALAM KONTEKS SOSIAL BUDAYA "TO-KAILI" : Suatu studi kualitatif tentang peranan guru dalam masyarakat - Kailix dan kaitannya dengan pelaksanaan 'tugas guru ~ sebagai pengembang kurikulum | PPS UPI | TO-KAILI | Achmad Sanusi, Soepardjo adikusumo, Tisar | 1992/01/01 | 2013/01/09 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1445 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_8833085_djamaluddin_kantao_table_of_content.pdf | d_pk_8833085_djamaluddin_kantao_chapter1.pdf | d_pk_8833085_djamaluddin_kantao_chapter2.pdf | d_pk_8833085_djamaluddin_kantao_chapter3.pdf | d_pk_8833085_djamaluddin_kantao_chapter4.pdf | d_pk_8833085_djamaluddin_kantao_chapter5.pdf | |||
ENGKING | SOEWARMAN HASAN | PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KETERAMPILAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN TERPADU PESANTREN SEBAGAI PROSES PEMBERDAYAAN SANTRI | PPS UPI | Pendidikan Keterampilan | Endang Sumantri, Ishak Abdulhak | 2001/09/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1444 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kehidupan masyarakat nelayan di Pantai Utara kabupaten Indramayu yang ditunjukkan oleh relatif tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran dan rendahnya tingkat pendidikan pencari kerja. Di pihak lain kabupaten Indramayu memiliki sumber daya lokal yang potensial. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menemukan model program magang berbasis keunggulan komparatif sumber daya lokal bagi upaya peningkatan keberdayaan ekonomi warga belajar. Fokus kajian tersebut mengacu pada konsep keunggulan komparatif sumber daya lokal (Tuhpawana, 1988; Djojonegoro, 1991; Sudjana, 1999), konsep magang (Rahardjo, 1986; Suherman, 1990), konsep pengelolaan program (Davies, 1986; Sudjana, 1993; Fattah, 2000), teori human capital (Lutan, 1987; Gary, 1993; Suryadi, 1999), dan konsep pemberdayaan (Kindervatter, 1979; Sumodingrat, 1999). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah research and development (Borg and Gall,1988). Ujicoba model menggunakan kuasi eksperimen dengan Static Group Pretest-Posttest Design. Pengujian efektifitas model dilihat dari tingkat keberdayaan ekonomi warga belajar dengan membandingkan hasil pretest dan posttest pada kelompok yang diujicoba. Analisis data dilakukan secara kualitatif yang kombinasikan dengan analisis data yang sifatnya kuantitatif. Berdasarkan hasil ujicoba model diperoleh temuan penelitian sebagai berikut: (1) dalam pengembangan program magang dilakukan dengan mencermati keunggulan komparatif sumber daya lokal, karena lebih terspesialisasi, resisten dan memiliki keunggulan kompetitif; (2) model magang yang ditemukan terdiri atas dua tahapan, yaitu pertama menganalisis jejaring jenis usaha ekonomi produktif dan kedua proses keberdayaan ekonomi melalui penguatan pengelolaan program magang; (3) hasil pengujian efektifitas model secara umum terdapat peningkatan keberdayaan ekonomi pemagang setelah dilakukan perlakuan, hasil analisis rho Spearman menunjukkan korelasi 0,633. Jika dilihat dari masing-masing aspek keberdayaan ekonomi, ternyata hanya aspek peningkatan keterampilan teknis fungsional dan sumber-sumber akses usaha dan permodalan yang memiliki korelasi yang kuat, yaitu dengan nilai 0,668 dan 0,665. Sedangkan pada aspek peningkatan pendapatan memiliki korelasi yang lemah dengan nilai 0,312. Lemahnya peningkatan pendapatan antara lain diduga karena faktor rendahnya posisi tawar pemagang, orientasinya pada belajar bukan semata-mata bekerja, konteks waktu, struktur pasar dan kualitas produksi yang dihasilkan pemagang. Dari penelitian ini dapat disimpulkan: (1) dalam pengembangan program magang perlu mencermati keunggulan komparatif sumber daya lokal, (2) konstruksi model magang yang ditemukan terdiri atas dua dimensi, yaitu: memperkuat kajian akademik dan praksis yang bermuara pada peningkatan keberdayaan ekonomi warga belajar dan (3) model program magang yang dikembangkan secara nyata dapat meningkatkan keberdayaan ekonomi pemagang. | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_table_of_content.pdf | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_chapter1.pdf | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_chapter2.pdf | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_chapter3.pdf | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_chapter4a.pdf | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_chapter5.pdf | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_bibliography.pdf | d_pls_999878_engking_soewarman_hasan_appendix.pdf |
SAFURI | NONE | PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM MAGANG BERBASIS KEUNGGULAN KOMPARATIF SUMBER DAYA LOKAL BAGI UPAYA PENINGKATAN KEBERDAYAAN EKONOMI WARGA BELAJAR | PPS UPI | Keunggulan Komperatif | Ishak abdulhak, Sutaryat Trisnamansyah | 2003/07/22 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1443 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kehidupan masyarakat nelayan di Pantai Utara kabupaten Indramayu yang ditunjukkan oleh relatif tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran dan rendahnya tingkat pendidikan pencari kerja. Di pihak lain kabupaten Indramayu memiliki sumber daya lokal yang potensial. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menemukan model program magang berbasis keunggulan komparatif sumber daya lokal bagi upaya peningkatan keberdayaan ekonomi warga belajar. | d_pls_999874_safuri_table_of_content.pdf | d_pls_999874_safuri_chapter1(1).pdf | d_pls_999874_safuri_chapter2(1).pdf | d_pls_999874_safuri_chapter3(1).pdf | d_pls_999874_safuri_chapter4(1).pdf | d_pls_999874_safuri_chapter5(1).pdf | d_pls_999874_safuri_bibliography.pdf | d_pls_999874_safuri_abstract.pdf |
M. | NORSANIE DARLAN | PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI MASYARAKAT DESA TERTINGGAL KAWASAN PANTAI : Studi Kasus Pemberdayaan Kaum Perempuan Keluarga Nelayan Desa Selpudak Kecamatan Kahayu Kabupaten Kampus Kalimantan Tengah | PPS UPI | Pelatihan Keterampilan | Sutarya Trisnamansyah, Endang Sumantri | 2002/01/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1442 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini berjudul "Pengembangan Model Pelatihan Keterampilan bagi Masyarakat Desa Tertinggal Kawasan Pantai (Studi Kasus Pemberdayaan Kaum Perempuan Keluarga Nelayan Desa Sei Pudak Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah)". Masalah penelitian ini adalah sulitnya masyarakat mengatasi tantangan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi potensi SDM dan SDA desa Sei Pudak dan hambatan yang dialami kaum perempuan keluarga nelayan tak-berdaya; menemukan model pelatihan keterampilan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai supaya dapat menaklukkan alam di sekitarnya; mengembangkan mode! keterampilan tersebut sesuai tuntutan SDA di sekitarnya, mendorong mereka agar dapat memanfaatkan waktu luangnya; dan mendaya-gunakan hasil pelatihan keterampilan untuk menghadapi masa depannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik kualitatif. Dengan dua tahap yakni tahap pertama penelitian eksplorasi dilaksanakan bulan Juli sampai Agustus 2000, hasilnya dilaporkan secarastngkat di uraikan dalam Bab JV. Kedua, penelitian dan pengembangan dilaksanakan bulan Mei sampai Agustus 2001, dengan tehnik mengumpul data wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Sedangkan subyek penelitian ini adalah Kaum Perempuan (ibu rumah tangga dan remaja puteri) keluarga nelayan di Desa Sei Pudak. Sebagai landasan teoretik, peneliti menggunakan teori-teori pemberdayaan (empowerment) dari Kindervatter, dehumanisasi dari Freire, lllich dan Fromm, dan pembelajaran orang dewasa dari Srinivasan, Rogers, dan (lainnya. Landasan ini mencoba menggabungkan unsur-unsur psikologis naturalistik dengan pendekatan sistem. Dari hasil analisis, diperoleh temuan-temuan berikut. Pertama, kondisi fisik-alam desa Sei Pudak lebih tertinggal daripada desa-desa sekitarnya dan kualitas sumberdaya manusianya terutama kaum perempuan pada kawasan pantai sangat rendah. Dengan pemberian keterampilan dan pengetahuan mengolah limbah sabut kelapa, mereka dapat memberdayakan dirinya untuk meningkatkan kehidupan keluarganya. Kedua, kondisi sosial bagi kaum perempuan untuk menaklukkan alam dengan mengolah limbah sabut kelapa sebagai produk potensial di sekitar lingkungannya memiliki nilai tambah. Ketiga, melalui pengembangan model pelatihan keterampilan, masyarakat desa tertinggal kawasan pantai, dapat memanfaatkan SDA di sekitarnya, seperti merajut sabut kelapa untuk dijadikan sapu dan keset. Keempat, hasil pelatihan keterampilan, dapat memberdayakan kaum perempuan dalam memanfaatkan waktu luangnya meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan sekaligus mengurangi angka pengangguran. Kelima, pelatihan keterampilan yang diberikan kepada kaum perempuan dapat memberdayakan dirinya menghadapi kenyataan masa depannya, dengan menggalakkan usaha-usaha produktif bidang industri rumah tangga, atau mengembangkan model-model yang lebih menarik agar dapat menyesuaikan pangsa pasar.yang tidak terbatas pada pengolahan limbah sabut kelapa tapi juga pengemasan ikan dan minyak kelapa dan sebagainya. Penelitian membuahkan beberapa kesimpulan. Pertama, kondisi SDM di desa itu dapat memberdayakan dirinya dengan mengolah limbah SDA di sekitarnya. Kedua, kaum perempuan keluarga nelayan dapat menaklukkan alam dengan mengolah limbah dari SDA di sekitar lingkungannya untuk mendapatkan nilai tambah. Katiga, kaum perempuan dapat memanfaatkan SDA di sekitarnya, seperti merajut sabut kelapa untuk dijadikan sapu dan keset. Keempat, pemanfaatan waktu luangnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya, dan turut menurunkan angka pengangguran. Kelima, kaum perempuan mampu mengembangkan usaha-usaha produktif bidang industri rumah tangga dan lainnya. Temuan dari kesimpulan itu tidak hanya terbatas pada pengolahan limbah sabut kelapa tetapi juga pada pengemasan ikan, minyak kelapa dsb. Selain itu, pengembangan pelatihan itu dapat menumbuhkan sikap mental wiraswasta kaum perempuan terutama dalam menghadapi tugas-tugas kesehariannya. Dari temuan itu, direkomendasikan mereka dan kelompok masyarakat tertinggal lainnya untuk mengembangkan berbagai jenis keterampilan yang lebih relevan dengan situasi kehidupannya guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Untuk mpmnfirceoat Droses pemberdayaan, wajar 9 tahun perlu dipacu dengan memfungsikan SLTP- | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_table_of_content.pdf | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_chapter1(1).pdf | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_chapter2(1).pdf | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_chapter3(1).pdf | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_chapter4a.pdf | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_chapter5(1).pdf | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_bibliography.pdf | d_pls_999841_m_norsanie_darlan_appendix.pdf |
MARDIAH | MOENIR | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERSIAPAN MEMBACA DAN MENULIS (MODEL PPMM) UNTUK ANAK TAMAN KANAK KANAK | PPS UPI | MEMBACA DAN MENULIS | Ibrahim, Hamid Hasan, Rochman Natawidjaja | 2005/12/27 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1441 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Pengembangan model ini dilakukan dengan menggunakan metode Research and Development (R & D). Untuk pengembangan model dibentuk tim pengembang yang melibatkan anak-anak TK yang telah memiliki kesiapan belajar membaca dan menulis, kepala TK, guru TK, penilik TK dan SD, dan dosen D2 PGTK. Variabel penelitian dan pengembangan adalah: (1) Rancangan pembelajaran, meliputi sub variabel tujuan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, dan alat-lat permainan. (2) Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran. (3) Keterlibatan anak dalam pembelajaran. (4) Perkembangan kemampuan dan keterampilan anak dalam persiapan membaca dan menulis. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, angket, diskusi kelompok terarah (focus group discussion), dan teknik Delphi. Data yang diperoleh dalam tahap pengembangan model berupa data kualitatif, akan dianalisis dengan teknik analisis interpretative, sedangkan data hasil focus discussion group dianalisis dengan teknik Cut-and-Paste. Untuk menguji keefektifan, efisiensi dan daya tarik model, dipergunakan teknik analisis logis, SPSS (Statistical Product and Service Solution) melalui uji Friedman, dan tabel interpretasi nilai.Hasil analisis relevansi model PPMM dengan karakteristi anak TK dan analisis fisibilitas model PPMM menunjukkan: (1) Tujuan pembelajaran relevan dengan karakteristik anak TK (2) Prinsip-prinsip pembelajaran yang diterapkan dalam model PPMM sesuai dengan karakteristik anak TK. (3) Tujuan pembelajaran tercapai, artinya setelah pembelajaran dengan model PPMM anak-anak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam persiapan membaca dan menulis. (4) Tingkat kemampuan guru dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. (5) Tingkat kemampuan guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran termasuk kategori cukup. (6) Keterlibatan anak dalam pembelajaran termasuk kategori tinggi. (7) Tingkat kebermaknaan alat-alat permainan termasuk dalam kategori tinggi. (8) Daya tarik model PPMM termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model PPMM memiliki relevansi dengan karakteristik anak TK dan fisibel untuk diterapkan di TK. | d_pk_999873_mardiah_moenir_chapter7.pdf | d_pk_999873_mardiah_moenir_chapter1.pdf | d_pk_999873_mardiah_moenir_chapter2.pdf | d_pk_999873_mardiah_moenir_chapter3.pdf | d_pk_999873_mardiah_moenir_chapter4.pdf | d_pk_999873_mardiah_moenir_chapter5.pdf | d_pk_999873_mardiah_moenir_bibliography.pdf | d_pk_999873_mardiah_moenir_appendix.pdf |
GADA | SEMBADA | PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN SUMBERDAYA MANUSIA BERBASIS POTENSI LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI : Suatu Studi Pemberdayaan Buruh Usia Produktif Paca Pemutusan Hubungan Kerja Di Kabupaten bogor | PPS UPI | Pelatihan Keterampilan | Sutaryat Trisnamansyah, Djudju Sudjana | 2005/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1440 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Fokus penelitian ini 3daJah model pelatihan keterampilan sumberdaya manusia berbasis potensi lingkungan sosial ekonomi menggunakan pendekatan pembelajaran andragogi untuk peningkatan keberdayaan buruh usia produktif pasca PHK". Penelitian ini memfokuskan pada aspek yang terkait dengan masalah "Kebutuhan pelatihan keterampilan apakah yang dirasakan buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga dapat mengoptimalkan daya dan kemampuan yang dimiliki untuk kemandirian berusaha, dalam upaya mengatas kesulitan ekonomi". Berdasarkan pertanyaan pokok tersebut, maka penelitian ini memfokuskan pada aspek yang terkait dengan masalah sbb: (I) Bagaimanakah sikap para buruh menghadapi permasalahan sosial ekonomi pasca pemutusan hubungan kerja (PHK); (2) Bagaimanakah harapan, langkah-langkah dan usaha yang dilakukan para buruh pasca pemutusan hubungan kerja (PHK) mengatasi permasalahan kehidupan sosial ekonomi selanjutnya; (3) Pelatihan keterampilan sumberdaya manusia yang bagaimanakah yang d apa meningkatkan keberdayaan dan potensi sosial ekonomi bunith usia produktif pasca PHK; dan (4) Bagaimanakah mode! pelatihan yang tepat dan sesuai bagi para buruh pasca PHK berdasarkan potensi lingkungan sosial ekonomi dirinya sehingga dapat meningkatkan potensi, kemauan dan bermotivasi berusaha mandiri mengatasi permasaalahan hidupnya?. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pelatihan keterampilan sumberdaya manusia berbasis potensi lingkungan sosial ekonomi, menggunakan pendekatan pembelajaran andragogi. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan metoda penelitian dan pengembangan, Research and Deveiopment (R&D) ymg dilaksanakan dalam beberapa langkah mengacu kepada siklus yang dikembangkan yaitu (l) pengumpulan informasi melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi (2) perencanaan; (3) pengembangan pendahuluan; {4) ujicoba dan revisi pendahuluan; (5) ujicoba dan revisi lanjutan; (6) analisis dan evaluasi; (7) implementasi. Untuk memperoleh data potensi diri dan sosial ekonomi digunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, pengamatan partisipan, dan studi dokumentasi. Temuan dan pembahasan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: (1) para buruh pasca PHK cenderung bersikap apatis, pasrah atau tidak optimis; (2) dengan bersikap pasrah mereka menggantungkan harapan pada keadaan, jika situasi dan keadaan memberi mereka peluang untuk bekerja, maka mereka siap untuk melakukannya; (3) para buruh pasca PHK responden penelitian ini termasuk dalam kategori manusia dewasa yang tidak punya kesempatan lagi menempuh pendidikan formal Sementara keadaan sosial ekonominya termasuk kategori pra sejahtera satu dan dua atau masuk dalam kategori garis kemiskinan, namun para buruh pasca PHK tersebut secara umum mempunyai harapan-harapan untuk dapat memiliki keterampilan; dan (4) model pendidikan dan latihan yang mungkin sesuai bagi mereka adalah pelatihan yang dapat membangkitkan sensitifitas terhadap potensi yang mungkin dapat diwujudkan Kesi m pulkan penelitian ini adaalah sikap para buruh responden penelitian ini menghadapi permasalahan sosial ekonominya pasca pemutusan hubungan kerja (PHK) yaitu bersikap pasrah dan menggantungkan harapannya pada keadaan atau nasib, jika ada yang memerlukan mereka untuk bekerja, mereka siap untuk melakukannya Jika dilakukan tindakan-tindakan penting untuk menagatasi problematika tersebut, maka hai ini akan berimplikasi pada kemampuan mengalasi kesulitan ekonomi buruh pasca PHK. Penelitian ini merekomendasikan untuk: (1) meningkatkan motivasi dan daya hidup dan peserta, (2) meningkatkan keterampilan intelektual yang bermanfaat bagi kehidupan sekaligus pengetahuan yang relevan untuk mengembangkan potensi keterampilan yang dimiliki, dan (3) memberikan dorongan agar peserta memiliki sikap hidup yang positif dan optimis menghadapi perubahan sosial dan ekonomi yang cepat | d_pls_999833_gada_sembada_table_of_content.pdf | d_pls_999833_gada_sembada_chapter1(1).pdf | d_pls_999833_gada_sembada_chapter2(1).pdf | d_pls_999833_gada_sembada_chapter3(1).pdf | d_pls_999833_gada_sembada_chapter5(1).pdf | d_pls_999833_gada_sembada_bibliography.pdf | d_pls_999833_gada_sembada_appendix.pdf | |
MUSTOFA | KAMIL | MODEL PEMBELAJARAN MAGANG BAGI PENINGKATAN KEMANDIRIAN WARGA BELAJAR : Studi Pada Sentra Industri Kecil Rajutan Dan Bordir Di Daerah Priangan Timur | PPS UPI | Pembelajaran Magang | Sutaryat Trisnamansyah, Djudju Sudjana | 2002/03/29 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1439 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini berangkat dari masalah belum berfungsinya program magang sebagai satuan pendidikan luar sekolah dalam meningkatkan kemandirian warga belajar (pemagang). Dengan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan menemukan sebuah model program pembelajaran magang dalam meningkatkan kemandirian warga belajar pada sentra industri kecil rajutan dan bordir dengan fokus kajian : (1) kurikulum pembelajaran magang, dan (2) pengelolaan pembelajaran magang. Fokus kajian tersebut mengacu pada prinsip-prinsip kurikulum yang dikembangkan Hall (1976), McAshan (1979), dan Miller (1985), sedangkan teori dan prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran mengacu pada Kindervatter (1979) dan Sudjana (2000). Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan dua model analisis, yakni analisis deskriptif korelasional, dan uji empirik dengan eksperimental semu. Pengumpulan data mengenai variabel penelitian dilakukan melalui penyebaran angket, wawancara dan studi dokumentasi. Untuk penelitian eksperimental dilakukan tes khusus terutama bagi variabel kriterium kemandirian. Jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian korelasional adalah ; 210 warga belajar dan 45 permagang. Sedangkan untuk penelitian eksperimental adalah 25 warga belajar untuk masing-masing kelompok eksperimen. Sampel penelitian ini terbagi pada dua kelompok. Untuk •penelitian korelasional penelitian dilakukan di Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya, dan Kota Bandung, sedangkan untuk penelitian eksperimen dilakukan di Kabupaten Ciamis, khususnya di Desa Kertaharja Kecamatan Cijeungjing dan Kelurahan Linggasari Kecamatan Ciamis. Teknik analisis yang dipergunakan adalah; analisis regresi, analisis jalur dan uji t (t-test). Hasil penelitian ini secara umum menyimpulkan ; (1) Secara alamiah terbukti bahwa nilai-nilai budaya belajar bekerja secara signifikan berpengaruh kuat terhadap kurikulum dan pengelolaan pembelajaran magang. Tingginya pengaruh variable tersebut, ternyata berpengaruh positif pula terhadap tingginya kontribusi kurikulum dan pengelolaan pembelajaran magang beserta sub-variabelnya baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap variabel kriterium kemandirian warga belajar. (2) Hasil penelitian eksperimen membuktikan secara empirik model kurikulum dan pengelolaan pembelajaran magang yang dikembangkan studi ini, terbukti efektif dalam meningkatkan kemandirian warga belajar. Mengacu pada kesimpulan tersebut, model kurikulum dan pengelolaan pembelajaran magang yang dikembangkan studi ini secara fungsional memiliki landasan rasional (epistemology) dan memiliki kemanfaatan (aksiology) yang tinggi aplikabilitasnya. Sehingga pada kerangka substansial daya dukung dari hasil penelitian faktual, memberikan arah mendasar dalam penyusunan dan pengembangan konseptual model pembelajaran magang, melalui konseptualisasi model kurikulum dan pengelolaan pembelajaran magang pada sentra industri kecil rajutan dan bordir. | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_table_of_content.pdf | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_chapter1.pdf | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_chapter2.pdf | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_chapter3.pdf | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_chapter4a.pdf | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_chapter5.pdf | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_bibliography.pdf | d_pls_989828-pls-83_mustofa_kamil_appendix.pdf |
ODO | FADLOELI | PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA BERDASARKAN THE ACCELERATED LEARNING FOR 21st CENTURY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMEROLEHAN BAHASA INGGRIS BAGI MAHASISWA TINGKAT I STBA YAPARI-ABA BANDUNG : Hasil Research and Development Melalui Pengembangan dan Validasi Model Pembelajaran Bahasa Inggris Di Tingkat I STBA YAPARI-ABA Bandung | PPS UPI | BAHASA | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2005/01/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1438 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan model pembelajaran dalam upaya pemerolehan kemampuan berbahasa tnggns di lingkungan STBA Yapari ABA Bandung. Dari analisis hasil studi pendahulun ditemukan beberapa kondisi internal maupun eksternal, fasilitas pembelajaran serta manajemen lembaga yang diperkirakan dapat mendukung penemuan dan pengujian beberapa model pembelajaran dalam bidang bahasa Inggris.Penelitian ini dilakukan dengan pendekaan Research and Development melalui studi kualitatif dan eksperimentasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu pertama, analisis data lapangan yang berhubungan daya dukung dan kemungkinan bisa tidaknya dilakukan pengujian program pembelajaran melalui proses eksperimentasi, yaitu terhadap aspek lingkungan, manajemen, SDM, fasilitas» budaya akademik, serta mahasiswanya itu sendiri. Kedua, proses eksperimen, yaitu dalam rangka menguji coba model tersebut yang pada akhirnya dapat ditemukan action plan yang betul-betul menggambarkan tahapan implementasi program pembelajaran the Accelerated Learning for 21 5f Century. mulai dari tahapan desain, proses, dan evaluasi dalam pembelajaran bahasa inggris, serta keberhasilan siswa dalam memperoleh kemampuan bahasa inggris yang lebih cepat. Ketiga, uji validasi program pembelajaran melalui penyebaran angket baik kepada dosen maupun mahasiswa sekaitan dengan faktor-faktor pendukung dalam implementai program pembelajaran tersebut selama eksperimen berlangsung yang mampu mendukung akselerasi belajar mahasiswa.Pada tahap pertama telah ditemukan beberapa faktor pendukung terhadap proses ujtcoba program pembelajaran baik itu dari faktor lingkungan intern-ekstern, manajemen lembaga mulai tingkat pusat sampai dengan kelas, kualitas dosen, budaya akademik, sarana prasarana di samping itu juga telah tersusunnya perencanaan program pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip dan accelerated learning. Pada tahap kedua telah ditemukan berupa: (a) action plan mulai dari desain perencanaan, implementasi atau proses yang menggambarkan aktivitas dosen dan mahasiswa selama pembelajaran; (b) perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa yang menggunakan program pembelajaran Accelerated Learning for 21 SI Century dengan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran biasa, dimana berdasarkan pengujian statistik melalui ttes pada a =0,05 (taraf signifikansi 95%) dengan membandingkan hasil belajar secara intern (pre-post test pada kelompok eksperimen) maupun perbandingan hasil belajar secara ekstern (kelompok eksperimen dan kontrol) ternyata model Accelerated learning lebih mampu membantu mahasiswa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi. Pada tahap ketiga ditemukan hasil analisis expert judgement dari dosen dan mahasiswa mengenai daya dukung program pembelajaran Accelerated Learning for 21 Century terhadap pemerolehan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Tingkat I Jurusan bahasa Inggris STBA Yapari ABA Bandung, | d_pk_999825_odo_fadloeli_table_of_content.pdf | d_pk_999825_odo_fadloeli_chapter1.pdf | d_pk_999825_odo_fadloeli_chapter2.pdf | d_pk_999825_odo_fadloeli_chapter3.pdf | d_pk_999825_odo_fadloeli_chapter4a.pdf | d_pk_999825_odo_fadloeli_chapter5.pdf | d_pk_999825_odo_fadloeli_bibliography.pdf | d_pk_999825_odo_fadloeli_appendix.pdf |
SARAKA | NONE | MODEL BELAJAR SWAARAH DALAM PENGEMBANGAN SIKAP-MENTAL WIRASWASTA : Suatu Kajian Pola Prilaku Pemecahan Masalah Kehidupan Lintas Budya Bugis Perantau Di Kalimantan Timur | PPS UPI | Pengembangan Sikap-Mental | Achmad Sanusi, Abdul Aziz wahab | 2001/12/24 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1437 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertolak dari tiga pemasalahan pokok. Pertama menanyakan bagaimana model belajar swaarah pewiraswasta Bugis perantau itu. Kedua mempertanyakan apakah ada perbedaan signifikan antara sikap mental wiraswasta suku Bugis, suku Kutai dan suku Dayak sebelum dan sesudah penguji-cobaan I & II model ini atau tidak. Ketiga mempermasalahkan apakah ada perbedaan sikap mental wiraswasta antar-suku Bugis, Kutai dan Dayak setelan penguji-cobaan I & II model ini atau tidak. Sebagai landasan teoretik bertolak, penelitian ini mencoba meramu konsep-konsep relevan mengenai pendidikan dan belajar non-formal orang dewasa, belajar sosial, belajar pengalaman, belajar inkuiri dan diskoveri, belajar swaarah, belajar üntas-budaya, kesadaran diri, pemberdayaan diri, berpikir dan memecahkan masalah, kecerdasan, kreativitas, sikap dan perubahannya, kewiraswastaan dan lainnya. Prosedur penelitian ini menggunakan paradigma penelitian dan pengembangan (R & D). Peneliti bermula menghimpun konsep-konsep dan fakta-fakta terkait belajar swaarah, dan sikap mental wiraswasta; dan menggunakannya sebagai kerangka pemikiran konseptual. Dengan kerangka konseptual ini, peneliti berangkat ke lapangan mengumpulkan data penelitian dengan mengunakan pendekatan naturalistik. Data aktual tersebut disusun dalam bentuk teks naratif dan hasilnya dianalisis. Temuan kerangka aktual dan kerangka konseptual awal ini kemudian disintesis untuk memperoleh model swaarah belajar baru. Temuan kerangka model ini selanjutnya diuji secara intrasubjektif dan intersubjektif guna mendapatkan model belajar swaarah yang solid. Untuk mengetahui apakah model tersebut berfungsi secara efektif atau tidak, peneliti mengembangkan skala sikap mental wiraswasta yang terdiri 25 item dan skala sikap itu diujikan kepada kelompok suku: Bugis, Kutai dan Dayak sebanyak tiga kali: (i, 2 dan 3) sebelum dan sesudah implementasi model (I & II) tersebut. Setelah hasilnya dianalisis, ditemukan: (a) sikap mental setiap kelompok sebelum dan sesudah implementasi (I dan u) berbeda secara signifikan. Temuan ini didukung oleh hasil pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 1 %. Skor rata-rata evaluasi 1, 2 dan 3 menunjukkan adanya peningkatan. Artinya, semakin intens implementasi model itu kepada setiap kelompok, semakin positif sikap-menta! kewiraswastaanya; dan (b) skor sikap-mental wiraswasta ketiga kelompok tersebut setelah implementasi (I dan II) berbeda secara signifikan. Hasil pengujian hipotesis dengan a 1 %. hingga 10% mendukung bahwa sikap-mental wiraswasta suku Bugis lebih kuat daripada sikap mental suku Kutai; sikap mental suku Bugis sama kuat dengan sikap mental suku Dayak dan sikap mental suku Dayak lebih kuat daripada sikap mental suku Kutai. Dari hasil temuan ini, disimpulkan bahwa model belajar swaarah dapat membantu pengembangan sikap mental wiraswasta warga belajar dewasa. Karena itu direkomendasikan bahwa model belajar swaarah dapat digunakan sebagai model alternatif bagi masyarakat untuk memberdayakan dirinya pada umumnya; dan orang-orang yang tak punya dan tidak berdaya, kelompok terbelakang dan terabaikan, penganggur, komunitas pinggiran dan suku terasing pada khususnya. | d_pls_989821_saraka_table_of_content.pdf | d_pls_989821_saraka_chapter1(1).pdf | d_pls_989821_saraka_chapter2(1).pdf | d_pls_989821_saraka_chapter3(1).pdf | d_pls_989821_saraka_chapter4a.pdf | d_pls_989821_saraka_chapter5(1).pdf | d_pls_989821_saraka_bibliography.pdf | d_pls_989821_saraka_appendix.pdf |
YUSNANDI | NONE | MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI : Studi Pengembangan Pengelolaan Program Pembelajaran Kelompok Tani di Kabupaten Deli Serang | PPS UPI | Pemberdayaan Kelompok Tani | Sutaryat Trisnamnsyah, Sudardja Adiwikarta | 2002/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1436 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini berkaitan dengan masalah pembelajaran partisipatif dan pemberdayaan kelompok tani dengan dua pertanyaan pokok. Pertama, bagaimana implementasi komponen-komponen pembelajaran partisipatif dan keberdayaan kelompok sebelum dan setelah implmentasi model? Kedua, bagaimana keefektifan model pembelajaran partisipatif dalam pemberdayaan kelompok tani? Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran partisipatif, mengumpulkan sejumlah imformasi relevan, mempelajari dan medeskripsikan prinsip-prinsip, langkah-langkah, strategi pendekatan, dan efektivitas model pembelajaran partisipatif dalam pemberdayaan kelompok tani. Landasan teoretis penelitian ini adalah teori andragogi. Dalam pengembangannya teori ini didukung oleh teori-teori: pembelajaran partisipatif, pemberdayaan, dinamika kelompok, komunikasi pembelajaran dan teori perubahan perilaku. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (R&D). Peneliti melakukan studi pendahuluan, dengan mengumpulkan fakta-fakta dan konsep yang berhubungan dengan pembelajaran partisipatif dan pemberdayaan kelompok untuk memperoleh model konseptual. Kemudian peneliti bersama dengan ahli dan praktisi memvalidasi model tersebut. Model itu dieksperimenkan sebanyak dua kali kepada kelompok eksperimen. Hasil evaluasi pertama, kedua, dan ketiga dianalisis secara deskriptif kuantitatif; dan dilanjutkan dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan keberdayaan inter-kelompok dan antar- kelompok eksperimen dan kontrol. Dari hasil analisis, penelitian menghasilkan temuan berikut. Pertama, jumlah persentase anggota kelompok tani eksperimen dalam implementasi komponen-komponen pembelajaran partisipatif meningkat dan lebih baik daripada sebelumnya. Temuan ini didukung oleh hasil uji-t. Berarti model pembelajaran partisipatif berkontribusi positif dengan pemberdayaan kelompok tani. Kedua, jumlah persentase anggota kelompok tani kontrol dalam pemberdayaan kelompok kurang menunjukkan adanya peningkatan dari sebelumnya. Berarti model pembelajaran partisipatif memberi kontribusi kurang berarti dalam pemberdayaan kelompok tani. Temuan ini didukung oleh hasil uji-t. Ketiga, keberdayaan kelompok tani setelah implementasi model (evaluasi kedua dan ketiga) pada kelompok eksperimen lebih baik daripada keberdayaan kelompok kontrol. Artinya, model pembelajaran partisipatif dalam pemberdayaan kelompok berfungsi secara efektif, dan temuan ini didukung oleh hasil uji. Dari temuan tersebut diperoleh kesimpulan dan rekomendasi. Implementasi komponen-komponen pembelajaran partisipatif dalam pemberdayaan kelompok eksperimen lebih baik daripada sebelumnya. Implementasi komponen-komponen pembelajaran partisipatif dalam pemberdayaan kelompok kontrol memberi kontribusi kurang berarti dalam pemberdayaan kelompok tani. Keberdayaan kelompok setelah implementasi model pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Karena itu direkomendasikan sebaiknya menggunakan model ini dalam pemberdayaan kelompok tani pada khususnya dan kelompok belajar, kelompok sosial, pengrajin, dan organisasi-organisasi pada umumnya. | d_pls_989816_yusnadi_table_of_content.pdf | d_pls_989816_yusnadi_chapter1(1).pdf | d_pls_989816_yusnadi_chapter2(1).pdf | d_pls_989816_yusnadi_chapter3(1).pdf | d_pls_989816_yusnadi_chapter4a(1).pdf | d_pls_989816_yusnadi_chapter5(1).pdf | d_pls_989816_yusnadi_bibliography.pdf | d_pls_989816_yusnadi_appendix.pdf |
BERMAN | HUTAHAEAN | PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI KURIKULUM MULTIDIMENSI UNTUK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SUATU STUDI TENTANG MODEL EVALUASI KURIKULUM YANG KOMPREHENSIF UNTUK TEKNIK | PPS UPI | URIKULUM | Nana Syaodih Sukadinata, Said Hamid HAsan, Achmad Sanusi, Rochman Natawidja | 2005/03/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1435 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Disertasi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan dalam bidang Pengembangan Kurikulum pada Program Pendidikan Pascasarjana di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.Judul disertasi ini adalah "Pengembangan Model Evaluasi Kurikulum Multidimensi untuk Kurikulum Berbasis Kompetensi, Suatu Studi tentang Model Evaluasi Kurikulum yang Komprehensif untuk Politeknik". Disertasi ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian: bagian awal/muka, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari: sampul muka/kulit luar, halaman judul/kulit dalam, lembaran pengesahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia), abstrak (dalam bahasa Inggris), kata pengantar, dan ucapan terima kasih, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian isi terdiri dari; Bab I Pendahuluan (mencakup: latar belakang permasalahan penelitian, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan, dan manfaat penelitian); Bab II Landasan Teoretik; Bab III Metodologi penelitian; Bab IV Temuan; Bab V Pembahasan; Bab VI Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Rekomendasi. Bagian akhir terdiri dari: daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.Penelitian ini menghasilkan suatu model evaluasi kurikulum multidimensi untuk kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang komprehensif, sesuai dengan sistem pendidikan Politeknik, dan dapat digunakan di Politeknik. Model Evaluasi Kurikulum Multidimensi (EKM) ini dikembangkan dari model CIPP (Stufflebeam). Dikembangkan dengan cara: menerapkan sebagian prinsip model CIPP, menyesuaikannya dengan sistem KBK dan sistem pendidikan Politeknik, menambah dimensi evaluasi kurikulum, memvalidasi model EKM kepada para ahli kurikulum dan pejabat struktural (PD I, KPS, Kajur, dan lain-lain) mewakili Politeknik seluruh Indonesia, yang berjumlah 362 responden/ahli, dibuat dalam bentuk program komputer, dan sudah diujicobakan ke 54 KPS Politeknik.Disertasi ini sudah diupayakan semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang optimal dengan prosedur penelitian ilmiah dengan data yang lengkap dan sumber data yang meyakinkan. Diharapkan disertasi ini dapat diterapkan di Politeknik dan dapat dikembangkan untuk dapat digunakan oleh pendidikan tinggi lain, lembaga pusat seperti: BAN, Direktorat PAK Ditjen Dikti, PUSBANGKUR, dan lain-lain.PengcitHngai Modri Evaluasi Kiritrfun Mufrftnensi utfrKBKdi Pofiteta* | d.pk_8933188_sukirno_table_of_content(1).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter1(1).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter2(1).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter3(1).pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter4(1).pdf | d.pk_8933188_sukirno_bibliography(1).pdf | d.pk_8933188_sukirno_appendix(1).pdf | |
SUTJIPTO | None | STUDI PROSES DAN KARAKTERISTIK MIGRASI TUKANG KREDIT DARI DESA-DESA KABUPATEN TASIKMALAYA | PPS UPI | Proses dan Karakteristik | Soepardjo Adikusumo, Achmad Sanusi, Djawad Dahlan | 1985/03/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1434 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Migrasi penduduk selalu menarik perhatian para ahli studi sosial karena pengaruhnya yang luas terhadap berbagai bidang. Merupakan gambaran interaksi dan perkembangan penduduk dengan dunia sekelilingnya membentuk sustu prilaku keruangan sebagai suatu unsur dinamis dalam kehidupan manusia. Migrasi dalam ujud Transmigrasi dan Urbanisasi telah lama menjadi pokok bahasan yang menrik bagi penelaahan penduduk baik di sekolah-sekolah maupun di Perguruan Tinggi baik sebagai nateri IPS ataupunISD ( Ilmu Sosial Dasar ). Melalui karya tulis ini penulis mengharapkan dapat menpunekapkan kasas migrasi yang benar-benar terjadi pada masyarakat Indonesia.Seperti diketahui materi Transmigrasi sudah sepenuhnya merupakan bahasan masalah Indonesia sedangkan Urbanisasi masih banyak terarahkan oleh hasil generalisesi dari negara yang telah maju. Melalui telaah migrasi desa kota dari tukang kre it Tasikalaya ini diharapkan terungkap konsep 3an dasar dinamika kependudukan yang khas Indonesia yang masih didominir oleh pergaulan dan kehidupan masyarakat agraris yang subsiten | d_ips_sutjipto_table_of_content.pdf | d_ips_sutjipto_chapter1(1).pdf | d_ips_sutjipto_chapter2(1).pdf | d_ips_sutjipto_chapter3a(1).pdf | d_ips_sutjipto_chapter4a(1).pdf | d_ips_sutjipto_chapter5(1).pdf | d_ips_sutjipto_bibliography.pdf | d_ips_sutjipto_appendix.pdf |
MAMAN | RUSMANA | SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN | PPS UPI | Pembiayaan Pendidikan | Muhammad Fakry Gaffar, Tb Abin Symasuddin | 2005/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1433 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Dinas pendidikan dalam penelitian ini adalah Dinas Kabupaten Garut Jawa Barat. Persolalan mendasar sebagai fokus masalah adalah "Bagaimanakah sistem pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien pada Pemerintah Kabupaten Garuf Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui "Sistem pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien pada Pemerintah Kabupaten Garut Jawa BarafPenelitian ini menggunakan metode "kualitatif deskriptif dan menggunakan analisis SWOT. Sampel ditentukan secara purvossive dengan menetapkan responden atau orang kunci (Key informan) para pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Jawa Barat. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, pengamatan {observasi partisipan), dan bahan-bahan dokumen yang dilaksanakan sejak Juli 2002 sampai dengan Juli 2003.Hasil temuan penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: "belum ada strategi yang jelas untuk menyusun mekanisme pembiyaan pendidikan untuk kebutuhan pembelajaran di tingkat pengambil kebijakan pada Pemerintah Kabupaten Garut yang bersumber dari APBD kabupaten, pemerintah provinsi yang bersumber dari APBD provinsi, dan Depdiknas yang bersumber dari APBN, Jika strategi penganggaran penyelenggaraan pendidikan pada Pemerintah Kabupaten Garut tidak dilakukan secara komprehensif yang didasarkan atas kebutuhan riil program pembelajaran pada satuan pendidikan baik di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, SLTP/Madrasah Tsanawiyah serta SMA/SMK, maka berimplikasi pada kualitas pendidikan secara umum sulit ditingkatkan. Kemudian apabila elemen-elemen yang terlibat di dalam penentuan kebijakan seperti Bupati, Bappeda, DPRD, Dinas Pendidikan kabupaten dan provinsi belum mampu mengelaborasi visi dan misi pendidikan pada tataran sistem yang lebih operasional,maka sebagai implikasinya akan sulit menentukan anggaran secara tepat berapa anggaran yang layak untuk pendidikan secara keseluruan.Sebagai solusinya penelitian ini akhirnya memberi saran atau merekomendasikan model yang menggambarkan sistem pembiayaan pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah untuk kebutuhan pembelajaran yang efektif dan efisien. Model ini memberi peluang untuk memperoleh otonomi yang tinggi bagi sekolah-sekolah tertentu yang perolehan dana pembelajarannya memenuhi kebutuhannya. Sedangkan bagi sekolah-sekolah yang perolehan dana pembelajarannya rendah mendapat pembinaan yang intensif dari pemerintah sampai sekolah itu pada satu saat memiliki otonomi yang tinggi pula. Sekolah-sekolah yang memiliki sumber dana pembelajaran dari masyarakat yang rendah, dengan sistem ini mendapat subsidi silang sesuai ketersediaan aana yang dikelola oleh pihak independen yang disepakati bersama dibawah pengawasan pemerintah dan masyarakat. Sebagai bagian dari pemberdayaan sekolah dalam pembelajaran sekolah-sekolah diberi perangsang untuk berprestasi secara kompetitif. Jika sekolah tersebut pada waktu tertentu memenuhi persyaratan kualitas yang ditentukan, maka sekolah tersebut memperoleh dana pembinaan yang cukup berarti sebagai bukti sekolah itu berprestasi. | d_adpend_999829_maman_rusmana_table_of_content.pdf | d_adpend_999829_maman_rusmana_chapter1.pdf | d_adpend_999829_maman_rusmana_chapter2.pdf | d_adpend_999829_maman_rusmana_chapter3.pdf | d_adpend_999829_maman_rusmana_chapter4.pdf | d_adpend_999829_maman_rusmana_chapter5.pdf | d_adpend_999829_maman_rusmana_bibliography.pdf | d_adpend_999829_maman_rusmana_appendix.pdf |
ELISABETH | KOES SOEDJATI | PENGARUH BAURAN PEMASARAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA KEPADA LOYALITAS MAHASISWA PADA TIGA PTS TERKEMUKA DI KOTA BANDUNG | PPS UPI | Pemasaran | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Abdul Azis Wahab | 2006/08/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1432 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan dan loyalitas mahasiswa pada tiga PTS yang terkemuka di Kotatnadya Bandung. Variabel yang diteliti dalam studi ini adalah : Bauran Pemasaran PT (imarketing mix), Kepuasan, dan Loyalitas Mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode survai dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi 1753 dengan sampel 95 responden mahasiswa program studi SI Jurusan Akuntansi angkatan 2003/2004 Fakultas Ekonomi Universitas Katholik Parahyangan, Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, dan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketujuh sub variabel bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa, namun yang signifikan adalah : (1) Produk/jasa PT sebesar pyx, = 26,52% (0,5152); (2) Harga jasa PT sebesar pyx2 -4,93% (0,222*); (3) Lokasi PT sebesar pyx3 = 4,62% (0,2152); (4) Proses / manajemen layanan PT sebesar pyx7 = 4,54% (0,2132); (5) Bukti fisik / sarana dan prasarana PT sebesar pyx« = 2,99% (0,1732); (6) Sumberdaya manusia di PT (yaitu administrator, dosen, dan karyawan) sebesar pyxs = 2,53% (0,1 S92). Besarnya pengaruh keenam sub variabel tersebut secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa sebesar 97%, sementara sisanya sebesar 3% merupakan pengaruh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan melalui penelitian ini. Promosi PT juga mempengaruhi kepuasan mahasiswa, namun tidak signifikan dalam penelitian ini. Kepuasan mahasiswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas mereka sebesar pzy = 0,8452 = 71,40%, sementara sisanya sebesar 28,60% merupakan dampak yang diakibatkan oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan melalui penelitian ini.Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan kepada ketiga PTS tempat penelitian (Universitas Katholik Parahyangan, Universitas Widyatama, dan Universitas Kristen Maranatha) minimal untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan mutunya dengan : (1) melakukan pengkajian ulang terhadap kebijakan produk PT melalui perbaikan terhadap reputasi PT, kualitas lulusan, dan variasi pilihan studi, (2) mengkaji kembali kebijakan harga dan kesesuaiannya dengan manfaat yang ditawarkan kepada mahasiswa, (3) melakukan pengkajian ulang terhadap lokasi PT dan mengupayakan agar PT tersebut nyaman, bersih, sehat, dan indah, (4) Melakukan promosi untuk menarik minat calon mahasiswa, serta melakukan sosialisasi kemajuan lembaga yang telah dicapai PT dan mengadakan kompetisi-kompetisi menarik untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa yang sudah ada, (5) meningkatkan kompetensi administrator, dosen, dan karyawan sesuai dengan bidang masing-masing, kemampuan berkomunikasi, sikap yang positif, dan pelayanan yang bermutu kepada semua pihak, (6) Memberdayakan semua fasilitas yang dimiliki PT secara maksimal sehingga dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan (7) meningkatkan manajemen pelayanan di segala bidang, ditunjang dengan SDM yang bekeija secara sinergis baik vertikal (hubungan pimpinan dan bawahan), maupun horisontal (hubungan keija yang selevel). Dengan demikian, ketiga PTS tersebut diharapkan dapat menjadi Centre of Excellent yang dapat memenuhi kebutuhan dunia bisnis | d_adpend_989806_elisabeth_koes_soedjati_table_of_content.pdf | d_adpend_989806_elisabeth_koes_soedjati_chapter1.pdf | d_adpend_989806_elisabeth_koes_soedjati_chapter2.pdf | d_adpend_989806_elisabeth_koes_soedjati_chapter3.pdf | d_adpend_989806_elisabeth_koes_soedjati_chapter4.pdf | d_adpend_989806_elisabeth_koes_soedjati_chapter5.pdf | d_adpend_989806_elisabeth_koes_soedjati_bibliography.pdf | |
ARIFAH | A. RIYANTO | MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA BAGI PEREMPUAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA : Studi Pada Usaha Industri Rumah Dan Kelompok Belajar Usaha di Beberapa desa Kabupaten Ciamis | PPS UPI | Peningkatan kesejahteraan | D Sudjana, Sutaryat Trisnamansyah | 2006/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1431 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini betujuan untuk mencari solusi dari empat masalah pokok. Pertama, bagaimana model pembelajaran kewirausahaan perempuan yang telah dilakukan di desa wilayah Kabupaten Ciamis, apa potensi, kebutuhan, dan kendala yang dihadapinya. Kedua, bagaimana mode! konseptual pembelajaran keterampilan berwirausaha yang efektif bagi perempuan di desa untuk peningkatan usaha dan kesejahteraan keluarga. Ketiga, bagaimana implementasi model pembelajaran keterampilan berwirausaha bagi perempuan untuk peningkatan usaha dan kesejahteraan keluarga di Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Keempat, bagaimana rumusan model pembelajaran keterampilan berwirausaha bagi perempuan untuk peningkatan usaha dan kesejahteraan keluarga. Landasan teoretik penelitian ini mencakup keterampilan berwirausaha bagi perempuan di desa, pembelajaran keterampilan berwirausaha bagi perempuan di desa, dan keterampilan berwirausaha hubungannya dengan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Pada tahap awal, peneliti mengumpulkan fakta-fakta dan konsep yang ada kaitannya dengan pembelajaran keterampilan berwirausaha bagi perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan bekal model konseptual, peneliti ke lapangan untuk mengumpulkan data dengan pendekatan naturalistik. Data yang terkumpul, disusun secara naratif, lalu dianalisis menggunakan analisis data kualitatif lalu dikonsultasikan dan dikawinkan dengan model konseptual awal. Setelah itu dilakukan validasi melalui diskusi dengan para ahli dan praktisi untuk mendapatkan model pembelajaran keterampilan berwirausaha yang lebih handal untuk diuji cobakan. Model yang telah dikaji dan dimantapkan, lalu diimplementasikan sebagai uji coba, sebanyak dua periode, dan evaluasi sebanyak tiga kali. Evaluasi satu sebelum uji coba, evaluasi dua setelah uji coba satu dan evaluasi tiga setelah uji coba dua. Temuan penelitian, yaitu model pembelajaran keterampilan berwirausaha bagi perempuan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga, memberikan konstribusi yang sangat berarti bagi penyempurnaan model konseptual. Komponen model pembelajaran keterampilan berwirausaha dirancang dengan berkolaborasi bersama aparat pemerintahan setempat, dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, dan Dinas SosiaL Selain itu mengajak calon peserta didik untuk berpartisipasi merencanakan pembelajaran, yang dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan belajar dan masalah usaha industri yang dihadapi. Partisipasi peserta didik dari mulai perencanaan pembelajaran dapat memberi pengaruh yang efektif kepada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Kesimpulannya bahwa model pembelajaran keterampilan berwirausaha bagi perempuan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga dapat meningkatkan penggalian potensi peserta didik, sehingga pada taraf tertentu peserta didik lebih kompeten dalam berwirausaha. Implikasi model pembelajaran keterampilan berwirausaha mi dapat dijadikan model alternatif untuk mengggali potensi diri, meningkatkan keterampilan berwirausaha. Rekomendasinya yaitu ibu-ibu pengelola usaha harus mempunyai prinsip belajar sepanjang hayat, bertindak kreatif dan inovatif. Selanjutnya, hendaknya pemerintah Kabupaten Ciamis segera mensosialisasikan wilayah yang telah disiapkan untuk pemasaran (penjualan), khususnya hasil produksi industri rumah dari berbagai desa yang ada di Kabupaten Ciamis. | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_table_of_content.pdf | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_chapter1.pdf | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_chapter2a.pdf | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_chapter3.pdf | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_chapter4a.pdf | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_chapter5.pdf | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_bibliography.pdf | d_pls_989801_arifah_a_riyanto_appendix.pdf |
ISMAIL | TOLLA | MODEL MANAJEMEN JARINGAN SISTEM KEMITRAAN DALAM PENGEMBANGAN SLTP DAERAH TERPENCIL : Studi Kasus di Desa Lelling Kecamatan Kalumpang Daerah TkII Mamuju Propinsi Sulawesi Selatan | PPS UPI | Kemitraan | Abdul Azis Wahab, Abin Syamsuddin | 2001/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1430 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 1999 sampai dengan April 2000. Masalah penelitian difokuskan pada apa tipe model manajemen yang cocok dengan karakteristik daerah-daerah terpencil untuk model pengembangan SLTP? | d_adpend_979826_ismail_tolla_table_of_content.pdf | d_adpend_979826_ismail_tolla_chapter1.pdf | d_adpend_979826_ismail_tolla_chapter2.pdf | d_adpend_979826_ismail_tolla_chapter3.pdf | d_adpend_979826_ismail_tolla_chapter4.pdf | d_adpend_979826_ismail_tolla_chapter5.pdf | d_adpend_979826_ismail_tolla_bibliography.pdf | d_adpend_979826_ismail_tolla_appendix.pdf |
HENDI | SUHENDRAYA MUCHTAR | PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KEWIRASWASTAAN DALAM MUATAN LOKAL PADA KELOMPOK BELAJAR PAKET B SETARA SLTP | PPS UPI | Pendidikan Kewiraswastaan | Sutarya Trisnamansyah, Djudju Sundjana | 2002/08/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1429 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Salah satu masalah klasik pendidikan di Indonesia adalah soal relevansi, yaitu tiada atau kurang terkaitnya lulusan lembaga pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja, dengan kata lain lulusan lembaga pendidikan tidak kompetibel dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model Pendidikan Kewiraswastaan dalam Muatan Lokal pada Program Kejar Paket B. Dengan model itu diharapkan Program Kejar Paket B dapat memenuhi fungsi sosio-ekonomisnya dalam upaya peningkatan kualitas hidup para warga belajar dan keluarganya. Oleh karena itu, masalah yang ingin dipecahkan adalah bagaimanakah model pendidikan kewiraswastaan pada program kejar Paket B yang dikemas dalam muatan lokal? Penelitian ini secara tidak langsung berupaya meningkatkan fungsionalitas dan relevansi program pendidikan dengan problema-problema sosial ekonomi khalayak sasaran dan memetik manfaat lainnya. Untuk memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, digunakan prosedur penelitian dan pengembangan (research and develop-ment/R & D) dengan pendekatan penelitian kualitatif. Secara operasional ada tiga desain penelitian yang diterapkan yaitu penelitian eksplorasi kualitatif dengan desain studi kasus, penelitian pengembangan model secara laboratoris, dan validasi model melalui desain penelitian eksperimental semu. Lapangan penelitian adalah wilayah Kabupaten Bandung, meskipun pada tahap pengembangan model ada kegiatan yang dilakukan di wilayah Kota Bandung. Seiring dengan langkah-langkah penelitian yang ditempuh, telah dipilih enam satuan Kejar Paket B, dua SLTP, satu SMK, dan dua lembaga kursus. Tehnik pengumpulan data yang digunakan pada tahap penelitian survey adalah wawancara, observasi, dan studi dokumen, pada tahap pengembangan model adalah seminar, lokakarya, dan catatan kejadian, sedangkan pada tahap validasi lapangan digunakan angket dan catatan kejadian. Sebagai variabel kriteria keberhasilan model yang dikembangkan dipilih variabel pengetahuan kewiraswastaan, sikap kewiraswastaan, serta motivasi meningkatkan pendapatan para warga belajar. Hasil penelitian dari studi kasus menunjukkan bahwa kurikulum muatan lokal pada program kejar paket B setara SLTP alokasi waktunya masih sangat sedikit. Pada sisi lain pemahaman para penyelenggara, tutor, dan warga belajar tentang makna dan fungsi muatan lokal belum sepenuhnya tepat. Pelajaran muatan lokal pada Kejar Paket B masih didominasi oleh kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang, olah raga, dan kesenian daerah yang bersifat kognitif. Berdasarkan temuan penelitian survey, seminar dan lokakarya dikonstruksikan satu model penyelenggaraan pendidikan kewiraswastaan pada program Kejar Paket B sebagai pelajaran muatan lokal. Adapun komposisi model yang dikembangkan studi ini terdiri dari pendekatan, pengorganisasian warga belajar, pengorganisasian tujuan dan materi belajar, metode pembelajaran, alokasi waktu dan distribusinya, dana dan pendanaan, tempat belajar dan sarana pendukungnya, alat dan media pembelajaran, prosedur kronologis pelaksanaan pembelajaran, sumber dan nara sumber belajar, alat evaluasi dan iklim sosial pembelajaran. Kesimpulan umum berdasarkan temuan empiris bahwa penerapan model temuan studi dapat meningkatkan pengetahuan kewiraswastaan, sikap kewiraswastaan, dan motivasi meningkatkan pendapatan. Validitas internal didukung oleh uji statistik atas data eksperimentasi yang dilakukan. Validitas eksternal terinterprestasi dari adanya justifikasi terhadap model temuan penelitian oleh para pakar dan praktisi melalui forum seminar dan lokakarya yang diselenggarakan untuk itu. | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_table_of_content.pdf | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_chapter1(1).pdf | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_chapter2(1).pdf | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_chapter3(1).pdf | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_chapter4(1).pdf | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_chapter5(1).pdf | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_bibliography.pdf | d_pls_979833_hendi_suhendraya_muchtar_appendix.pdf |
TOTO | RUHIMAT | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN KEMAMPUAN SOSIAL SISWA SESUAI POTENSI INDIVIDU : Studi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP | PPS UPI | MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2007/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1428 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan lulusannya untuk memiliK pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai anggota masyarakat yang cerdas dan beradab serta mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut teori perkembangan Piaget bahwa pada usia SMP termasuk kelompok usia yang harus memiliki kemampuan berpikir formal (formal operet tional thought) dan harus memiliki kemampuan sikap mandiri maupun bekerjasama.Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa pembelajaran IPS di SMP masih bersifat ekspositorik dan seragam, sehinga hasil pembelajaran yang dicapai siswa kurang optimal. Sementara itu perbedaan potensi siswa dalam kemampuan berpikir dan kemampuan sosial masih terabaikan. Hal ini menyebabkan proses dan hasil belajar siswa belum mampu menerapkan nilai-nilai kerjasama maupun menerapkan prosedur pemecahan masalah dalam pembelajaran. Padahal, dalam usia ini siswa harus sudah mampu menerapkan cara berpikir ilmiah (using scietttific reason) dan mampu mengkombinasikan ide-ide (skill fully combaning) serta mampu berinteraksi dengan orang lain.Untuk itu, perlu penelitian dan pengembangan yang mendalam guna menemukan alternatif model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir dan kemampuan sosial SMP sesuai dengan, potensi siswa masing-masing. Tahapan penelitian dan pengembangan yang ditempuh secara garis besar melalui : 1) studi pendahuluan; 2) mengembangkan draf model pembelajaran; 3) menguji coba dalam skala terbatas dan luas; serta 4) melakukan validasi.Temuan hasil penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini menunjukkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan sosial siswa berdasarkan perbedaan potensi individu. Hal ini terbukti adanya peningkatan kemampuan berpikir dari fakta ke prosedur, dan dalam dimensi proses kognitif dari ingatan ke analisis bahkan ke proses kreatif. Demikian pula dengan kemampuan sosial siswa ada peningkatan yang signifikan berdasarkan penilaian skala deskriptif dari kurang kooperatif menjadi mampu berkooperatif. Berdasarkan validasi menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil pretes, postes dan gain dari kelompok kontrol dengan eksperimen dalam kemampuan berpikir maupun kemampuan sosial.Secara definitif model pembelajaran ini disebut sebagai Model Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Kelompok, yaitu suatu model pembelajaran yang memiliki karakteristik khusus dalam desain, implementasi, dan evaluasi pembelajaran. Pengembangannya berasaskan pada prinsip demokrasi, kooperatif, integritas, fleksibel, dan perbedaan siswa. Pembelajaran ini esensinya mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan sosial siswa secara optimal sesuai potensi individu. | d_pk_989833_toto_ruhimat_table_of_content.pdf | d_pk_989833_toto_ruhimat_chapter1.pdf | d_pk_989833_toto_ruhimat_chapter2.pdf | d_pk_989833_toto_ruhimat_chapter3.pdf | d_pk_989833_toto_ruhimat_chapter4a.pdf | d_pk_989833_toto_ruhimat_chapter5.pdf | d_pk_989833_toto_ruhimat_bibliography.pdf | d_pk_989833_toto_ruhimat_appendix.pdf |
SJAMSURI | SA. | DAYA HIDUP KOPERASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA: Studi Kasus pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan Jawa Barat | PPS UPI | Koperasi dan Implikasinya | Acham Sanusi, Soepardjo Adikusumo, Sudardja Adiwikarta | 1986/05/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1427 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Yang merupakan masalah pokok dalam kehidupan koperasi Indonesia adalah suatu pertanyaan tentang mengapa perkembangan koperasi Indonesia masih tersendat-sendat padahal bila dilihat dari landasan-landasannya sebagai penopang daya hidupnya seperti ketetapan hukum dasar kita, kemauan politik pemerintah, nilai-nilai budaya kita dan faktor ke sejarahan koperasi, relatif sudah cukup kuat dan mantap. Kalau demikian tentu ada faktor lain yang lebih berpengaruh yang perlu dikaji secara mendalam. Dewasa ini suara pesimisme sering dilontarkan oleh berbagai pihak yang menyatakan bahwa koperasi Indonesia belum mampu melaksanakan peran konstitusional, sumbangan sektor koperasi terhadap GNP baru warga negara kita yang menjadi anggota koperasi belum separahnya, partisipasi anggota dalam koperasi masih rendah, daya hidup kopera si Indonesia rapuh. Lepas dari gambaran keprihatinan itu dalam umurnya yang relatif masih muda (15 tahun) KPBS Pangalengan telah menunjukkan perkembangan kuantitatif yang sangat meyakinkan dan telah mendapat predikat sebagai koperasi teladan tingkat Nasional | d_ips_sjamsuri_table_of_content.pdf | d_ips_sjamsuri_chapter1.pdf | d_ips_sjamsuri_chapter2a.pdf | d_ips_sjamsuri_chapter3.pdf | d_ips_sjamsuri_chapter4a.pdf | d_ips_sjamsuri_chapter5.pdf | d_ips_sjamsuri_bibliography.pdf | d_ips_sjamsuri_appendix.pdf |
NANA | RUKMANA | EFEKTIVITAS PENYELENGAARAAN PENDIDIKAN PROFESIONAL KEDINASAN MELALUI KERJASAMA KEMITRAAN DENGAN PERGURUAN TINGGI | PPS UPI | Kemitraan | Abdul Azis Wahab, Djam'an Satori | 2005/03/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1426 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | The background of this research was the low quality level of the human resource (HR) that deals with infrastructure development in the field of public works, particularly HR in Provincial, Municipal, and District Governments. Besides that, the condition of educational levels, particularly under the agencies related to public works infrastructure development is extremely disproportional and far from an ideal condition of personnel structure needed in performing infrastructure development. Therefore, since 1996 The Center for Professional Education Ministry of Public Works (Pusdiktek) has been holding a Public Works Professional Education (PWPE) in cooperation with university. The problem should be studied more extensively is the extent of effectiveness of PWPE through partnership cooperation in producing professional graduates both for diploma and master programs.This research was directed to find the answers of specific questions concerning the effectiveness of PWPE, focused on 4 (four) analytical units, namely: first, strategic factors of partnership; second, partnership program; third, partnership behavior; and fourth, partnership quality indicators. A qualitative approach and survey methods applied in this research. Survey was conducted to collect required data through interview, observation, documentary study and spreading questionnaires to respondents selected by a purposive sampling. Analytical technique was carried out by inductive or interpreting data and information and then comparing them to the relevant theories, concepts, and making a generalisation. Based on the neralisation, it could be revealed some trends in executing PWPE through partnership cooperation between Pusdiktek and University. Furthermore, by using a Force-Field Analysis (FFA) can be revealed driving force and restraining force factors to diagnose the effectiveness of the partnership cooperation in executing PWPE. Then, by using SWOT analysis, it can be identified various strength, weaknesses, opportunities, and treats encountered today, and subsequently formulated some strategies to develop and promote the effectiveness of PWPE through partnership cooperation with the University.The results offered some breakthrough measures to increase the effectiveness of PWPE by developing The Conceptual Model for Effective Partnership-Based Educational Management (MPBK-PU). This research also recommends that the cooperation in holding PWPE, it should be continuously developed by using MPBK-PU, because the model is believed to be more efective than the cooperation mechanism currently applied by Pusdiktek. | d_adpend_039822_nana_rukmana_d._wirapradja_table_of_content.pdf | d_adpend_039822_nana_rukmana_d._wirapradja_chapter1.pdf | d_adpend_039822_nana_rukmana_d._wirapradja_chapter2.pdf | d_adpend_039822_nana_rukmana_d._wirapradja_chapter3.pdf | d_adpend_039822_nana_rukmana_d._wirapradja_chapter5.pdf | d_adpend_039822_nana_rukmana_d._wirapradja_bibliography.pdf | ||
ANIZAR | AHMAD | MODEL KURIKULUM DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN BAGI WANITA PADA LEMBAGA KURSUS | PPS UPI | Pendidikan Kewirausahaan | Sutaryat Trisnamansyah, D Sudjana | 2001/07/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1425 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Di Indonesia kaum wanita merupakan tenaga kerja yang besar jumlah, potensi, dan peranannya dalam pembangunan nasional. Dalam dunia kerja, sebagian besar wanita bekerja pada sektor-sektor informal atau sebagai buruh yang tersubordinasi dan tereksploitasi. Berbagai situasi yang tidak menguntungkan kaum wanita itu menuntut upaya-upaya untuk pembebasan dan pemberdayaan. Salah satu jalur pendidikan yang dipandang relevan dengan situasi saat ini, yakni belajar berwiraswasta yang bisa didapatkan melalui kursus. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengisi sebagian kebutuhan model kurikulum dan strategi pembelajaran pendidikan kewiraswastaan bagi wanita pada lembaga kursus dalam upaya mempersiapkan wanita sebagai pekerja mandiri (employee society). Model ini dikembangkan berdasarkan siklus pengembangan kurikulum pendidikan luar sekolah secara umum, yaitu: (!) mengembangkan ide-ide dan konsep-konsep tentang kurikulum yang ingin diselenggarakan, (2) mengidentifikasi khalayak sasaran sehubungan karakteristik dan latar sosialnya, (3) melakukan pengukuran kebutuhan atau masalah belajar, (4) merumuskan tujuan-tujuan belajar, (5) menyusun perencanaan atau desain operasional kurikulum, (6) mengembangkan kurikulum dan memilih metode pembelajaran serta material belajar, (7) melaksanakan pembelajaran, dan (8) menyelenggarakan evaluasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dalam bentuk penelitian dan pengembangan. Lokasi penelitiannya di Kota Bandung. Melalui pengambilan sampel secara purposif diperoleh empat lembaga kursus, yakni Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) Ariyanti, LPK Padjadjaran Mandiri, LP3I, dan LPK YAUMIN. Prosedur penelitian dan pengembangan ditempuh melalui tiga tahapan utama, yaitu pertama berupa studi kasus untuk meneliti dan mendeskripsikan kurikulum dan strategi pembelajaran pendidikan kewiraswastaan bagi wanita pada lembaga kursus secara naturalistik, kedua berupa aktivitas pengembangan model yang dilakukan dengan teknik Delphi, diskusi, serta seminar, dan ketiga berupa uji coba model di lapangan yang dilakukan pada LPK YAUMIN. Dari studi kasus didapatkan data bahwa terdapat kecenderungan lembaga kursus mengalokasikan pendidikan kewiraswastaan pada kurikulum pengajarannya. Namun, alokasi kurikulum pendidikan kewiraswastaan itu belum memadai dan belum sepenuhnya terintegrasi dengan kurikulum belajar secara keseluruhan. Strategi pembelajaran pendidikan kewiraswastaan belum dilakukan secara memadai sebagaimana harapan para peserta kursus dan yang direkomendasikan para ahli pendidikan dan praktisi kewiraswastaan. Dari studi pengembangan dapat dikonstruksi deskripsi model normatif kurikulum dan strategi pembelajaran pendidikan kewiraswastaan bagi wanita pada lembaga kursus. Model kurikulum dan strategi pembelajaran yang dirumuskan dalam studi ini telah divalidasi secara eksternal melalui penilaian para ahli, uji coba lapangan, dan seminar. Berdasarkan temuan penelitian, saran dan rekomendasi yang diajukan adalah (1) pada setiap program kursus yang diikuti wanita perlu pengalokasian pendidikan kewiraswastaan dan strategi pembelajarannya diatur secara efektif, (2) calon peserta kursus wanita perlu memikirkan penggunaan kemampuan vokasional yang akan dipelajari dalam mengembangkan kemampuan mental dan motivasi serta kemampuan manajerial sebagai pekerja mandiri (employee society) dan menempatkannya sebagai kebutuhan, (3) para penyelenggara kursus perlu memiliki sikap bahwa pendidikan kewiraswastaan merupakan komponen kurikulum pelengkap yang perlu dialokasikan dalam kurikulum kursus, (4) pengembangan kurikulum dan strategi pembelajaran pendidikan kewiraswastaan harus ditekankan pada tataran sikap mental dan kemampuan praktis kewiraswastaan, bukan pada teori-teori, dan (5) seharusnya pola pembelajaran pendidikan kewiraswastaan pada lembaga kursus wanita diselenggarakan dengan pendekatan kelompok kecil, pembelajaran partisipatif, berorientasi lapangan, dan berkelanjutan. Beberapa topik penelitian lanjutan bisa dikembangkan dari hasil studi ini, di antaranya studi kuantitatif tentang perubahan sikap dan kemampuan kewiraswastaan akibat penerapan model dengan desain longitudinal, studi tentang perkembangan kebutuhan belajar pendidikan kewiraswastaan para wanita sebagai pewiraswasta pemula, wanita pewiraswasta skala kecil dan menengah dan studi spesifik lain tentang pembelajaran pendidikan kewiraswastaan pada komunitas wanita tertentu. | d_pls_979831_anizar_ahmad_table_of_content.pdf | d_pls_979831_anizar_ahmad_chapter1(1).pdf | d_pls_979831_anizar_ahmad_chapter2(1).pdf | d_pls_979831_anizar_ahmad_chapter3(1).pdf | d_pls_979831_anizar_ahmad_chapter4(1).pdf | d_pls_979831_anizar_ahmad_chapter5(1).pdf | d_pls_979831_anizar_ahmad_bibliography.pdf | d_pls_979831_anizar_ahmad_appendix.pdf |
ANIK | GHUFRON | MODEL PEMBELAJARAN BAGI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA : Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran bagi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Ilmu Pengetahuan Sosiai di Sekolah Dasar | PPS UPI | KREATIVITAS SISWA | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2001/08/23 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1424 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa implementasi kurikulum pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar belum mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Hal ini disebabkan belum optimalnya guru-guru mengembangkan berpikir kreatif dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi persoalan ini diperlukan adanya penelitian pengembangan mengenai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satunya adalah model pembelajaran sinektik. Adapun permasalahan penelitian yang dikemukakan adalah model pembelajaran yang bagaimana yang cocok dikembangkan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam implementasi kurikulum pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dilihat dari desain dan implementasinya, kesesuaian desainnya dengan kaidah-kaidah pembelajaran, kelaikan implementasinya oleh guru dengan sarana pendukung yang tersedia, dan keampuhannya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk model pembelajaran yang adaptabel dan efektif bagi pengembangan kemampuan beipikir kreatif siswa dalam rangka peningkatan mutu implementasi kurikulum pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah menemukan prinsip-prinsip, dalil-dalil atau kaidah-kaidah yang dapat dijadikan acuan bagi pihak sekolah dan guru dalam menerapkan model pembelajaran bagi pengembangan kreativitas siswa melalui kajian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama yang berkaitan dengan pengembangan berpikir kreatif siswa.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development) karena tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengembangkan model pembelajaran yang efektif dan adaptabel sesuai kondisi dan kebutuhan nyata di lapangan. Pendekatan ini memiliki 10 langkah, namun dalam penelitian ini kesepuluh langkah tersebut dimodifikasi menjadi lima langkah, yaitu studi pendahuluan, perencanaan, uji coba, validasi, dan pelaporan. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V sekolah dasar di wilayah kabupaten Sleman. Sekolah-sekolah yang terpilih sebagai sampel penelitian terdiri atas enam sekolah dasar yang mewakili enam kecamatan di wilayah kabupaten Sleman. Alat pengumpulan data menggunakan angket, pedoman observasi, dan tes kreativitas. Teknik analisis data yang dipakai adalah sebaran frekuensi, analisis kualitatif, dan teknik uji t.Berdasarkan hasil uji coba dan validasi model pembelajaran dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran sinektik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian ini memiliki implikasi teoretis dan praktis bagi pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Implikasi teoretisnya adalah pembelajaran yang efektif menuntut siswa berpartisipasi aktif dalam keseluruahn kegiatan pembelajaran, kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui aktivitas-aktivitas metaporik, dan pembelajaran akan efektif manakala disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Implikasi praktisnya adalah penerapan model pembelajaran hasil uji coba dan validasi ini memerlukan adanya proses sosialisasi dan diseminasi, dukungan budaya kreatif di lingkungan sekolah, kemampuan guru dalam membimbing aktivitas belajar siswa, fasilitas pembelajaran yang memadai, dan ketersediaan alokasi waktu yang cukup. | d_pk_989823_anik_ghufron_table_of_content.pdf | d_pk_989823_anik_ghufron_chapter1.pdf | d_pk_989823_anik_ghufron_chapter2.pdf | d_pk_989823_anik_ghufron_chapter3.pdf | d_pk_soedijarto_chapter5a.pdf | d_pk_989823_anik_ghufron_chapter5.pdf | d_pk_989823_anik_ghufron_bibliography.pdf | d_pk_989823_anik_ghufron_appendix.pdf |
DIDING | KURNIADY | IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DASAR DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH : Studi Deskriptif di Dinas Pendidikan Kota Bandung | PPS UPI | Pembiayaan Pendidikan | Djam'an Satori, Buchori Alma | 2006/07/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1423 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | his study focused on how to implement elementary education financial policy in context of regional autonomy in Bandung. This study was aimed to analyze and describe Dinas Pendidikan Kola Bandung policy concerning elementan' education financial policy in context of regional autonomy, strengths and opportunities, weaknesses and challenges of education finance in context of regional autonomy, and effects of elementary education financial policy implementation in context of regional autonomy in Bandung.Theories directly applied as base of this study are mainly related with decentralization and regional autonomy concepts, educational management, policy analysis, education finance, and education financial policy.This study has applied descriptive method using qualitative approach. Subject of this study was Kepala Dinas Pendidikan, BAP PEDA, BA WASDA, and DPRD Kola Bandung who involved directly in elementary education financial policy implementation in context of regional autonomy. Collected data as result of observation, interview and documentation study have been analyzed qualitatively. Data has been analyzed through reduction, data organization and classification, examination, interpretation, and verification. Data analysis result has been described relevantly with the study focus and purpose.Based on this study result, it was concluded thai elementary education financial policy implementation in context of regional autonomy is an alternative of financial management that has been proved conceptually and empirically able to improve educational quality. Elementary education financial policy' implementation in context of regional autonomy covering program, execution, and monitor could be applied effectively. Department head performed quite well, primarily in elementary education study requirement program completion and commencement of middle education study requirement, and this has brought positive impacts on BAPPEDA, BA WASDA and DPRD. Dominant factors (strength and opportunity) of elementary education financial policy implementation development in context of regional autonomy included government education quality improvement program, socializationcooperation and relationship culture, formal and inforntal organizations. also business and industrial support. Meanwhile, obstacles consisted ofpoor mental attitude, lack of instruments and means, graduates unable to compete, low society trust to education productivity, bureaucracy, and low working productivity level.Therefore, further analysis and various efforts to improve elementary education financial policy implementation in context of regional autonomy are reco mmended. | d_adpend_029808_diding_kurniady_table_of_content.pdf | d_adpend_029808_diding_kurniady_chapter1.pdf | d_adpend_029808_diding_kurniady_chapter3.pdf | d_adpend_029808_diding_kurniady_chapter4.pdf | d_adpend_029808_diding_kurniady_chapter5.pdf | d_adpend_029808_diding_kurniady_chapter6.pdf | d_adpend_029808_diding_kurniady_bibliography.pdf | d_adpend_029808_diding_kurniady_appendix.pdf |
EDJA | SADJAAH | MODEL PASILITASI PEMBELAJARAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA ANAK TUNARUNGU DI LINGKUNGAN KELUARGA | PPS UPI | Keterampilan Berbahasa | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta | 2002/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1422 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini berjudul: Pengembangan Model Program Pembelajaran Berbasis Kebutuhan dan Potensi Lingkungan Bagi Peningkatan Produktivitas Petani (studi kasus pada Kelompok Tani Mekar Mulya I Kecamatan Banjaran Majalengka). Berdasarkan pada kesepakatan empirik dan teoretik bahwa kelompok tani merupakan kelompok belajar bagi petani. Kelompok tani sebagai satuan pendidikan luar sekolah adalah wahana kegiatan belajar bagi petani. Tetapi kegiatan belajar yang dilakukan warga kelompok tani belum menunjang bagi peningkatan produktivitas. Dengan demikian warga kelompok tani memiliki kebutuhan belajar yakni kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimilikinya dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan bagi peningkatan produktivitasnya. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya program pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan dan potensi lingkungan bagi peningkatan produktivitasnya. Tujuan studi ini adalah mengembangkan suatu model program pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan dan potensi lingkungan. Landasan eksplanatif dan prediktif mengacu pada teori pembelajaran dan pendayagunaan hubungan fungsional komponen-komponen pembelajaran yang menjadi landasan pro seduminya. Metode yang digunakan adalah metode kasus, deskriptif, dan eksperimen. Sampel dan lokasi penelitian diambil secara purposif, yaitu kelompok tani Mekar Mulya I Desa Giri Mulya Kecamatan Banjaran-Majalengka. Instrumen dan teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan tes, dengan analisis data dengan uji. Penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu: pertama, studi pendahuluan dengan kajian teoritis dan empiris. Hasil kajian empiris adalah: (1) kebutuhan belajar untuk membudidayakan tanaman jagung pioner; dan (2) potensi lingkungan yang menunjang bagi terpenuhinya kebutuhan belajar dan diaplikasikannya hasil belajar adalah lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam. Lingkungan sosial budaya: tradisi, kondisi demografis, sumber belajar, dan organisasi sosial, sedangkan lingkungan alam: kondisi geografis, hidrografi, dan kondisi tanah. Kemudian dirumuskan model konseptual yang divalidasi untuk mendapatkan model operasional. Tahap kedua, studi eksperimen semu untuk uji efektifitas model melaiui pola eksperimen pre test dan post test kelompok kontrol. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara petani kelompok eksperimen dengan petani kelompok kontrol dalam: (i) mendapatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan gain mean: 4,0714: 4.0000. dan 1.6429 serta nilai t: 9,294; 14.422; dan 3,967; dan (2) cara melakukan usaha tani dengan gain mean 7.4286 dan nilai t 15,207. Dengan demikian, maka model program pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan belajar dan diaplikasikan oleh petani dalam melakukan usaha tani bagi peningkatan produktivitas. Terltadap hasil validasi empiris tersebut kemudian dilakukan penghalusan dan penyempurnaan model yang menghasilkan model final sebagai temuan akhir studi, yaitu: Model Program Pembelajaran Berbasis Kebutuhan dan Potensi 1 iniikungan. Model ini terdiri atas: deskripsi, asumsi dasar, komponen, prosedur, dati karakteristik model | d_pls_979820_edja_sadjaah_table_of_content.pdf | d_pls_979820_edja_sadjaah_chapter1(1).pdf | d_pls_979820_edja_sadjaah_chapter2(1).pdf | d_pls_979820_edja_sadjaah_chapter3(1).pdf | d_pls_979820_edja_sadjaah_chapter4(1).pdf | d_pls_979820_edja_sadjaah_chapter5(1).pdf | d_pls_979820_edja_sadjaah_bibliography.pdf | d_pls_979820_edja_sadjaah_appendix.pdf |
WINA | SANJAYA | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE KLINIS BAGI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD | PPS UPI | METODE KLINIS | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2002/07/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1421 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi dewasa ini khususnya dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD adalah rendahnya kualitas pembelajaran baik dilihat dari aspek proses pembelajaran maupun hasil penguasaan materi pelajaran siswa. Dalam aspek proses, kelemahan terletak pada kegiatan pembelajaran yang kurang mengembangkan kemampuan berpikir siswa; sedangkan dilihat dari basil pembelajaran, sampai saat ini prestasi siswa dalam penguasaan materi pembelajaran IPS masih sangat rendah.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan desain Model Pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dalam pelajaran IPS di SD, yang selanjutnya model tersebut dilamakan Model Pembelajaran Metode Klinis (MPMK) yang terdiri dari bentuk desain perencanaan, implementasi dan desain evaluasi pembelajaran.Melalui pendekatan Penelitian dan Pengembangan (Research and Development), dengan mempertimbangkan hasil studi pendahuluan melalui kegiatan pra survey, yang dilakukan di SD kelas 5 dihasilkan desain model perencanaan yang terdiri dari S komponen, yaitu komponen tujuan, komponen topik atau materi pembelajaran, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang sesuai dengan tahapan MPMK, komponen media, dan komponen evaluasi. Desain model implementasi MPMK terdiri dari 6 tahapan yaitu tahap orientasi, pelacakan, konfrontasi, inkuiri, akomodasi dan tahap transfer. Desain evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.Berdasarkan analisis hasil penelitian ternyata MPMK memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan berpilar siswa, baik dilihat dari aspek kelancaran, keluwesan dan originalitas berpikir maupun dilihat dari aspek elaborasi berpikir. Demikian juga dalam hal hasil belajar. Berdasarkan pengujian statistik melalui U,, pada oc = 0,05 (taraf signifikansi 95%), dengan membandingkan hasil {»u dan pasca tes, MPMK juga berpengaruh terhadap kemampuan penguasaan materi pembelajaran. Disamping itu, berdasarkan pengujian validasi pada sekolah beikatagori baik, sedang dan kurang, ternyata pada taraf signifikansi yang sama MPMK dengan 6 tahapan yang dikembangkan juga lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, direkomendasikan kepada guru untuk mendiskusikan dan menyebarluaskan model pembelajaran ini pada guru yang lain. Rekomendasi untuk pemerintah atau pihak administratur adalah agar setiap guru diberi pengalaman yang luas untuk meningkatkan kemampuan menerapkan MPMK melalui penataran dan pelatihan Sedangkan untuk peneliti yang lain direkomendasikan agar melakukan penelitian dengan topik dan metodologi yang sama dengan melibatkan sampel yang lebih beragam. Untuk evaluator pendidikan diharapkan agar melakukan evaluasi lebih komprehensif yang tidak hanya mengukur kemampuan penguasaan bahan pembelajaran akan tetapi juga kemampuan berpikir. Sedangkan, untuk penerbit buku diharapkan dapat menerbitkan buku-buku IPS yang lebih variatif dan merangsang kemampuan berpikir siswa yang tidak hanya bersifat informatif-deskriptif | d_pk_999818_wina_sanjaya_table_of_content.pdf | d_pk_999818_wina_sanjaya_chapter1.pdf | d_pk_999818_wina_sanjaya_chapter2.pdf | d_pk_999818_wina_sanjaya_chapter3.pdf | d_pk_999818_wina_sanjaya_chapter4a.pdf | d_pk_999818_wina_sanjaya_chapter5.pdf | d_pk_999818_wina_sanjaya_bibliography.pdf | d_pk_999818_wina_sanjaya_appendix.pdf |
EPON | NINGRUM | PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS KEBUTUHAN DAN POTENSr LINGKUNGAN BAGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETANI : Studi Kasus Pada Kelompok Tani Mekar Mulya I Kecamatan Banjaran Majalengka | PPS UPIPeningkatan Produktivitas | Peningkatan Produktivitas | Djudju Sudjana, Sutaryat Trinamansyah | 2002/02/04 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1420 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini berjudul: Pengembangan Model Program Pembelajaran Berbasis Kebutuhan dan Potensi Lingkungan Bagi Peningkatan Produktivitas Petani (studi kasus pada Kelompok Tani Mekar Mulya I Kecamatan Banjaran Majalengka). Berdasarkan pada kesepakatan empirik dan teoretik bahwa kelompok tani merupakan kelompok belajar bagi petani. Kelompok tani sebagai satuan pendidikan luar sekolah adalah wahana kegiatan belajar bagi petani. Tetapi kegiatan belajar yang dilakukan warga kelompok tani belum menunjang bagi peningkatan produktivitas. Dengan demikian warga kelompok tani memiliki kebutuhan belajar yakni kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimilikinya dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan bagi peningkatan produktivitasnya. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya program pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan dan potensi lingkungan bagi peningkatan produktivitasnya. Tujuan studi ini adalah mengembangkan suatu model program pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan dan potensi lingkungan. Landasan eksplanatif dan prediktif mengacu pada teori pembelajaran dan pendayagunaan hubungan fungsional komponen-komponen pembelajaran yang menjadi landasan pro seduminya. Metode yang digunakan adalah metode kasus, deskriptif, dan eksperimen. Sampel dan lokasi penelitian diambil secara purposif, yaitu kelompok tani Mekar Mulya I Desa Giri Mulya Kecamatan Banjaran-Majalengka. Instrumen dan teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan tes, dengan analisis data dengan uji. Penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu: pertama, studi pendahuluan dengan kajian teoritis dan empiris. Hasil kajian empiris adalah: (1) kebutuhan belajar untuk membudidayakan tanaman jagung pioner; dan (2) potensi lingkungan yang menunjang bagi terpenuhinya kebutuhan belajar dan diaplikasikannya hasil belajar adalah lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam. Lingkungan sosial budaya: tradisi, kondisi demografis, sumber belajar, dan organisasi sosial, sedangkan lingkungan alam: kondisi geografis, hidrografi, dan kondisi tanah. Kemudian dirumuskan model konseptual yang divalidasi untuk mendapatkan model operasional. Tahap kedua, studi eksperimen semu untuk uji efektifitas model melaiui pola eksperimen pre test dan post test kelompok kontrol. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara petani kelompok eksperimen dengan petani kelompok kontrol dalam: (i) mendapatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan gain mean: 4,0714: 4.0000. dan 1.6429 serta nilai t: 9,294; 14.422; dan 3,967; dan (2) cara melakukan usaha tani dengan gain mean 7.4286 dan nilai t 15,207. Dengan demikian, maka model program pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan belajar dan diaplikasikan oleh petani dalam melakukan usaha tani bagi peningkatan produktivitas. Terltadap hasil validasi empiris tersebut kemudian dilakukan penghalusan dan penyempurnaan model yang menghasilkan model final sebagai temuan akhir studi, yaitu: Model Program Pembelajaran Berbasis Kebutuhan dan Potensi 1 iniikungan. Model ini terdiri atas: deskripsi, asumsi dasar, komponen, prosedur, dati karakteristik model | d_pls_979815_epon_ningrum_table_of_content.pdf | d_pls_979815_epon_ningrum_chapter1(1).pdf | d_pls_979815_epon_ningrum_chapter2(1).pdf | d_pls_979815_epon_ningrum_chapter3(1).pdf | d_pls_979815_epon_ningrum_chapter4(1).pdf | d_pls_979815_epon_ningrum_chapter5(1).pdf | d_pls_979815_epon_ningrum_bibliography.pdf | d_pls_979815_epon_ningrum_appendix.pdf |
ISMAIL | EKA | DINAMIKA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MENEGAH ATAS DI ERA DESENTRALISASI | PPS UPI | Kepemimpinan | Abdul Azis Wahab, Achmad Sanusi | 2006/11/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1419 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini mengangkat sebuah topik kajian beijudul "Dinamika Kepemimpinan Kepala SMA di Era Disentralisasi (Studi Pengaruh Budaya Sekolah, Sosial Ekonomi, Motivasi, dan Inovasi Terhadap Dinamika Kepemimpinan Kepala SMA Kota Bandung} Tujuan penelitian ini adalah perolehan deskripsi pengaruh budaya sekolah, sosial ekonomi, motivasi, dan inovasi kepala sekolah terhadap dinamika kepemimpinan kepala SMA Kota Bandung.Teori umum yang melatarbelakangi penelitian ini adalah fenomena perubahan era sentralisasi ke era desentralisasi berdampak pada kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah. Dalam teori kompleksitas kepala sekolah aihadapkan pada persaingan dan ketidakpastian. Kepala SMA memiliki kecenderungan berperilaku dinamis, yakni dorongan untuk mengubah keadaan sekolah ke arah lebih baik. Dinamika kepemimpinan kepala sekolah merupakan situasi Pengalaman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, mengkaji sumber data 43 kepala SMA Kota Bandung, menggunakan instrumen kuesioner, dan menganalisis data menggunakan analisis jalur.Hasil penelitian ini adalah: 1) Dinamika kepemimpinan kepala sekolah a) dipengaruhi kuat oleh budaya sekolah, motivasi, inovasi, dan tidak dipengaruhi sosial ekonomi; b) dipengaruhi kuat inovasi melalui pengaruh budaya sekolah; c) dipengaruhi kuat motivasi melalui pengaruh kuat budaya sekolah; dan d) dipengaruhi kuat inovasi dengan pengaruh negatif sosial ekonomi.2)Inovasi memiliki pengaruh kuat ke motivasi melalui pengaruh budaya sekolah kuat; dan inovasi memiliki pengaruh kuat ke motivasi melalui pengaruh negatif sosial ekonomi;3)Keterkaitan antara variabel dalam memberi pengaruh terhadap dinamika kepemimpinan adalah pengaruh kuat inovasi ke motivasi, pengaruh kuat budava sekolah ke dinamika kepemimpinan dan ke motivasi sama besar, pengaruh kuat buaaya sekolah ke inovasi, pengaruh kuat inovasi ke dinamika, dan motivasi ke dinamika kepemimpinan. Adapun variabel sosial ekonomi tidak memberi pengaruh ke semua variabel;4)Secara kuantitatif dinamika kememimpinan kepala sekolah yang digunakan kepala SMA memiliki pengaruh relatif sama laiatnya, dari rata-rata yang kuat Ke yang rendah adalah subvariaoe! Kreatif, komunikatif, artistik, pastisipatip, kooperatif, antisipatif interaktif, dan enterpreneurship Kepala sekolah yang dinamis itu adalah kepala sekolah yang memiliki delapan karakter utama (kreatif, komunikatif, artistik, pastisipatip, kooperatif, antisipatif, interaktif, dan enterpreneurship) dan delapan propil (berpendidikan S2 lebih memberi kontribusi positif terhadap kedinamisan kepemimpinan kepala SMA daripada kepala SMA yang berpendidik SI; pangkat golongan tiga lebih dinamis daripada golongan empat dan kepala sekolah yang bukan pegawai negeri; tingkat pendidikan SLA dari kejuruan; berusia kurang dari 45 tahun; jumlah tanggungan keluarga maksimal tiga orang; masa keija tidak lebih dari 21 tahun; masa jabatan kepala sekolah tidak lebih dan satu periode (4 tahun); dan pernah menjadi wakif kepala sekolah antara 2-8 tahun}. Dinamika Kepemimpinan ini dipengaruhi kuat oleh budaya sekolah, inovasi, dan motivasi.Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan di atas, diajukan beberapa implikasi yang berhubungan sosial ekonomi, pembudayaan kepala sekolah dinamis, dan galat atau kekeliruan, sehingga dimunculkan saran pentingnya budaya sekolah dalam penerapan kepemimpinan dinamis. | d_adpend_019810_ismail_eka_wijaya_table_of_content.pdf | d_adpend_019810_ismail_eka_wijaya_chapter1.pdf | d_adpend_019810_ismail_eka_wijaya_chapter3.pdf | d_adpend_019810_ismail_eka_wijaya_chapter4.pdf | d_adpend_019810_ismail_eka_wijaya_chapter5.pdf | d_adpend_019810_ismail_eka_wijaya_bibliography.pdf | ||
SJAMSI | PASANDARAN | KEMANDIRIAN DOSEN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK) DALAM MENGANTISIPASI TUNTUTAN PROFESIONALISME DAN KULTURAL: Studi sosial budaya mengenai kemandirian dosen dalam mengembangkan Pendidikan IPS di IKIP Manado | PPS UPI | Lembaga Pendidikan | Soepardjo Adikusumo, Achmad Sanusi, Sudardja Adiwikarta, Tilaar | 1994/01/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1418 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang melatari kemandirian dosen dalam mengembangkan pendidikan IPS di LPTK. Kasalah yang dikaji adalah pemaknaan dosen tentang pendidikan IPS, referensi dan preferensi nilai yang dimiliki dosen, konflik nilai yang dihadapinya, dan konfigurasi pertautan nilai yang ditampilkannya. Dengan menggunakan pendekatan naturalistik diperoleh temuan penelitian yang menunjukkan bahwa para dosen memang telah memberi nilai terhadap pendidikan IPS yang bermutu. Nilai-ni-lai itu adalah kreativitas, inovasi, tanggungjawab sosial, partisipasi akademik dan sosial, serta keterbukaan terhadap gagasan informasi, dan inovasi bagi pengembangan pendidikan IPS. Di antaranya ada yang masih bersifat gagasan dan pemikiran konseptual (conceived values), ada yang sudah dihayati dan dipikirkan secara mendalam (perceived values), bahkan menjadikannya sebagai nilai yang dikehendaki (intended values) | d_ips_sjamsi_pasandaran_table_of_content.pdf | d_ips_sjamsi_pasandaran_chapter1.pdf | d_ips_sjamsi_pasandaran_chapter2.pdf | d_ips_sjamsi_pasandaran_chapter3.pdf | d_ips_sjamsi_pasandaran_chapter4a.pdf | d_ips_sjamsi_pasandaran_chapter5.pdf | d_ips_sjamsi_pasandaran_bibliography.pdf | d_ips_sjamsi_pasandaran_appendix.pdf |
AS'ARI | DJOHAR | PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Studi pada Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Teknik Mesin Perkakas | PPS UPI | KURIKULUM | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2003/02/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1417 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikritik karena tidak luwes terhadap perubahan, memiliki keterampilan tungga! cepat usang, tidak mudah dilatih ulang, dan tidak mampu mengembangkan dirinya. Kurikulum SMK edisi 1999 diharapkan mampu memecahkan masalah tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa implementasi kurikulum SMK belum sesuai dengan harapan dari kurikulum SMK edisi tahun 1999. Hal ini disebabkan belum optimalnya guru-guru mengembangkan kompetensi siswa dalam mengelola pembelajarannya. Untuk mengatasi persoalan ini diperlukan adanya penelitian yang berkenaan dengan model kurikulum dengan pembelajarannya yang mampu mengembangkan kompetensi siswa, yakni model kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Permasalahan penelitian adalah model KBK dan implementasi yang bagaimanakah yang cocok dikembangkan pada SMK program keahlian Teknik Mesin Perkakas, implementasi kurikulum dilihat dari kesesuaian desain pembelajaran dengan kaidah-kaidah pembelajaran, kelaikan implementasi dan fasilitas yang tersedia, serta keampuhannya dalam mengembangkan kompetensi.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model KBK dalam mata diklat Pekerjaan Permesinan dengan model implementasinya untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi. Adapun rumusan tujuan lebih rinci adalah: a. menghasilkan model KBK dalam mata diklat Pekerjaan Permesinan, b. menghasilkan model pengelolaan kelas dan pembelajaran berbasis kompetensi, c. menemukan keampuhan dan keterbatasan model yang dikembangkan. Kegunaan penelitian ini adalah menemukan dalil-dalil atau prinsip-prinsip yang dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and devehpment) dengan 10 langkah penelitian yang dimodifikasi menjadi lima langkah, yaitu studi pendahuluan, perencanaan, uji coba terbatas dan lebih luas, validasi dan pelaporan. Subyek penelitian adalah guru dan siswa tingkat dua SMK program keahlian Teknik Mesin Perkakas di wilayah kota Bandung. Sampel penelitian sebanyak empat SMK terdiri d^i dua SMK Negeri dan dua SMK Swasta. Alat pengumpul data menggunakan angket, pedoman obsei"vasi. dan tes. Analisis data menggunakan teknik kualitatif dan uji t. Berdasarkan hasil uji coba dan validasi diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan kompetensi siswa. Implikasi teoritis model KBK menuntut guru untuk mampu mengembangkan kurikulum itu dalam skala mikro yang merangkum pengalaman belajar siswa di sekolah yang di dalamnya terintegrasi filsafat, nilai, pengetahuan dan perbuatan pendidikan dan latihan yang mengantarkan siswa memiliki kompetensi. Pembelajaran efektif untuk mencapai kompetensi menuntut siswa melakukan pembelajaran individual secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kompetensi dapat dikembangkan melalui phase aktivitas, pengenalan, pengembangan, dan konsolidasi. Implikasi praktisnya adalah penerapan model pengelolaan kelas dan pembelajaran berbasis kompetensi hasil uji coba dan validasi menuntut adanya proses sosialisasi dan diseminasi, dukungan budaya kompetensi di lingkungan sekolah, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siswa, fasilitas pembelajaran yang memadai dan ketersediaan alokasi waktu yang cukup. | d_pk_989819_as'ari_djohar_table_of_content.pdf | d_pk_989819_as'ari_djohar_chapter1.pdf | d_pk_989819_as'ari_djohar_chapter2.pdf | d_pk_989819_as'ari_djohar_chapter3.pdf | d_pk_989819_as'ari_djohar_chapter4a.pdf | d_pk_989819_as'ari_djohar_chapter5.pdf | d_pk_989819_as'ari_djohar_bibliography.pdf | d_pk_989819_as'ari_djohar_appendix.pdf |
MUHAMAD | NOOR HANAFIE | PENGARUH UNJUK KERJA TRANSPORTASI TERHADAP AKSEBILITAS SEKOLAH DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DI KOTA SUKABUMI | PPS UPI | Transportasi | Abin Symasuddin Makmun, Bambang Suwarno | 2005/08/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1416 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | MUHAMMAD NOOR HANAFIE, 2005. Pengaruh Unjuk Kerja Transportasi Terhadap Aksesibilitas Sekolah dan Efektifitas Pembelajaran di Kota Sukabumi. Bandung Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.Pengaruh Unjuk Kerja Transportasi terhadap Aksesibilitas Sekolah dan Efektifitas Pembelajaran tidak terlepas dari kontekstualitasnya dengan kebijakan di bidang tata ruang dan pendidikan. Dalam kompleksitas yang sangat tinggi dari berbagai masalah perkotaan, salah satunya adalah tingkat kepadatan lalu lintas yang sebagian besar faktor penyebabnya adalah sistem pergerakan orang dan barang yang tidak seimbang dengan fasilitas pendukungnya .seperti jalan, simpang dan tempat parkir. Beranjak dari permasalahan tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kebijakan kawasan pendidikan menimbulkan bangkitan perjalanan, yang mempengaruhi kinerja jalan dan angkutan, sehingga berdampak terhadap aksesibilitas sekolah dan efektifitas pembelajaran.Landasan teoritik penelitian adalah teori-teori kebijakan, khususnya kebijakan tata ruang dan administrasi pendidikan serta kebijakan sistem transportasi dan pengukuran kinerja transportasi menggunakan teori-teori yang sudah baku dalam ilmu transportasi yang tertuang dalam Indonesian Highmy Capacity Manual (IHCM), sedangkan konsep pergerakan pendidikan diambil Banhart &. Trull serta konsep pemetaan pendidikan yang "diambil dari ;konsep Abin Syamsudin Makmun serta teori-teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan metode survey deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik terapan serta pendekatan kualitatif terhadap data primer maupun sekunder sebagai bahan analisis data kualitatif.Hasil analisis pada kawasan pendidikan Ruas jalan di sekitar kawasan pendidikan yang sudah menunjukkan unjuk kerja yang buruk dengan V/C Ratio berada di atas 0,8 dengan kecepatan rata-rata 9,47 km/jam. Angka ini menunjukkan volume lalu lintas mendekati/berada pada kapasitas arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti (Morlock, 1965). Buruknya, unjuk kerja transportasi di kawasan pendidikan berdampak terhadap aksesibilitas transportasi yang terlihat dari aksesibilitas jarak perjalanan diketahui perbandingan perjalanan yang ditempuh dengan jarak sebenarnya lebih dari tiga kali lipat khususnya zona luar, sedangkan dari aspek aksesibilitas waktu perjalanan rata-rata waktu tempuh tiap-tiap zona terjadi inefesiensi waktu dengan rata-rata perbandingan di atas nilai dua kali.Secara umum dapat disimpulkan, Keberadaan sekolah-sekolah yang berpusat pada satu kawasan pendidikan, berpengaruh terhadap bangkitan transportasi dan tingkat pelayanan kinerja ruas-ruas jalan di sekitar lokasi tersebut. Dan kebijakan tata ruang kawasan pendidikan yang berhimpitan dengan Central Business District (CBD) dan pusat kegiatan pemerintahan sudah tidak dapat dipertahankan sampai dengan tahun rencana 2007 karena sangat mempengaruhi sistem pergerakan transportasi, di mana pergerakan pendidikan mendominasi (60,84%) seluruh perjalanan. Aksesibilitas Sekolah dipengaruhi secara negatif oleh Aksesibilitas Transportasi dengan indikator waktu tempuh dan biaya dan Efektifitas pembelajaran dipengaruhi secara positif oleh luas bangunan. Rendahnya kinerja pelayanan transportasi dari dan ke kawasan pendidikan, berpengaruh terhadap aksesibilitas sekolah dan efektifitas pembelajaran. | d_adpend_009836_muhamad_noor_hanafie_table_of_content.pdf | d_adpend_009836_muhamad_noor_hanafie_chapter1.pdf | d_adpend_009836_muhamad_noor_hanafie_chapter2.pdf | d_adpend_009836_muhamad_noor_hanafie_chapter3.pdf | d_adpend_009836_muhamad_noor_hanafie_chapter5.pdf | d_adpend_009836_muhamad_noor_hanafie_bibliography.pdf | ||
HERWATI | SOEBARI | PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PELATIHAN MELEKAT (BUILT-IN TRAINING) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MODUL BAGI TENAGA PELAKSANA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PT. POS INDONESIA (PERSERO) | PPS UPI | BUILT-IN TRAINING | Nana Syaodih Sukadinata, Said Hamid HAsan, Achmad Sanusi, Rochman Natawidja | 2000/04/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1415 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini diangkat berdasarkan identifikasi kebutuhan akan suatu bentuk pelatihan bagi pegawai Unit Pelaksana Teknis di PT Pos Indonesia (Persero), yang dapat mengakomodasi besarnya jumlah pegawai. Model Pelatihan Melekat (BIT) dipilih sebagai model untuk menjawab permasalahan kebutuhan tersebut, sehingga seberapa tinggi efektivitas tersebut merupakan salah satu permasalahan dalam penelitian ini.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa pengembangan Model Pelatihan Melekat (BIT) dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai khususnya pegawai operasional pada Unit Pelaksana Teknis. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan.Penelitian ini meliputi prasurvei yaitu mengidentifikasi kineija pegawai yang ada sekarang, hasil identifikasi digunakan sebagai dasar pengembangan model pelatihan melekat yang diujicobakan hingga siap pakai. Setelah itu model pengembangan diuji validasi untuk memperoleh tingkat efektivitas model terhadap perbaikan kualitas kinerja pegawai. Selama model diujicobakan, dilakukan modifikasi terutama penyesuaian antara beban pekerjaan dengan kemungkinan dilakukannya pelatihan. Uji coba dilakukan pada kantor pos yang memiliki beban kerja tinggi dengan asumsi bahwa jika pada kantor pos tersebut model dapat diimplementasikan dengan baik, maka model program hasil pengembangan tersebut tidak akan menghadapi masalah jika diterapkan pada kantor pos yang memiliki perbaikan kinerja pegawai.Uji validasi dilakukan pada dua kantor pos sejenis di wilayah yang berbeda (Denpasar dan Jakarta), dan penelitian dikembangkan dengan cara eksperimen yaitu membandingkan pelatihan yang diimplementasikan melalui model Program Pelatihan Melekat (BIT) sebagai kelompok eksperimen dengan pelatihan secara konvensional sebagai kelompok kontrol. Hasil uji validasi diperoleh lebih tingginya skor hasil pelatihan dan secara signifikan berbeda bila dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol (p < 0,001). Temuan ini menyimpulkan bahwa Program Pelatihan Melekat efektif untuk memperbaiki kualitas kinerja pegawai.hasil penelitian ini memiliki implementasi praktis dan teoritis bagi pengembangan kinerja. Implementasi praktis diantaranya termotivasinya individu pegawai untuk mengembangkan diri, peran fasilitator sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelatihan ini, dan pengembangan modul sebagai sumber belajar merupakan sasaran antara terhadap keberhasilan implementasi BIT, Implementasi teoritis mengarah kepada efektivitas pelatihan yang dapat dicapai jika | d_pk_979836_herwati_soebari_table_of_content.pdf | d_pk_979836_herwati_soebari_chapter1.pdf | d_pk_979836_herwati_soebari_chapter2.pdf | d_pk_979836_herwati_soebari_chapter3.pdf | d_pk_979836_herwati_soebari_chapter4.pdf | d_pk_979836_herwati_soebari_chapter5.pdf | d_pk_979836_herwati_soebari_bibliography.pdf | d_pk_979836_herwati_soebari_appendixa.pdf |
SANUSI | None | MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU DOSEN UPI : Studi Kasus Manajemen Pengembangan Mutu Dosen UPI Bandung dan Upi Jakarta | PPS UPI | Pengembangan Mutu | Achmad Sanusi, Mohammad Fakry Gaffar | 1995/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1414 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | As one of the agent of socialization, the function of IKIP is to transfer and to transform the culture from one generation to another generation. The more special function is to prepare the teachers for the primary and secondary schools. The low quality of its outputs is one of the problems confronted by IKIPs, term of the average academic achievement, the irrelevancy of the outputs to the market need (in term of instrumental dimension), and in term of attitude, personalities and the intellectual qualities (intrinsic dimension).There are many factors related those problems, such as curriculum (as representation of making faculties, departments or programs), supporting facilities (operational and staffing funds), and human resources (administrations staffs, lecturers and students). But the most important factors are lecturers and students as the central variables of educational system. Based on these problems, the most important effort in eliminating the weaknesses is by increasing the quality of the lecturers that will give the effect to the improvement of the student's qualities. This study is focused on the succes determining factors in developing the quality of the lecturer. Through qualitative approach, the result are as follows.Three main factors that support each other in developing lecturer quality, are educational management, organizational strategy and the state of the personal. Educational management consist of policy making, programming, technical and the form and limitation of the duty of institution. | d_adpend_731-a-xix--11_sanusi_table_of_content.pdf | d_adpend_731-a-xix--11_sanusi_chapter1.pdf | d_adpend_731-a-xix--11_sanusi_chapter2.pdf | d_adpend_731-a-xix--11_sanusi_chapter3.pdf | d_adpend_731-a-xix--11_sanusi_chapter5.pdf | d_adpend_731-a-xix--11_sanusi_bibliography.pdf | d_adpend_731-a-xix--11_sanusi_appendix.pdf | |
BUCHARI | ALMA | STRATEGI ALTERNATIF PERGURUAN TINGGI SWASTA DALAM MENARIK CALON MAHASISWA | PPS UPI | Strategi Alternatif | Achmad Sanusi, Soepadjo Adikusumo, Engkoswara, Bambang Suwarno | 1991/11/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1413 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_table_of_content.pdf | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_chapter1.pdf | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_chapter2.pdf | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_chapter3.pdf | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_chapter4.pdf | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_chapter5.pdf | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_bibliographi.pdf | d_adpend_569-a-xvii-9_buchari_alma_appendix.pdf | |
ICHLAS | BUNYAMIN | MODEL PELATIHAN PERINTISAN/PENGEMBANGAN WIRAUSAHA : Studi pada Program Penanggulangan Penganggur Pekerja Terampil dan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan di Jawa Barat | PPS UPI | Pengembangan WiraUsaha | Sudardja Adiwikarta, Endang Sumantri | 2002/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1412 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Kajian ini muncul sehubungan dengan kondisi aktual bahwa betapa sulitnya penduduk memperoleh pekerjaan atau menjadi pengusaha. Lebih-lebih setelah dilanda krisis ekonomi. Mereka yang sudah bekerja pun banyak yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Banyak pengusaha yang mengalami kebangkrutan, semakin meningkatkan jumlah penganggur. Di Jawa Barat terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin dan penganggur, bahkan 2,3 juta angkatan kerja menganggur (Disnaker Jabar, 1999). "Krisis eknomi sejak tahun 1997 di Indonesia telah menambah jumlah rakyat miskin sekitar 79 juta"padahal tahun 1996 hanya sekitar 22 juta, termasuk 5 juta orang adalah akibat PHK" (Hermam, H. 1999). Oleh karena itu, ketika ada Program Penanggulangan Penganggur Pekerja Terampil (P3T) yang diprakarsai Depnaker Jabtfn dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), yang diprakarsai Depkimpraswil, disambut antusis oleh masyarakat Jawa Barat. Program ini bertujuan pemulihan kondisi ekonomi dan pemberdayaan penganggur serta masyarakat miskin. Dalam kedua program tersebut terdapat program-program pelatihan wirausaha bagi pelakunya. Penelitian ini terfokus pada model pelatihan sebagai suatu kajian Pendidikan iJaKr Sekolah. Jadi salah satu tujuan dari penelitian ini untuk menyusun Model Pelatihan Perintisan dan Pengembangan Wirausaha, bagi masyarakat miskin atau penganggur. Insya-Allah model ini akan berguna dalam pengembangan konsep pelatihan kewirausahaan ke depan dan secara praktis untuk strategi kebijakan pembangunan Pemerintah Kota atau Kabupaten. Dengan pendekatan paduan penelitian kualitatif dan kuantitatif, peneliti mengumpulkan data dan informasi tentang pelatihan-pelatihan dari program P3T dan P2KP. Dari situ menyusun model konseptual, melakukan uji signifikansi model, lalu merekontruksinya menjadi sebuah "model pelatihan perintisan/pengembangan wirausaha". Pada Program P3T pola pelatihan langsung diberikan pada peserta calon wirausaha meliputi, pelatihan pembekalan awal, pelatihan praktek/proses magang, pelatihan penguatan, dan pembinaan pasca program. Pada program P2KP pelatihan berjenjang, melalui pelatihan pada Fasilitator Kelurahan, Pelatihan pada Badan Keswadayaan Masyarakat, pada Unit Pengelola Keuangan dan pada Kader Masyarakat. Mereka itulah yang melatih dan mendampingi Kelompok Swadaya Masyarakat/ Kelompok Usaha Bersama mengenai perintisan, pengelolaan dan pengembangan usaha. Sementara model final, yaitu model yang sudah diujicobakan adalah Model Pelatihan Perintisan/Pengembangan wirausaha yaitu: model kontinum pelatihan dan pendampingan yang intinya dari animasi, fasilitasi sampai dengan terminasi.: Pertama, animasi berupa penggairahan motivasi, pengetahuan wirausaha, penghayatan nilai kewirausahaan, kreativitas dan keberanian untuk menjadi wirausaha. Kedua, fasilitasi pemberian bantuan motivasi suatu usaha, transfer keterampilan aarninistratif, dan pengelolaan keuangan. Ketiga, terminasi yaitu pendampingan mereka yang berhubungan dengan bagaimana keterampilan produksi dan pemasaran. Di samping itu ada fasiltasi permodalan usaha, kemitraan usaha dan pengakaran untuk kemandirian usaha. | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_table_of_content.pdf | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_chapter1.pdf | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_chapter2a.pdf | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_chapter3.pdf | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_chapter4a.pdf | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_chapter5.pdf | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_bibliography.pdf | d_pls_979808_ichlas_bunyamin_appendix.pdf |
HANSISWANY | KAMARGA | MODEL PEMBELAJARAN PENGEMAS AWAL (ADVANCE ORGANIZER) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM SEJARAH DI SEKOLAH DASAR YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KRONOLOGIS DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN ASPEK BERPIKIR KESEJARAHAN | PPS UPI | ADVANCE ORGANIZER | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2000/04/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1411 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kesenjangan antara tuntutan Kurikulum 1994 dengan kondisi pembelajaran di sekolah dasar. Di satu sisi Kurikulum Sejarah Sekolah Dasar menuntut ketercapaian tujuan substansial dan tujuan proses, sedangkan di lain pihak implementasi kurikulum tersebut terkesan dilakukan seadanya. Kondisi ini didasari masih rendahnya kemampuan guru untuk mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Model pembelajaran Advance Organizers dipilih sebagai model untuk mengembangkan pembelajaran sejarah di sekolah dasar. Seberapa tinggi efektivitas model tersebut dan bagaimana relevansinya untuk kajian bidang sejarah merupakan permasalahan penelitian ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa pengembangan mode! pembelajaran Advance Organizers dalam rangka mengembangkan aspek berpikir kesejarahan yang pada gilirannya meningkatkan mutu implementasi kurikulum sejarah sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Secara garis besar tahapan penelitian ini meliputi (a) prasurvey, yakni mengidentifikasi profil pembelajaran sejarah yang sedang beijalan, (b) hasil identifikasi digunakan sebagai dasar mengembangkan model pembelajaran Advance Organizers yang diujicobakan hingga siap pakai, dan (c) model pengembangan diuji validasi untuk memperoleh tingkat efektivitas model terhadap perbaikan kualitas pembelajaran. Selama model diuji cobakan, dilakukan modifikasi terutama penyesuaian terhadap implementasi model untuk murid tingkat sekolah dasar yang memiliki karakteristik berada dalam fase-fase perkembangan, dan penyesuaian terhadap kebutuhan perbaikan kinerja, guru. Uji coba dilakukan pada sekolah dasar berkualifikasi kurang aengan asumsi jika pada sekolah yang demikian model pengembangan dapat diimplementasikan maka model tersebut juga seyogyanya dapat diterapkan untuk sekolah-sekolah dengan kualifikasi di atasnya. Hasil uji coba memperlihatkan perbaikan hasil belajar murid dan perbaikan kinerja guru. Uji validasi dilakukan pada 3 (tiga) sekolah dengan kualifikasi sekolah yang dianggap baik, sedang, dan kurang, dan penelitian dikembangkan dengan cara eksperimen yakni membandingkan pembelajaran yang diimplementasikan melalui model pembelajaran Advance Organizers (KE) dengan pembelajaran secara konvensional (KK). Hasil uji validasi diperoleh tingginya hasil prestasi belajar murid dan secara signifikan berbeda bila dibandingkan dengan hasil pretest (« < .0001) maupun dengan hasil kelompok kontrol (« S .0001). Temuan ini menghasilkan kesimpulan bahwa model pembelajaran Advance Organizers efektif untuk meningkatkan prestasi belajar murid (dalam hal ini mengembangkan proses berpikir kesejarahan), relevan digunakan dalam mata pelajaran sejarah, dan efektif pula untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga dapat dikatakan model pembelajaran Advance Organizers cukup efektif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran sejarah. Hasil penelitian ini memiliki implikasi praktis dan teoritis bagi pengembangan kurikulum. Implikasi praktis di antaranya palunya ditumbuhkan kemauan garu antuk memperbaiki kineija dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran, dan perlunya dilakukan sosialisasi model pembelajaran Advance Organizers sebagai salah satu alternatif; sedangkan implikasi teoritis mengarah kepada efektivitas pembelajaran yang dapat dicapai jika terjadi proses konstruksi dan rekonstruksi struktur kognitif, jika menggunakan pendekatan sistem, jika difasilitasi oleh langkah-langkah pembelajaran yang terstruktur, dan jika disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. | d_pk_979803_hansiswany_kamarga_table_of_content.pdf | d_pk_979803_hansiswany_kamarga_chapter1.pdf | d_pk_979803_hansiswany_kamarga_chapter3.pdf | d_pk_979803_hansiswany_kamarga_chapter4a.pdf | d_pk_979803_hansiswany_kamarga_chapter5.pdf | d_pk_979803_hansiswany_kamarga_bibliography.pdf | d_pk_979803_hansiswany_kamarga_appendiax.pdf | |
E | KUSMANA | ANALISIS TERHADAP ASPEK-ASPEK KEPEMIMPINAN YANG MEMPENGARUHI TINGKATAN STABILITAS DAN PRESTASI AKADEMIK PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG BERFUNGSI SEBAGAI LPTK | PPS UPI | LPTK | Achmad Sanusi, Soepadjo Adikusumo, Engkoswara, Bambang Suwarno | 1988/06/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1410 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian yang di laksanakan dalam rangka penulisan Disertasi ini ideenya lahir selain dari dirangsang oleh kewaj iban untuk memenuhi salah satu syarat bagi promosi mencapai gelar Doktor Ilmu Pendidikan Bidang Studi Administrasi Pendidikan, juga digugah oleh upaya yang sedang gencar dilakukan oleh berbagai instansi guna meningkatkan mutu perguruan tinggi swasta di tanah air kita, serta keluhan dan tuntutan masyarakat yang sangat mendambakan tersedianya perguruan tinggi yang berkualitas tinggi.Promovendus dalam hal ini melihat bahwa salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk membina perguruan tinggi yang tangguh dan berkualitas tinggi adalah melalui pembinaan para administratornya. Perguruan tinggi swasta sebagai lembaga yang memiliki karakteristik yang mandiri tidak dapat berhasil dengan baik dalam mengembangkan misinya ditangan pimpinan yang tidak memiliki kompetensi, wawasan dan kreativitas yang sesuai dengan karakteristik dari lembaganya. Pendirian seperti ini sudah banyak dibicarakan, diulas dalam berbagai tulisan dan sering menjadi dasar penilaian kemampuan seseorang administrator perguruan tinggi tetapi belum ada yang meneliti secara sungguh—sungguh, berapa besar hubungan dan berapa kuat pengaruh dari kompetensi, wawasan dan kreativitas dari | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_table_of_content.pdf | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_chapter1.pdf | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_chapter2.pdf | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_chapter3.pdf | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_chapter4.pdf | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_chapter5.pdf | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_bibliography.pdf | d_adpend_568-a-xvii-9_e._kusmana_appendix.pdf |
WACHIDI | NONE | INOVASI KURIKULUM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA DI KOTA BANDUNG : Studi tentang Tingkat Kepedulian Guru terhadap Inovasi Kurikulum IPS SLTP di Kota Bandung | PPS UPI | KURIKULUM IPS | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2000/01/17 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1409 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_969817_wachidi_table_of_content.pdf | d_pk_969817_wachidi_chapter1.pdf | d_pk_969817_wachidi_chapter2.pdf | d_pk_969817_wachidi_chapter3.pdf | d_pk_969817_wachidi_chapter4.pdf | d_pk_969817_wachidi_chapter5.pdf | d_pk_969817_wachidi_bibliography.pdf | ||
IKKA | KARTIKA ABBAS FAUZI | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH UNTUK PEMBERDAYAAN PENERIMA KREDIT USAHA KELUARGA SEJAHTERA : Studi Kasus di Kabupaten Cianjur | PPS UPI | Keluarga Sejahtera | Sutaryat Trisnamansyah, H D Sudjaja | 2003/08/07 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
pemberian Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (KUKESRA) bagi keluarga Pra-KS dan KS-I. Kenyataan menunjukkan masih banyak keluarga penerima Kukesra yang belum mau dan belum mampu memanfaatkan dana yang diperolehnya untuk kegiatan usaha ekonomi produktif. Mereka dianggap sebagai penerima Kukesra Non-Aktif.Untuk mengatasinya dilakukan pembinaan, namun ternyata pembinaan yang dilakukan saat ini seringkah kurang efektif untuk merubah keadaan. Atas dasar inilah maka penelitian bertujuan untuk menemukan suatu alternatif pemberdayaan melalui model pembelajaran pendidikan luar sekolah yang dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan aktivitas Penerima Kukesra Non-Aktif, khususnya peningkatan disiplin sebagai penerima Kukesra serta peningkatan sikap dan keterampilan usaha produktif agar pinjamannya bermanfaat bagi peningkatan pendapatan keluarga. Tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan bahwa konsep pembelajaran pendidikan luar sekolah dapat digunakan dalam proses pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada pencapaian , baik pada awal kegiatan mau pun pada saat kegiatan sedang berlangsung. Metode kualitatif melalui studi kasus eksploratoris digunakan dalam rangka meneliti kelompok Kukesra yang saat ini telah berhasil melakukan pembinaan terhadap Penerima Kukesra Non-Aktif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut serta kajian teoritis, dikembangkan suatu pra model pemberdayaan untuk selanjutnya diujicobakan melalui studi kasus eksplanatori. | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_table_of_content.pdf | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_chapter1(1).pdf | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_chapter2(1).pdf | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_chapter3(1).pdf | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_chapter4a.pdf | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_chapter5(1).pdf | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_bibliography.pdf | d_pls_959805_ikka_kartika_abbas_fauzi_appendix.pdf | |
ABDUL | AZIS | IMPLEMENTASI KONSEP PENDEKATAN TUJUAN DAN CARA BELAJAR SISWA AKTIF OLEH GURU SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI KABUPATEN BANDUNG : Suatu Studi Administrasi Inovasi Pendidikan | PPS UPI | Cara Belajar | Achmad Sanusi, Engkoswara | 1987/04/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1407 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Laporan akademik dari hasil studi dan penelitian yang telah Promovendus lakukan sebagal'salah satu syarat untuk promosi Doktor, dituangkan dalam Disertasi ini yang diberi judul BEBERAPA DIMENSI KEPRIBADIAN SEBAGAI FAKTOR DETERMINATIF EFEKTIVITAS MENGAJAR (Studi Eksploratif di FKIE IKIP Indonesia) Disertasi ini terdiri atas empat bab dan lampi£ an-larpirannya dihimpun dalam satu buku yang terpilah. Bab I (Pendahuluan) menyangkut latar belakang masalah perubahan-perubahan yang terjadi dfm bagaimana peranan Administrasi Pendidikan mengendalikan perubahan-perubji han Itu. Hal ini ada hubungannya dengan relevan«!, e-fektivita», produktivitas dan efisiensi dalam pendidij£ an, terutama yang menyangkut tugas-tugas mengajar staf pengajar di lembaga pendidikan guru. Masalah yang dj^ teliti menyangkut beberapa dimensi kepribadi-an Rtsf pengajar yang esensinya adalah rara tanggung jawab, motif berprestasi dan sikap mengajar yang relj» van dengan efektivitas mengajar. Bagaimana pentingnya masalah ini, tujuan penelitian d^n alasan pemilihannya juga dibahas di dalamnya»Telah disadari bersama bahwa peningkatan mutu pendidikan sudah merupakan salah satu tuntutan kebutuhan dalam kerangka pembangungn nasional. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut, di antaranya adalah dengan dilaksanakannya pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan. Mengenalkan ide-ide dan pendekatan serta cara-cara baru merupakan perwujudan dari upaya tersebut. Kesemuanya itu disatukan dalam inovasi pendidikan. Di antara invoasi-inovasi dalam bidang pendidikan yang dimaksud adalah konsep pendekatan tujuan dan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA)Kedua aspek itu diangkat ke permukaan sebagai aspek yang diteliti dalam kerangka pembahasan inovasi pendidikan dan implementasinya. Implementasi inovasi pendidikan merupakan salah satu langkah penting dalam proses administrasi inovasi pendidikan. Implementasi inovasi pendidikan oleh guru itu melibatkan unsur-unsur yang ada di dalam dan di luar organisasi sekolah Suatu hal yang amat diharapkan adalah agar inovasi-inovasi pendidikan yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh para guru di sekolah. Namun beberapa sumber laporan mengemukakan bahwa dari sekian banyak inovasi pendidikan yang diluncurkan hanya sedikit yang benar-benar telah diimplementasikan dan bahkan tidak sedikit yang sudah ditinggalkan. | d_adpend_342-a43-xiv-6_abdul_azis_wahab_table_of_content.pdf | d_adpend_342-a43-xiv-6_abdul_azis_wahab_chapter1.pdf | d_adpend_342-a43-xiv-6_abdul_azis_wahab_chapter3.pdf | d_adpend_342-a43-xiv-6_abdul_azis_wahab_chapter4.pdf | d_adpend_342-a43-xiv-6_abdul_azis_wahab_chapter5.pdf | d_adpend_342-a43-xiv-6_abdul_azis_wahab_bibliography.pdf | d_adpend_342-a43-xiv-6_abdul_azis_wahab_appendix.pdf | |
ALESYATI | None | REVITALISASI NILAI MORAL SOSIAL ADAT MINANGKABAU DALAM KEHIDUPAN KELUARGA: Studi Deskriptif pada Beberapa Keluarga minangkabau | PPS UPI | Adat Minangkabau | Abdul Azis Wahab, Nu'man Somantri, Kosasih Djahiri, Nursid Sumaatmadja | 2003/01/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1406 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Globalisasi bukan suatu proses untuk menghilangkan jati diri, tetapi suatu proses untuk memelihara identitas suatu budaya. Memelihara bukan berarti menutup diri dari adanya pengaruh budaya asing. Nilai-nilai yang terkandung dalam suatu budaya harus memiliki kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan budaya lain melalui suatu proses seleksi. Dengan memperhatikan fenomena sosial yang tengah berlangsung pada saat ini khususnya pada masyarakat Minangkabau, terlihat proses sosialisasi dalam keseharian lebih didominasi oleh nilai-nilai asing. Terjadinya gempuran kebudayaan asing terhadap kebudayaan Minang yang berlangsung secara intensif, telah merombak sendi-sendi kehidupan sedemikian rupa. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bagian dari pendidikan memiliki karakteristik sebagai upaya memperkenalkan kemanfaatan ilmu, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan bagi kelangsungan kebudayaan, bahan pengajarannya yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial, serta memberikan kemampuan kepada seseorang untuk mengidentifikasi isu-isu dan masalah-masalah sosial serta memecahkannya. Bertitik tolak dari pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang diadaptasi sebagai ilmu kemasyarakatan itu, maka keluarga ditempatkan sebagai institusi pertama dan utama yang mempunyai tanggung jawab memberikan dan mengenalkan nilai moral sosial bagi pembentukan kepribadian anak dalam kehidupan keluarga. Peran strategis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mencari pemecahan masalah sosial yang mengacu kepada tujuan melatih generasi muda menjadi warga negara yang baik, mengembangkan seluruh potensi sosial, emosional, fisik, dan kognitifnya, serta mampu membuat keputusan rasional dan bertindak sesuai dengan keputusannya. Landasan teoritik yang digunakan teori dan konsep ilmu sosial, yaitu social change dan cultural change, aliran filsafat pendidikan, teori sistem Pendidikan Islam, dan teori tri pusat pendidikan. Oleh karena itu disertasi ini memfokuskan kepada penelitian secara mendalam tentang proses revitalisasi nilai moral sosial adat Minangkabau dalam kehidupan keluarga. Dengan demikian diharapkan anak akan memperoleh pemantapan jati diri agar mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan masyarakatnya. Penelitian ini menemukan beberapa hasil penelitian, bahwa 1) peran ayah dan ibu sangat sentral dalam mentransformasikan nilai moral sosial adat pada pendidikan anak di Minangkabau menggeser kedudukan mamak, 2) alim ulama mempunyai peran yang lebih besar dibandingkan dengan ninik mamak dan cerdik pandai dalam penanaman beberapa aspek nilai moral sosial adat, 3) nilai religius, hidup berukur dan berjangka, basa-basi, malu dan sopan, tenggang rasa, setia, adil, hemat cermat, waspada, berani karena benar, arif bijaksana, tanggap dan sabar, rajin, serta rendah hati merupakan aspek nilai yang harus diberikan untuk membentuk manusia Minangkabau yang bermoral, 4) pertentangan beberapa pranata seperti perkawinan, waris, dan pendidikan dengan Islam menjadikan adanya ketidakpastian masyarakat dalam pelaksanaannya, serta 5) konsep keluarga sebagai extended family beralih menjadi nuclear family, 6) kurikulum pendidikan surau lebih mengacu kepada kurikulum pendidikan formal pada umumnya. Rekomendasi akademis dari studi ini adalah penegasan kembali pendidikan nilai moral sosial adat pada anak dalam kehidupan keluarga melalui pemahaman atas persoalan secara lebih holistikdan sekaligus mempunyai daya mengarahkan perubahan | d_ips_9898830_alesyanti_table_of_content.pdf | d_ips_9898830_alesyanti_chapter1.pdf | d_ips_9898830_alesyanti_chapter2a.pdf | d_ips_9898830_alesyanti_chapter3.pdf | d_ips_9898830_alesyanti_chapter4a.pdf | d_ips_9898830_alesyanti_chapter5.pdf | d_ips_9898830_alesyanti_bibliography.pdf | |
CONSTANTINUS | RUDI PRIHANTORO | MODEL PENDIDIKAN KETEKNIKAN BERDASAR KOMPETENSI BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESIONAL DI POLITEKNIK | PPS UPI | POLITEKNIK | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 1999/04/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1405 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
This purpose a study was solved the problems were: (1) what was a relevant competency based educational model to develop at the vocational and technical education?; (2) how to implement this model at vocational and technical education? The variables in this study were students' knowledge, skill and attitude, the characteristics of CBE, i.e., self-paced learning module, learning resource center, field experience, personalization strategy, communication facilities, faculty team and institution management.The development of the mode! in this study was based on the analysis of the problems and CBE characteristics. This model of development took the form of a learning process oriented toward competent and professional graduates. Thus, this study focused on (1) identifying the CBE model characteristics which had a direct impact on the curriculum, educational programs and management; (2) identifying factors with a significant impact on the success of the learning process using CBE model approach; (3) identifying the components of the conceptualization of the competency- based vocational and technical education model of development and (4) designing the implementation plan for the conceptualization of the model.For this purpose a study, which had four phases, was conducted at four vocational and technical institutions, i.e., Bandung Polytechnic (ITB), Bandung Polytechnic for Manufacturing (ITB), Jakarta Polytechnic (UI) and Oil and Gas Academy of PPT Migas-Cepu.At the first phase, the pilot study, an observation was made at Bandung Polytechnic aiming at identifying some variables relevant to the curriculum, program and management based on the CBE model and designing a set of instruments, i.e, a set questionnaires for the students, the faculty, the administrators. All of them were validated using the intra-test analysis through teaching expert judgment and the dissertation supervisors; the questionnaires for the students were subjected to a reliability test using the F-test and alpha coefficient of reliability (F= 16.7037, p= .00 and a = .8154).At the second phase, the data collection and analysis, the data were collected at the four institutions. This phase was aimed at revealing the contribution of the characteristics of the CBE toward the characteristics of the professionalism. The respondents for the students, the faculty, the administrators for each of the institutions (i.e, Bandung Polytechnic, Bandung Polytechnic for Manufacturing, Jakarta Polytechnic and Oil and Gas Academy) were 21- 24- 2; 16-5-3; 16-12-1 and 21-9-4 respectively. The data concerning the faculty and administrators were analyzed descriptively and those concerning the students were subjected to Canonical Correlation Analysis. This study demonstrates that self-paced learning module makes a significant expected contribution toward knowledge and skill; the personalization | d_pk_959815_constantinus_rudi_prihantoro_table_of_content.pdf | d_pk_959815_constantinus_rudi_prihantoro_chapter1.pdf | d_pk_959815_constantinus_rudi_prihantoro_chapter2.pdf | d_pk_959815_constantinus_rudi_prihantoro_chapter3.pdf | d_pk_959815_constantinus_rudi_prihantoro_chapter4a.pdf | d_pk_959815_constantinus_rudi_prihantoro_chapter5.pdf | d_pk_959815_constantinus_rudi_prihantoro_bibliography.pdf | |
AYI | OLIM | KEMAMPUAN MEMBELAJARKAN DIRI PEMUDA PELOPOR DAN PENGEMBANGANNYA : Studi Kualitatif Proses Membelajarkan Diri Pemuda Pelopor Jawa Barat Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Produktivitas Pembelajaran Serta Mengantisipasi Era Globalisasi | PPS Upi | Kemampuan Memplajarkan Diri | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta | 1998/12/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1404 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Researches on ability in self-directed learning of youth and its development provide an answer to the problem of die low aspiration among (he youth to materialize concept dial have been learned in reality, to actulize themseves and benefit from educational process. They may also give an account of why the youth are under psycologicai and cultural pressures and why the educational system has a low performace. They also show us the way to anticipate a global change. The selection of the focus was based on opinion mat the youth is one of neglected groups while the theme of ability of self-directed learning is the latest stage in a learning process continuum as well as part of competence in (he nonformal education. Through the research, it was expected that the concepts of youth development, which is related to the use of resources, release from the pressure and youth anticipation of global changes, would be established. The theories regarded to have some significance in dealing with the focus above are the theory of critical paedagogy and the fheory of modernization The first is related to the paradigm of change in learning as an educational factor which emphasizes an efficient use of resources such as the self as resource, environment and others inputs. Then, (he second theory related to the impilication of utilizing resources in order to increase external productivity of education including to give meaning to such subject both for the learner and the society. This research gave more emphasis on why the youth can make an access to resources, increase self-awareness, make use of resources and anticipate changes. Due to its characteristic which tended to be an inquiry in an ethnographical setting, the major research method used was the qualitative method. The results of observation consist, firstly, of educational restructurization, which emphasizes (hat the educational scope must be broadened from delivery system and socialization to ability to develop and create new values trough the ability to access resources both to the learner and to the environment Secondly, of changing die revitalization of learning as a life ethic which the extension from training and teaching into the ability to do self-directed learning by searching simple concepts in society, develop and make use for the learner and the society. | d_pls_959804_ayi_olim_table_of_content.pdf | d_pls_959804_ayi_olim_chapter1.pdf | d_pls_959804_ayi_olim_chapter2.pdf | d_pls_959804_ayi_olim_chapter3.pdf | d_pls_959804_ayi_olim_chapter4a.pdf | d_pls_959804_ayi_olim_chapter5.pdf | d_pls_959804_ayi_olim_bibliography.pdf | d_pls_959804_ayi_olim_appendix.pdf |
DACHNEL | KAMARS | BEBERAPA DIMENSI KEPRIBADIAN SEBAGAI FAKTOR DETERMINATIF EFEKTIVITAS MENGAJAR : Studi Eksploratif di FKIE UPI Indonesia | PPS UPI | Determinatif | Achmad Sanusi, Sikun Pribadi | 1980/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1403 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Laporan akademik dari hasil studi dan penelitian yang telah Promovendus lakukan sebagal'salah satu syarat untuk promosi Doktor, dituangkan dalam Disertasi ini yang diberi judul BEBERAPA DIMENSI KEPRIBADIAN SEBAGAI FAKTOR DETERMINATIF EFEKTIVITAS MENGAJAR (Studi Eksploratif di FKIE IKIP Indonesia) Disertasi ini terdiri atas empat bab dan lampi£ an-larpirannya dihimpun dalam satu buku yang terpilah. Bab I (Pendahuluan) menyangkut latar belakang masalah perubahan-perubahan yang terjadi dfm bagaimana peranan Administrasi Pendidikan mengendalikan perubahan-perubji han Itu. Hal ini ada hubungannya dengan relevan«!, e-fektivita», produktivitas dan efisiensi dalam pendidij£ an, terutama yang menyangkut tugas-tugas mengajar staf pengajar di lembaga pendidikan guru. Masalah yang dj^ teliti menyangkut beberapa dimensi kepribadi-an Rtsf pengajar yang esensinya adalah rara tanggung jawab, motif berprestasi dan sikap mengajar yang relj» van dengan efektivitas mengajar. Bagaimana pentingnya masalah ini, tujuan penelitian d^n alasan pemilihannya juga dibahas di dalamnya» | d_adpend_176-a_m._dachnel__kamars_table_of_content.pdf | d_adpend_176-a_m._dachnel__kamars_chapter1.pdf | d_adpend_176-a_m._dachnel__kamars_chapter2.pdf | d_adpend_176-a_m._dachnel__kamars_chapter3.pdf | d_adpend_176-a_m._dachnel__kamars_chapter4.pdf | d_adpend_176-a_m._dachnel__kamars_bibliography.pdf | d_adpend_176-a_m._dachnel__kamars_appendix.pdf | |
DWI | NUGROHO HIDAYANTO | PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN COMPONENT DISPLAY THEORY (CDT) : Implementasi Pada Kurikulum IPS-SD | PPS UPI | COMPONENT DISPLAY THEOR | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 1997/12/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1402 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini berlatar belakang pada adanya kesenjangan antara tuntutan kurikulum 1994 dengan kondisi kemampuan guru di sekolah dasar, sehingga diperlukan suatu preskripsi pembelajaran. Preskripsi ini diperlukan untuk mengatasi kesenjangan antara posisi guru yang sangat strategis di dalam kelas dan kemampuan mengembangkan pembelajaran yang masih rendah. Dalam penelitian ini, Component Displav Theory (CDT) sebagai model preskriptif dipilih sebagai cetak-biru untuk mengembangkan pembelajaran. Seberapa tinggi keefektifan model pembelajaran CDT dan bagaimana kesesuaiannya untuk pembelajaran IPS-SD merupakan permasalahan penelitian ini.Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa model pembelajaran CDT dalam rangka meningkatkan mutu implementasi kurikulum IPS-SD 1994. Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti model konseptual, yakni dengan memerikan komponen-komponen desain pembelajaran dan menganalisis keterkaitan antar komponen. Sebelum produk diimplementasikan, dilakukan evaluasi. Setelah produk dinyatakan baik kemudian diimplementasikan, sekaligus sebagai suatu eksperimen, yakni membandingkannya dengan pembelajaran , yang dikembangkan secara konvensional. Kelas dan subyek penelitian ditarik secara random, kemudian pretes dan postes diadministrasikan kepada kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK). Jumlah subyek pada KE dan KK masing-masing 55 orang siswa dari 2 kelas. Dari analisis deskriptif persentase diketahui, kontribusi CDT terhadap Perolehan belajar lebih tinggi dibanding kontribusi pembelajaran yang dikembangkan secara konvensional. Kontribusi CDT lebih tinggi 6,74% untuk mengingat fakta, 8,33% untuk mengingat konsep, 21,02% untuk mengingat prosedur, 25,40% untuk mengingat prinsip, 15,17% untuk menggunakan prosedur, dan 11,21% untuk jenis belajar gabungan. Melalui uji-t dengan tingkat signifikansi 0,01 dan 0,05 diperoleh hasil sebagai berikut: untuk jenis belajar mengingat fakta (p<0,05), mengingat konsep (p<0,01), mengingat prosedur (p<0,01), mengingat prinsip (p<0,01), menggunakan prosedur (p<0,01), dan jenis belajar gabungan (p<0,01).Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan menggunakan model CDT, baik untuk jenis belajar secara sendiri-sendiri maupun gabungan, lebih unggul dalam meningkatkan perolehan belajar dibandingkan pembelajaran yang dikembangkan secara konvensional. Hasil penelitian ini memiliki implikasi praktis dan teoretis bagi pengembangan kurikulum. Implikasi praktis: perlu ditumbuhkan keberanian guru berkreasi mengembangkan desain pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan perlu dirintis program pengenalan CDT sebagai salah satu model alternatif. Implikasi teoretis: bahwa keefektifan pembelajaran dapat dicapai jika dikembangkan berdasar analisis kondisi dan pendekatan sistem, memiliki pijakan multi perspektif, dan difasilitasi oleh preskripsi strategi pembelajaran yang jelas dan rinci. | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_table_of_content.pdf | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_chapter1.pdf | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_chapter2.pdf | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_chapter3.pdf | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_chapter4.pdf | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_chapter5.pdf | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_bibliography.pdf | d_pk_959813_dwi_nugroho_hidayanto_appendix.pdf |
DEDI | MULYASANA | MODEL PENDIDIKAN KADER PARPOL DALAM DIMENSI PERUBAHAN POLITIK BERDASARKAN PENDEKATAN ANDRAGOGI : Kajian Kritis terhadap Penyelenggaraan Program Pendidikan Kader Golkar di Indonesia Periode | PPS UPI | Perubahan Politik | Achmad Sanusi, H D sudjana | 2000/01/06 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1401 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | The topic of disertation: Models of Political Party Cadre Education In Political Changes Dimension Based on Andragogy Approach. ( A Critical Analysis on Implementation of Golkar Cadre Education Program in Indonesia Period ¡984 - 1997). The research employed the qualitative approach with Delphi techniques. The resource persons of this research are experts in political education, political observers, political communicators, Golkar fungsionalists, and conceptors of Golkar cadre training. In this research, the writer connects his ideas with educational theory, componential changes theory, and process philosophy. According to educational theory, education does not only transfer knowledge to increase the students skills, but also to develop self concept, and self relience. The educational process must be appropriate with the realization of the changing needs. According to the process of philosophy that livelihood has a process, every process will form the new thing. People must adapt to the new thing. In this case, education and teacher are the most important to guide the students in order to know and understand the new thing. According to the componential changes theory, political system depends on whether or not the component functions. If one component changes, other components must change. If the components do not change equally, the growth of system will be annoyed According to Malcom S Knowles, the andragogy approach functions to help the learners diagnose their needs for particular learnings within the scope of a given situation (the diagnostic function). As planning with the learners, a sequence of experiences will produce the desired learnings (the planning function). Creating conditions will cause the learners to want to learn (the motivational function). And selecting the most effective methods and techniques is intended for producing the desired learnings (the methodological function). To provide the human and material resources is necessary to produce the desired learnings (the resource function). The last function of the-andragogy approach is to help the learners measure the outcomes of the learning experiences (the evaluative function). The findings of this research indicate that the Golkar cadre is not made a significant power in the organization. The Golkar main power depends on supreme council, army the and bureaucracy. The Golkar power is protected by law completely. In such a case (1) The function of political education is not prepared to produce mainstay and professional cadre. (2) The organizer does not use professional instructors, rather they emphasize more on obedient instructors. (3) The committee cannot select cadre aspirants well, because the political education is oriented toward quantity target. They make effort to unify the attitude, skill and cadre political behaviors. There are the things, that caused the political education (Karakterdes and Karsinal) as an instrument to control and protect the Golkar power. Output of Kararakterdes and Karsinal training was only functional to secure voting security in the general election. They were not functional as future leader candidates. | d_pls_949813_dedi_mulyasana_table_of_content.pdf | d_pls_949813_dedi_mulyasana_chapter1.pdf | d_pls_949813_dedi_mulyasana_chapter2a.pdf | d_pls_949813_dedi_mulyasana_chapter3.pdf | d_pls_949813_dedi_mulyasana_chapter4.pdf | d_pls_949813_dedi_mulyasana_chapter5.pdf | d_pls_949813_dedi_mulyasana_bibliography.pdf | |
DJAIZ | DUJO | PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PARTISIPASI TERHADAP PELAKSANAAN PENGAJARAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH LANJUTAN DI KOTAMADYA DAN KABUPATEN GORONTALO | PPS UPI | Sistem Administrasi | Achmad Sanusi, Sikun Pribadi | 1982/12/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1400 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Saya memanjatkan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Besar, karena atas izin-Nya dan rahmat~Nya jualah penulisan disertasi ini dapat saya rampungkan. Saya berdoa semoga izin-Nya tersebut disertai redha-Nya.Penyusunan disertasi ini dikaitkan dengan Proyek Pengembangan Tenaga Kerja Akademis Dep&rtemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dilaksanakan dalam bentuk Program Pendidikan Doktor, dan mendapat bantuan.toiiaya dari Pemerintah -Republik Indonesia. Sudah sepatutnyalah saya menyatakan penghargaan yang setinggi-tinggi-nya dan mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Pemerintah dalam hal ini kepada Pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Penghargaan dan terima kasih saya tujukanpula kepada Rektor IKIP Bandung Drs„ Numan Somantri M. Sc. dan Prof. Dr. Garnadi Trawirosudirjo (Sektor pada periode yang lalu) atas izin yang diberikan kepada saya untuk belajar dan menempuh ujian promosi di IKIP ini.Di samping itu saya sadar sepenuhnya bahwa sejak dari permulaan sampai akhir kegiatan akademis tersebut, saya memerlukan dari" telah mendapatkan bantuan dari banyak orang. Saya ssngat menghargai perhatian, do- | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_table_of_content.pdf | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_chapter1.pdf | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_chapter2.pdf | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_chapter3.pdf | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_chapter4.pdf | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_chapter6.pdf | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_bibliography.pdf | d_adpend_092-a2-iii_djaiz_dujo_appendix.pdf |
LIAS | HASIBUAN | KOHERENSI INOVASI DALAM KURIKULUM PESANTREN : Studi Kasus di Pesantren Al-Hidavah Pai 10 Jambi | PPS UPI | KURIKULUM PESANTREN | Achmad Sanusi, Ibrahim, Said hamid Hasan | 1997/03/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1399 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Disertasi ini meneliti •koherensi inovasi dalam kurikulum pesantren. Studinya dipusatkan di pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Pai 10 Jambi - sebuah pesantren "model baru" yang sistem dan penyelenggaraan pendidikannya mengikuti pola dan sistem pendidikan "moderen". Pesantren ini didirikan Pemda Tk. I Jambi dan diresmikan oleh Menteri Agama RI pada 1 Desember 1978.Kaj ian utama disertasi adalah masalah pelembagaan inovasi di dalam tradisi dan nilai spiritual pesantren. Kajiannya ditilik dua sisi: (1) sisi inovasi kurikulum yang dianalisis sejak prosesnya awalnya sampai ke tahap adopsi, (2) sisi koherensi inovasi kurikulum yang dilihat melalui sifat dan karakteristik pelembagaannya ke dalam tradisi dan nilai spiritual pesantren. Proses ini diukur dari tiga prinsip kurikulum pendidikan Islam; •pendekatan tauhid, seleksi materi, dan organisasi pengalaman bela.iar sissza.Metode penelitian adalah naturalistik, karena masalan yang diteliti melihat kurikulum sebagai refleksi kehidupan budaya pesantren. Analisis data digunakan "content analysis" yang diterapkan pada tiga tahap; sebeluu, dalam proses dan sesudah berlangsungnya adopsi. | d_pk_949823_lias_hasibuan_table_of_content.pdf | d_pk_949823_lias_hasibuan_chapter1.pdf | d_pk_949823_lias_hasibuan_chapter2a.pdf | d_pk_949823_lias_hasibuan_chapter3.pdf | d_pk_949823_lias_hasibuan_chapter4a.pdf | d_pk_949823_lias_hasibuan_chapter5.pdf | d_pk_949823_lias_hasibuan_bibliography.pdf | d_pk_949823_lias_hasibuan_appendix.pdf |
YAYAT | HAYATI DJATMIKO | PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGEMBANGAN STAFF PENGAJAR PADA PERGURUAN TINGGI : Studi Deskriptif Analitis Pada UPI ITB Unpad UNPAR dan Kopertis Wilayah IV di Bandung | PPS UPI | Pengajar | Achmad Sanusi, Soepadjo Adikusumo, Engkoswara, Bambang Suwarno | 1993/01/04 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1398 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | d_adpen_yayat_hayati_djatmiko_table_of_content.pdf | d_adpen_yayat_hayati_djatmiko_chapter1.pdf | d_adpen_yayat_hayati_djatmiko_chapter2.pdf | d_adpen_yayat_hayati_djatmiko_chapter3.pdf | d_adpen_yayat_hayati_djatmiko_chapter4.pdf | ||||
MUH. | YUNUS | PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBELAJARAN PADA LEMBAGA KURSUS DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN WARGA BELAJAR : Studi Kemampuan Warga Belajar Lembaga Kursus Mendayagunakan Hasil Belajarnya di Kota Makassar | PPS UPI | Penyelenggaraan Sistem | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta | 2007/07/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1397 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi komponen-komponen sistem pembelajaran lembaga kursus terhadap keberdayaan warga belajar, dan mengembangkan model penyelenggaraan sistem pembelajaran unggulan pada lembaga kursus yang dapat memberdayakan warga belajar setelah tamat Tercapainya tujuan penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah utama yang dihadapi lembaga kursus saat ini, yaitu ketidakmampuannya memberikan layanan pendidikan yang memadai bagi warga belajar sebagai bekal untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja dan usaha mandiri. Landasan teorenk penelitian ini berpijak pada konsep sistem input-output pendidikan dari Djudju Sudjana (1991), teori pembelajaran orang dewasa dari Malcolm S. Knowies (1980), teori investasi sumber daya manusia dari Gary S. Becker (1992), konsep pemberdayaan masyarakat dari Zusanne Kindervatter (1979), dan model pembelajaran Quantum Learning dan Quantum Teaching dari Bobbi DePorter (2004). | d_pls_049757_muh_yunus_table_of_content.pdf | d_pls_049757_muh_yunus_chapter1.pdf | d_pls_049757_muh_yunus_chapter2a.pdf | d_pls_049757_muh_yunus_chapter3.pdf | d_pls_049757_muh_yunus_chapter4a.pdf | d_pls_049757_muh_yunus_chapter5.pdf | d_pls_049757_muh_yunus_bibliography.pdf | d_pls_049757_muh_yunus_appendix.pdf |
TJAHYA | SUPRIATNA | PERILAKU UNSUR BIROKRASI PEMERINTAHAN DI DAERAH SELAKU PELAKSANA PENDIDIKAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PENDUDUK MISKIN PADA DESA TERTINGGAL: Suatu Analisis Dengan Pendekatan Pendidikan Sosial Program IDT Dan Pemberdayaan Pokmas Desa Tertinggal Di Kabupaten Daerah Tingkat H Cirebon | PPS UPI | Unsur Birikrasi | Achmad Sanusi, Endang Sumantri, Sudardja Adiwikarta, Ateng Syafrudin | 1997/01/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1396 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian berangkat dari konsep strategi pengentasan kemiskinan, pendidikan sosial dan sumber daya manusia dalam perubahan sosial. Pendekatan pembangunan manusia (" Human Development Approacb") menempati posisi sentral, dominan dan startegis dalam kualitas sumber daya manusia. Pendekatan pembangunan manusia mempunyai kontekstual dengan strategi, model, paradigma dan kebijakan pembangunan bagi perubahan sosial, kelembagaan maupun manusia sebagai subyek dan penggerak utama pembangunan. Strategi penanggulangan kemiskinan secara legalitas formal berdasarkan INPRES Nomor 5 Tahun 1993 , berakses pada Program Inpres Desa Tertinggal ( IDT ). Program IDT suatu kebijakan politik dan strategi pembangunan yang berdimensi pembangunan sosial ekonomi dalam penanggulangan kemiskinan pada desa tertinggal. Karakteristik kebijakan dan program IDT bermuatan pendidikan sosial. Fokus pendidikan sosial dalam rangka pemberdayaan dan pembelajaran Kelompok Masyarakat ( Pokmas ) miskin untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, motivasi, keterampilan serta partisipasi terhadap program IDT guna meningkatkan kesejahteraannya. Konsepsinya didasarkan kepada : Pertama, tujuannya untuk transformasi dan internalisasi nilai pendidikan bagi peningkatan kualitas SDM penduduk miskin, memantapkan kondisi sosial ekonomi dan mengembangkan taraf hidup yang lebih maju dan mandiri. kedua, sasarannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pengembangan permodalan, peluang kerja dan berusaha dan penguatan kelembagaan Pokmas miskin dalam menanggulangi kemiskinan. Ketiga. pendekataannya untuk menciptakan komitmen, kepedulian dan keterpaduan semua instansi dan lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang dilandasi nilai produktivitas, kelembagaan, kemitraan, demokrasi, partisipatif dan otonomi dalam penanggulangan kemiskinan | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_table_of_content.pdf | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_chapter1.pdf | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_chapter2a.pdf | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_chapter3.pdf | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_chapter4a.pdf | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_chapter5.pdf | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_bibliography.pdf | d_ips_9233088_tjahya_supriatna_appendix.pdf |
PURWADI | NONE | PENGEMBANGAN MODEL PENGAJARAN BERPIKIR DAN PENERAPANNYA DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI DASAR | PPS UPI | AKUNTANSI DASAR | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 2000/05/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1395 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Sebagai lembaga pendidikan tertinggi, perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan bagi para pemuda yang telah menyelesaikan pendidikan menengah. Para perserta didiknya disebut mahasiswa. Mereka adalah para pemuda yang berada pada tahapan perkembangan adolesen akhir atau dewasa awal. Dalam perkembangan berpikirnya mereka telah mencapai tahapan berpikir tinggi yang oleh Piaget dikategorikan pada kemampuan "berpikir operasi formar. Mereka telah mampu berpikir abstrak, deduktif, induktif, konvergen, divergen, reflektif atau pemecahan masalah. Kemampuan berpikir tersebut dikategorikan kepada jenis kemampuan berpikir kompleks. Pengembangan kemampuan berpikir dalam proses pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar dan penting, baik proses pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pada pendidikan tinggi. Para saijana lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi para pemikir, pengembang dan pembawa inovasi di dalam masyarakat.Hasil pengamatan dan penelitian menunjukkan, bahwa para mahasiswa PTS tidak menunjukkan performansi belajar yang positif. Hal ini ditandai dengan disiplin belajar yang rendah, belajar tidak sungguh-sungguh, tidak teratur, tidak sistematis, bahan yang dipelajari sangat minim, tidak terolah, tidak mendalam, tugas dikerjakan asal-asalan, terlambat bahkan tidak dikerjakan, dalam ujian hanya mengandalkan hafalan, menyontek dan melakukan penyimpangan-penyimpangan lainnya. Perilaku-perilaku mahasiswa yang mengarah pada pencapaian kemampuan sebagai pemikir, pengembang dan inovator di masyarakat proporsinya masih sangat rendah.Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan metode atau model mengajar perguruan tinggi yang dapat mendorong para mahasiswa untuk banyak berpikir, banyak berbuat, dan menggunakan kemampuan berpikirnya. Artinya, perguruan tinggi harus lebih responsif terhadap kebutuhan belajar, karakteristik dan latar belakang mahasiswa yang semakin beragam. Penelitian yang mendalam terhadap aspek-aspek yang ada pada kondisi tersebut, membuka peluang bagi ditemukan jalan keluar dari masalah tersebut. Penelitian pengembangan ini merupakan suatu upaya menemukan pemecahan tentang salah satu aspek (pengajaran) dari permasalahan yang dihadapi. Secara garis besar tahapan penelitian ini meliputi (1) studi pendahuluan, dengan melakukan observasi di lapangan dan kajian-kajian teoretis berkaitan dengan keperluan pengembangan draftt model pengajaran, (2) menyusun draftt model pengajaran berpikir, (3) rriengujicobakannya, dan melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap desain model yang dikembangkan, dan (4) validasi model, yakni melakukan uji coba model | d_pk_949818_purwadhi_table_of_content.pdf | d_pk_949818_purwadhi_chapter1.pdf | d_pk_949818_purwadhi_chapter2.pdf | d_pk_949818_purwadhi_chapter3.pdf | d_pk_949818_purwadhi_chapter4.pdf | d_pk_949818_purwadhi_chapter5.pdf | d_pk_949818_purwadhi_bibliography.pdf | d_pk_949818_purwadhi_appendix.pdf |
REDJA | MUDYAHARDJO | PROFIL MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN : Sebuah Studi Kasus di Kabupaten Cimahi Selatan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat | PPS UPI | Mutu Pendidikan | Abdul Azis Wahab, Rachmat Wiradinata | 2001/01/26 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1394 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Kesenjangan antara manajemen SD di Jawa Barat dengan kinerja manajemen SD rata-rata nasional menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah sebenarnya profil aktual manajemen kepala SD di Jawa Barat, dan bagaimanakah pula profil masa depannya, khususnya di Kecamatan Cimahi Selatan.Tujuan penelitian adalah: (1) menggambarkan profil umum, perbedaan, dan hubungan jalur aktual manajemen kepala SD, dan (2) menyusun model profil masa depannya dalam jangka pendek dan panjang. Disain penelitian didasarkan pada paradigma Halpin tentang perilaku administrator, yang dikembangkan menjadi hubungan jalur, dengan lima variabel bebas: (1) identititas kepala SD (xt), (2) kondisi SD (x2), (3) persepsi manajerial kepala SD (x3), (4) pengambilan keputusan manajerial mereka (x4), dan teknik kepemimpinan manajerial mereka (xj), serta rata-rata NEM sekolah (x<>) sebagai variabel tak bebasnya. Populasinya adalah semua kepala SD negeri dan swasta di Kecamatan Cimahi Selatan (67 orang), dengan rata-rata NEM sekolah 29,27, dan kesalahan standar 0,52. Sampelnya adalah sampel genap, 33 kepala SD dengan rata-rata NEM sekolah 29,26 dan kesalahan standarnya 0,72.Penelitian menghasilkan struktur hubungan jalur (loading factor > 0,500), sebagai berikut:Variabel identitas kepala SD, 100% homogen, dan tidak berkontribusi langsung dan tidak langsung terhadap kondisi SD, kinerja manajemen mereka, dan rata-rata NEM sekolah. Variabel kondisi SD, 88% homogen, dan berkontribusi langsung 61,2% terhadap pengambilan keputusan mereka, dan tidak berkontribusi langsung terhadap rata-rata NEM sekolah. Variabel persepsi manajerial mereka, 90,91% heterogen, dan berkontribusi langsung 3,85% terhadap pengambilan keputusan, dan 11,61% terhadap teknik kepemimpinan manajerial mereka, dan tidak berkontribusi tidak langsung terhadap rata-rata NEM sekolah. Variabel pengambilan keputusan manajerial, 93,36% homogen, dan berkontribusi langsung 13,89% terhadap rata-rata NEM sekolah. Variabel teknik kepemimpinan manajerial, 78% heterogen, dan tidak berkontribusi langsung terhadap rata-rata NEM sekolah.Berdasarkan pengkajian lebih lanjut diajukan rekomendasi, pertama, perbaikan jangka pendek, tanpa mengubah struktur organisasi SD, terhadap manajemen yang kurang terpadu, mandiri, efektif, berjangka panjang, dan variatif adalah peningkatan mutu identitas diri kepala SD, mutu kondisi fisik, organisasional, dan instrumental SD, dan mutu manajemen strategi, manajemen proses, manajemen proyek, dan manajemen tugas perorangan guru. Kedua, perbaikan jangka panjang adalah penerapan gagasan dan teknik TQM dalam mewujudkan SBM di SD secara bertahap, yang disertai perbaikan pendidikan prajabatan kepala SD yang mengutamakan pada penguasaan teknik-teknik TQM yang mengacu pada gagasan kuncinya, dan peningkatan kewenangan profesional dan kesejahteraan kepala SD. Ketiga, penelitian lanjutan yang berupa perluasan daerah penelitian dalam skala kecil atau nasional, dan jenis sekolah (SLTP/SMU/SMK/PT), dan perluasan hubungan jalur dengan menambah variabel KBM. | d_adpen_redja_mudyahardjo_table_of_content.pdf | d_adpen_redja_mudyahardjo_chapter1.pdf | d_adpen_redja_mudyahardjo_chapter2.pdf | d_adpen_redja_mudyahardjo_chapter3.pdf | d_adpen_redja_mudyahardjo_chapter4.pdf | d_adpen_redja_mudyahardjo_chapter5.pdf | d_adpen_redja_mudyahardjo_bibliography.pdf | d_adpen_redja_mudyahardjo_appendix.pdf |
IHAT | HATIMAH | PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS POTENSI LOKAL : Studi di PKBM Kandaga Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang | PPS UPI | Pengelolaan Pembelajaran | Sutaryat Trisnamasyah, Ishak Abdulhak | 2013/01/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1393 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai bentuk dari pendidikan berbasis masyarakat, dalam pengelolaan pembelajarannya masih banyak PKBM yang belum memanfaatkan potensi lokal secara maksimal, sehingga kadang-kadang terjadi keterasingan bagi warga belajar dalam mengikuti pembelajaran di PKBM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model pengelolaan pembelajaran berbasis potensi lokal di PKBM. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (l) konsep pengelolaan dan konsep pembelajaran serta mekanisme pembelajaran (2) konsep pengelolaan pembelajaran berbasis potensi lokal serta jenis dan mekanisme pemanfaatan potensi lokal, (3) konsep dan prinsip pendidikan berbasis masyarakat, (4) konsep dan prosedur pusat kegiatan belajar, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini perpaduan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode penelitian dan pengembangan, Lokasi penelitian adalah PKBM Kandaga Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang, fokus penelitian pada program Kelompok Belajar Usaha, dengan subyek penelitian adalah pengelola PKBM 1 orang, Tutor KBU 2 orang, dan warga belajar sebanyak 38 orang. Hasil dari penelitian ditemukan data bahwa pengelola dan tutor memberikan respons yang positif terhadap model yang sudah diujicobakan di PKBM Kandaga. Mereka mengungkapkan dari berbagai aspek, yaitu: (1) dengan adanya dialog bersama dalam setiap tahapan pengelolaan pembelajaran, maka terjalin komunikasi yang harmonis yang dapat menimbulkan suasana pembelajaran yang kondusif, (2) dengan menggunakan potensi lokal dalam pembelajaran, berdampak positif dalam pemberdayaan warga belajar, dan tidak adanya keterasingan bagi warga belajar untuk mengikuti pembelajaran (3) dengan menggunakan pembelajaran partisipatif yang mengarah pada student centered dapat mengembangkan kreativitas dan potensi yang dimiliki warga belajar, (4) dengan diciptakannya kemitraan dalam membina tutor dan warga belajar dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, (5) dengan dilaksanakannya evaluasi bersama, setiap pihak dapat mengetahui keberhasilan program dan hasil belajar yang sudah dicapai, 6) hasil perhitungan dari respon warga belajar dengan dilibatkannya dalam berbagai tahapan pengelolaan pembelajaran sangat positif, dan perbandingan hasil pre-test dan post-test warga belajar sangat signifikan. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pengelolaan pembelajaran berbasis potensi lokal dapat dilaksanakan dengan efektif di PKBM Kandaga. Hal ini didasarkan adanya respon positif dari pengelola dan tutor tentang pengelolaan pembelajaran berbasis potensi lokal, serta adanya hasil yang signifikan dalam respon dan perbandingan hasil pre tes dan post test dari warga belajar dan pemahaman positif terhadap program keseluruhan. | d_pls_039789_ihat_hatimah_table_of_content.pdf | d_pls_039789_ihat_hatimah_chapter1.pdf | d_pls_039789_ihat_hatimah_chapter2.pdf | d_pls_039789_ihat_hatimah_chapter3.pdf | d_pls_039789_ihat_hatimah_chapter4.pdf | d_pls_039789_ihat_hatimah_chapter5.pdf | d_pls_039789_ihat_hatimah_bibliography.pdf | d_pls_039789_ihat_hatimah_appendix.pdf |
AHMAD | LAUT HASIBUAN | PENERAPAN EVALUASI PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS | PPS UPI | BAHASA INGGRIS | Nana Syaodih Sukadinata, Said Hamid HAsan, Achmad Sanusi, Rochman Natawidja | 2005/10/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1392 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Mutu pendidikan di Indonesia merupakan salah satu topik yang selalu dibicarakan. Masih terdapat kesenjangan mutu pendidikan pada berbagai jenjang. Persentase sekolah yang NEM (sekarang nilai UN) lulusannya di bawah NEM atau nilai UN rata-rata ideal masih cukup besar.Rendahnya mutu pendidikan seperti disebutkan di atas teijadi juga pada hasil belajar bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa, baik kemampuan reseptif seperti membaca dan menyimak maupun kemampuan produktif seperti berbicara dan menulis, belum mencapai target minimal sekalipun. Permasalahan penelitian adalah bagaimanakah keefektifan evaluasi proses dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA dalam belajar bahasa Inggris, perkembangan hasil belajar (gairi) selama dua belas kali dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen, dan sumbangan relatif dan efektif variabel kovariat terhadap hasil belajar berbahasa Inggris.Penelitian ini bertujuan mengkaji evaluasi proses dalam rangka mendapatkan efektivitasnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMA, perkembangan hasil evaluasi proses (gain) yang diperoleh siswa kelompok eksperimen pada empat keterampilan berbahasa, dan sumbangan relatif dan efektif variabel-variabel kovariat terhadap hasil belajar berbahasa Inggris.- Metode penelitian adalah kuasi eksperimen di mana sebagai kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang selama proses belajar mengajar diterapkan evaluasi proses, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang selama proses belajar mengajar tidak diterapkan evaluasi proses.- Dalam penelitian ini diperhatikan validitas internal dan validitas eksternal. Validitas eksternal mengacu kepada suatu pengertian sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II SMA yang diambil secara acak dengan mempertimbangkan kesamaan kedua kelompok yang diuji dengan uji statistik ANOVA. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan.Validitas internal mengacu kepada suatu pengertian apakah hasil eksperimen merupakan akibat perlakuan atau diakibatkan oleh faktor lain. Untuk mengendalikan berbagai faktor yang akan mempengaruhi validitas internal dipilih kuasi eksperimen kelompok yang dikenakan secara acak.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan evaluasi proses lebih efektif meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris siswa. Hal ini ditandai dengan perolehan hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol dalam keterampilan berbahasa Inggris. Hipotesis penelitian (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, penerapan evaluasi proses lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam aspek membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Penerapan evaluasi proses dapat meningkatkan rata-rata skor siswa dalam aspek membaca, menyimak, berbicara, dan menulis mulai dari perlakuan pertama sampai keduabelas dalam pembelajaran bahasa Inggris. Variabel-variabel kovariat dalam penelitian ini memberikan sumbangan relatif dan efektif terhadap kemampuan belajar bahasa Inggris siswa. | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_table_of_content.pdf | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_chapter1.pdf | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_chapter2.pdf | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_chapter3.pdf | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_chapter4.pdf | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_chapter5.pdf | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_bibliography.pdf | d_pk_949817_ahmad_laut_hasibuan_appendiax.pdf |
AWANDI | NOPYAN SUGIARTA | PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PEMBELAJARAN KOLABORATIF UNTUK KEMANDIRIAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH : Studi Terfokus di Rumah Singgah Kota Bekasi | PPS UPI | Pengelolahan Program | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta | 2007/09/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1391 | digilib.upi | Perpustakaan@upi.edu | Tiga fokus masalah dalam Pengembangan Model Pengelolaan Program Pembelajaran Kolaboratif untuk Kemandirian Anak Jalanan adalah: bagaimana pengelolaan program pembelajaran di rumah singgah saat ini, bagaimana model konseptual pengelolaan program pembelajaran kolaboratif yang dapat meningkatkan kemandirian anak jalanan di rumah singgah, bagaimana implementasi model konseptual pengelolaan program pembelajaran kolaboratif dan bagaimana efektivitasnya untuk kemandirian anak jalanan. Dasar teoritik yang dipakai untuk ketajaman dalam mengkaji permasalahan tesebut menggunakan teori manajemen program pembelajaran dan teori kolaborasi. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Singgah Kota Bekasi Jawa Barat, menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development ), dengan pendekatan kualitatif yang ditopang kuantitatif. Subjek penelitian adalah anak jalanan usia antara 15 tahun sampai 18 tahun, tidak sedang mengikuti pendidikan formal, berdomisili di wilayah kota Bekasi, jumlah sebanyak 40 orang dibagi ke dalam 4 kelompok. Pelaksanaan proses penelitian terbagi dalam tahapan yaitu; mengumpulkan fakta dan data tentang kondisi empirik model program pembelajaran untuk anak jalanan di rumah singgah serta mengkaji dasar teoritik tentang model pengelolaan program pembelajaran dan model kolaborasi. Data yang terkumpul dianalisis memakai analisis SWOT, hasilnya dikaji untuk diformulasikan menjadi bentuk model konseptual yang mendapat validasi para ahli akademisi, praktisi dan rekan sejawat, menjadi model pengelolaan program pembelajaran kolaboratif pasca validasi. Model tersebut diuji coba pada subjek penelitian melalui quasi experiment one group pree test-post test design, hasilnya diolah melalui Uji T test, menjadi model ahir penelitian. Model faktual menunjukan adanya pengelolaan program pembelajaran yang sudah menerapkan konsep kerja sama antar lembaga terkait dalam menangani pembelajaran anak jalanan, namun belum menunjukan ketajaman penerapan konsep kolaborasi. Pengembangan model dilakukan pada proses pengelolaan program secara kolaboratif mulai dari assessment kebutuhan , proses rancangan program, implementasi program, sampai tahap evaluasi dan tindak lanjut di antara pengelola, tutor, warga belajar dan stakeholder khususnya pengusaha usaha kecil menengah/UKM, mulai dari pendekatan awal terhadap anak di jalanan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan pembinaan serta pengembangan pengelolaan program pembelajaran. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; pengembangan model pengelolaan program pembelajaran kolaboratif secara teoritik dapat memperkuat konsep pembelajaran kolaboratif yang telah ada, secara praktis dapat meningkatkan hasil belajar subjek penelitian dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk kemandirian anak jalanan di rumah singgah, sebagai bekal kesiapan hidup di masyarakat. Model akhir hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai salah satu model alternatif yang efektip untuk mengelola program pembelajaran bagi anak jalanan di rumah singgah. Penelitian ini masih bisa bergulir untuk diteliti lebih lanjut khususnya pada aspek kolaborasi dengan stakeholder yang melibatkan pengusaha menengah ke atas yang peduli terhadap peningkatan status anak jalanan menjadi warga negara yang mandiri, khususnya pada anak jalanan yang rentan terhadap premanism | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_table_of_content.pdf | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_chapter1(1).pdf | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_chapter2(1).pdf | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_chapter3(1).pdf | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_chapter4(1).pdf | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_chapter5(1).pdf | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_bibliography.pdf | d_pls_039772_awandi_nopyan_s_appendix.pdf |
OTENG | SUTISNA | PENGEMBANGAN KONSEP KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN | PPS UPI | Administrasi Pendidikan | Achmad Sanusi, Sikun Pribad | 1977/04/17 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1390 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Segala puji bagi Allah subhana wataala yang telah memberi kekuatan, kepada promovendus untuk menyelesaikan disertasi ini, Karena itu, sepantas« nyalah apabila dalam kata pengantar ini ia pertama-tama mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha. Esa atas segala tauiik dan hidayatNya. Dalam mempersiapkan disertasi ini promovendus telah memperoleh berbagal bantuan yang sangat berharga dari banyak orang dan pihak. Untuk bantuan itu ia menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak berhingga kepada 1. Prof. Dr. Garnadi Prawiro«udir.1o, Rektor IKIP Bandung dan selaku Ketua Senat Guru Besar, yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada promovendus untuk merampungkan studinya untuk mencapai gelar Doktor Pendidikan dalam kekhususan Administrasi Pendidikan di IKIP Bandung—studi yang telah ia tempuh selama tiga tahun (1964-1967) di Stanford University, Stanford, California, tapi tidak sempat selesai seluruhnya.2. Prof. Dr. Slkun Pribadi. M.A. dan Prof. Dr. Achmad Sanusi. S.H. selaku promotor, yang telah memberikan bimbingan dengan penuh keikhlasan kepada promovendus dalam penulisan disertasi. Mereka telah membuka jalan baginya untuk melihat berbagai masalah dari sudut pandangan yang lebih luas dan lebih lengkap sehingga promovendus dapat memperoleh perspektif baru yang tak terpikirkan olehnya sebelumnya, | d_adpen_oteng_sutisna_table_of_content.pdf | d_adpen_oteng_sutisna_chapter1.pdf | d_adpen_oteng_sutisna_chapter2.pdf | d_adpen_oteng_sutisna_chapter3.pdf | d_adpen_oteng_sutisna_chapter4.pdf | d_adpen_oteng_sutisna_chapter5.pdf | d_adpen_oteng_sutisna_bibliography.pdf | d_adpen_oteng_sutisna_appendix.pdf |
YATIM | RIYANTO | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MODULARIZED APPLIED APPROACH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM PSG DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Penelitian Pengembangan untuk meningkatkan Keefektifan Pembelajaran PSG di SMEAN Program Studi Manajemen Bisnis dan Relevansinya dengan Industri PT PAL Indonesia | PPS UPI | MODULARIZED APPLIED APPROACH | Nana Syaodih Sukadinata, Said Hamid HAsan, Achmad Sanusi, Rochman Natawidja | 1998/11/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1389 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran dalam implementasi kurikulum Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di perusahaan/industri bagi siswa Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri dan pada gilirannya untuk meningkatkan keefektifan proses pembelajaran PSG serta relevansinya dengan perusahaan/industri. Hal ini penting karena implementasi kurikulum PSG di sekolah tersebut selama ini masih banyak menemui kendala, sehingga program PSG belum dapat mencapai tujuan secara optimal. Bukti empiris yang menggambarkan bahwa implementasi kurikulum PSG belum efektif antara lain adalah masih banyaknya jumlah lulusan SMEAN yang belum terserap di perusahaan/industri, karena mereka tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang dituntut dan diharapkan oleh perusahaan/industri tersebut. Salah satu faktor potensial yang menyebabkan belum efektifnya implementasi kurikulum PSG tersebut adalah belum adanya model pembelajaran PSG ketika siswa melaksanakan on the job training (OJT) di perusahaan/ industri, sehinga para instruktur tidak memiliki pegangan mengenai pola pendekatan pembelajaran PSG yang efektif untuk pembelajaran PSG di perusahaan/industri.Untuk mencapai tujuan di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Secara garis besar tahapan penelitian ini meliputi (1) studi awal, yakni mengidentifikasi implementasi kurikulum PSG yang berjalan selama ini dan mengidentifikasi pengetahuan/ketrampilan dan perilaku yang diharapkan oleh industri PT PAL Indonesia untuk dikuasai siswa SMEAN program studi Manajemen Bisnis, (2) hasil identifikasi tersebut dijadikan bahan untuk pengembangan prototipa model pembelajaran Modularized Applied Approach (MAA), dan (3) uji coba prototipa model pembelajaran MAA.Uji coba model dilakukan pada subyek penelitian siswa SMEAN-3 (tiga) program studi Manajemen Bisnis yang sedang menempuh cawu tiga dan empat. Uji coba dilakukan dua kali putaran yang mendasarkan pada penelitian tindakan dengan langkah-langkah perencanaan pembelajaran, implementasi (orientasi, latihan, feedback dan tindak lanjut), dan evaluasi/refleksi.Hasil uji coba model pembelajaran MAA menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan perolehan nilai rata-rata siswa; ada perbedaan perolehan belajar yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran MAA dalam proses pembelajaran PSG, (2) terdapat peningkatan perilaku siswa ketika siswa melaksanakan OJT di industri PT PAL Indonesia, dan (3) terdapat peningkatan relevansi materi antara yang diharapkan oleh industri PT PAL Indonesia dengan yang dipelajari oleh siswa program studi Manajemen Bisnis di SMEAN-3 Surabaya.Kekhasan model pembelajaran MAA sebagai temuan studi ini dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain, adalah kesesuaiannya untuk diterapkan dalam proses pembelajarn PSG ketika siswa melaksanakan OJT di perusahaan/ industri, mengingat model MAA ini dalam aplikasinya menggunakan modul yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia usaha/industri mengenai pengetahuan/ ketrampilan yang harus dimiliki siswa SMK, dan menekankan kepada latihan, sehingga relevan dengan konsep comptency based training (CBT) yang diterapkan di SMK ketika siswa melaksanakan OJT di perusahaan/industri. | d_pk_949811_yatim_riyanto_table_of_content.pdf | d_pk_949811_yatim_riyanto_chapter1.pdf | d_pk_949811_yatim_riyanto_chapter2.pdf | d_pk_949811_yatim_riyanto_chapter3.pdf | d_pk_949811_yatim_riyanto_chapter4.pdf | d_pk_949811_yatim_riyanto_chapter5.pdf | d_pk_949811_yatim_riyanto_bibliography.pdf | d_pk_949811_yatim_riyanto_appendixa.pdf |
MUCHTAR | LUTFI | SISTEM AKREDITASI DAN PEMBINAAN PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA : Masalah, Teori Serta Prospeknya | PPS UPI | Akreditasi, Pembinaan | Achmad Sanusi, Sikun Pribadi | 1979/11/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1388 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Disertasi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar DOKTOR dalam Ilmu Kependidikan pada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung, sebagai langkah akhir dari suatu program Pendidikan Doktor Pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah Pasca Sarjana (semula bernama Lembaga Pendidikan Post Doktoral) IKIP Bandung. Program ini dibiayai oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Walaupun telah diusahakan untuk mencapai tingkat kesempurnaan yang diinginkan, namun sebagai hasil kerja manusia yang tidak luput dari berbagai kesalahan» diser -tasi ini tidak terhindarkan dari cacad dari cela yang tidak disengaja. Dengan keyakinan bahwa kekurangan dan kelemahan yang ada di dalamnya akan dapat dimaafkan, disertasi ini disampaikan kehadapan Panitia Ujian Promosi IKIP Bandung untuk mendapat penilaian sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku Penyampaian itu diiringi dengan rasa terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia yang telah bermurah hati memberi kesempatan kepada Promovendus untuk mengikuti dan menyelesaikan program tersebut.Atas kesediaan Panitia Ujian Promosi IKIP Bandung untuk menerimanya terlebih dahulu diucapkan ribuan terima kasih. Semoga disertasi ini tidak hanya bermanfaat bagi | d_adpen_muchtar_lutfi_table_of_content.pdf | d_adpen_muchtar_lutfi_chapter1.pdf | d_adpen_muchtar_lutfi_chapter2.pdf | d_adpen_muchtar_lutfi_chapter3.pdf | d_adpen_muchtar_lutfi_chapter4.pdf | d_adpen_muchtar_lutfi_chapter5.pdf | d_adpen_muchtar_lutfi_bibliography.pdf | d_adpen_muchtar_lutfi_appendix.pdf |
RAHMAT | YULIADI | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA PELATIHAN KETERAMPILAN FUNGSIONAL BAGI PENINGKATAN KEWIRAUSAHAAN PETERNAK : STUDI PADA PETERNAK KAMBING DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN LEBAK | PPS UPI | Pembelajaran Partisipatif | Djudju Sudjana, Endang Sunantri | 2006/10/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1387 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Pelatihan kecakapan hidup merupakan salah satu program kegiatan pada pendidikan nonformal, akan tetapi dalam pelaksanaannya dirasakan masih kurang mengarah pada penguasaan keterampilan nrngsional. Akibatnya, kegiatan pelatihan belum efektif yaitu kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan belum sepenuhnya mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil pelatihan kurang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan mode! pembelajaran pada pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Landasan teori yang digunakan adalah teori kecakapan hidup (life skilis), keterampilan fungsional (fimctional skilis), pelatihan (training), kewirausahaan (entreuprenership), dampak (putcome), pembelajaran (leaming), model pembelajaran partisipasi (participatory leaming model), pendidikan orang dewasa {andragogy), dan pemberdayaan (empowering). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif. Uji coba yang digunakan adalah Pretest-postest Control Group Design dengan satu macam perlakuan dan hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan statistik uji t. Subjek penelitian adalah kelompok peternak kambing (dua kelompok) dan lokasi penelitian di Kampung Ciseke Desa Jatimulya Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Propisni Banten. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa pengembangan model pembelajaran partisipatif memiliki pengaruh positif terhadap kelompok eksperimen. Pengaruh tersebut dapat dibuktikan dengan model uji t. Hasil kelompok eksperimen adalah nilai pengetahuan (9,54), sikap (10,71) dan keterampilan (12,88). Sedangkan, hasil kelompok pembanding adalah nilai pengetahuan (7,76), sikap (9,26), keterampilan (10,58). Dalam tabel t untuk 15 peserta didik (kelompok) taraf signifikansi (db) 1% adalah 2,62 dan 5% adalah 1,76. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa nilai tes kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai t tabel dan nilai t kelompok pembanding (control) baik itu nilai pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Dengan demikian, model pembelajaran partisipatif memiliki pengaruh positif terhadap efektivitas pembelajaran Efektivitas pembelajaran dapat diukur dari ketercapaian tujuan, keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Bahkan prioritas tujuan yang diharapkan kelompok eksperimen yaitu keterampilan nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai sikap dan pengetahuan. Kesimpulan bahwa pengembangan model pembelajaran partisipatif memiliki keefektivitasan dalam pembelajaran. Dampak yang dirasakan peserta didik adalah keterampilan lebih meningkat, dapat menginformasikan hasil pembelajaran kepada orang lain dan minat berwirausaha semakin bertambah | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_table_of_content.pdf | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_chapter1.pdf | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_chapter2.pdf | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_chapter3.pdf | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_chapter4.pdf | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_chapter5.pdf | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_bibliography.pdf | d_pls_039742_rahmat_yuliadi_appendix.pdf |
MARSIAM | BUKIT | IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SISTEM GANDA SEBAGAI PEMBARUAN KURIKULUM : Penelitian di Sekolah Teknologi Menengah 5 dan PT Pindad Persero Bandung | PPS UPI | KURIKULUM | Nana Syaodih Sukadinata, Ibrahim, Hamid Hasan | 1997/06/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1386 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Sangat diyakini bahwa "link and match" antara sistem pendidikan dan dunia keija membutuhkan suatu keijasama yang aktif antara sistem sekolah dengan para pengusaha. Sistem sekolah menyiapkan keterampilan berfiidr, pengetahuan, dan pelatihan awal kejuruan, dan industri membekali kompetensi kejuruan spesifik, keterampilan dan pelatihan Mengingat kebutuhan yang mendesak tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk mengimplementasikan Sistem Ganda yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan sejauhmana sekolah dan industri telah menerapkan PSG di lapangan, dan bagaimana kesiapan faktor-faktor implementasi di sekolah dan di industri. Untuk menemukan jawaban dari permasalahan di atas, penelitian ini dilakukan pada sebuah sekolah teknik menengah negeri yaitu Sekolah Teknologi Menengah Negeri (STM) 5, dan sebuah industri manufaktur yaitu PT Pindad (Persero) Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik mencakup deskripsi, analisis dan pemaknaan proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan proses pelatihan pada suatu lini produksi di industri.Penelitian ini menemukan bahwa pihak sekolah dan pihak industri telah melakukan upaya yang serius untuk menerapkan PSG. Penerapan program PSG di STM 5 Bandung, telah memberi suasana baru bagi sekolah. Kehadiran program PSG di sekolah belum banyak menyentuh kegiatan pembelajaran di kelas, kegiatan sekolah masih berfokus mencari industri sebagai tempat praktik. Guru-guru mengalami kesulitan menerapkan inovasi dalam pembelajaran, mereka kurang menguasai standar kompetensi industri, serta pola pengajaran berdasarkan kompetensi. Sejalan dengan keadaan di atas, masih sangat kecil upaya untuk mempersiapkan penerapan inovasi PSG dalam pembelajaran di sekolah. | d_pk_903330_masriam_bukit_table_of_content.pdf | d_pk_903330_masriam_bukit_chapter1.pdf | d_pk_903330_masriam_bukit_chapter2.pdf | d_pk_903330_masriam_bukit_chapter3.pdf | d_pk_903330_masriam_bukit_chapter5.pdf | d_pk_903330_masriam_bukit_bibliography.pdf | d_pk_903330_masriam_bukit_appendix.pdf | |
HUSNUL | BAHRI | MODEL PERENCANAAN STRATEJIK DALAM PENDIDIKAN KETERAMPILAN FUNGSIONAL PERTANIAN | PPS UPI | Perencanaan Stratejik | Djuju Sudjana, Sudarja Adiwikarta | 2006/03/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1385 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Berawal dari persoalan yang mendasar sebagai focus permasalahan dalam penelitian ini adalah : "Bagaimanakah model perencanaan stratejik dalam pendidikan keterampilan fungsional pertanian?". Tujuan penelitian untuk mengetahui, mengemukakan dan menemukan model perencanaan stratejik yang kolaboratif, partisipatif dan kompetitif dalam pendidikan keterampilan fungsional yang diterapkan pada bidang pertanian. Konsep teoritis bahwa perencanaan merupakan fungsi awal dari keseluruhan aktifitas manajemen. Perencanaan stratejik adalah suatu perencanaan yang merujuk kepada keterkaitan kajian internal strengths dengan external strengths yang dalam hal ini mengandung unsur analisis kebutuhan, proyeksi, peramalan, pertimbangan ekonomis dan finansial serta analisis terhadap rencana tindakan yang lebih rinci, dengan memasukkan unsur kolaboratif, partisipatif dan kompetitif. Pendekatan penelitian kualitatif diskriptif dengan mempergunakan metode ujicoba teknik quasi eksperimen model studi kasus. Subyek ditentukan secara purposive dengan menetapkan responden atau orang kunci yaitu para penyelenggara dan yang terlibat dalam perencanaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan keterampilan fungsional. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, pengamatan, dan bahan-bahan dokumen penyelenggaraan program pendidikan keterampilan fungsional di daerah penelitian sejak Juni 2005 sampai Maret 2006. Temuan penelitian disimpulkan sebagai berikut : Pendidikan kecakapan hidup atau keterampilan fungsional di daerah terlaksana atas prakarsa pemerintah dengan acuan utamanya proyek dari mana sumber dananya diterima, keberhasilan umumnya hanya satu priode. Potensi sumber daya yang menunjang program pendidikan keterampilan fungsional bidang pertanian, yakni sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup relevan, sedangkan pola kolaborasi yaitu adanya sistem kerjasama dari kelompok belajar keterampilan fungsional dengan berbagai sektor terkait belum begitu tampak, penyelenggara masih membawa bendera masing-masing. Partisipasi hanya dilakukan penyelenggara sebatas peninjauan tidak dilakukan secara aktif selama program berjalan, dan belum mengedepankan unsur kompetitif. Model perencanaan stratejik dikembangkan dari beberapa konsep model perencanaan strategis secara teori dan dengan ujicoba mendapatkan sebuah model perencanaan stratejik yang kolaboratif, partisipatif dan kompetitif dalam pendidikan keterampilan fungsional yang diterapkan pada bidang pertanian. Model perencanaan Stratejik tersebut diawali dengan kajian tentang faktor internal dan faktor eksternal melalui alat analisis SWOT yang selanjutnya didapatkan issu utama, visi dan misi untuk diteruskan pada kajian kolaboratif, partisipatif dan kompetitif untuk menghasilkan suatu strategi sebagai bahan utama penyusunan dokumen rencana pendidikan keterampilan fungsional. Implikasi yang ditemukan adalah dalam pencapaian visi dan misi pendidikan keterampilan fungsional didaerah secara umum sulit dicapai dan penyelenggaraan tidak maksimal, karena perencanaan stratejik belum dijadikan sebagai acuan awal proses kegiatan pendidikan keterampilan. Penelitian ini merekomendasikan untuk "mengubah model perencanaan penyelenggaraan pendidikan keterampilan fungsional (life skills) menjadi perencanaan stratejik yang kolaboratif, partisipatif dan kompetitif dalam pendidikan keterampilan fungsional". | d_pls_039741_husnul_bahri_table_of_content.pdf | d_pls_039741_husnul_bahri_chapter1(1).pdf | d_pls_039741_husnul_bahri_chapter2(1).pdf | d_pls_039741_husnul_bahri_chapter3(1).pdf | d_pls_039741_husnul_bahri_chapter4(1).pdf | d_pls_039741_husnul_bahri_chapter5(1).pdf | d_pls_039741_husnul_bahri_bibliography.pdf | d_pls_039741_husnul_bahri_appendix.pdf |
YOSAL | IRIANTA | MODEL PELATIHAN LITERASI MEDIA UNTUK PEMBERDAYAAN KHALAYAK MEDIA MASSA : Studi Pengembangan Model Pelatihan Literasi Media untuk Keberdayaan Ibu Rumah Tangga Khalayak Media di Kota Bandung | PPS UPI | Pelatihan Literitas | Endang Sumantri, Sutaryat Trisnamarisyah | 2006/04/25 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1384 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Perkembangan jumlah dan jenis media massa di Indonesia menunjukkan peningkatan yang pesat setelah reformasi politik tahun 1998. Sebagian besar media tersebut adalah media komersial, yang menempatkan khalayaknya sebagai konsumen. Menghadapi perkembangan tersebut, berbagai lembaga di Indonesia menyelenggarakan pelatihan Hterasi media. Masalahnya, sampai saat ini belum dikembangkan model pelatihan yang efektif memberdayakan khalayak media. Model pelatihan dikembangkan berdasar model pelatihan Nadler (1982), Blank (1982), dan model pelatihan entrepreneurial dari Stele (2001). Sedangkan proses pemberdayaan mengacu pada Kindervatter (1979). Konsep literasi media yang digunakan mengacu pada Buckingham (1995); Silverblatt, (1995) dan Hobbs (1992). Kajian ini merupakan kajian pada titik-temu antara ilmu komunikasi dan ilmu pendidikan. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan, dengan menggunakan metode gabungan yakni pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dipergunakan untuk mendeskripsikan pelatihan literasi media yang berlangsung di tengah masyarakat dan dampak pelatihan literasi media.Sedangkan pendekatan kuantitatif, digunakan untuk menguji-coba model dalam situasi nyata dengan desain eksperimen prestest-postestcontrol-group design. Model pelatihan yang ada dan berkembang di tengah masyarakat belum efektif karena penyelenggaraan pelatihan yang belum memenuhi kebutuhan peserta pelatihan. Model konseptual dikembangkan dengan mengacu pada metode pemberdayaan dan model pelatihan yang ada, yang pada dasarnya merupakan pelatihan yang bersifat partisipatif. Model konseptual tersebut dikaji akademisi dan praktisi pendidikan luar sekolah dan komunikasi, selain dikaji juga oleh praktisi pelatihan hterasi media. Model konseptual itu diujicobakan dalam situasi nyata pelatihan dengan subjek penelitian adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan anggota majelis taklim di Kota Bandung. Hasil uji-coba menunjukkan, terjadi perubahan pada pengetahuan tentang dunia media massa, kemampuan menganalisis isi media massa dan kemampuan mengevaluasi isi media massa. Model pelatihan yang dikembangkan yang merupakan pelatihan literasi media khalayak televisi ini dapat meningkatkan keberdayaan khalayak media massa. Keberdayaan tersebut merupakan kemandirian khalayak media dalam menghadapi media yang memandang khalayaknya sebagai konsumen yang harus dipuaskan keinginanya. Dalam menerapkan model pelatihan literasi media ini hal yang penting untuk diperhatikan adalah identifikasi pola konsumsi media (media habif) sasaran pelatihan dan kurikulum pelatihan memperhatikan pola konsumsi media itu. Dalam menyelenggarakan pelatihan literasi media, sangat penting untuk melakukan identifikasi pola konsumsi media peserta pelatihan. Sedangkan keberdayaan khalayak dalam wujud kemandirian khalayak dalam menentukan konsumsi isi media massa dapat dikembangkan dengan mengacu pada proses pemberdayaan melalui pendidikan luar sekolah. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk pelatihan Hterasi media bagi jenis media irr.ssa lain. | d_pls_029805_yosal_iriantara_table_of_content.pdf | d_pls_029805_yosal_iriantara_chapter1(1).pdf | d_pls_029805_yosal_iriantara_chapter2(1).pdf | d_pls_029805_yosal_iriantara_chapter3(1).pdf | d_pls_029805_yosal_iriantara_chapter4(1).pdf | d_pls_029805_yosal_iriantara_chapter5(1).pdf | d_pls_029805_yosal_iriantara_bibliography.pdf | d_pls_029805_yosal_iriantara_appendix.pdf |
BUNYAMIN | MAFTUH | IMPLEMENTASI MODEL PENGAJARAN RESOLUSI KONFLIK MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS | PPS UPI | Model Pengajaran | Numan Somantri, Abdul Azis Wahab, Nana Syaodih Sukmadinata | 2005/04/22 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1383 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini didorong oleh kenyataan atas banyaknya konflik sosial di masyarakat dan konflik antarsiswa sekolah menengah yang tidak mampu diselesaikan secara demokratis dan konstruktif. Kenyataan seperti ini mendorong perlunya implementasi Model Pengajaran Resolusi Konflik. Fokus masalah penelitian ini adalah pada Sejauh mana Model Pengajaran Resolusi Konflik dengan Pendekatan Workshop yang diintegrasikan ke dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa terhadap resolusi konflik? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengimplementasian Mode Pengajaran Resolusi Konflik melalui pendekatan workshop yang diintegrasikan ke dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas. Penelitian dan pengembangan digunakan sebagai pendekatan utama dalam penelitian ini. Disain eksperimen dengan One-group pretest-posttest design digunakan dalam tahap ujicoba dan validasi empiris model, yang dipadukan dengan observasi dan wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif (persentase), uji-t (t-test), dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Model Pengajaran Resolusi Konflik secara signifikan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa terhadap resolusi konflik. Siswa menjadi lebih memahami dan lebih bersikap positif terhadap resolusi konflik. Implementasi model ini juga mampu meningkatkan keterampilan resolusi konflik siswa, dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar Model Pengajaran Resolusi Konflik ini diimplementasikan di sekolah-sekolah dengan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang telah ada, khususnya PKN dan PIPS, dengan pembelajaran yang bersifat reflektif inkuiri dan pemecahan masalah. Dukungan dari pemegang kebijakan pendidikan dan kemauan serta kemampuan tenaga kependidikan di sekolah akan sangat berarti bagi implementasi Pengajaran Resolusi Konflik ini secara meluas di Indonesia | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_table_of_content.pdf | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_chapter1.pdf | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_chapter2a.pdf | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_chapter3.pdf | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_chapter4a.pdf | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_chapter5.pdf | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_bibliography.pdf | d_ips_999853_bunyamin_maftuh_appendixa.pdf |
AZIZ | MAHFUDDIN | PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA ASING DI PERGURUAN TINGGI : Suatu Penelitian dan Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jerman di Univesttas Pendidikan Indonesia | PPS UPI | BAHASA ASING | Nana Syaodih Sukadinata, Said Hamid HAsan, Achmad Sanusi, Rochman Natawidja | 2007/09/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1382 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran bahasa asing di perguruan tinggi adalah masih belum terpenuhinya kualitas pembelajaran yang diharapkan, baik yang berkenaan dengan hasil pembelajaran maupun proses pembelajarannya. Dalam hal hasil pembelajaran, hingga saat ini prestasi yang dicapai para mahasiswa belum menunjukkan hasil yang optimal; sedangkan dalam aspek proses pembelajaran, kelemahannya terletak pada kegiatan pembelajaran yang kurang mengembangkan kompetensi berbahasa. Proses pembelajaran baru sampai pada taraf pemahaman materi (pokok bahasan).Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan Program Pembelajaran Berbasis Kompetensi untuk meningkatkan keterampilan berbahasa asing di perguruan tinggi yang terdiri atas bentuk desain program perencanaan pembelajaran, implementasi pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran.Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan research and development (RD) melalui studi pendahuluan dengan melakukan kegiatan prasurvai pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI. Hasil studi menghasilkan bentuk desain program perencanaan yang terdiri atas lima komponen pokok, yakni komponen tujuan, materi, kegiatan, media dan sumber, dan evaluasi pembelajaran. Desain program implementasi pembelajaran berbasis kompetensi terdiri atas lima tahapan, yakni tahap pendahuluan, penjajagan, pembahasan materi, klarifikasi, dan penutup. Sementara, desain program evaluasi meliputi evalusi hasil dan evaluasi proses pembelajaran.Berdasarkan hasil analisis, ternyata program pembelajaran berbasis kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan berbahasa, baik dilihat dari aspek kelancaran berbahasa maupun aspek pemahaman materi. Berkenaan dengan hasil pembelajaran, hasil pengujian statistik melalui uji t, pada a = 0,05 (taraf signifikansi 95%), dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test, pembelajaran berbasis kompetensi juga memiliki pengaruh yang positif terhadap kemampuan dan keterampilan berbahasa, baik dari aspek kelancaran berbahasa maupun dari aspek pemahaman materi. Selain itu, berdasarkan hasil uji validasi, ternyata pada taraf signifikansi yang sama, program pembelajaran berbasis kompetensi dengan lima tahapan kegiatan yang dikembangkan, lebih baik dan lebih efektif dibandingkan dengan program pembelajaran yang selama ini digunakan dosen.Atas dasar uraian tersebut di atas, hasil penelitian ini merekomendasikan kepada dosen-dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa Asing untuk menyebarluaskan program pembelajaran ini; sedangkan untuk peneliti yang lain, direkomendasikan agar melakukan penelitian dengan topik yang sama dan sampel yang lebih luas dengan melibatkan program studi pendidikan bahasa asing lainnya, termasuk di luar Universitas Pendidikan Indonesia. Di samping itu, perlu juga dilakukan penelitian yang lebih cermat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kemampuan dan keterampilan berbahasa, baik dilihat dari aspek dosen maupun dari aspek mahasiswa. | d_pk_049750_azis_mahfuddin_table_of_content.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_chapter1.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_chapter2.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_chapter3.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_chapter4a.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_chapter5.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_bibliography.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_appendix.pdf |
JUNI | PRANOTO | PERSEPSI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL | PPS UPI | Widyaiswara | Achmad Sanusi, Moh Djawad Dahlan | 2003/06/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1381 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Disertasi ini yang berjudul "Perspektif Jabatan Fungsional Widyaiswara dalam Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil", ditulis dengan latar belakang (1) bahwa Pendidikan dan pelatihan PNS merupakan upaya pembelajaran yang "penting sejalan adanya perubahan lingkungan strategik yang menuntut ditingkatkannya kompetensi PNS, dan bahwa lembaga Diklat PNS di Departemen, LPND dan daerah (provinsi, kabupaten/kota) perlu memiliki kapasitas untuk melakukan pembelajaran bagi PNS secara efektif, sehingga perlu didukung tenaga widyaiswara yang tepat, dalam arti tepat komposisi, kompetensi dan pembinaannya.Permasalahannya adalah, apakah manajemen kewidyaiswaraan, sejak dari proses perencanaan, pengawasan, penetapan standar kompetensi, pembinaan karier dan prestasi serta pemberdayaan telah dilaksanakan dengan efektif. Penelitian dan kajian dalam disertasi menggunakan pendekatan kualitatif dilengkapi dukungan data kuantitatif sekunder. Fokus pengamatan ditujukan pada upaya mencari jawaban atas pertanyaan penelitian yang berkaitan: (1) komposisi dan prospek kebutuhan (demand) widyaiswara; (2) karakteristik kompetensi dikaitkan dengan kedudukan, fungsi dan peran serta kesenjangan kompetensi (3) kebijakan pengadaan, seleksi, pengangkatan dan pelatihan bagi widyaiswara yang memadai (4) produktivitas kineija dan karier widyaiswara (5) pemberdayaan dan pengembangan widyaiswara secara berkelanjutan melalui akreditasi dan sertifikasi. Dengan temuan dan analisis atas aspek-aspek tersebut, diharapkan ditemukan pokok-pokok pikiran untuk digunakan sebagai bahan rujukan dalam manajemen widyaiswara dalam Diklat PNS.Hasil penelitian ini antara lain menemukan simpulan sebagai berikut: (1) ternyata bahwa penyebaran komposisi widyaiswara (profil penyebaran, perbandingan jumlah, latar belakang pendidikan, dan usia) semenjak dibentuk 1985, realitasnya belum memadai/seimbang dibandingkan tuntutan kebutuhan, maupun untuk mengantisipasi kebutuhan, akibatnya Lembaga Diklat PNS, yang tersebar di 30 provinsi, 410 lebih kabupaten/kota, dan di departemen serta LPND, belum memiliki kapasitas prima dalam menyelenggarakan "efective-leaming" sesuai prinsip "aduit learning" dan karakteristik Diklat PNS; (2) sementara standar kompetensi widyaiswara belum ditetapkan secara formal sebagai acuan yang jelas akibatnya kompetensi di bidang kependidikan (mendidik, mengajar, mengembangkan kurikulum, training need assessment, membimbing peserta dan widyaiswara yang muda, memilih dan menggunakan metoda & media, manajemen kelas, mengembangkan bahan ajar, menulis modul, mengevaluasi program, proses, hasil dan dampak pembelajaran) masih kurang menggembirakan; (3) Pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan, pengadaan, seleksi, pengangkatan, dan pelatihan bagi widyaiswara masih dilakukan kurang efektif, objektif, dan proporsional; Sementara itu (4) sumber perolehan tenaga widyaiswara kurang jelas, lebih banyak berorientasi pada pegawai mutasi atau bahkan perpanjangan usia kerja, sedang pengadaan widyaiswara luar biasa dari luar, kurang terorganisir; (5) dilihat dari segi pembinaan operasional seperti penugasan, perolehan angka kredit, pengembangan karier (keahlian dan kepangkatan) belum bisa dilakukan dengan sistematis melalui akreditasi dan sertifikasi yang memacu pemberdayaan widyaiswara secara berkelanjutan "coimtinuous improvement".Dari temuan dan kesimpulan ini bila dibiarkan akan mempunyai implikasi pada semakin rendahnya mutu Diklat PNS, terpuruknya kompetensi, daya saing dan mutu sumber-daya manusia aparatur. Oleh karena itu, direkomendasikan agar penyiapan dan pembinaan jabatan fungsional widyaiswara dalam Diklat PNS ini diteliti dan ditinjau kembali secara menyeluruh dengan memperbaiki berbagai kebijakan umum maupun kebijakan teknis serta implementasinya. | d_adpen_juni_pranoto_table_of_content.pdf | d_adpen_juni_pranoto_chapter1.pdf | d_adpen_juni_pranoto_chapter2.pdf | d_adpen_juni_pranoto_chapter3.pdf | d_adpen_juni_pranoto_chapter4.pdf | d_adpen_juni_pranoto_chapter5.pdf | d_adpen_juni_pranoto_bibliography.pdf | d_adpen_juni_pranoto_appendix.pdf |
ASEP | SAEPUDIN | PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI BELAJAR DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PELAKU USAHA KECIL : Studi pada Sentra Usaha Kerajinan Cibeusi di Kabupaten Sumedang | PPS UPI | Memberdayakan Masyarakat | Ishak Abdulhak, Endang Sumantri | 2006/03/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1380 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | hal kecil yang berada pada sentra usaha kerajinan Cibeusi di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini memaparkan kondisi empirik tentang adanya kebutuhan belajar {learning needs) sebagai suatu kesenjangan yang harus diatasi, dan model fasilitasi belajar sebagai solusinya. Fokus permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana model fasilitasi belajar yang dapat memberdayakan kelompok pelaku usaha kecil dalam mengembangkan kemandirian usaha produktifnya?. Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan program pemberdayaan pada masyarakat pelaku usaha kecil melalui pendekatan model fasilitasi belajar. Model fasilitasi belajar dirumuskan berdasarkan dukungan teoritis yang mengkaji tentang: i\) konsep pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran andragogi, pemecahan masalah, dan pembelajaran partisipatif, (2) konsep fasilitasi belajar sebagai metoda dan seni dalam membantu dan mempermudah proses belajar, (3) konsep pemberdayaan masyarakat sebagai landasan dalam menganalisa kondisi dan potensi masyarakat bagi upaya meningkatkan kemampuannya, dan (4) konsep usaha kecil sebagai kelompok belajar yang memiliki fungsi bagi terjadinya peningkatan kemampuan usaha produktif anggotanya. Penelitian ini didesain dengan pendekatan "Penelitian dan Pengembangan" (Research and Development), dengan metode studi kasus, deskriptif, dan uji eksperimen menggunakan model The One Group Pretest-Posttest Design. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 30 orang yang diambil secara purposif, yaitu pengurus dan anggota kelompok pelaku usaha kecil yang berada di sentra kerajinan Cibeusi. Temuan penelitian ini diantaranya: (1) secara alamiah anggota kelompok pelaku usaha kecil telah memiliki kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menjalankan kegiatan usahanya, yang diperolehnya secara indigenous (alamiah), (2) dalam perkembangannya anggota pelaku usaha kecil dihadapkan pada berbagai kendala yakni keterbatasan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehmgga mereka membutuhkan fasilitasi belajar dalam upaya menghilangkan kesenjangan (gap) antara kemampuan yang dimilikinya dengan kemampuan yang diharapkan, (3) langkah-langkah pembelajaran sebagai komponen model fasilitasi belajar adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian dalam pembelajaran: pemasaran menggunakan internet dan pembuatan proposal kredit usaha, (4) uji coba model menunjukan hasil yang efektif, dengan indikator pertama, adanya keterlibatan aktif dan tanggapan positif anggota kelompok terhadap kegiatan pembelajaran. Kedua, hasil analisa data terhadap nilai pre-test dan post-tes menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompok pelaku usaha kecil dalam mengembangkan kemandirian usahanya, Kesimpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa model fasilitasi belajar dipandang efektif bagi pemberdayaan anggota pelaku usaha kecil di Sentra Kerajinan Cibeusi, serta memberikan implikasi teoritis dan praktis. Oleh karena itu, model fasilitasi belajar direkomendasikan menjadi alternatif pembelajaran bagi pengembangan kemandirian usaha anggota pelaku usaha kecil. | d_pls_029797_asep_saepudin_table_of_content.pdf | d_pls_029797_asep_saepudin_chapter1.pdf | d_pls_029797_asep_saepudin_chapter2a.pdf | d_pls_029797_asep_saepudin_chapter3.pdf | d_pls_029797_asep_saepudin_chapter4a.pdf | d_pls_029797_asep_saepudin_chapter5.pdf | d_pls_029797_asep_saepudin_bibliography.pdf | d_pls_029797_asep_saepudin_appendixa.pdf |
ENGKOSWARA | None | SUATU STUDI TENTANG SISTEM GURU BIDANG DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI SEKOLAH DASAR | PPS UPI | Sistem Guru | Achmad Sanusi, Sikun Pribadi | 1976/10/20 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1379 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Tiga puluh'satu tahun Indonesia t siali merdeka. Banyak baharuan dalaa berbagai bidang. De.mikian Juga dala;n bidang pon didikan tidak ketinggalan. Salah satu usaha dalam bidang yaiig terakhir ini, tertera dalam Master Des¿3:1 Pembaharuan Pendidik an Uelalui Proyek Perintis Sekolak Pembangunan yang pelaksanaannya dipercayakan kepada 3 UU? di Indonesia di bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan P? partsaen Pendidikan dan Kebudayaan P.opublik Indonesia. Dalam 'laster Design itu terdapat empat -ucaha pokok yang berkenaan do ngan masalah relevansi, peningkatan mutu, efisiensi dan pemera taan pendidikan, ma s in g ~ma s in g terdiri atas berbagai alterna -•tif-pemecahan, Salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan ialah kemungkinan penerrosa sistim departe~:e tali c risi atau sictin guru bidang di Sekolah Dasar Sejak tahun 1972, sistin tersebut berangsur-angsur diterapkan di SD PP3P IKIP Semarang, Bandung dan U^'ung Pandnng dan telah terdapat keinginan untuk diterapkan di kelima SD PP3? la innycr.-Sidalc mengherankan pula bila terdapat keinginan yer.g sa rupa di SD-3D di luar PPSP, apalagi bila memperhatikan Gurat Putusan Menteri P dan X no. OOS-a/U/lOT3 yang dalam salah satu pasal terdapat kemungkinan penerapan sistim guru bidang studi di Sekolah Dasar. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa sistia guru bidang merupakan salah satu alternatif yang ¿ruat yang memungkinkan untuk merubah Sistim Pendidikan Nasional In donesia untuk tingkat SD yang secak beberapa abad yang lalu te lah menerapkan, sistini guru kelas.Permasalahan yang timbul di lapangan, apakah penerapan sistim baru itu mempunyai pengaruh yang lebih baik, sana atau lebih buruk dari pada sistim yang sedang berjalan ? Keterangan keterangan yang mengenai manalah tersebut belum cukup memadai | d_adpen_engkoswara_table_of_content.pdf | d_adpen_engkoswara_chapter1.pdf | d_adpen_engkoswara_chapter2.pdf | d_adpen_engkoswara_chapter3.pdf | d_adpen_engkoswara_chapter4.pdf | d_adpen_engkoswara_bibliography.pdf | d_adpen_engkoswara_appendix.pdf | |
ERLIANY | SYAODIH | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL : Studi pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar | PPS UPI | SOSIAL | Ibrahim, Mulyani Sumantri, Hansiswany | 2007/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1378 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta menyiapkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global. Ironisnya, mutu pendidikan Indonesia dewasa ini berada di bawah negara-negara lain. Mutu hasil pendidikan dipengaruhi mutu proses, dan mutu proses dilatarbelakangi oleh mutu sumber daya pendidikan. Penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran, sebab proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Berangkat dari hasil pengamatan di lapangan, walaupun dalam kurikulum guru-guru dianjurkan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa, tetapi dalam kenyataannya masih banyak yang menggunakan pendekatan ekspositori. Penelitian ini bertujuan menemukan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam pengembangan keterampilan sosial di sekolah dasar. Keterampilan sosial menjadi fokus, karena merupakan salah satu kemampuan dasar dalam pengembangan warganegara yang demokratis. Penelitian dilakukan di sekolah dasar, karena jenjang pendidikan ini merupakan fundamen bagi pendidikan pada jenjang di atasnya. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Studi pendahuluan dilakukan pada 25 SD di Kota Bandung, uji coba terbatas dilaksanakan pada dua sekolah, uji coba lebih luas pada tiga sekolah, dan uji validasi model lakukan pada tiga sekolah sebagai kelompok eksperimen dan tiga sekolah lain sebagai kelompok kontrol, dengan menggunakan jenis eksperimen kuasi. Dari hasil kajian teoretis dan studi lapangan diperkuat dengan temuan-temuan dalam uji coba terbatas dan uji coba lebih luas, dihasilkan model pembelajaran yang cocok untuk mengajarkan keterampilan sosial dalam bidang studi IPS di Sekolah Dasar, yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini merupakan modifikasi atau pengembangan dari model kooperatif Slavin dan A.Lie. Model yang dihasilkan terdiri atas tiga bagian yaitu: 1) perencanaan pembajaran yang berisi rumusan: tujuan, materi, model-metode, media-sumber dan evaluasi pembelajaran; 2) prosedur pembelajaran yang meliputi, langkah: orientasi, eksplorasi, pemantapan dan penyimpulan; dan 3) pelaksanaan pembelajaran yang berisi metode dan kegiatan pembelajaran sebagai rincian dari prosedur pembelajaran. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS tipe 12, terhadap perbedaan skor tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, ditemukan bahwa model pembelajaran kooperatif lebih baik (unggul) dibandingkan dengan model pembelajaran biasa (ekspositori). Baik dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan sosial maupun sikap sosial pembelajaran dengan model kooperatif nilai rata-ratanya lebih tinggi dari pembelajaran biasa dan perbedaannya sangat berarti. Demikian juga antara tes awal dan tes akhir pada ketiga aspek tersebut perbedaannya sangat berarti. Hal itu berarti bahwa model pembelajaran koopertif cocok dan cukup unggul untuk mengajarkan keterampilan sosial di Sekolah Dasar. Bertolak dari hasil-hasil tersebut, direkomendasikan kepada guru, kepala sekolah dan Dinas Pendidikan untuk menggunakan model pembelajaran ini. Kepada LPTK direkomendasikan untuk dibekalkan kepada para calon guru. | d_pk_039817_erliany_syaodih_table_of_content.pdf | d_pk_039817_erliany_syaodih_chapter1.pdf | d_pk_039817_erliany_syaodih_chapter2.pdf | d_pk_039817_erliany_syaodih_chapter3.pdf | d_pk_049750_azis_mahfuddin_chapter4a(1).pdf | d_pk_039817_erliany_syaodih_chapter5.pdf | d_pk_039817_erliany_syaodih_bibliography.pdf | d_pk_039817_erliany_syaodih_appendix.pdf |
KUSNIDA | INDRA JAYA | MODEL PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP DAN BERWIRAUSAHA UNTUK PEMBERDAYAAN PEMUDA : Studi pada Pemuda Anggota KNPI di Kota Bandung | PPS UPI | Pelatihan Kecakapan | Melly Sri Sulastri Rifai, Ishak Abdulhak | 2007/01/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1377 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi para pemuda anggota KNPI kota Bandung yang menginginkan adanya kegiatan usaha di samping kegiatan berorgansiasi, Alasan ini di sampaikan karena selama mereka aktif menjadi anggota KNPI belum pernah mendapatkan penghasilan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pelatihan kecakapan hidup dan berwirausaha sebagai upaya pemberdayaan pemuda dalam mengembangkan kemampuan berusaha Secara umum kajian teoritis yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian tentang pengembangan model bagi pemberdayaan pemuda ini adalah; 1) Konsep pelatihan kecakapan hidup 2) Konsep wirausaha, 3) Konsep pemberdayaan, dan 4) Mengenai pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan melalui organisasi KNPI, serta beberapa tulisan yang berhubungan dengan proses pelatihan dan pengembangan kemampuan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah Resaearch and Development (P&D). Teknik pengumpulan data dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara observasi partisipatif, studi dokumentasi dan wawancara Kegiatan ijtcoba model pelatihan dilakukan dengan menggunakan desain semu (Pre-Experimental Design) dengan One Group Pretest -Posttest Design. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan diperkuat dengan hasil analisis kuantitatif Dalam pelaksanaan ujicoba model, telah berhasil melatih dua puluh orang pemuda untuk menguasai keterampilan tertentu yang dapat dijadikan usaha Hasil yang ditemukan: 1) Para pemuda KNPI selain memiliki keterampilanjuga dapat mengenal dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk dijadikan pendukung dalam menjalankan usaha, 2) Model pelatihan kecakapan hidup dan berwirausaha ternyata mampu memberdayakan pemuda dalam menguasai beberapa jenis keterampilan untuk dijadikan sebagai mata pencaharian, dan 3) Hasil pengujian efektifitas model, secara umum tidak saja mampu meningkatkan pengetahuan pemuda, akan tetapi juga memiliki keterampilan. Temuan dari keberhasilan model ini dibuktikan oleh hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap aktifitas pemuda selama kegiatan pelatihan berlangsung. Hasilnya menunjukkan selain para pemuda mampu berpartisipasi secara aktif dan penuh semangat dalam proses pelatihan, juga keterampilan yang dimiliki dapat dijadikan sebagai sumber usaha Temuan ini didukung oleh hasil uji wilcoxon tentang pengetahuan dan kemampuan pemuda dengan cara membandingkan hasil kegiatan pre-test dan post-tes. Hasil uji menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pelatihan kecakapan hidup dan berwirausaha, telah mampu memberdayakan para pemuda KNPI di kota Bandung dalam menemukan keterampilan bani yang dapat dijadikan sebagai mata pencaharian. Para pemuda KNPI yang semula hanya disibukkan dengan kegiatan organisasi saja, kini telah mampu berkembang dengan ditemukannya kegiatan | d_pls_029783_kusnida_indrajaya_table_of_content.pdf | d_pls_029783_kusnida_indrajaya_chapter1.pdf | d_pls_029783_kusnida_indrajaya_chapter2.pdf | d_pls_029783_kusnida_indrajaya_chapter3.pdf | d_pls_029783_kusnida_indrajaya_chapter4.pdf | d_pls_029783_kusnida_indrajaya_chapter5.pdf | d_pls_029783_kusnida_indrajaya_bibliography.pdf | |
DJAILANI | AR | PROFIL PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PADA GUGUS SD INTI KOTAMADYA BANDA ACEH : Studi Tentang Efektifitas Pemberdayaan Guru, Pengembangan Sekolah Sebagai Organisasi Belajar, dan Penataan Manajemen Sumber Daya Pendidikan | PPS UPI | Guru | Achmad Sanusi, Engkoswara, | 1997/06/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1376 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Tujuan utama penel itian ini dilaksanakan adalah untuk menghimpun data dan informasi tentang efektivitas pembinaan kemampuan profesional guru pada gugus SD Inti Kotamadya Banda Aceh, yang dilaksanakan oleh para pengawas* kepala sekolah dan tutor. Fenelitian ini dilakBanakan selama enam bulan yaitu mulai Januari sampai dengan Juli 199ó, Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para pengawas, kepala sekolah, tutor, dan pejabat terkait lainnya.Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observas i, wawancara, dan studi dokumentasi~ Wawancara dilaksanakan secara terus menerusr dengan menganjungi, para respondenT d i kantor f di sekolah, dan bahkan ada yang d¿rumahnya - Wawancara dilakukan secara bebas dalam situasi informal, tetapi tetap mengacu pada tujuannya yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah dikemukakan.Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa profil pembinaan profesional guru pada gugus SD Inti dilihat dari mekanisme pelaksanaannya masih bersifat "pengawasan dan bimbingan rutin", yang menitikberatkan pada upaya penataan administrasi sekolahf pelaksanaan tugasd rutin oleh guru—guru, dan kondisi kebersihan, ketertiban dan keindahan sekolah, dengan menerapkan sistem "management by fear".Dengan perkataan lain pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional guru pada gugus SD Inti belum diarahkan secara efektif pada upaya pemberdayaan gurur pengembangan sekolah sebagai organisasi belajar? dan penataan manajemen s u/n berdaya pendidikan.Kenyataan ini merupakan indikasi bahwa para pembina pen didikan dasar pada gugus SD Inti belum memilik i kesiapan yang mapan untuk mengemban tugas pembinaan guru baik dari dimensi pengetahuan, keterampilanr dan bahkan kepribadiannya Disamping ketidaksiapan para pembina pendidikan-. rendahnya efektivitas pembinaan kemampuan profesional guru pada gugus SD Inti jaga d ipenga ruhi oleh faktor administras ir manajemen dan faktor eksternal yang belum kondusif untuk pelaksananaan pembinaan kemampuan profesional guru secara efektif. | d_adpen_djailani_ar_table_of_content.pdf | d_adpen_djailani_ar_chapter1.pdf | d_adpen_djailani_ar_chapter2.pdf | d_adpen_djailani_ar_chapter3.pdf | d_adpen_djailani_ar_chapter4.pdf | d_adpen_djailani_ar_chapter5.pdf | d_adpen_djailani_ar_bibliography.pdf | d_adpen_djailani_ar_appendix.pdf |
AYI | SUHERMAN | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PENDIDIKAN JASMANI BERBASIS KOMPETENSI DI SEKOLAH DASAR | PPS UPI | KUANTUM | Oemar Hamalik, Danu Hoedaya, Mukhidin | 2006/09/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1375 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi dewasa ini khususnya dalam pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar adalah rendahnya kualitas pembelajaran baik di lihat dari aspek proses pembelajaran maupun dari hasil penguasaan materi pembelajaran siswa. Dalam aspek proses pembelajaran, kelemahan terletak pada kegiatan pembelajaran yang kurang mengembangkan keterampilan dasar siswa, sedangkan di tinjau dari hasil pembelajaran, sampai saat ini prestasi belajar siswa dalam penguasaan materi pembelajaran Pendidikan Jasmani masih belum memuaskan.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran kuantum Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi untuk jenjang Sekolah Dasar, baik secara konseptual maupun secara operasional sebagai salah satu alternatif model pembelajaran Pendidikan Jasmani yang efektif. Di samping ingin mengetahui sejauhmana keunggulan dan kelemahan model pembelajaran yang selama ini digunakan guru di Sekolah Dasar.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan mempertimbangkan adanya studi pendahuluan melalui kegiatan pra survey, yang dilakukan di Sekolah Dasar yang menghasilkan desain model perencanaan pembelajaran yang terdiri dari 4 komponen, yaitu pendahuluan, pengembangan fisik, inti kegiatan, dan kegiatan penbutup. Desain model implementasi Model Pembelajaran Kuantum Penjas berbasis Kompetensi (MPKPK) terdiri dari 6 tahapan kegiatan, yaitu tahap menumbuhkan, mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mengulangi dan merayakan. Tahapan evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.Berdasarkan analisis data hasil penelitian ternyata Model Pembelajaran Kuantum Penjas berbasis Kompetensi (MPKPK) memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan motorik dasar siswa, baik dilihat dari segi gerak dasar lokomotor, non lokomotor maupun gerak manipulatif. Demikian pula terhadap hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani memiliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil pengujian statistik melalui uji peningkatan pada taraf nyata 0,05 (taraf signifikansi 95 %), dengan membandingkan hasil pra tes dan pasca tes, ternyata MPKPK | d_pk_039791_ayi_suherman_table_of_content.pdf | d_pk_039791_ayi_suherman_chapter1.pdf | d_pk_039791_ayi_suherman_chapter2a.pdf | d_pk_039791_ayi_suherman_chapter3.pdf | d_pk_039791_ayi_suherman_chapter4a.pdf | d_pk_039791_ayi_suherman_chapter5.pdf | d_pk_039791_ayi_suherman_bibliography.pdf | d_pk_039791_ayi_suherman_appendix.pdf |
SUDIMAN | NONE | MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN USAHA TERPADU BAGI PETANI SEBAGAI UPAVA ALIH KOMODITAS : Studi Pada Petani Penggarap Lahan Perhutani di Desa Suntenjaya Kabupaten Bandung | PPS UPI | Keterampilan Usaha | Melly Sri Sulastri Rifai, Ishak Abdulhak | 2005/09/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1374 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kehidupan masyarakat petani penggarap lahan Perhutani di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung yang selain tingkat pendidikannya masih rendah, juga tidak memiliki mata pencaharian tetap. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pelatihan keterampilan usaha secara terpadu sebagai upaya pemberdayaan masyarakat petani dalam mengembangkan kemampuan berusaha Landasan teori yang digunakan dalam melakukan penelitian ini secara umum adalah; 1) Konsep dasar pelatihan, teori pembelajaran dan pemberdayaan, yang dikhususkan bagi orang dewasa, 2) Konsep pelatihan keterampilan usaha terpadu, 3) Konsep kewirausahaan, yang digunakan sebagai pendukung dalam program pelatihan keterampilan usaha terpadu, dan 4) Beberapa tulisan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan masyarakat Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah Resaearch and Development {R&D). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipatif, studi dokumentasi dan wawancara. Ujicoba model pelatihan menggunakan desain semu (Pre-Experimental Design) dengan One Group Pretest -Posttest Design. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan dikombinasikan dengan analisis data yang sifatnya kuantitatif Pelaksanaan ujicoba model telah berhasil melatih sepuluh orang petani hortikultura untuk beralih komoditas. Hasil yang ditemukan; 1) Masyarakat petani dapat mengenal dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk dijadikan pendukung dalam menjalankan usaha, 2) Model pelatihan keterampilan usaha terpadu mampu memberdayakan masyarakat petani menemukan beberapa jenis keterampilan untuk dijadikan mata pencaharian baru, dan 3) Hasil pengujian efektifitas model, secara umum tidak saja mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat petani, akan tetapi masyarakat petani menjadi terampil dan memiliki sikap peduli terhadap pelatihan itu sendiri dan kelompoknya. Temuan dari keberhasilan model ini dibuktikan oleh hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap, aktifitas masyarakat petani selama kegiatan pelatihan berlangsung. Hasilnya menunjukkan selain masyarakat petani mampu berpartisipasi secara aktif dan penuh semangat dalam proses pelatihan, juga menjadi lebih terampil. Temuan ini didukung oteh hasil uji wi!coxon tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap dari masyarakat petani dengan cara membandingkan hasil kegiatan pre-test dan post-tes. Hasil uji ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pelatihan keterampilan usaha terpadu bagi masyarakat petani hortikultura penggarap lahan Perhutani di Kabupaten Bandung, telah mampu memberikan solusi kepada masyarakat untuk menemukan kembali mata pencahariannya. Masyarakat petani yang semula hanya bertanam jenis sayuran, kini mampu berkembang dan beralih ke jenis komoditas lain seperti; bertani pisang, beternak sapi, beternak kelinci, dan berjual beli. | d_pls_029781_sudirman_table_of_content.pdf | d_pls_029781_sudirman_chapter1.pdf | d_pls_029781_sudirman_chapter2.pdf | d_pls_029781_sudirman_chapter3.pdf | d_pls_029781_sudirman_chapter4a.pdf | d_pls_029781_sudirman_chapter5.pdf | d_pls_029781_sudirman_bibliography.pdf | d_pls_029781_sudirman_appendix.pdf |
DANNY | MEIRAWAN | KETERKAITAN DAN KEPADANAN PENGELOLAAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SMK DENGAN KEBUTUHAN DUNIA INDUSTRI | PPS UPI | Dunia Industri | Achmad Sanusi, Engkoswara, | 1996/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1373 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | d_adpen_danny_meirawan_table_of_content.pdf | d_adpen_danny_meirawan_chapter1.pdf | d_adpen_danny_meirawan_chapter2.pdf | d_adpen_danny_meirawan_chapter3.pdf | d_adpen_danny_meirawan_chapter4.pdf | d_adpen_danny_meirawan_chapter5.pdf | d_adpen_danny_meirawan_bibliography.pdf | d_adpen_danny_meirawan_appendix.pdf | |
HAMID | DARMADI | MODEL PENDIDIKAN IPS BERORIENTASI LINGKUNGAN BERDASARKAN KONSEP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH: Studi Deskriptif Analitik Pada Beberapa SLTP dan SMU Negri di Propinsi Kalimantan Barat | PPS UPI | Berorientasi Lingkungan | Abdul Azis Wahab, Rochiati Wiriaatmadja, Sudardja Adiwikarta, Endang S | 2003/01/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1372 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini berjudul "Model Pendidikan IPS Berorientasi Lingkungan Berdasarkan Konsep MBS' Judul penelitian ini diangkat dari permasalahan belum berfungsinya nilai-nilai sosial budaya lingkungan sebagai satuan pendidikan PIPS bagi pembentukan sikap dan perilaku siswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Kurikulum PIPS yang berlaku selama ini kurang sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, dan praktek pembelajaran cenderung hanya memperhatikan aspek kognitif. Tujuan penelitian ini menemukan konsep pengembangan model pembelajaran IPS berorientasi lingkungan berdasarkan konsep MBS. Pengembangan model tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dalam rangka membina rasa persatuan dan kesatuan, kerukunan hidup berdampingan secara damai, menghargai perbedaan dan menyikapi perbedaan itu sebagai keragaman budaya yang perlu dilestarikan. Fokus kajian tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang dikembangkan Bergner,(1998); Chang, {1998), sedangkan teori dan prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran mengacu pada : Stice, (1973); Berghorff, (1988); Slavin,(l983) Penelitian ini menggunakan pendekatan "Research and Develoment" yang berawal dari Studi Pendahuluan untuk mengumpulkan fakta-fakta, fenomena, gejala-gejala, dan konsep-konsep yang berhubungan dengan model pendidikan IPS berorientasi lingkungan untuk mendapatkan model konseptual. Model ini kemudian divalidasi bekegasama dengan para ahli dan praktisi pendidikan. Selanjutnya model tersebut diuji-cobakan kepada siswa SLTP dan SMU. Hasil uji-coba dievaluasi secara deskriptif, untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah uji-coba Lokasi penelitian ini di Propinsi Kalimantan Barat, Subjek penelitian adalah 6 buah SLTP Negeri 401 orang siswa dan 6 SMU negeri 373 orang siswa dilengkapi dengan guru IPS 36 orang dan guru PPKn 24 orang yang menyertakan 12 orang Kepala Sekolah dan 9 orang Kepala Dinas Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (l) Model pendidikan IPS berorientasi lingkungan dapat menumbuhkan kecintaan akan nilai-nilai budaya lokal sebagai aspek pembangunan kebudayaan nasional. (2) Keikutsertaan masyarakat dan peranserta Pemerintah mengimplementasi Model pendidikan IPS berorientasi lingkungan memberikan dampak positif bagi peningkatan pengelolaan sumberdaya sekolah, (3) Model pendidikan IPS berorientasi lingkungan efektif menciptakan cara hidup berdampingan secara damai, meningkatan intensitas kebersamaan dan sikap saling menghargai (4) Pendidikan IPS berorientasi lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa- (5) Terdapat perbedaan ekspresi sikap dan hasil belajar antara siswa yang berada di daerah konfliks dengan siswa yang berada di luar daerah konfliks (6) Analisis skala sikap antara siswa SLTP dengan siswa SMU diperoleh hasil positif Hal ini berarti bahwa perhargaan siswa SLTP dan SMU terhadap nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa, penghargaan terhadap perbedaan dan hidup berdampingan secara damai sama baiknya. Mengacu pada kesimpulan tersebut maka direkomendasikan agar Dinas Pendidikan sebagai institusi pembina dan pengembang nilai-nilai sosial budaya di Propinsi dapat menerapkan model pembelajaran IPS berorientasi lingkungan baik melalui jalur sekolah, maupun melalui jalur pendidikan luar sekolah guna memacu ekslerasi pertumbuhan rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh diantara sesama siswa sebagai anggota masyarakat dan warga negara | d_ips_999843_hamid_darmadi_table_of_content.pdf | d_ips_999843_hamid_darmadi_chapter1.pdf | d_ips_999843_hamid_darmadi_chapter2a.pdf | d_ips_999843_hamid_darmadi_chapter3.pdf | d_ips_999843_hamid_darmadi_chapter4a.pdf | d_ips_999843_hamid_darmadi_chapter5.pdf | d_ips_999843_hamid_darmadi_bibliography.pdf | d_ips_999843_hamid_darmadi_appendixa.pdf |
CUT | ZAHRI HARUN | PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PT POS INDONESIA : Analisi Sistem Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan di Pusdiklatpos Bandung | PPS UPI | Pendidikan, Pelatihan | Engkoswara, Kusmana | 2000/01/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1371 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan salah satu sarana pengembangan sumber daya manusia (SDM) atau dikenal juga dengan personel yang diselenggarakan oleh PT Pos Indonesia (Persero). Pengoperasionalannya berupa proses belajar mengajar (PBM) dengan tujuan untuk mendidik dan melatih peserta agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Pengembangan personel ini merupakan fungsi operasional dari administrasi personel dalam melaksanakan salah satu bidang garapan administrasi pendidikan yang diselenggarakan melalui diklat.Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini mencakup empat permasalahan pokok, yakni: (1) program diklat yang ditawarkan sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan; (2) training needs assessments untuk kebutuhan pengembangan SDM dilihat dari tuntutan formasi organisasi dan tuntutan tugas; (3) penyelenggaraan diklat di Pusdiklatpos; dan (4) faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penyelenggaraan diklat.Penelitian ini dilaksanakan di Pusdiklatpos Bandung. Pendekatan kualitatif digunakan melalui studi dokumentasi, observasi, dan wawancara. Objek penelitian ini adalah penyelenggara, widyaiswara, peserta, alumni, dan atasan langsung alumni pada program Dikti Pos Saijana VII.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) program yang ditawarkan telah disesuaikan dengan visi, misi, dan strategi perusahaan. Namun, program tersebut belum mencapai tujuan bawahan; (2) upaya pengembangan SDM melalui diklat telah disesuaikan dengan tuntutan formasi organisasi dan tuntutan tugas. Kenyataannya, program diklat dilaksanakan secara homogen sementara lowongan jabatan yang tersedia heterogen sehingga alumni membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menyesuaikan diri dengan pekeijaannya di lapangan; (3) waktu yang disediakan relatif singkat sehingga tujuan diklat tidak dapat dicapai secara maksimal; (4) IPK calon peserta perlu ditingkatkan. Karena dengan merekrut input yang berkualitas tinggi diharapkan akan diperoleh output yang berkualitas tinggi pula; (5) koordinasi antarbagian dalam penyelenggaraan diklat sangat kurang; (6) kompetensi widyaiswara masih rendah dalam pelaksanaan PBM; (7) kurikulum yang disajikan kurang relevan dengan tugas yang mereka emban di lapangan. Dengan demikian, perlu adanya pengembangan kurikulum secara kontinyu sesuai dengan perkembangan di dalam masyarakat yang makin kompetitif; (8) sarana dan prasarana yang tersedia sudah mencukupi kebutuhan; (9) sementara itu, penyaluran tunjangan operasional kepada peserta tidak tepat waktu; dan (10) di samping Pusdiklatpos, atasan langsung alumni mengadakan evaluasi terhadap alumni dalam melaksanakan tugasnya di lapangan Namun, dalam melaksanakan evaluasi tidak ada pola standar dari Pusdiklatpos sehingga evaluasi dilakukan menurut cara masing-masing. | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_table_of_content.pdf | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_chapter1.pdf | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_chapter2.pdf | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_chapter3.pdf | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_chapter4.pdf | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_chapter5.pdf | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_bibliography.pdf | d_adpen_9898001_cut_zahri_harun_appendix.pdf |
M. | SYUKRI | MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN TERPADU UNTUK PENINGKATAN DAN DIVERSIFIKASI SUMBER PENDAPATAN MASYARAKAT PEDESAAN : Studi Pemberdayaan Masyarakat Petani Berskala Rumah Tangga di Desa Pesisir Kabupaten Pontianak | PPS UPI | Sumber Pendapatan Masyarakat | Sutarya Trismansyah, Sudardja Adiwikarta | 2005/12/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekola | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1370 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Kondisi-kondisi sosial-ekonomi masyarakat pada hakikatnya mempengaruhi terjadinya diversifikasi pekerjaan dan pendapatan dalam sektor non-pertanian bagi masyarakat petani miskin desa pesisir di sepanjang pantai utara. Kecamatan Sui Kunyit, Kabupaten Pontianak. Paling sedikit ada dua macam faktor yang mempengaruhi diversifikasi. Pertama, kesulitan sebagai faktor pendorong (antara lain, rendahnya tingkat pendapatan dari pertanian akibat rendahnya produksi hasil pertanian, kurangnya status kepemilikan aset lahan pertanian, dan rendahnya daya tarik lapangan kerja bertani); dan kedua, permintaan sebagai faktor penarik (kemampuan petani meningkatkan peluang kerja dan pendapatan yang menarik dalam sektor non-pertanian). Konseptualisasi model pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat petani miskin di desa-desa pesisir terinsptrasi dari pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai paguyuban bela/e, dan sebagian besar peserta pelatihan menganggap bahwa model pelatihan keterampilan terpadu (PKT) sesuai dengan kebutuhan mereka Oleh karena itu model konseptual ini ditawarkan sebagai salah satu model alternatif untuk pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan lapangan kerja, pendapatan, dan mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi tentang perolehan dan pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah bersama keluarga petani dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka. Fokus penelitian ini adalah pada pemberdayaan melalui pengembangan model PKT untuk diversifikasi sumber pendapatan rumah tangga. Masalahnya dibatasi pada aspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi keluarga; model pelatihan keterampilan yang pernah diterapkan; konseptualisasi model; validasi model konseptual; aplikasi model; dan efektifitas model. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian dan pengembangan. Ada dua kegiatan pokok yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni studi eksplorasi {naturalistic inquiry) dan kuasi-eksperimen Subyeknya adalah keluarga (rumah tangga) petani desa-desa pesisir. Untuk memperoleh dani yang dibutuhkan diguna-kan metode interaktif dan non-interaktif. Analisis data terdiri atas dua tahap: eksploratif dan kuasi-eksperimen untuk menganalisis data uji model tahap I dan II dengan menggunakan uji beda rata-rata (uji-/). Hasil uji-/ untuk uji coba model tahap I = -4.165 yang signifikan pada a = 0,05, dan untuk tahap II = -5.330 yang signifikan pada a = 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model PKT terhadap peningkatan kemampuan belajar para peserta pelatihan. Implementasi model konseptual secara nyata menunjukkan daya suai yang memadai dan terbukti efektif dilihat dari kesesuian kebutuhan belajar peserta pelatihan terhadap peningkatan kemampuan (pengetahuan, keterampilan, sikap dan aspirasi), dimana sebagian besar peserta pelatihan pada uji coba model tahap I (rata-rata 93,33%) menganggap pelaksanaan pembelajaran keterampilan memiliki kesesuaian kebutuhan sebagaimana yang direncanakan. Bahkan dari hasil uji coba model tahap II, tampak secara keseluruhan (100,0%) peserta menilai bahwa proses pelatihan dengan model konseptual pelatihan yang diajukan dalam pembelajaran keterampilan ternyata memiliki kesesuaian yang dapat diterima oleh peserta pelatihan dengan sebaran kategori kesesuaian, terdiri dari 56,0% yang menyatakan sesuai dan 44,0% menilai sangat sesuai dengan model pelatihan yang diharapkan peserta. Berdasarkan hasil-hasil temuan pendirian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan partisipatif dalam pengembangan model pelatihan terpadu dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat petani miskin di desa pesisir akan lebih efektif jika perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi programnya didasarkan pada kesesuaian dan keterpaduan kebutuhan pihak-pihak terkait yang bersifat multtstakes levels (programmes, beneficiaries, dan stakeholders), multidisipliners, dan muhisektoral. | d_pls_029721_m_syukri_table_of_content.pdf | d_pls_029721_m_syukri_chapter1.pdf | d_pls_029721_m_syukri_chapter2a.pdf | d_pls_029721_m_syukri_chapter3.pdf | d_pls_029721_m_syukri_chapter3.pdf | d_pls_029721_m_syukri_chapter5.pdf | d_pls_029721_m_syukri_bibliography.pdf | d_pls_029721_m_syukri_appendixa.pdf |
MANAP | SOMANTRI | PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN STRATEGIS PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DASAR | PPS UPI | Pendidikan | Achmad Sanusi, Engkoswara, Didi Atmadilaga | 1999/04/21 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1369 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini ditujukan untuk merumuskan alternatif model perencanaan strategis bagi penuntasan wajib belajar (Wajar) dan peningkatan mutu pendidikan dasar (Dikdas). Hal ini dipandang penting dalam rangka memenuhi akan layanan pendidikan yang semakin nyata, baik dalam jumlah maupun mutunya. Komitmen pada kebijakan Wajar Dikdas perlu ditindaklanjuti dengan penyediaan tenaga pendidikan (khususnya guru), serta sarana dan prasarana pendidikan dalam jumlah dan kualifikasi yang memadai. Perkembangan yang terjadi di luar sistem pendidikan dan kemajuan yang dicapai masyarakat berdampak pula pada perlunya perbaikan mutu layanan pendidikan secara berkelanjutan. Kedua tuntutan tersebut meminta perhatian para perencana dan pemimpin pendidikan pada semua jenis dan jenjang kelembagaan pendidikan, serta pimpinan struktual instansi penyelenggaranya. Di lain pihak masih ditemukan kenyataan: (1) rendahnya tingkat pendidikan penduduk; (2) rendahnya tingkat partisipasi pendidikan penduduk; (3) tingginya angka putus sekolah dan mengulang kelas; (4) banyak lulusan SD/Ml yang tidak melarutkan ke SLTP; dan (5) masih rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar siswa.Penelitian dilakukan dengan pendekatan Research and Development melalui studi eksplorasi dan pengembangan model. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: Pertama, pengembangan kerangka konseptual kearah perencanaan strategis penuntasan Wajar dan peningkatan mutu Dikdas. Kedua, studi eksplorasi tentang implementasi sistem perencanaan dan majemen pendidikan pada tataran kewilayahan dan kelembagaan pendidikan (sekolah-sekolah). Ketiga, pengembangan alternatif model perencanaan strategis bagi penuntasan Wajar dan peningkatan mutu Dikdas. Dalam rangka pengkajian implementasi sistem perencanaan, penuntasan Wajar, propinsi Bengkulu ditetapkan sebagai wilayah kasus. Sedangkan untuk pengkajian mutu pendidikan persekolahan ditetapkan tujuh SLTP kasus, yaitu dua SLTP di Bengkulu; dua SLTP di Ujung Pandang; dan tiga SLTP di Jawa Barat.Pada tahap pertama telah berhasil dikembangkan kerangka konseptual ke arah perencanaan strategis penuntasan Wajar dan peningkatan mutu Dikdas, sebagaimana tertuang pada bab dua. Pada tahap kedua peneliti berhasil: (l) mendeskripsikan profil lingkungan ekstenal dan internal sistem pendidikan; (2) mengidentifikasi peluang dan tantangan eksternal sistem pendidikan; serta (3) mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan internal sistem pendidikan. Hasil penelitian tahap kedua tersaji pada bab empat dan lima. Sedangkan pada tahap ketiga peneliti berhasil merumuskan alternatif model perencanaan strategis penuntasan Wajar dan peningkatan mutu Dikdas. Model alternatif dimaksud adalah: "model perencanaan berbasis kabupaten" sebagai model intervensi bagi percepatan penuntasan Wajar Dikdas (model-1); "model manajemen mutu berbasis sekolak n sebagai model intervensi bagi perbaikan mutu Dikdas (model-2), dan "model sinerjik penuntasan Wajar dan peningkatan mutu Dikdas" sebagai perpaduan antara perencanaan penuntasan Wajar seraya meningkatkan mutu Dikdas (oiodeM)Utttuk percepatan penuntasan Wajar Dikdas peneliti merekomendasikan perlunya penggunaan model perencana berbasis kabupaten, yang disertai dengan penggunaan analisis kohort atas penduduk usia Dikdas, perbaikan SIM pendidikan, dan peningkatan kemampuan profesional para perencana dan pengelola pendidikan di daerah. Sedangkan dalam upaya peningkatan mutu Dikdas penelitian ini merekomendasikan perlunya pemberdaynan sekolah melalui pemasyarakatan model manajemen mutu berbasis sekolah, | d_adpen_9333058_manap_somantri_table_of_content.pdf | d_adpen_9333058_manap_somantri_chapter1.pdf | d_adpen_9333058_manap_somantri_chapter2.pdf | d_adpen_9333058_manap_somantri_chapter3.pdf | d_adpen_9333058_manap_somantri_chapter4.pdf | d_adpen_9333058_manap_somantri_chapter5.pdf | d_adpen_9333058_manap_somantri_bibliography.pdf | d_adpen_9333058_manap_somantri_appendix.pdf |
ARSYAD | AHMAD | MODEL PELATIHAN DAN BIMBINGAN KEWIRAUSAHAAN BERKELANJUTAN BAGI PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUSAHA KECIL : Studi pada Klinik Konsultasi Bisnis Jawa Barat | PPS UPI | Bimbingan Kewirausahaan | Endang Sumantri, Sutaryat Trismansyah | 2006/07/03 | 2013/01/08 | Disertasi | pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1368 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Permasalahan pokok penelitian dalam disertasi ini adalah apakah model pelatihan dan bimbingan kewirausahaan berkelanjutan yang dilakukan Klinik Konsultasi Bisnis (KKB) efektif meningkatkan kemampuan pengusaha kecil? Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengembangkan sebuah model pelatihan dan bimbingan kewirausahaan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengusaha kecil melalui KKB.Landasan teoretik yang digunakan adalah teori modal insani (human capilal); teori pemberdayaan dari Kindervatter tentang pentingnya pemberdayaan melalui pendidikan luar sekolah, teori andragogi dari Knowles tentang karakteristik pembelajaran orang dewasa; pelatihan model k m ikal dari Nadlcr tentang langkah-langkah pelaksanaan program pelatihan; dan kewirausaan dari Mil! tentang karakteristik wirausaha.Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: studi pendahuluan dalam bentuk studi pustaka dan studi ekspioratif, perumusan model konseptual, validasi model konseptual, revisi model konseptual, ujicoba model, analisis dan revisi model empirik, dan terakhir berupa model aplikatif. Subjek studi pengembangan sebanyak 20 orang, teknik pengumpulan data adalah angket, wawancara, dan pengamatan, sedangkan analisis data dilakukan melalui persentase dan deskriptif kualitatif.Secara umum, temuan penelitian ini adalah: Pertama, pada awalnya kehadiran KKB membawa misi untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pengusaha kecil, namun selama ini pelatihan dilakukan secara parsial tanpa adanya kesinambungan dengan kebutuhan yang secara terstruktur sesuai dengan perkembangan kebutuhan pengusaha kecil dalam lingkungan sosialnya. Kedua, KKB memiliki beberapa daya dukung berupa SDM instruktur yang memiliki kualifikasi SI, S2, dan S3 dari berbagai latar belakang disiplin ilmu dan memiliki jaringan kerja sama dengan berbagai lembaga. Ketiga, perumusan model konseptual mempertimbangkan kondisi kelompok sasaran, proses pelatihan dan bimbingan dilakukan melalui tahapan pelatihan dalam dua tahap berupa teori kewirausahaan dan diantarai dengan praktek, dilanjutkan dengan bimbingan secara berkelanjutan, baik melalui kunjungan pengusaha kecil ke KKB, maupun kunjungan konsultan ke tempat kerja klien. Keempat, model konseptual yang telah dirumuskan divalidasi secara deskriptif terhadap ahli, praktisi, dan validasi kelompok terbatas, hasil validasi dianalisis secara deskriptif untuk membuat keputusan dalam memperbaiki model konseptual yang telah dibuat untuk siap diuji-cobakan. Kelima, cara mengimplementasikan model dilakukan melalui pelatihan dan bimbingan kewirausahaan dalam tiga tahap. Dua tahap pertama dilakukan dalam bentuk pelatihan, sedangkan satu tahap berikutnya dilakukan dengan bimbingan berkelanjutan yang melibatkan instruktur dari dalam dan dari luar KKB. Keenam, hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata penguasaan dan aplikasi keterampilan hasil pelatihan dan bimbingan yaitu dari pretes ke postes sebesar 27,8 poin atau rata-rata 11,12%, skor membentang dari 0 s.d. 82 (7,21%). Sebagai kesimpulan bahwa model yang dikembangkan berhasil meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan jaringan informasi usaha di antara anggota pengusha kecil. Atas dasar itu, direkomendasikan bahwa model yang dikembangkan ini dapat menjadi alternatif bagi pelatihan peningkatan kemampuan pengusaha kecil. | d_pls_019830_arsyad_ahmad_table_of_content.pdf | d_pls_019830_arsyad_ahmad_chapter1.pdf | d_pls_019830_arsyad_ahmad_chapter2.pdf | d_pls_019830_arsyad_ahmad_chapter3.pdf | d_pls_019830_arsyad_ahmad_chapter4.pdf | d_pls_019830_arsyad_ahmad_chapter5.pdf | d_pls_019830_arsyad_ahmad_bibliography.pdf | d_pls_019830_arsyad_ahmad_appendix.pdf |
URAI | HUSNA ASMARA | PENGELOLAAN PENGEMBANGAN MUTU UNJUK KERJA PERSONIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH | PPS UPI | Pengembangan Mutu | Achmad Sanusi, Mohammad Fakry Gaffar | 1996/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1367 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_table_of_content.pdf | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_chapter1.pdf | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_chapter2.pdf | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_chapter3.pdf | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_chapter4.pdf | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_chapter5.pdf | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_bibliography.pdf | d_adpen_9233076_urai_husana_asmara_appendix.pdf | |
KOSASIH | TARUNA SEPANDJI | KEEFEKTIPAN PROGRAM PEMBINAAN PEJABAT STRUKTUAL DALAM MENINGKATKAN UNJUK KERJA KEPEMIMPINAN PEGAWAI NEGERI SIPIL | PPS UPI | Kepemimpinan | Achamd Sanusi, Ateng Ayafrudin | 1998/03/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1366 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Unjuk kerja kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil merupakan hasil karya yang ditampilkan para pejabat yang profesionalismenya telah teruji melahn transformasi visi dan misi organisasional di bidang pendidikan dan latihan yang mencakup dimensi perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan program. Unjuk Keija kepemimpinan para pejabat sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan pengendali pembangunan belum secara optimal ditransformasikan pada pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan latihan. Kondisi ini memperkuat kesenjangan antara misi organisasional dengan misi dan nilai akuntabilitas pendidikan H^m latihan yang ditancfoi dengan munculnya gejala Ain kecenderungan lemahnya produktivitas kerja dan rendahnya mutu pelayanan kepada masyarakat Penelitian ini bertitik tolak pada tiga masalah pokok dari Keefektlpa» Program Pembinaan Pejabat Struktural untuk Meningkatkan Unjuk Kerja Kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil, yaitu Relevansi pendidikan dan latihan penjenjangan dengan kebutuhan penyelenggaraan organisasi dalam membina pejabat struktural untuk meningkatkan unjuk kerja kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil; Kriteria dan prosedur penempatan Vemhali para pejabat setelah mengikuti Sekolah Pimpin«« Administrasi Tingkat Dasar, Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Lanjutan dan Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya; Evaluasi dan pembinaan terhadap pengaruh pendidikan dan latihan penjenjangan dalam meningkatkan unjuk kerja kepemimpinan lulusan Sekolah | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_table_of_content.pdf | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_chapter1.pdf | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_chapter2.pdf | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_chapter3.pdf | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_chapter4.pdf | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_chapter5.pdf | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_bibliography.pdf | d_adpen_9133410_kosasih_taruna_sepandji_appendix.pdf |
SAMION | AR | PENGEMBANGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR | PPS UPI | Kreativitas Mengajar | Sudardja Adiwikarta, Dedi Supriadi, Helius Sjamsuddin | 2002/12/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1365 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian berangkat dari latai belakang mengenai perlunya dilakukan pembaharuan dalam pengembangan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (SD) sebagai respon semakin melemahnya kualitas belajar siswa. Khususnya dalam mempersiapkan guru yang profesional. di samping itu juga merupakan respon terhadap perkembangan iimu dan teknologi dalam era otonomi dan giobaJisasi yang sangat berpengaruh kepada pendidikan sebagai lembaga pengembangan sumber daya manusia yang handal. Pengembangan kreativitas mengajar guru mutlak perlu dikembangkan. Belum optimalnya potensi kreativitas pada saat mengajar menyebabkan materi-materi yang seharusnya dikuasai dan diadaptasi secara keseluruhan kurang dapat sepenuhnya dilaksanakan. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan suatu solusi alternatif dalam pengembangan kreativitas guru dalam pembelajaran. Adapun permasalahan utama dalam penelitian ini adalah masih kurangnya pengembangan kreativitas mengajar guni dalam pembelajaran iPS di SD sehingga berakibat rendahnya kualitas belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan alternatif dalam pengembangan kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran IPS khususnya di kelas V SD. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Deve/opment). Penelitian dan pengembangan ini merupakan suatu siklus yang berlapis dan berkesinambungan mulai dari studi pendahuluan, pengembangan, serta uji coba yang dilaksanakan melalui pelaksanaan tindakan kelas, kemudian diperoleh sebuah alternatif yang dapat digunakan sebagai upaya untuk memperbaiki suatu keadaan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Dalam penelitian ini melibatkan empat sekolah dasar, yaitu SDN No. 07 Pontianak Utara, SDN No. 27 Pontianak Timur, SDN No. 34 Pontianak Selatan, dan SDN No. 70 Pontianak Barat di lingkungan Kota Pontianak Kalimantan Barat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian dengan melibatkan guru dan siswa secara langsung daiam pembelajaran. Penelitian ini menemukan berbagai dimensi atau bentuk pengembangan kreativitas mengajar guru dalam proses pengelolaan pembelajaran IPS dalam kaitannya dengan kualitas belajar siswa di SD., guru cukup kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran sehingga sangat membantu proses mengajarnya, penggunaan berbagai teknik untuk menumbuhkan dan merangsang siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, penggunaan berbagai media dan sumber belajar, serta penggunaan berbagai teknik dalam penilaian kemampuan belajar siswa. Bertitik tolak dari temuan penelitian secara menyeluruh, maka dirumuskan sejumlah rekomendasi yang lebih aplikatif mengenai pengembangan kreativitas mengajar guru daiam pengelolaan proses pembelajaran | d_ips_999842_samion_ar_table_of_content.pdf | d_ips_999842_samion_ar_chapter1.pdf | d_ips_999842_samion_ar_chapter2.pdf | d_ips_999842_samion_ar_chapter3.pdf | d_ips_999842_samion_ar_chapter4a.pdf | d_ips_999842_samion_ar_chapter5.pdf | d_ips_999842_samion_ar_bibliography.pdf | d_ips_999842_samion_ar_appendixa.pdf |
MOHAMMAD | SOLTANI | IMPLEMENTASI MODEL MANAJEMEN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI : Suatu Analisis Pelatihan Kepala Teknik Tambang di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Bandung | PPS UPI | Pelatihan Berbasis | Sudardja Adiwikarta, Djudju Sudjana | 2005/06/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1364 | digilib.upi.edi | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini di arahkan untuk menjawab masalah-masalah yang berhubungan dengan fungsi dan tugas Kepala Teknik Tambang yang lebih realistis dan komprehensip menuju pencapian prioritas pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral. Tujuan penelitian ini adalah, memberikan kontribusi yang lebih baik dalam Implementasi Model Manajemen Pelatihan Berbasis Kompetensi, di lihat dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengembangan konseptual pelatihan melalui analisis dan kajian yang mendalam tentang konsep dan karakteristik model pelatihan berbasis kompetensi. Sebagai bahan kajian terhadap permasalahan tersebut, peneliti berpijak pada teori yang digunakan yaitu: (1). Manajemen pelatihan sebagai proses dan hasil, (2). Komponen-komponen fungsional pelatihan, (3). Prinsip-prinsip pengembangan pelatihan berbasis kompetensi. (4). Analisis dampak pelatihan. (5) Kinerja dan produktifitas tenaga teknis dan manajerial. (6). Teori belajar. (7). Data-data empirik di lapangan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah, metode kualitatif Penggunaan metode ini di harapkan akan mampu menggambarkan keseluruhan konsep, substansi pengelolaan pelatihan berbasis kompetensi mulai dari desain, proses, output, dan dampak hasil pelatihan, terutama dalam upaya peningkatan produktifitas dan kinerja lulusan. Teknik yang digunakan dalam penelitian, pada saat studi pendahuluan menggunakan, teknik wawancara, observasi, dokumentasi. Untuk validasi penelitian menggunakan teknik, delphi, diskusi, dan catatan kejadian, subyek penelitian adalah, Pejabat di lingkungan Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Pelatih, Kepala Teknik Tambang yang telah mengikuti pelatihan dan tenaga ahli. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Penyusunan kompetensi Kepala Teknik Tambang yang telah disusun oleh lembaga belum secara maksimal,di lihat dari analisis kebutuhan tugas dan jabatan. Proses pembelajaran masih berifat sentralistik, karena di dominasi oleh instruktur sebagai pusat sumber belajar. Hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran individual, tuntas, belajar dengan modul serta unjuk kerja sebagai salah satu karakteristik pelatihan berbasis kompetensi belum terlaksanakan secara maksimal, karena kurangnya sosialisasi model pelatihan di tingkat lembaga. Sumber belajar seperti: Modul, sarana belajar lainnya yang mendukung efektifltas pembelajaran secara personal belum diupayakan secara efektif. Hasil studi dampak pelatihan sebagai intrumen unjuk kerja, khusus kompetensi akademis seperti penindang-undangan lingkungan hidup dan K3, sosial budaya dan adat istiadat, pengenalan alat oprasional pertambangan telah dipahami oleh peserta. Untuk kompetensi vokasional lulusan belum sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan oleh lulusan sesuat dengan standar pekerjaan seperti oprasionalisasi peralatan eksplorasi, untuk kompetensi penyusunan Rencana Pengendalian Lingkungan Pertambangan peserta telah mampu merencanakan dengan baik sesuai dengan hasil pelatihan yang diperoleh Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan kolobrasi anatara semua pihak, untuk mendukung efektifltas pelatihan berbasis kompetensi, khusunya dalam jenjang jabatan Kepala Teknik Tambang, dalam melakukan penilain sebagai tenaga yang terakriditasi dan professional hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dan objektif .mulai dari rekrutmen peserta, proses pelatihan, sampai pada aplikasi hasil pelatihan dilapangan sesuai dengan kemampuan peserta. Saran kepada pihak lembaga pelatihan dan perusahaan tambang batubara dapat menjadikan mode) pelatihan berbasisi kompetensi sebagai sistem pengembangan lembaga, karena kajian dan penerapan sisitem kompetensi akan lebih memudahkan dalam pengukuran kinerja, pembiayaan, dan penilaian terhadap kemampuan sumber daya tenaga. | d_pls_019821_mohammad_soltani_table_of_content.pdf | d_pls_019821_mohammad_soltani_chapter1.pdf | d_pls_019821_mohammad_soltani_chapter2a.pdf | d_pls_019821_mohammad_soltani_chapter3.pdf | d_pls_019821_mohammad_soltani_chapter4b.pdf | d_pls_019821_mohammad_soltani_chapter5.pdf | d_pls_019821_mohammad_soltani_bibliography.pdf | d_pls_019821_mohammad_soltani_appendix.pdf |
ZAINUDDIN | None | PENGELOLAAN PRAKTEK INDUSTRI : Pengembangan Pengelolaan praktek Industri JTB-FPTK UPI Dalam Bidang Rekayasa Kontruksi Dengan Input Komperatif Dari JTS-ITB dan ITENAS | PPS UPI | Praktek Industri | Engkoswara, Achmad Sanusi | 1996/10/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1363 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | erkembangan pendidikan keguruan (vocational éducation) sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi, sehingga wajar bila proses pendidikan teknologi keguruan berorientasi pasar (jnarket oriented). Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi aktif masyarakat industri bermitrakeija sekolah-industri sangat rendah, hanya sebesar 10 % (World Bank, 1995). Berangkat dari perbedaan ini maka fokus penelitian adalah mengkaji berbagai faktor kelemahan dan potensi serta kedudukan praktek industri dalam konteks teori, termasuk alternatif pengembangannya. Tujuan dan manfaat penelitian ini mengangkat konsep pengelolaan praktek industri sebagai antisipasi tuntutan proses pendidikan teknologi dan kejuruan di tingkat perguruan tinggi.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan segala persyaratannya. Sumber data utama adalah praktikan terpilih di lokasi proyek industri, termasuk unsur pendukung yaitu pembimbing, koordinator praktek, site manajer, pimpro, mandor, dan principal/ owner. Penelitian ini dianalisis dengan fungsi-fungsi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian), teori apprenticeship dan teori manajemen proyek dengan pendekatan network analysis.Dengan proses analisis data kualitatif ditemukan beberapa konsep pendukung pengelolaan praktek industri. Mutu pengelolaan praktek industri didasarkan pada pembinaan pembimbing, koordinator praktek, site manajer dan fasilitas di proyek. Hal ini diwujudkan melalui hubungan keijasama, kesadaran dan tanggung] awab membina praktikan, merumuskan pedoman keija, koordinasi tugas, mitra kerja yang saling menguntungkan, serta pengawasan dan penilaian yang seimbang. Meminimalkan faktor-faktor kendala melalui keterbukaan dan musyawarah antara unsur pembina praktikan agar tumbuh motivasi keija. Kedudukan dan proses praktek industri mengikuti konsep pengelolaan parsial (¡Ktrtial management). Karakteristik pengelolaan parsial tidak mengutamakan pembinaan praktikan secara bersama, tetapi dilakukan terpisah (parsial) dan terpenting bahwa proses praktek industri tidak boleh berhenti.Implikasinya, apabila kegiatan praktek industri berdasarkan pengelolaan parsial yang ditopang rasa tanggung jawab, dapat melahirkan adaptabilitas, keijasama, koordinasi tugas, pembinaan dan penilaian yang kesemuanya itu dapat meningkatkan mutu keterampilan serta mendptakan efisiensi kerja. Pengelolaan parsial tetap memiliki arti signifikan apabilaunsur pembina praktek industri mempunyai kesadaran dan motivasi dengan tugasnya. Namun konsep pengelolaan parsial sekarang ini belum banyak memperbaiki mutu praktek industri sesuai tujuan dan harapan praktikan serta masyarakat pendidikan. | d_adpen_9133405_zainuddin_table_of_content.pdf | d_adpen_9133405_zainuddin_chapter1.pdf | d_adpen_9133405_zainuddin_chapter2.pdf | d_adpen_9133405_zainuddin_chapter3.pdf | d_adpen_9133405_zainuddin_chapter4.pdf | d_adpen_9133405_zainuddin_chapter5.pdf | d_adpen_9133405_zainuddin_bibliography.pdf | d_adpen_9133405_zainuddin_appendix.pdf |
ENTIS | SUTISNA | MODEL PEMBELAJARAN GRAMMAR BERBASIS WEBSITE : Studi dilakukan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor | PPS UPI | GRAMMAR | Mulyani Sumantri, Nana syaodaih Sukmadinata, Ahkmad Slamet Harjasujana | 2006/08/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1362 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Sebelum dilakukan penelitian ini telah dirancang website grammar yang telah diterapkan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unpak Bogor selama dua semester sebagai pembelajaran pengayaan (enrichment). Sehubungan banyak asumsi bahwa pembelajaran grammar melalui website efektif, maka peneliti melakukan uji coba sebagai pengganti pembelajaran di kelas. Model ini sudah banyak terdapat dalam website lain tetapi peneliti merancang sendiri yang disesuaikan dengan silabus, hasil refleksi dosen-dosen Grammar dan kebutuhan mahasiswa. Alasan memilih mata kuliah Grammar untuk diajarkan melalui website karena mata kuliah ini dikategorikan sebagai mata kuliah isi (contenf) yang memungkinkan untuk dipelajari melalui website.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran grammar melalui website sebagai upaya meningkatan pemahaman grammar mahasiswa. Dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, grammar memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung keempat keterampilan berbahasa. Hal ini diasumsikan bahwa pembelajaran dan pengajaran banyak berfokus pada makna atau komunikasi tidaklah cukup dalam mencapai kompetensi kebahasaan. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Secara garis besar tahapan penelitian ini meliputi (a) prasurvei, yakni mengidentifikasi profil pembelajaran grammar yang sedang berlangsung, (b) hasil identifikasi digunakan sebagai dasar mengembangkan model pembelajaran grammar berbasis website yang diujicobakan hingga siap pakai, dan (c) model pembelajaran diuji validasi untuk memperoleh tingkat keefektifan model terhadap perbaikan kualitas pembelajaran.Analisis model pembelajaran difokuskan pada (1) susunan bahan pembelajaran; (2) aktivitas pembelajaran mahasiswa; dan (3) aktivitas dosen. Penyusunan bahan pelajaran didasari hasil angket mahasiswa dan masukan dosen Grammar serta silabus yang digunakan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unpak Bogor. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui keandalan model dilakukan empat kali uji coba model. Sementara kriteria untuk mengetahui keberhasilan kemampuan grammar mahasiswa digunakan prates dan postes sebanyak empat kali dengan membandingkan hasil uji coba 1 dengan 2, 2 dengan 3, dan 3 dengan 4. Untuk menguji keefektifan suatu model dilakukan pengukuran perbedaan rata-rata postes Kelas Eksperimen (KE) dan Kelas Kontrol (KK) dengan menggunakan statistik uji perbedaan varians.Dari penelitian ini ditemukan bahwa kemampuan grammar mahasiswa masih rendah dengan nilai rata-rata 57.09. Kemampuan ini meningkat setelah diberi terapi pembelajaran grammar melalui website selama satu semester menjadi 79.5. Berdasarkan temuan tersebut direkomendasikan kepada semua LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) yang sudah siap dengan perangkat keras dan lunak serta dosen grammar yang kompeten dalam Internet untuk mencoba menerapkan pembelajaran grammar melalui website. Hai ini akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami topik pembelajaran, membuat ringkasan dan mengerjakan latihan, mengirimkan e-mail dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topik pembelajaran dapat meningkatkan prestasi dan belajar mandiri. Model pembelajaran grammar berbasis website dapat digunakan sebagai pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris untuk menjadi seorang guru bah^a. | d_pk_029780_entis_sutisna_table_of_content.pdf | d_pk_029780_entis_sutisna_chapter1.pdf | d_pk_029780_entis_sutisna_chapter2.pdf | d_pk_029780_entis_sutisna_chapter3.pdf | d_pk_029780_entis_sutisna_chapter4.pdf | d_pk_029780_entis_sutisna_chapter5.pdf | d_pk_029780_entis_sutisna_bibliography.pdf | d_pk_029780_entis_sutisna_appendix.pdf |
HARRY | SUDERADJAT | MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN INTRAPRENEUR KEPALA SEKOLAH YANG MENINGKATKAN KEBERHASILAN SEKOLAH : Studi Naturalistik Kualitatif di SMT Pertanian Subang, SMT Pertanian Delanggu dan SMT Pembangunan Pertanian Temanggung | PPS UPI | Intrapreneur | Achamd Sanusi, Engkoswara | 1998/03/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1361 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Menghadapi era global, khususnya liberalisasi perdagangan dan investasi tahun 2003, sumber daya manusia sangat penting. Hanya mereka yang berkemampuan kompetitif yang bisa bersaing dan bertahan. Dalam era ini, dibutuhkan manusia yang berkemampuan nalar tinggi, kreatif dan inovatif. Dengan kata lain diperlukan manusia-manusia unggul yang mampu berpikir kreatif, dengan kemampuan menanggulangi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan cepatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia-manusia unggul ini ditingkatkan derajatnya oleh Allah SWT, seperti firman-Nya dalam Al-Qur'an 58:11 "Allah meningkatkan beberapa derajat mereka yang beriman di antaramu dan mereka yang berilmu".Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989, dan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 menyebutkan, pendidikan menengah kejuruan mengutamakan persiapan lulusan untuk memasuki lapangan keija. PP No. 29 Tahun 1990 Pasal 3 ayat (2) menyatakan, pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan keija serta pengembangan sikap profesional". Arahan undang-undang dan peratuan pemerintah tersebut mengharapkan iklim sekolah menengah kejuruan- mencerminkan apresiasi pada pelbagai jenis keahlian dan ragam jabatan dalam masyarakat, khususnya dunia usaha, dan industri. Rapat keija SMT Pertanian, SMT Pembangunan bagian pertanian, Desember 1994 di Linggaijati, Kuningan mengemukakan: "Tantangan sekolah menengah kejuruan pertanian di Indonesia dewasa ini sangat berat, Indonesia sedang menuju negara industri. Ini berarti, terjadi pergeseran pertanian konvensional/tradisional menuju industri pertanian (Indonesia sedang mencari bentuk pola pertaniannya). Di sisi lain akan terjadi pergeseran kesempatan keija yang mengakibatkan lapangan pekeijaan pertanian yang kotor, tidak menarik, tidak bergengsi, dan penghasilannya tidak menentu. Hal ini akan makin tidak disenangi angkatan muda (Komitmen Linggaijati: 33)".Buku Pedoman pelaksanaan Pengembangan Sekolah Seutuhnya (PSS 1989:1),"... dari sekian banyak usaha yang dilakukan dan hasil yang dicapai, masih terasa bahwa hasil akhir yaitu lulusan sekolah, belum mencapai mutu sebagaimana diharapkan". | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_table_of_content.pdf | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_chapter1.pdf | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_chapter2.pdf | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_chapter3.pdf | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_chapter4.pdf | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_chapter5.pdf | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_bibliography.pdf | d_adpen_9033314_harry_suderadjat_appendix.pdf |
NANA | STORADA | MODEL PELATIHAN CYBER MARKETING UNTUK MEMBERDAYAKAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEMERINTAH DAERAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMPROMOSIKAN ASET DAN PRODUK DAERAH | PPS UPI | Pelatihan Cyber | Endang Sumantri, Sutaryat Trismansyah | 2005/01/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1360 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Era otonomi daerah, promosi aset dan produk daerah mutlak harus dilakukan. Untuk itu SDM Aparatur Pemda dituntut lebih profesional mempromosikan aset dan produk daerahnya. Permasalahannya dapatkah aparatur Pemda meningkatkan kemampuan mempromosikan aset dan produk daerah melalui Cyber Marketing. Dimana tujuan penelitian adalah menghasilkan suatu model pelatihan Cyber Marketing yang efektif meningkatkan kemampuan mempromosikan aset dan produk daerah. Sikula yang disadur oleh Anwar Prabu M. (2000 : 44), mengemukakan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non-managerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan terbatas. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan diperkuat dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D) atau penelitian dan pengembangan, dengan melalui tiga tahapan yaitu : studi pendahuluan, penyusunan model konseptual dan implementasi model. Hasil penelitian menunjukkan pelatihan Cyber Marketing mampu memberikan ketrampilan / keahlian, kreativitas, profesionalisme dan kemampuan dalam memanfaatkan dan mengembangkan SOM sebagai pelaku pemasaran melalui internet yang handal. Hai ini dikuatkan dengan Uji Tanda dua sampel yang berhubungan yaitu sampel sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan populasi sebelum dan sesudah pelatihan tidak sama atau berbeda, yang berarti bahwa pelatihan yang diberikan merubah peserta sebelum dan sesudah pelatihan secara nyata. Selain itu melalui uji non-para metrik melalui Uji Mc. Nemar dengan sampel kelompok tunggal dependen sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, dapat dikatakan bahwa perlakuan pelatihan yang diberikan mengubah persepsi atau sikap peserta secara nyata dalam mempromosikan aset dan produk daerah melalui Cyber Marketing. Temuan dalam penelitian adalah model pelatihan yang ideal bagi SDM aparatur Pemerintah Daerah meningkatkan kemampuan mempromosikan aset dan produk daerah melalui internet. Selain itu juga diketahui bahwa terdapat perbedaan secara nyata peserta sebelum dan sesudah pelatihan dalam melakukan Cyber Marketing. Kesimpulan dari penelitian, pelatihan Cyber Marketing yang diberikan kepada SDM aparatur Pemerintah Daerah secara efektif dapat meningkatkan kemampuan mempromosikan aset dan produk daerah melalui internet. | d_pls_019818_nana_storada_table_of_content.pdf | d_pls_019818_nana_storada_chapter1.pdf | d_pls_019818_nana_storada_chapter2.pdf | d_pls_019818_nana_storada_chapter3a.pdf | d_pls_019818_nana_storada_chapter5.pdf | d_pls_019818_nana_storada_bibliography.pdf | d_pls_019818_nana_storada_appendix.pdf | |
BACHTIAR | HASAN | PENGELOLAAN TENAGA PELAKSANAAN KELISTRIKAN DESA TERTINGGAL DI JAWA BARAT | PPS UPI | Kelistrikan | Mohammad Fakri Gaffar, Engkoswara | 1997/09/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1359 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Program listrik masuk desa perlu dikembangkan untuk mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat di daerah pedesaan, serta meningkatkan peranan dan swadaya masyarakat pedesaan. Pengadaan listrik dengan menggunakan sumber energi setempat, seperti tenaga air mikro, energi angin, energi surya, dan energi biomassa perlu terus dikembangkan dalam rangka pembangunan sumber energi yang sehemat-hematnya dan tidak berdampak kerusakan lingkungan alam.Fokus penelitian ini adalah pola penyiapan tenaga pelaksana sebelum kelistrikan desa dibangun, sesudah pembangunan konstruksi, pada saat operasi proyek kelistrikan desa tertinggal, dan kegiatan-kegiatan produktif termasuk alternatif yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan potensi desa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan pola pengelolaan tenaga pelaksana kelistrikan desa tertinggal dan pembinaan masyarakat desa kepada kegiatan-kegiatan produktif dengan memanfaatkan energi listrik. | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_table_of_content.pdf | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_chapter1.pdf | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_chapter2.pdf | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_chapter3.pdf | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_chapter4.pdf | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_chapter5.pdf | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_bibliography.pdf | d_adpen_9033296_bachtiar_hasan_appendix.pdf |
MUNDILARNO | None | PELAKSANAAN PEMBINAAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM KONTEKS NILAI-NILAI BUDAYA TRADISIONAL JAWA | PPS UPI | Pembinaan Guru | Achmad Sanusi, Hadari Nawawi | 1994/09/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1358 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | d-adpen_9033295_mundilarno_table_of_content_(2).pdf | d-adpen_9033295_mundilarno_chapter1.pdf | d-adpen_9033295_mundilarno_chapter2.pdf | d-adpen_9033295_mundilarno_chapter3.pdf | d-adpen_9033295_mundilarno_chapter5.pdf | d-adpen_9033295_mundilarno_chapter6.pdf | d-adpen_9033295_mundilarno_bibliography.pdf | d-adpen_9033295_mundilarno_appendix.pdf | |
DESMON | NONE | MODEL PELATIHAN DAN PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN BERKELANJUTAN SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN : Studi Pengembangan Model Pelatihan dan Pembinaan Kewirausahaan Berkelanjutan bagi Perempuan di Kabupaten Solok | PPS UPI | Pembinaan Kewirausahaan | Meli Sri Sulastri Rifai, Djudju Sudjana | 2006/02/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1357 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Fokus masalah penelitian ini adalah bagaimanakah model pelatihan dan pembinaan kewirausahaan berkelanjutan sebagai upaya pemberdayaan perempuan di Kabupaten Solok ?. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pelatihan dan pembinaan kewirausahaan berkelanjutan sebagai upaya menumbuhkembangkan kemampuan berwirausaha pada perempuan sehingga mereka dapat berperan dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.Landasan teori yang dipergunakan antara lain; teori pelatihan dan pengembangan dari Davis & Davis, Nadler, Wentling, Wills, teori pembinaan berkelanjutan dari Sumantri, Philips and Shaw, dan Miller, teori PLS untuk pemberdayaan masyarakat dari Kindervatter, Prijono & Pranarka, Srinivansan, Sudjana dan Coombs, teori-teori kewirausahaan dari Alma, Meredith, Suhamtjaya dan Suryana, serta teori-teori belajar.Penelitian ini adai ah penelitian kualitatif dengan menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan (research and developmenf). Secara umum, uji coba model dilakukan dengan one group pre- and post-test design. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi partisipatif, diskusi intensif dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan dengan menggunakan uji statistik nonparametrik. Secara umum penelitian ini menemukan: (1) Partisipasi perempuan Kabupaten Solok mengikuti pelatihan keterampilan melalui program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) lebih tinggi dibanding laki-laki, namun sangat sedikit yang mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga karena tidak ada pembinaan lebih lanjut (2) Model konseptual pelatihan dan pembinaan kewiruasahaan berkelanjutan adalah model yang mengintegrasikan pelatihan dan pembinaan kewirausahaan sebagai satu sistem pembelajaran. (3) Pelatihan dengan pendekatan partisipatif yang berorientasi pada dampak keterampilan terhadap kehidupan peserta dan disertai pembinaan berkelanjutan, terbukti memiliki dampak yang positif terhadap kemampuan perempuan merintis dan mengembangkan usaha (4) Pelatihan efektif dalam penguasaan keterampilan produksi sedangkan pembinaan berkelanjutan secara berkelompok dan individual terbukti efektif dalam belajar mengelola usaha, pemasaran dan mengembangkan usaha, membangun jaringan, serta membangun akses terhadap permodalan (5) munculnya wirausaha perempuan berdampak positif terhadap masyarakat dengan terbukanya lapangan kerja dan keuntungan sosial ekonomi lainnya (6) dukungan suami atau keluarga terdekat merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan perempuan selama dan sesudah mengikuti pelatihan dan pembinaan. Kesimpulan penelitian adalah pelatihan yang disertai dengan pembinaan yang berkelanjutan memiliki dampak yang sangat baik untuk meningkatkan keterampilan produktif serta memampukan perempuan merintis dan mengembangkan usaha mandiri. Model pelatihan dan pembinaan kewirausahaan berkelanjutan yang dikembangkan ini dapat menjadi alternatif program pemberdayaan perempuan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan berwirausaha dan kemandirian. | d_pls_019806_desmon_table_of-content.pdf | d_pls_019806_desmon_chapter1.pdf | d_pls_019806_desmon_chapter2a.pdf | d_pls_019806_desmon_chapter3.pdf | d_pls_019806_desmon_chapter4a.pdf | d_pls_019806_desmon_chapter5.pdf | d_pls_019806_desmon_bibliography.pdf | d_pls_019806_desmon_appendix.pdf |
MASWARDI | MUHAMMAD | PERILAKU ADMINISTRASI DALAM SISTEM PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR DI KALIMANTAN BARAT | PPS UPI | Pengelolaan | Achmad Sanusi, Hadari Nawawi | 1995/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1356 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | d_adpen_8933192_maswardi_muhamma_table_of_content.pdf | d_adpen_8933192_maswardi_muhamma_chapter1.pdf | d_adpen_8933192_maswardi_muhamma_chapter3.pdf | d_adpen_8933192_maswardi_muhamma_chapter4.pdf | d_adpen_8933192_maswardi_muhamma_chapter5.pdf | d_adpen_8933192_maswardi_muhamma_bibliography.pdf | d_adpen_8933192_maswardi_muhamma_appendix.pdf | ||
ASEP | MAHPUDZ | MODEL PENGORGANISASIAN MATERI PENDIDIKAN IPS DALAM KURIKULUM SEKOLAH: Analisis Tentang Struktur dan Komposisi Materi Pendidikan Sejarah dan Geografi dalam Kurikulum Sekolah Menengah Umum | PPS UPI | Pengorganisasian Materi | Abdul Azis Wahab, Said Hamid Hasan, Suwarma AL Muchtar, Nursid Sumaatmadja | 2002/10/31 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1355 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Masalah penelitian ini difokuskan pada dua aspek. Pertama, dasar pertimbangan pada proses seleksi dan penetapan materi pendidikan yang termuat dalam kurikulum SMU, khususnya pada mata pelajaran Sejarah dan mata pelajaran Geografi dilihat dari dimensi tuntutan teoretis dan tantangan masa depan pembelajaran IPS di sekolah menengah. Kedua, arah pengorganisasian materi pendidikan sejarah dan geografi dalam kurikulum SMU untuk mendukung tujuan pembelajaran IPS dan tujuan institusional SMU dalam konteks menghadapi perubahan sosial dan globalisasi. Penelitian ini menerapkan pendekatan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, dan wawancara sekaligus pengamatan. Proses penelitian terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, studi dokumentasi dengan melakukan analisis isi dan analisis SWOT terhadap dokumen kurikulum SMU pada mata pelajaran Sejarah dan mata pelajaran Geografi. Tahap kedua, wawancara dengan subjek penelitian. Proses analisis data dilakukan selama penelitian. Secara umum, hasil penelitian ini antara lain: Pertama, susunan materi pendidikan sejarah yang termuat dalam kurikulum SMU 1994, secara empiris mendasarkan -pada filosofi pendidikan esensialisme dan model pengorganisasian kurikulum subjek akademis. Demikian pula pada mata pelajaran geografi. Kedua, secara hipotetis, pengorganisasian materi pendidikan ke dalam kurikulum SMU pada masa depan akan masih mendasarkan pada filosofi pendidikan esensialisme dan model pengembangan kurikulum yang mengutamakan materi pendidikan namun lebih memfokuskan peserta didik sebagai subjek belajar. Kebutuhan belajar peserta didik menjadi pertimbangan utama pada seleksi dan penyusunan materi pendidikan ke dalam kurikulum pada mata pelajaran Sejarah dan mata pelajaran Geografi di SMU. Model pengorganisasian materi pendidikan sejarah dan materi pendidikan geografi dalam kurikulum SMU pada masa depan, secara hipotetis akan mendasarkan pada faktor pembentuknya, yakni; (a) fungsi dan tujuan mata pelajaran Sejarah dan mata pelajaran Geografi di SMU sebagai landasan pokok materi pendidikan dalam kurikulum, (b) kebutuhan belajar peserta didik: kemampuan dasar sebagai modal bagi kehidupan, (c) substansi materi pendidikan: mang lingkup, urutan, kedalaman dan keluasan, kesinambungan serta kedudukan materi pendidikan dalam proses pembelajaran di SMU, dan (d) fungsi dan peranan guru dalam proses pembelajaran sejarah dan pembelajaran geografi di SMU | d_ips_999823_asep_mahfudz_table_of_content.pdf | d_ips_999823_asep_mahfudz_chapter1.pdf | d_ips_999823_asep_mahfudz_chapter2.pdf | d_ips_999823_asep_mahfudz_chapter3.pdf | d_ips_999823_asep_mahfudz_chapter4.pdf | d_ips_999823_asep_mahfudz_chapter6.pdf | d_ips_999823_asep_mahfudz_bibliography.pdf | d_ips_999823_asep_mahfudz_appendix.pdf |
RUSMAN | NONE | IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN | PPS UPI | KOMPUTER | Oemar Hamalik, Moehammad ali, Munir | 2007/02/06 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1354 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah: teori-teori tentang model dan desain pembelajaran berbasis komputer seperti yang dimukakan oleh Stephen M. Allesi & Trollip Stanley R. (1985), Dahar (1996), Seiler & Miller (1986), Saylor (1981), Bloom (1976), Print (1993), Joyce (2000), dan Hamalik (1991).Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Lapangan (field study) dengan metode deskriptif yang diawali dengan studi pendahuluan yang dilanjutkan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran berbasis komputer. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas 1 SMKN di Bandung tahun pelajaran 2004/2005. Pengembangan Instrumen dilakukan melalui need assessment, lembar observasi, pedoman wawancara, hasil belajar dan software pembelajaran berbasis komputer. Prosedur penelitian melalui survey pendahuluan, dan pelaksanaan pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) kondisi pembelajaran matematika di SMK yang dijadikan lokasi penelitian secara umum sudah beijalan baik, sebagaimana dapat dilihat dari: pemahaman guru matematika terhadap tujuan pembelajaran matematika, metode yang digunakan guru cukup bervariasi, walaupun materi pembelajaran matematika yang dikembangkan guru masih terlalu banyak, sumber yang digunakan guru masih menggunakan buku paket, peran siswa dalam kegiatan pembelajaran cenderung masih kurang optimal, (2) pembelajaran berbasis komputer model tutorial dan drill and practice dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. (3) faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran berbasis komputer adalah adanya laboratorium komputer yang sudah terpasang jaringan (LAN), sehingga mempermudah pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer, sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan model pembelajaran berbasis komputer adalah budaya mengajar komvensional yang merasa cukup puas dengan menggunakan metode ceramah.Implikasi yang dapat disampaikan kepada guru yaitu guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran berbasis komputer hendaknya melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Rekomendasi penelitian ini adalah: (1) guru matematika hendaknya mampu merancang pembelajaran berbasis komputer, mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. (2) kepala sekolah hendaknya mendukung upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran, (3) pihak Depdiknas perlu memberikan motivasi agar para guru matematika di SMK khususnya mencoba menerapkan model pembelajaran berbasis komputer, dan (4) perlu kiranya para guru matematika di beri pemahaman dan atau pelatihan mengenai penerapan model pembelajaran berbasis komputer. | d_pk_029767_rusman_table_of_content.pdf | d_pk_029767_rusman_chapter1.pdf | d_pk_029767_rusman_chapter2.pdf | d_pk_029767_rusman_chapter3.pdf | d_pk_029767_rusman_chapter4a.pdf | d_pk_029767_rusman_chapter5.pdf | d_pk_029767_rusman_bibliography.pdf | d_pk_029767_rusman_appendix.pdf |
MARJUKI | NONE | MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATTF BERBASIS MASYARAKAT DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NAPZA : Studi pada Forum Warga di Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung | PPS UPI | Pembelajaran Kolaboratif | Endang Sumantri, Sutaryat Trisnamansyah | 2004/06/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1353 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Masalah penyalahgunaan NAPZA dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal dari individunya maupun faktor eksternal dari lingkungan masyarakat. Disertasi ini disusun untuk menggambarkan bentuk pembelajaran, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya pembelajaran masyarakat dan mengembangkan model pembelajaran kolaboratif berbasis masyarakat yang efektif dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran masyarakat, teori tentang pendidikan orang dewasa, teori tentang pembelajaran kolaboratif dan konsep-konsep mengenai penyalahgunaan NAPZA yang meliputi jenis-jenis narkotika, dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA, faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA, gejala-gejala yang dapat diamati dari korban penyalahgunaan NAPZA dan penanganan korban penyalahgunaan NAPZA. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian pengembangan. Tahapan penelitian dimulai dari studi kepustakaan, analisis empiris dan teoritis, membuat draf) konsep model pembelajaran kolaboratif. merancang penelitian, mengumpulkan data, mempersiapkan draf model pembelajaran kolaboratif. melakukan uji coba model dan melakukan validasi. Subyek penelitian ini adalah pengurus organisasi lokal dalam hal ini dikoordinasikan dalam bentuk Forum Warga Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah diskusi kelompok terfokus, wawancara dan observasi. Untuk melihat koefisien korelasi dan kontribusi masing-masing variabel digunakan T-tesl dan analisa jalur. Variabel-variabel yang diuji koefisien korelasinya adalah variabel pengetahuan, minat, motivasi, tanggung jawab, dan variabel harapan yang dikorelasikan dengan variabel keterlibatannya dalam pembelajaran kolaboratif, sedangkan untuk melihat efektivitas model terhadap pencegahan penyalahgunaan NAPZA digunakan Cji Wilcoxon yang membandingkan kondisi permasalahan penyalahgunaan NAPZA sebelum dan sesudah model diaplikasikan. Hasil uji statistik terhadap variabel-variabel tersebut diperoleh nilai 4,808 untuk variabel pengetahuan, nilai 0.682 untuk variabel minat, nilai 4,227 untuk variabel motivasi, nilai 3,355 untuk variabel tanggung jawab, nilai 3,639 untuk variabel harapan dan untuk pengujian hipotesa tentang efektifitas model pembelajaran kolaboratif diperoleh nilai probabilitasnya dibawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model pembelajaan kolaboratif cukup efektif dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa penerapan model ini secara signifikan mendorong warga belajar untuk mengembangkan upaya-upaya pencegahan NAPZA secara kolektif. Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa proses pembelajaran kolaboratif secara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan, minat, motivasi, tanggung jawab dan harapan warga belajar dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA dan efektif dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA. Implikasi praktis yang dirasakan adalah meningkatnya keberanian masyarakat dalam menghadapi permasalahan penyalahgunaan NAPZA dengan mengoptimalkan sumber yang mereka miliki. | d_pls_009817_marzuki_table_of_content.pdf | d_pls_009817_marzuki_chapter1.pdf | d_pls_009817_marzuki_chapter2.pdf | d_pls_009817_marzuki_chapter3.pdf | d_pls_009817_marzuki_chapter4a.pdf | d_pls_009817_marzuki_chapter5.pdf | d_pls_009817_marzuki_bibliography.pdf | d_pls_009817_marzuki_appendix.pdf |
WIMMY | ARIO KUNTJAHJO | PERILAKU KEPEMIMPINAN INOVATIF DAN PENGARUHNYA PADA MUTU INSTITUSI PENDIDIKAN | PPS UPI | Institusi Pendidikan | Abdul Azis Wahab, Bambang Suwarno | 2003/02/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1352 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Fakta membuktikan bahwa tidak mudah pimpinan institusi pendidikan untuk dapat menerima suatu 'top-down model innovation' karena sering dianggap sebagai beban yang merepotkan atau 'pemaksaan struktural' yang mau tidak mau harus dilaksanakan dan dianggap bukannya memecahkan masalah justru menimbulkan masalah, sedangkan 'bottom-up model innovation' sering dianggap akan menggoyahkan kedudukan sang direktur atau setidaknya dapat membuat 'instabilitas' atau gejolak yang tidak diinginkan.Untuk mengatasi permasalahan diatas, diperlukan pemimpin institusi pendidikan yang mempunyai kemampuan menciptakan/kreatif, yang mempunyai kepribadian matang, yang berani mengambil risiko dari segala tindakannya, yang mempunyai kemampuan mengkoordinasikan ide-ide inovatif baik 'top-down innovation* maupun 'buttom-up innovation, yang memungkinkan keterbukaan bagi pengaruh profesional luar. Perilaku seperti tersebut diatas peneliti nyatakan sebagai "Perilaku Kepemimpinan Inovatif" dan ini diyakini peneliti mempunyai pengaruh terhadap "Mutu Institusi Pendidikan".Berdasarkan studi kepustakaan, peneliti menemukan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan inovatif, yaitu (a) motivasi; (b) perilaku inovatif dan c) gaya kepemimpinan, sedangkan untuk kontrol penelitian ini adalah (a) pendidikan responden; (b) posisi responden; (c) jenis kelamin responden; (d) lokasi institusi pendidikan; (e) pemilikan institusi pendidikan; (f) kemampuan responden dalam berbahasa Inggris dan (g) kemampuan responden dalam mengoperasionalkan internet.Pada akhirnya penelitian ini membuktikan bahwa:Pertama, top-down model innovation masih dibutuhkan untuk dapat meningkatkan mutu institusi pendidikan, dengan demikian hendaknya tidak dianggap sebagai beban yang merepotkan atau pemaksaan struktural yang harus dilaksanakan oleh institusi pendidikan, disisi lain buttom-up model innovation' harus tenis ditumbuhkan apalagi menghadapi era desentralisasi yang semuanya menjadi kewenangan di daerah.Kedua, dalam tingkatan pengaruh yang berbeda, motivasi, perilaku inovatif dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap perilaku kepemimpinan inovatif maupun terhadap mutu institusi pendidikan, lebih lanjut penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan inovatif mempunyai pengaruh secara langsung dan positif terhadap peningkatan mutu institusi pendidikan.Ketiga, ditinjau dari besaran koefisien determinasi (R2) berbagai kontrol terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa 'wanita dengan tiga bintang' diyakini mempunyai perilaku kepemimpinan inovatif yang tinggi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan mutu institusi pendidikan, sedangkan ipria dengan tiga bintang' diyakini mempunyai kemampuan yang tinggi untuk secara langsung meningkatkan mutu institusi pendidikan | d_adpen_999884_wimmy_ario_kuntjahjo_table_of_content.pdf | d_adpen_999884_wimmy_ario_kuntjahjo_chapter1.pdf | d_adpen_999884_wimmy_ario_kuntjahjo_chapter2.pdf | d_adpen_999884_wimmy_ario_kuntjahjo_chapter3.pdf | d_adpen_999884_wimmy_ario_kuntjahjo_chapter4.pdf | d_adpen_999884_wimmy_ario_kuntjahjo_chapter5.pdf | d_adpen_999884_wimmy_ario_kuntjahjo_bibliography.pdf | |
I | ROBIA KHAERUDIN | MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU BAHASA INGGRIS : Penelitian dan Pengembangan untuk Konsentrasi Guru SD | PPS UPI | BAHASA INGGRIS | Nana Syaodih Sukadinata, Ishak Abdulhak, As'ari Djohar | 2006/05/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1351 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Bahasa inggris merupakan mala pelajaran kurikulum muatan lokal kelompok bahasa yang diselenggarakan SD di Propinsi Jawa Barat. Pada umumnya pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris SD gurunya tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa Inggris. Penyelenggara beranggapan perlu diajarkan bahasa Inggris sekalipun faktor guru pengajarnya tidak memadai kemampuan profesinya. Dinas Pendidikan pihak yang paling bertanggung jawab di daerah sebagai solusi maka menyelengarakan penataran khusus bagi guru pengajar mata pelajaran bahasa Inggris selama 2 sampai 3 minggu. Disertasi ini dibuat bertujuan menghasilkan suatu produk, yaitu berupa suatu model pengembangan kurikulum program pendidikan guru yang mampu melayani pembelajaran bahasa Inggris untuk konsentrasi SD yang berkelayakan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (research and developmeni), serta teknik pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.Temuan dan simpulan penelitian; 1) Pada umumnya kondisi pembelajaran bahasa Inggris berorientasi pada sekolah menengah pertama atau menengah atas serta guru berpedoman pada buku paket, 2) Kurikulum pendidikan guru bahasa Inggris saat ini mengacu pada standar kemampuan lulusan saijana (Dikti, 2003) dengan melaksanakan kurikulum berdasarkan KepmencHknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, 3) Model Pengembangan Kurikulum pendidikan guru bahasa Inggris untuk konsentrasi Sekolah Dasar yaitu desain kurikulum yang terdiri atas; tujuan, struktur kurikulum dan deskripsi mata kuliah, 4)KurikuIum ini termasuk pada kurikulum inti yang diambil/dikontrak berdasarkan peminatan mahasiswa. Implikasi dari temuan dan simpulan penelitian secara tioritis menghasilkan: l)Piinsip, yaitu model pengembangan kurikulum pendidikan guru bahasa Inggris konsentrasi SD terselenggara dengan baik apabila; mendapat dukungan ctvitas akademika, memperhatikan unsur peminatan mahasiswa, dosen memahami landasan dan program kurikulum, didukung sarana praktek, dan mendapat dukungan Pemerintah. 2) Dalil, yaitu: a) bahwa model pengembangan kurikulum pendidikan guru bahasa Inggris konsentrasi Sekolah Dasar terdiri atas komponen; tujuan, struktur kurikulum dan deskripsi mata kuliah; b) bahwa refleksi kegiatan praktek mengajar merupakan sarana untuk meningkatkan keterampilan mengajar; c) bahwa keterampilan mengajar di SD harus bernuansa bermain, bernyanyi, penuh kegiatan fisik sehingga guru sebagai presenter dalam pembelajaran; d) bahwa kurikulum konsentrasi yang adaptif merupakan unggulan program studi | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_table_of_content.pdf | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_chapter1.pdf | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_chapter2a.pdf | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_chapter3.pdf | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_chapter4.pdf | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_chapter5.pdf | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_bibliography.pdf | d_pk_029753_i_robia_khaerudin_appendix.pdf |
RASDI | EKOSISWOYO | PENGARUH PEMBERDAYAAN KEPEMIMPINAN, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI JAWA TENGAH | PPS UPI | Kinerja Guru | Achmad Sanusi, Abdul Azis Wahab | 2003/07/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1350 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Kinerja guru merupakan faktor penting dan strategis dalam meningkatkan kerja sekolah, dan karena itu harus menjadi pertiatian utama bagi pimpinan dan seluruh jajaran manajemen pendidikan pada pelbagai tingkat. Penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemberdayaan, kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja terhadap kineija guru. Teori induk yang digunakan berasal dari teori Sutermeister, Craigh, dan Aileen Stewart.Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post-facto, deskriptif-evaluatif-korelasional. Populasi penelitian terdiri dari guru SMK Eks SMEA Pembina di Jawa Tengah sebanyak 258 orang, dan sampel diambil secara area random sebanyak 137 orang, berasal dari guru SMK 9 Semarang, SMK 6 Surakarta, dan SMK 2 Magelang. Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas: pemberdayaan, kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja, dan variabel terikat : kinerja guru. Pada saat yang sama motivasi kerja menjadi variabel terikat, pemberdayaan dan kepemimpinan sekolah tetap menjadi variabel bebas. Pengumpulan data digunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, regresi, korelasi parsial, dan korelasi product moment.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (a) kinerja guru cukup baik; (b) pemberdayaan yang dilakukan oleh guru sendiri cukup baik, begitu pula pemberdayaan yang dilakukan oleh kepala sekolah; (c) kepala sekolah cukup baik dalam melaksanakan kepemimpinan; (d) motivasi kerja guru cukup tinggi; (e) pemberdayaan yang dilakukan oleh guru sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru (R = 0,842); pemberdayaan oleh kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru (R = 0,762); (f) pemberdayaan yang dilalaikan oleh guru sendiri dan oleh kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kineija guru (R = 0,762), dan variabel yang paling kuat pengaruhnya yaitu pemberdayaan oleh guru sendiri (r = 0,658); (g) kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru (R = 0,786); (h) motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru (R = 0,780); (i) pemberdayaan guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kineija guru (R = 0,921), variabel yang paling kuat berpengaruh terhadap kinerja guru adalah pemberdayaan guru (r = 0,646); (j) pemberdayaan dan kepemimpinan kepala sekolah berkorelasi dengan motivasi kerja guru, r = 0,721, dan r = 0,659.Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan para pimpinan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan kineija guru. | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_table_of_content.pdf | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_chapter1.pdf | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_chapter2.pdf | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_chapter3.pdf | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_chapter4.pdf | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_chapter5.pdf | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_bibliography.pdf | d_adpen_999883_rasdi_ekosiswoyo_appendix.pdf |
E. | MUJAHIDIN | PENGEMBANGAN NILAI-NILAI SPIRITUAL BERBASIS PESANTREN KILAT : Studi Pengembangan model Pembelajaran Pesantren Kilat Yang Inovatif dan Efektif Untuk Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas | PPS UPI | Nilai-Nilai Spiritual | Sutaryat Trisnamansyah, Djudju Sudjana | 2004/10/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1349 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini beranjak dari realitas rendahnya kesadaran beragama, terutama di kalangan siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran agama tersebut, sebagian SLTA di kota-kota besar mengadakan pesantren kilat, khususnya dalam rangka mengisi liburan dan bulan suci Ramadhan. Akan tetapi, penyelenggaraan pesantren kilat ternyata tidak didesain dengan baik. Akibatnya, kontribusi pesantren kilat dalam pengembangan kesadaran beragama kurang signifikan. | d_pls_009812_e_mujahidin_table_of_content.pdf | d_pls_009812_e_mujahidin_chapter1.pdf | d_pls_009812_e_mujahidin_chapter2a.pdf | d_pls_009812_e_mujahidin_chapter3.pdf | d_pls_009812_e_mujahidin_chapter4.pdf | d_pls_009812_e_mujahidin_chapter5.pdf | d_pls_009812_e_mujahidin_bibliography.pdf | d_pls_009812_e_mujahidin_appendix.pdf |
SULISTIATI | None | MODEL PENDEKATAN TERPADU UNTUK MEMECAHKAN MASALAH ANAK RAWAN: Studi Pengembangan Model Implementasi PIPS di Masyarakat | PPS UPI | Memecahkan Masalah | Achmad Sanusi, Rochiati Wiriaatmadja, Sudardja Adiwikarta | 2001/05/31 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1348 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Krisis ekonomi abad ke duapuluh yang terjadi sejak beberapa tahun lalu di Indonesia, telah berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan hingga melahirkan sebuah krisis multidimensional. Kelompok yang paling besar terkena pengaruh adalah keluarga miskin, terutama wanita dan anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus, seperti anak yang bekeija di jalan untuk mencari pekeijaan dan mencari makan. Sebagian adalah anak yang tidak memiliki tempat tinggal, dan rentan terhadap kekerasan baik fisik, mental maupun seksual. Selain itu mereka juga menjadi buruh pada industri rumah tangga dengan jam kerja yang panjang dan upah yang sangat minim. Pada umumnya mereka telah kehilangan hak-haknya seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, keamanan dan sebagai warga negara. Mereka membutuhkan tempat, perlindungan dan perawatan. Sekalipun pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, juga perorangan telah memberikan pelayanan kepada mereka, namun masih banyak permasalahan anak rawan yang membutuhkan perhatian. Seharusnya mereka memperoleh perlindungan dari negara sebagai konsekuensi Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak sejak tahun 1990, antara lain melalui pendidikan. Pendidikan sosial sebagai bagian dari pendidikan yang memiliki materi penting untuk mempelajari masalah sosial dan kewarganegaraan. Sebagai program, pendidikan sosial melakukan pemilihan secara akademis dan psikologis konsep dan materi dari sejarah, geografi, hukum, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi dan psikologi sosial untuk tujuan pendidikan. Peran strategis yang dimiliki adalah mencari pemecahan masalah sosial sesuai tiga tradisi yaitu sebagai ilmu sosial, pendidikan kewarganegaraan dan perenungan penyelidikan. Oleh karena itu disertasi ini memfokuskan pada studi sosial sebagai sarana pemecahan masalah anak rawan, dengan tujuan mencari model pendidikan bagi mereka agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menjadi warga negara yang baik. Pekeijaan sosial sebagai ilmu sosial terapan bertujuan membantu individu, kelompok dan masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri. Di dalam tugasnya pekeija sosial menggunakan teori dan konsep ilmu sosial yaitu : filsafat, sosiologi, antropologi dan psikologi. Perspektif pekerjaan sosial memandang permasalahan anak rawan berkaitan dengan lingkungan. Konsekuensinya dalam memecahkan masalah mereka tidak hanya kepada anak tetapi juga kepada lingkungan seperti keluarga, teman bermain, sekolah, organisasi sosial dan masyarakat. Sebagai fokus intervensinya adalah mengembangkan jati diri anak dalam memperoleh keseimbangan antara diri dan lingkungannya. Penelitian tindakan berbasis masyarakat yang digunakan dalam disertasi ini merupakan studi pengembangan model sebagai implementasi nilai dan konsep studi sosial. Hasil akhir disertasi ini berupa rencana tindakan pengembangan model berupa selter pendidikan terpadu yang ideal dan berbasis masyarakat dalam bentuk panti sosial atau asrama. Pengembangan jaringan melalui koordinasi antar lembaga, pemerintah dan non pemerintah atau perorangan perlu digalang untuk bisa bekeijasama secara intensif. Rekomendasi akademis dari studi ini adalah melakukan reposisi studi sosial seiring dengan perubahan sosial yang kompleks meliputi penegasan visi dan misi generasi muda di masa depan melalui pengembangan kurikulum, peningkatan profesionalisme guru dan pekeija sosial serta menciptakan metode pembelajaran yang demokratis | d_ips_989802_sulistiati_table_of_content.pdf | d_ips_989802_sulistiati_chapter1.pdf | d_ips_989802_sulistiati_chapter2a.pdf | d_ips_989802_sulistiati_chapter3.pdf | d_ips_989802_sulistiati_chapter4a.pdf | d_ips_989802_sulistiati_chapter5.pdf | d_ips_989802_sulistiati_bibliography.pdf | d_ips_989802_sulistiati_appendix.pdf |
IIM | WASLIMAN | PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KONDISI PERSEKOLAHAN TERHADAP EFEKTIFITAS SEKOLAH DITINJAU DARI NILAI-NILAI KEBIJAKAN | PPS UPI | Efektivitas Sekolah | Djam'an Satori, Tb Abin Syamsuddin | 2002/12/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1347 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji "pengaruh faktor-faktor kondisi persekolahan terhadap efektivitas sekolah dengan mempertimbangkan faktor moderator nilai-nilai kebijakan implementasi konsep manajemen berbasis sekolah". Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan deskriptif-eksplanatori, mengambil sampel 200 SD dan 100 SLTP Negeri pada 5 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Rumusan hipotesis penelitian ini adalah: "Efektivitas sekolah dipengaruhi secara positif oleh keadaan sekolah secara utuh, jika kebijakan berkenaan dengan asas kolektivitas keputusan sekolah, asas pemanfaatan sarana dan prasarana belajar, serta asas terciptanya peluang pembelajaran terselenggara secara konsisten'. Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis regresi dan menggunakan software SPSS for Windows 10.0. Hasil pengujian hipotesis dianalisis lebih lanjut dengan teknik analisis SWOT dalam rangka menyusun prediksi tentang kebijakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang lebih baik dalam mengimplementasikan konsep manajemen berbasis sekolah.Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektivitas SD dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi persekolahan dan nilai-nilai kebijakan secara signifikan sebesar 40,3 % dan efektivitas SLTP Negeri dipengaruhi oleh kondisi persekolahan dan nilai-nilai kebijakan sebesar 41,5 %. Sikap responden terhadap implementasi konsep MBS di Jawa Barat sangat bervariasi baik esensi maupun subtansinya, yang secara spesifik dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu terdapat: (1) 15 % sekolah tipe A yang proaktif ke arah pelaksanaan MBS; (2) 20 % sekolah tipe B yang baru melangkah ke arah penerimaan konsep MBS; (3) 45 % sekolah tipe C yang bersifat menunggu juklak/juknis; dan (4) 20 % sekolah tipe D'yang apatis terhadap implementasi konsep MBS. Sekolah yang proaktif terhadap implementasi konsep MBS telah menunjukkan perubahan yang sangat berarti ditinjau dari aspek kebijakan sekolah, aspek fisik dan kesejahteraan sekolah, serta telah dapat meminimalkan efek negatif pelaksanaan MBS. Sedangkan pada sekolah yang menunggu arahan dan tindak lanjut kebijakan MBS telah terjadi perubahan pola pikir, mulai tumbuh sikap penerimaan, dan peningkatan akuntabilitas sekolah terus bergulir. Adapun sekolah yang apatis pada umumnya disebabkan oleh kurangnya informasi dan lokasi wilayah sekolah serta kemampuan SDM yang belum mendukung. Setiap sekolah saat ini telah memasuki era pelaksanaan MBS dengan aksi menyusun indikator mutu proses dan hasil dari berbagai sudut pandang dan lingkup dimana sekolah berada. Sekolah-sekolah dihadapkan dengan berbagai deregulasi pihak pemerintah seperti pelaksanaan UAN dan (JAS, sehingga mendorong adanya keberanian dalam pengambilan keputusan di tingkat sekolah. Hai itu dapat diestimasi bahwa MBS akan menjadi kebutuhan sekolah sesuai dengan tahapan yang dialaminya. Oleh sebab itu, pihak sekolah pada saat ini meminta adanya kontinuitas dan sinerjik antara kebijakan yang ada di tingkat sekolah dengan pemerintah kabupaten/kota, propinsi, dan pusat. Ditinjau dari konsep analisis kebijakan dapat dikemukakan bahwa MBS dapat ditindaklanjuti melalui perbaikan pada tataran pelaksanaan dan evaluasi, dan masih banyak peluang sumberdaya sekolah yang belum dioptimalkan untuk kepentingan implementasi MBS.Penelitian ini me. eKomendasikan agar MBS dilaksanakan berdasarkan tahapan (1) analisis kewilayahan, potensi sumberdaya sekolah, penilaian kelayakan sekolah, tipologi sekolah; (2) uji coba yang sistematis dan terukur tingkat ketercapaiannya; (3) pemberian sokongan melalui pemberian block grant untuk mengembangkan keunggulan sekolah. Internalisasi dan sosialisasi MBS pada masyarakat umum melalui berbagai media, agar dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Kebijakan yang berkenaan dengan inovasi masih perlu adanya dukungan birokrasi mulai dari tingkat propinsi, kabupaten/kota sampai dengan kecamatan sebagai pengendali di lapangan dan berperan sebagai mediator yang menengahi apabila ada konflik | d_adpen_999881_iim_wasliman_table_of_content.pdf | d_adpen_999881_iim_wasliman_chapter1.pdf | d_adpen_999881_iim_wasliman_chapter2.pdf | d_adpen_999881_iim_wasliman_chapter3.pdf | d_adpen_999881_iim_wasliman_chapter4.pdf | d_adpen_999881_iim_wasliman_chapter5.pdf | d_adpen_999881_iim_wasliman_bibliography.pdf | d_adpen_999881_iim_wasliman_appendix.pdf |
SAMSUDI | NONE | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Studi Model Preskriptif dengan Penerapan Learning Guide pada Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif | PPS UPI | PROGRAM PRODUKTIF | Oemar Hamalik, Ibrahim, As'ari Djohar | 2006/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1346 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Tuntutan dan kebutuhan kompetensi yang ditujukan kepada lulusan pendidikan kejuruan saat ini perlu disikapi secara maksimal, salah satunya oleh institusi penyelenggara pendidikan itu sendiri (SMK). Salah satu hal mendasar yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan sistem penyelenggaraan pembelajaran melalui pemberdayaan seluruh komponen pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran program produktif, sebagai salah satu komponen penting proses pendidikan di SMK, dalam penyelenggaraannya saat ini menghadapi berbagai hambatan sehingga kompetensi siswa sebagai indikator utama hasil pembelajaran belum sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan lapangan.Penelitian ini bertujuan menghasilkan model pembelajaran program produktif SMK untuk meningkatkan prestasi siswa sebagai indikator utama hasil pembelajaran program produktif. Subyek kajian dalam penelitian ini adalah penyelengaraan pembelajaran program produktif pada program keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dilaksanakan dalam empat langkah pokok, yaitu studi pendahuluan, pengembangan desain model, ujicoba terbatas dan lebih luas, serta validasi model. Fokus pengembangan dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan pembelajaran program produktif yang dilaksanakan oleh guru program keahlian Teknik Mekanik Otomotif pada empat SMK di kota Semarang yang terpilih sebagai subyek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, angket, dan tes. Ujicoba desain model dilakukan melalui tahap terbatas dan ujicoba lebih luas. Untuk melakukan validasi model yang dikembangkan, digunakan rancangan penelitian eksperimen {quasi experimental). Analisis data dilakukan secara deskriptif, dan analisis statistik uji -1 Berdasarkan studi pendahuluan, dihasilkan rumusan pengembangan model pembelajaran preskriptif program produktif SMK dengan penerapan learning guide, yang secara utuh mencakup komponen: rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Sebagai perangkat penerapan model dalam bentuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, disusun learning guide, mencakup: modul pembelajaran, learning guide, job sheet, learning steps, self check, dan perangkat tes; serta disusun panduan penerapannya. Melalui serangkaian ujicoba dan validasi diketahui bahwa model yang dihasilkan, secara signifikan meningkatkan prestasi siswa hasil di kiat produktif; mendukung pelaksanaan tugas guru; memiliki substansi isi sesuai dengan prinsip pembelajaran kompetensi; memiliki fleksibilitas struktur komponen desain dengan kategori tinggi; serta selaras dengan dukungan alat dan bahan serta institusi pasangan.Rekomendasi yang diajukan adalah bahwa model pembelajaran preskriptif program produktif dengan penerapan learning guide, dapat diterapkan sebagai model pembelajaran oleh guru program produktif, khususnya mata diklat Perbaikan Motor Otomotif program keahlian Teknik Mekanik Otomotif; dan dapat dilakukan deseminasi untuk mata diklat lain program produktif, pada program keahlian Teknik Mekanik Otom | pages_from_d_pk_029743_samsudi_table_of_content.pdf | d_pk_029743_samsudi_chapter1.pdf | d_pk_029743_samsudi_chapter2.pdf | d_pk_029743_samsudi_chapter3.pdf | d_pk_029743_samsudi_chapter4a.pdf | d_pk_029743_samsudi_chapter5.pdf | d_pk_029743_samsudi_bibliography.pdf | d_pk_029743_samsudi_appendixa.pdf |
JOKO | WIDODO | PERENCANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Model Perencanaan Pendidikan Berorientasi Keunggulan Mutu Lulusan Berdasarkan Studi Kasus di SMK Negeri 2,6 dan SMK Negeri 6 Semarang | PPS UPI | Perencanaan Pendidikan | Achmad Sanusi, Abdul Azis Wahab | 2006/07/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1345 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan menemukan model alternatif implementasi perencanaan pendidikan yang berorientasi keunggulan mutu lulusan. Dari aspek kepentingan teoretik, hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi pengetahuan-tentang visi keunggulan pendidikan dan perencanaan pendidikan di tingkat persekolahan. Sedangkan secara praktis, diharapkan bermanfaat untuk bahan masukan dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pembinaan manajemen SMK.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif-fenomenologik dan rancangan studi kasus. Objek studi kasus adalah SMK Negeri 2, SMK Negeri 6, dan SMK Negeri 7 Semarang. Data diperoleh dari Kasubdin SMK Pengawas SMK, Kepala Sekolah, guru, siswa, alumni, Komite Sekolah, dan masyarakat pengguna lulusan, hasil observasi, dan hasil studi dokumentasi.Pengembangan model hipotetik disusun dengan menggunakan cognitive model yang merupakan model konseptual berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian dan kemudian dikonsultasikan dengan teori-teori yang relevan. Verifikasi dan validasi model dilakukan dengan cara: (1) melakukan diskusi dengan para ahli dan praktisi perencana pendidikan; (2) mengkaji indikator masukan dan keluaran sesuai dengan hasil kajian dan teori yang relevan; dan (3) menyederhanakan asumsi-asumsi model.Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi lingkungan eksternal pendidikan SMK sangat menentukan upaya pengembangan sekolah di masa mendatang. Alasannya faktor tersebut memberikan keleluasaan sekolah dalam menentukan ke arah mana sekolah akan dibawa melalui perencanaan yang mandiri. Demikian pula faktor internal sistem pendidikan SMK, karena merupakan kekuatan operasional dari keseluruhan proses pendidikan di SMK. Faktor eksternal meliputi: keadaan geografis, kependudukan, mata pencaharian penduduk, ketenagakerjaan, lowongan kerja, dan jumlah SMK. Sedangkan faktor internal meliputi keadaan siswa, lulusan, nilai produktif komulatif, jumlah pendaftar, tenaga kependidikan, sarana prasarana, unit produksi sekolah, BKK, industri/institusi pasangan, dan pembiayaan. Keseluruhan faktor tersebut dalam implementasinya dipadukan dengan upaya-upaya pengembangan kurikulum, fasilitas sekolah, tenaga kependidikan, kesiswaan, dan lulusan yang dipandang sebagai faktor yang menentukan keunggulan sekolah.Hasil penelitian merekomendasikan tiga model hipotetik perencanaan yang dapat menghasilkan sinergi bagi upaya mewujudkan mutu lulusan SMK. Ketiga model hipotetik perencanaan pendidikan SMK yang dimaksud adalah yang berorientasi: (1) peningkatan mutu proses belajar mengajar; (2) pemenuhan kebutuhan dunia kerja; dan (3) penguatan daya saing sekolah. | d_adpen_999857_joko_widodo_table_of_conten.pdf | d_adpen_999857_joko_widodo_chapter1.pdf | d_adpen_999857_joko_widodo_chapter2.pdf | d_adpen_999857_joko_widodo_chapter3.pdf | d_adpen_999857_joko_widodo_chapter4.pdf | d_adpen_999857_joko_widodo_chapter5.pdf | d_adpen_999857_joko_widodo_bibliography.pdf | d_adpen_999857_joko_widodo_appendix.pdf |
INGRIDWATI | KURNIA | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REFLEKTIF MAHASISWA S1-PGSD PADA MATAKULIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS | PPS UPI | PENELITIAN | Nana Syaodih Sukadinata, Ishak Abdulhak, As'ari Djohar | 2006/05/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1344 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan adanya tuntutan masyarakat dan perkembangan ipteks abad 21, yang menuntut guru SD harus profesional, kompeten, dan senantiasa belajar. Selain itu persyaratan kualifikasi akademis pendidikan guru SD minimum D-4 atau S-l (PP-19, tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan) sehingga perlu memiliki kemampuan akademik yang memadai.Untuk menghasilkan guru yang mampu mengantisipasi tuntutan abad 21, maka melalui program Sl-PGSD perlu dikembangkan dan dilaksanakan pembelajaran yang dapat membekali mahasiswanya dengan kemampuan untuk melaksanakan tugas mengajar di SD dengan baik dan profesional. Pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan reflektif diasumsikan mampu membekali mahasiswa Sl-PGSD agar dapat mengajar di SD menjadi lebih baik dan bermutu. Dengan demikian perumusan masalah penelitian ini adalah model pembelajaran seperti apa yang tepat untuk meningkatkan kemampuan reflektif mahasiswa program Sl-PGSD.Pengembangan model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan, dengan langkah: (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan dan pengembangan model pembelajaran melalui ujicoba secara terbatas dan luas, (3) validasi model pembelajaran. Subjek dan lokasi penelitian adalah dosen dan mahasiswa program Sl-PGSD UPI dengan 5 kampus daerahnya, Sl-PGSD FKIP Atma Jaya. dan Sl-PGSD Universitas Negeri Jakarta, pada mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas di tahun akademik 2004/2005. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, kuesioner, serta tes berpikir reflektif dan skala sikap reflektif. Sesuai karakteristik data, ada yang dianalisis secara deskriptif kualitatif, dan ada juga yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan perhitungan rata-rata dan analisis statistika non-parametrik (Wilcoxon Signed Ranks Test dan Mann-Whitney Test).Berdasarkan hasil pengembangan model pembelajaran melalui uji coba terbatas dan luas, maupun validasi, ternyata model pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan reflektif mahasiswa program Sl-PGSD, baik secara intema! (perbandingan tes awal dan tes akhir), maupun secara eksternal (perbandingannya dengan model yang biasa digunakan).Model pembelajaran yang dikembangkan berupa desain model pembelajaran reflektif yang terdiri atas komponen tujuan pembelajaran (meningkatkan kemampuan berpikir dan sikap reflektif mahasiswa), materi (pokok bahasan sesuai silabus dan pengalaman mahasiswa mengajar di SD), prosedur pembelajaran (tahap: persiapan, reflektif teknis, reflektif kontekstual, reflektif kritis, pemantapan), serta evaluasi (proses dan hasil belajar serta kemampuan reflektif).Model pembelajaran menjadi lebih efektif bila diciptakan interaksi yang kondusif dan menggali pengalaman mengajar mahasiswa melalui self and shared analysis, dan menjadi lebih bermakna/bermanfaat dalam pembelajaran mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas karena membekali mahasiswa dengan kemampuan yang diperlukan dalam berkarya sebagai guru SD yang profesional dan kompeten. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran ini pada matakuliah lain. | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_table_of_content.pdf | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_chapter1.pdf | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_chapter2a.pdf | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_chapter3.pdf | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_chapter4a.pdf | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_chapter5.pdf | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_bibliography.pdf | d_pk_029735_ingridwati_kurnia_appendixa.pdf |
YAHYA | None | SISTEM MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN : Suatu Studi Tentang Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar di Propinsi Sumatera Barat | PPS UPI | Pembiayaan Pendidikan | Mohammad Fakri Gaffar, Tb Abin Syamsuddin Makmun | 2003/02/21 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1343 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Kajian penelitian ini berkaitan dengan sistem manajemen pembiayaan pendidikan khususnya di Sekolah Dasar Sumatera Barat. Studi ini dianggap relevan sebagai upaya mencari tahu makna investasi dalam pendidikan, bagaimana mengelola investasi, serta perangkat apa yang dibutuhkan di dalam operasionalnya sehingga pendidikan terlaksana secara adil, merata, layak, efektif dan efisien sebagai cerminan suatu pelayanan yang berkualitas.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuannya adalah untuk mengungkap sistem pembiayaan Sekolah Dasar secara umum di Sumatera Barat, mendeskripsikan pembiayaan pendidikan Sekolah Dasar dilihat dari tingkat kemampuan bayar (ability to pay) masyarakat yang berbeda serta menganalisis potensi apa yang mungkin dikembangkan untuk mendukung pembiayaan.Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan tujuan berstrata (stratified purposive) yang diambil dari tiga wilayah. Wilayah satu adalah Kabupaten Agam, wilayah dua adalah Kota Padang dan wilayah tiga adalah Kabupaten Solok. Masing-masing Kabupaten/Kota dikategorikan lagi pada Kecamatan yang memiliki tingkat kemampuan bayar yang berbeda yakni kemampuan bayar yang tinggi dan rendah dengan indikatornya adalah jumlah keluarga sejahtera III dan dan dibawah keluarga sejahtera. Masing-masing kecamatan dipilih satu Sekolah Dasar inti dan satu sekolah imbas.Temuan penelitian menggambarkan bahwa; Pertama, sistem pembiayaan pendidikan sekolah dasar di Sumatera Barat masih mengandalkan dana dari pemerintah pusat (91,4%). Biaya yang diterima sekolah selain gaji dan iuran BP3 sulit diprediksi jumlah maupun waktunya sehingga tidak dapat dijadikan basis perencanaan program di sekolah. Belum ditemukan suatu standar satuan biaya (unit cost) per orang siswa SD sehingga mempersulit estimasi pengalokasian dana. Dari dana yang ada Rp 424.205 baru 14,8% yang digunakan untuk operasional sekolah selain gaji. Kedua, sistem pembiayaan yang ada belum mempertimbangkan tingkat kemampuan bayar masyarakat (ability to pay) sehingga layanan pendidikan yang bersifat adil, merata dan layak belum tercapai dengan baik. Ketiga, faktor budaya dengan sistem kekerabatan matri iineai di Sumatera Barat dapat direkayasa dan diberdayakan untuk mendukung pembiayaan pendidikan Sekolah Dasar sebab tanggungjawab atas rumpun keluarga (kaum) masih melekat pada masyarakat Minangkabau yang berada pada wilayah teritorial adat (nagari).Penelitian ini akhirnya merekomendasikan suatu formula sebagai hasil reduksi atas sistem pembiayaan yang ada. Formula ini dimungkinkan mengakomodir seluruh sumber daya yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan Sekolah Dasar diantaranya pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota, orang tua murid dan masyarakat. | d_adpen_999855_yahya_table_of_content.pdf | d_adpen_999855_yahya_chapter1.pdf | d_adpen_999855_yahya_chapter2.pdf | d_adpen_999855_yahya_chapter3.pdf | d_adpen_999855_yahya_chapter4.pdf | d_adpen_999855_yahya_chapter5.pdf | d_adpen_999855_yahya_bibliography.pdf | d_adpen_999855_yahya_appendix.pdf |
TITA | MEIRINA DJUWITA | PENGARUH STRATEGI PENGEMBANGAN DOSEN PERGURUAN TINGGI DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJANYA : Suatu Studi Pada Tenaga Edukatif di Lingkungan Kopertis Wiayah IV Jawa Barat | PPS UPI | Pengembangan Dosen | Djam'an Satori, M Idochi Anwar | 2004/09/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1342 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui fenomena-fenomena dan gambaran berbagai aspek yang berkaitan dengan strategi dosen dan motif berprestasi, dan bertujuan untuk mengkaji atau menjelaskan seberapa besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja dosen di Kopertis Wilayah IV strategi pengembangan dosen ditelaah melalui misi, tujuan, sasaran, nilai. Perencanaan dan analisis lingkungan, implementasi dan evaluasi, motif berprestasi ditelaah melalui dorongan dan aktivitas memperoleh hasil, antisipasi terhadap pencapaian, tujuan, kemampuan menanggulangi hambatan, respon terhadap hasil yang dicapai. Sedangkan produktivitas keija dosen ditelaah bukan hanya sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan, tetapi juga bermotivasi tinggi, mempunyai orientasi pekerjaan yang positif, dewasa, dapat bergaul dengan efektif.Metode penelitian yang digunakan adalah eksplanatory survey dan data penelitian ini diungkap dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik utama dan dilengkapi dengan teknik interview, sedangkan untuk data sekunder ditelusuri melalui peraturan yang berlaku, laporan tahunan serta arsip dari dokumen lainnya. Responden penelitian adalah dosen kopertis wilayah IV yang diambil melalui sampel untuk mewakili populasi sebanyak 123 orang dosen dari berbagai perguruan tinggi swasta di lingkungan kopertis wilayah IV dan diambil secara Stratified Random Sampling yang dilakukan berdasarkan golongan pegawai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan dosen dan motif berprestasi tergolong ke dalam kategori cukup tinggi. Hasil pengujian statistik persubvariabel dan strategi pengembangan dosen yaitu sasaran, implementasi dan evaluasi berpengaruh sebesar 50,9% terhadap produktivitas keija. Sedangkan subvariabel dari motif berprestasi yaitu dorongan dan aktivitas mencapai hasil berpengaruh sebesar 54,5% terhadap produktivitas kerja. Adapun strategi pengembangan dosen secara total berpengaruh positif sebesar 24,96% terhadap produktivitas keija, motif berprestasi berpengaruh positif sebesar 42,96% terhadap produktivitas kerja. Dengan demikian strategi pengembangan dosen dan motif berprestasi secara bersama berpengaruh positif terhadap produktivitas dosen kopertis wilayah IV, sebesar 67,92%.Berdasarkan hasil temuan di atas dapat direkomendasikan bahwa Pimpinan perguruan tinggi swasta dan koordinator Kopertis Wilayah IV akan meningkatkan produktivitas kerja dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat hendaknya memberikan peluang untuk melanjutkan pendidikan formal (S2, S3) dan pelatihan- pelatihan yang sesuai bidang keahliannya, meningkatkan kebutuhan motif berprestasi serta adanya pengembangan eksternal untuk melihat kebutuhan pembangunan masyarakat. | d_adpen_999848_tita_meirina_djuwita_table_of_content.pdf | d_adpen_999848_tita_meirina_djuwita_chapter1.pdf | d_adpen_999848_tita_meirina_djuwita_chapter2.pdf | d_adpen_999848_tita_meirina_djuwita_chapter3.pdf | d_adpen_999848_tita_meirina_djuwita_chapter4.pdf | d_adpen_999848_tita_meirina_djuwita_chapter5.pdf | d_adpen_999848_tita_meirina_djuwita_appendix.pdf | |
ENCENG | MULYANA | PENGEMBANAGAN MODEL TUKAR BELAJAR (LEARING EXCHANGE) DALAM PELAKSANAAN KULIAH KERJA USAHA (KKU) | PPS UPI | Tukar Belajar | Sutaryat Trisnamansyah, Sudardja Adiwikarta | 2003/09/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Luar Sekolah | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1341 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian mengkaji masalah-masalah yang muncul pada program kuliah kerja usaha (KKU). Secara khusus, penelitian bertujuan untuk mengungkap kontribusi program KKU tersebut terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dan peningkatan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam berwirausaha, yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan para pengusaha kecil dan menengah. Beranjak dari pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk menemukan sebuah model pengembangan program kewirausahaan yang akan diterapkan di perguruan tinggi melalui pendekatan tukar belajar (learning exchange). Penelitian ini dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip KKU (DEPDIKNAS), learning exchange (Darkenwald and Meriam, 1982; Gross, 1977) dan teori andragogi sebagai acuan pengembangan model dalam konsep pendidikan luar sekolah, (Knowles. M, 1977). Penelitian ini didesain dengan pendekatan "Penelitian Pengembangan" (Research and Development). fBorg & Gali, 1979 : 624). Model analisisnya menggunakan analisis kualitatif dan uji empirik desain semu (tidak murni) dengan model "the one shot case study". Uji kualitatif dilakukan kepada tiga kelompok mahasiswa KKU dan tiga perusahaan, sedangkan uji eksperimen dilakukan kepada satu kelompok mahasiswa KKU dan satu perusahaan yang ada di Kabupaten Sumedang. Secara umum, dan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektifitas model yang diujicobakan dapat dilihat dan meningkatnya jiwa wirausaha baru bagi mahasiswa peserta KKU, dan meningkatnya kemampuan dan keterampilan pengusaha dalam mengembangkan usahanya. Meningkatnya jiwa wirausaha terlihat pada indikator seperti munculnya : keberanian, ketahanan, kegigihan, keuletan, keproaktifan, keoptimisan, kreativitas dan produktivitas, yang dikembangkan secara kolaboratif. Diseminasi model tukar belajar. dilakukan melalui langkah-langkah : 1) mengadakan pendekatan lerhadap pihak perusahaan sebagai mitra KKU: 2} koordinasi dengan sumber belajar; 3) penyiapan lingkungan; dan 4) penyiapan panduan model tukar belajar Adapun Tahapan-tahapan penerapan model tukar belajar adalah: 1) tahap perencanaan, meliputi; kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, merumuskan dan mengadakan kontrak belajar, merumuskan materi belajar, dan merumuskan/ memilih alat dan media belajar; 2) tahap pelaksanaan, meliputi : a) menciptakan iklim pembelajaran yang harmonis sehingga terjalin hubungan akrab antara sumber belajar dengan peserta program, dan b) sumber belajar dan peserta program sama-sama dalam mengisi kegiatan pembelajaran sehingga terjadi proses interaksi saling membelajarkan secara dinamis; 3) tahap evaluasi, sumber belajar maupun peserta program sama-sama melakukan kegiatan evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran, sehingga kegiatan evaluasi benar-benar bertumpu pada sumber belajar dan peserta program: dan 4) kaji ulang, yaitu membahas dampak model tukar belajar bagi peningkatan pengembangan usaha maupun terhadap pengetahuan, keterampilan, serta sikap kewirausahaan peserta program. | d_pls_009809_enceng_mulyana_table_of_content.pdf | d_pls_009809_enceng_mulyana_chapter1.pdf | d_pls_009809_enceng_mulyana_chapter2.pdf | d_pls_009809_enceng_mulyana_chapter3.pdf | d_pls_009809_enceng_mulyana_chapter5.pdf | d_pls_009809_enceng_mulyana_bibliography.pdf | d_pls_009809_enceng_mulyana_appendix.pdf | |
H. | SYAFRUDDIN NURDIN | PENERAPAN MODEL PENDEKATAN APTITUDE-TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD | PPS UPI | Pendekatan Aptitude-Treatment Interaction | Said Hamid Hasan, Nana Syaodih Sukmadinata, R Ibrahim | 2001/11/07 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1340 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian beijudul "Penerapan Model Pendekatan Aptitude-Treatment interaction (ATI) dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS di SD dewasa ini adalah (1) layanan pembelajaran yang diberikan oleh guru-guru masih belum dapat mengapresiasi perbedaan kemampuan (aptitude) siswa dalam rangka optimalisasi hasil belajar, (2) masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut ditetapkan fokus penelitian, yaitu "Pendekatan yang bagaimana yang cocok untuk dikembangkan dalam pembelajaran, yang dapat mengakomodasi dan mengapresiasi perbedaan kemampuan (aptitude) siswa dalam rangka optimalisasi hasil belajar?" Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan sebuah produk, yakni berupa model pendekatan yang mampu melayani perbedaan kemampuan (aptitude) siswa, dalam rangka optimalisasi hasil belajar. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan research and development. Secara garis besar model penelitian dan pengembangan mencakup empat fase, yaitu: (I) studi pendahuluan, yang meliputi kajian literatur tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan model yang akan dikembangkan; dan pra-survai lapangan untuk mengetahui kondisi pembelajaran IPS, guru, siswa, sarana, fasilitas dan lingkungan sekolah; (2) penyusunan draft model, meliputi kegiatan; perancangan model, kisi-kisi, tujuan, mjateri, alat/media/sumber dan evaluasi; perencanaan uji coba; dan penyusunan draft awal model; (3) uji coba model (secara terbatas dan lebih luas), yang dilakukan masing-masing pada sebuah SD secara berulang-ulang dan diiringi dengan perbaikan, modifikasi (revisi) pada setiap kali uji coba; (4) uji validasi, yang dilakukan pada tiga SD eksperimen dan tiga SD kontrol (tanpa kehadiran peneliti). Hasil studi pendahuluan pra-survai lapangan menunjukkan bahwa dari segi kineija mengajar, terlihat bahwa layanan pembelajaran yang diberikan guru belum dapat mengakomodasi dan mcngtapresiasi perbedaan kemampuan (aptitude) siswa. Sedangkan dari sudut hasil belajar, apa yang dicapai siswa belum menggembirakan. Hasil uji coba pengembangan model menunjukkan bahwa: (1) perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan kineija mengajar guru, (2) pengembangan model menuntut kineija mengajar yang spesifik dari guru, dan tidak menghendaki fasilitas dan sarana yang berlebihan (cukup dengar, sarana yang ada seperti pada kebanyakan SD saat ini) (3) terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa pada semua kelompok (tinggi, sedang dan rendah), (4) terciptanya optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar siswa, baik pada kelompok tinggi, sedang maupun rendah.Uji validasi memperlihatkan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pendekatan Al 1 "lebih tinggi secara signifikan" dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. Kekhasan model pendekatan ATI sebagai temuan penelitian ini dibandingkan dengan model-model lain, adalah pada kesesuaian treatment-treatmeni yang dikembangkan dalam pembelajaran dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa, sehingga relevan digunakan untuk mengatasi permasalahan/persoalan kebelummampuan "guru dalam memberikan layanan pembelajaran kepada siswa-siswa yang memiliki kemampuan {aptitude) berbeda, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik/hasil belajar | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_table_of_content.pdf | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_chapter1.pdf | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_chapter2.pdf | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_chapter3.pdf | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_chapter4a.pdf | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_chapter5.pdf | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_bibliography.pdf | d_ips_979834_syafruddin_nurdin_appendix.pdf |
ASMAIWATY | ARIEF | MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN MEMANFAATKAN MULTI MEDIA : Studi Pembelajaran Bahasa Arab di IAIN Imam Bonjol Padang | PPS UPI | BAHASA ARAB | Ishak AbdulHak, Ahmad Tafsir, Munir | 2007/05/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1339 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran dalam rangka upaya memperbaiki kualitas pembelajaran bahasa Arab di IAIN. Penelitian ini dilatarbelakangi kurang efektifnya model pembelajaran yang sedang berlaku dan dilaksanakan saat itu. Hal ini didasari kurangnya semangat inovasi dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, terkesan pembelajaran tergantung kepada buku paket yang tersedia.Model Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Memanfaatkan Multimedia dipilih sebagai model untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah bahasa Arab, terutama dalam memperoleh kemampuan gramatika atau qawaid untuk mahasiswa IAIN yang berlatar belakang dari sekolah umum.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Secara garis besarnya tahapan penelitian ini meliputi tiga (3) tahap yaitu: (1) Studi pendahuluan, (2) Pengembangan model (3) Uji validasi. Penelitian dikembangkan dengan cara eksperimen dalam bentuk disain kuasi ekperimen dengan rancangan pretesi-posttest control group design. Pengujian statistik menggunakan Uji t pada a = 0,05 (taraf signifikan 95%) diterapkan untuk membandingkan hasil belajar antara pretest dan post-test dalam kelompok eksperimen (KE), serta membandingkan hasil belajar antara kelompok eksperimen (KE) dengan kelompok kontrol (KK).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Bahasa Arab dengan memanfaatkan multimedia mampu membantu mahasiswa dalam belajar bahasa Arab khususnya tata bahasa (qawa'id) dan memperoleh hasil belajar secara nyata lebih tinggi (P>0,95) dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar dengan model pembelajaran yang sedang berlangsung.Model Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Memanfaatkan Multimedia mampu meningkatkan efektifitas kineija para dosen karena pemanfaatan waktu dan tenaga yang lebih efisien, sehingga dengan demikian model ini efektif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran bahasa Arab.Implikasi hasil penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini antara lain menuntut pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer, menuntut para dosen untuk mampu mendisain program dan merancang materi yang disesuaikan dengan kurikulum, menuntut para dosen dan mahasiswa untuk mampu mengoperasikan komputer serta menguasai teknologi informasi.Rekomendasi yang diajukan adalah bahwa model pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia ini dapat digunakan sebagai pendukung model pembelajaran bahasa Arab yang sedang beijalan saat ini. | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_table_of_content.pdf | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_chapter1.pdf | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_chapter2.pdf | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_chapter3.pdf | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_chapter4a.pdf | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_chapter5.pdf | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_bibliography.pdf | d_pk_029726_asmaiwaty_arief_appendix.pdf |
WAHYUDI | None | MANAJEMEN KONFLIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ORGANISASI : Studi Kasus Pada Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi di Malang Jawa Timur | PPS UPI | Manajemen Konflik | Djam'an Satori, M Idochi Anwar | 2005/01/14 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1338 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Konflik selalu terjadi di dalam aktivitas organisasi, dan keberadaan konflik tidak dapat dihindarkan. Konflik dapat berakibat negatif apabila tidak dapat dikendalikan, namun apabila dikelola secara baik dapat memberikan kepuasan bagi anggota dan pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas organisasi, Dalam praktek manajemen, tidak semua pimpinan menyikapi konflik sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi dan bahkan dalam kenyataan sebagian manajer masih berpandangan negatif (traditional) terhadap konflik. Pusat pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Malang merupakan contoh sebuah institusi yang memanfaatkan konflik sebagai sumber perubahan (nature of change) untuk menjaga kelangsungan organisasi.Penelitian ini difokuskan pada manajemen konflik oleh pimpinan dan produktivitas organisasi. Sesuai dengan fokus tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Orientasi teoretik yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis karena hendak mengkaji perilaku orang-orang di dalam organisasi yang ditampilkan dalam interaksinya dengan orang lain dalam mencapai tujuan, dan mencari pemahaman {understanding) terhadap kerangka berfikir seseorang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul selanjutnya diorganisasi, ditafsirkan guna menyusun konsep dan abstraksi temuan d lapangan.Temuan penelitian sebagai berikut, Pertama- pimpinan dan karyawan PPPGT Malang menyikapi peristiwa konflik sebagai dinamika organisasi, menurutnya tanpa konflik organisasi tidak mengalami perubahan dan kemajuan« perbedaan pendapat dapat memperjelas masalah/kelemahan organisasi, dan perbedaan pendapat sebagai bentuk kreativitas karyawan, konflik dapat menumbuhkan iklim keterbukaan dalam pengelolaan sumberdaya organisasi. Kedua, konflik tegadi dikarenakan meningkatnya beban keija, transparansi pengelolaan keuangan* kelambanan pimpinan dalam menyelesaikan konflik, persaingan antar departemen/unit kerja, perubahan organisasi yang cepat, perbedaan sifat-sifat individu, komunikasi dan hubungan manusia yang kurang harmonis. Ketiga, beberapa penyebab terjadinya konflik sebagai dasar pimpinan melaksanakan manajemen konflik; resolusi konflik* stimulasi konflik dan mengurangi ( reduce). Keempat, pelaksanaan manajemen konflik berdampak pada ki-neija karyawan yaitu; disiplin* keqa keras, tepat waktu, inovatif* dan meningkatkan kualitas kerja. Kelima, kinerja yang ditampilkan capai meniiigkaikan ovnsei, meningkatkan picduksi dan jasa, relaisasi program mencapai 100 %, tumbuh sikap kompetitif, tercipta budaya kerja, pemanfaatan waktu kerja secara efektif dan insentif (reward) semakin tinggi,Rekomendasi penelitian ini antara lain: (1) pemerintah (Dit Dikmenjur) memberikan otonomi seluas-luasnya kepada PPPGT Malang dalam pengelolaan kegiatan dan keuangan sehingga berkembang menjadi lembaga pemerintah yang mandiri, menjadi pusat unggulan dalam pelatihan kejuruan, (2) pengelola institusi pendidikan dan pelatihan hendaknya melakukan reorientasi perumusan kembali eksisitensi lembaga sehingga mampu bersaing di era global, mendapat kepercayaan masyarakat, terutama, pihak yang berkepentingan (stakeholders), (3) widyaiswara dan instruktur harus mengembangkan diri melalui studi lanjutan, mengikuti kegiatan ilmiah (seminar, workshop) di dalam maupun di luar negeri, praktek pada industri yang relevan, (4) kepada ahli pendidikan perlu mencari paradigma, pendekatan, ataupun model pendidikan dan pelatihan yang relevan di era industrialisasi yang cenderung melihat pendidikan sebagai investasi (human investment). | d_adpen_999847_wahyudi_table_of_content.pdf | d_adpen_999847_wahyudi_chapter1.pdf | d_adpen_999847_wahyudi_chapter2.pdf | d_adpen_999847_wahyudi_chapter3.pdf | d_adpen_999847_wahyudi_chapter4.pdf | d_adpen_999847_wahyudi_chapter5.pdf | d_adpen_999847_wahyudi_bibliography.pdf | d_adpen_999847_wahyudi_appendix.pdf |
SUNARYO | KARTANINATA | PROFIL KEMANDIRIAN DAN ORIENTASI TIMBANGAN SOSIAL MAHASISWA SERTA KAITANNYA DENGAN PERILAKU EMPATIK DAN ORIENTASI NIALI RUJUKAN : Studi Deskriptif Analitik Tentang Kemandirian Mahasiswa Pada Beberapa Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta | PPS UPI | Profil Kemandirian | Soepardjo Adikusumo, Achmad Sanusi | 1988/12/13 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1337 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Self-autonomy is an essential factor of an individual's personality development which should be taken into consideration in education and counseling as well. Courage to assume responsibility and to make a decision are the essence of an individual's self-autonomy. A decision taken by individual could not be separated from his or her judgment on a particular social situation. It seems clearly observable that student's behavior today shows low level of self-autonomy. This evidence require a higher education institution to assume a mission of developing student's self-autonomy beside its academic and professional functions. The Problems The present study concerns about the previously discussed issues on self-autonomy and social judgement related to empathic behavior and value orientation, and focused on the following main problems. 1. How is the profile of students' self-autonomy? 2. To what extent is the students' social judgment orientation congruent with their self-autonomy? 3. What factors contribute the students' social judgment Three main factors are considered to have significant contribution to the students' orientation of social judgment , namely (1) empathic behavior, (2) values reference orientation, and (3) significance level of value reference. The Approaches Both empirical-statistical and psychological-philosophical appraoches were used in the present study. The conclusions were derived from statistical and logical infenrences. The Findings and Conclusions 1. The students' decision for action tends to be not autonomous. However, the students do have self- awareness in relations to their group, and they are able to find alternative thinking for making their own decision. 2. The students' social judgment orientation tends to be in the conventional and post conventional level, and in makaing social judgment, the students tend to have moral value and moral principle orientation. 3. The students" social judgment orientation are not congruent with their self-autonomy. 4. The students perceive social and religious values as the most meaningful values, but their action tendencies are economic value oriented.5. The empathic behavior has no significant contribution to the students' social judgement orientation, but it is storngly related to the significance level of value reference. These relationships are due to the fact that the students' empathic behavior is more distressful and the significance of value reference is in the hearth level, while the social judgment orientation is more strongly related to cognitive functioning. Discussion The interesting issues to discuss are the pattern of relationship between variabels. The findings imply that the cognitive power to make a judgment for a right action does not correspond with the willingness to actualize the judgment into the real action. It seems that paternalistic-collective pattern of Indonesian culture underlies the pattern of intervariables relationship. Implications and Recommendations The incongruency of the students' social judgment orientation with their self autonomy implies that cognitive functioning should not be separated from both affective and conative functioning. It means that in helping individuals (clients) to attain self-autonomy, counselor should consider clients' thinking, feeling, and willing as major and significant factors in counseling intervention strategies. Since the development of students self-autonomy is unseparable from the social- cultural condition, it is urgently recomended to develop counseling concept and strategies which are most appropriate to the Indonesian philosophy and social-cultural condition. The findings also imply that the preventive and promotive functions should be assumed as major strategies in students counseling. The findings present practical implications for the personality counseling that the whole process should be aim at promoting a fullest development of the individual's personality, where the counselor helps him or her to attain values integration in their personal life, to develop abilities of understanding people, and to find out a significant figure of identification- It is recommended that student counseling program in higher education should be set up as an integral part of its mission to attain its accountability. Futhermore, the counseling functions should be assumed by every lecturers but limited only to the relevance activities of their role and function in instructional process. | d_bp_sunaryo_kartadinata_table_of_content.pdf | d_bp_sunaryo_kartadinata_chapter1.pdf | d_bp_sunaryo_kartadinata_chapter2.pdf | d_bp_sunaryo_kartadinata_chapter3.pdf | d_bp_sunaryo_kartadinata_chapter4.pdf | d_bp_sunaryo_kartadinata_chapter5.pdf | d_bp_sunaryo_kartadinata_bibliography.pdf | d_bp_sunaryo_kartadinata_appendix.pdf |
SITI | HALIMAH | PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL KEGURUAN : Studi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara | PPS UPI | KOMPETENSI | Said Hamid Hasan, Ahmad Tafsir , Mukhidin | 2007/01/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1336 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori pembelajaran berbasis kompetensi dalam konteks pembelajaran di fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara.Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah pembelajaran berbasis kompetensi dapat mempengaruhi kompetensi profesional keguruan mahasiswa, apakah gaya kognitif dan kebiasaan belajar berpengaruh terhadap kompetensi profesional keguruan mahasiswa, dan adakah interaksi antara model pembelajaran, gaya kognitif dan kebiasaan terhadap kompetensi profesional keguruan mahasiswa.Metodologi penelitian ini menggunakan disain faktorial 2x2x2. Pengujian terhadap hipotesis penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran berbasis kompetensi secara signifikan berpengaruh terhadap kompetensi profesional keguruan mahasiswa; gaya kognitif dan kebiasaan belajar secara signifikan berpengaruh terhadap kompetensi profesional keguruan mahasiswa; ada interaksi antara model pembelajaran dengan gaya kognitif dan kebiasaan belajar terhadap kompetensi profesional keguruan mahasiswa.Hasil temuan penelitian dan uji interaksi lanjutan, memberi kesimpulan umum bahwa PBK terbuktif lebih efektif dari PK untuk meningkatkan kompetensi profesional keguruan pada setiap level sel gaya kognitif dan kebiasaan belajar. | d_pk_029718_siti_halimah_table_of_content.pdf | d_pk_029718_siti_halimah_chapter1.pdf | d_pk_029718_siti_halimah_chapter2.pdf | d_pk_029718_siti_halimah_chapter3.pdf | d_pk_029718_siti_halimah_chapter5.pdf | d_pk_029718_siti_halimah_chapter6.pdf | d_pk_029718_siti_halimah_bibliography.pdf | d_pk_029718_siti_halimah_appendixa.pdf |
SOFYAN | S. WILLIS | KONSONANSI KONGNITIF SISWA TENTANG PERAN GURU DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENYESUAIAN SISWA DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Pada SMA Negeri Dan Swasta Di Kodya Bandung | PPS UPI | Konsonansi Kongnitif | Achmad sanusi, Soepardjo Adikusumo | 1992/05/08 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1335 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | SMA students who are in late adolescence, with the characteristic of intellectual, social, and emotional maturity, are very potential to develop. Evidence are easily found, in the forms of ideas and achievements, both in intra and extra curricular activities. This should be taken into account in the effort of guidance and counseling in schools, in order that the students are independent, creative, and productive, to anticipate problems in rapid social and global change. The developmental approach in guidance is more suitable for students development. However, there are still many school counselors are using therapeutic approach, because they merely view it from the point of view of students' maladjustification. It is true that there are evidence of maladjustifications among small number of students such as fighting, alcoholic drink, drug abuse ect, but there are more evidence of students' potency in the academic and extracurricular fields: art and culture, sports, science and technology, leadership, jounalistic, etc. Guidance cannot be separated from education as the process of socio-cultural tansformation to help individuals become independent, creative, and productive. To meet the objectives, the awareness or self understanding is needed, and should be in conducive situation as to help individuals develop his capacity. Guidance is an effort to help student through conducive situation with the counselors' personality and skill's `32; to achieve self understanding and self direction in order that the student develop his independence and self actualization. In other words, guidance is the core of education. The guidance units have not been able to do much to help students develop their potentiality. The constarins are: (1) big amount of student in each class, compared with limited amount of scool counselors available; (2) school counselors are too much involved in teaching, so they have not enough time to work on guidance and counseling based on student's need, aspiration, and their social-cultural life; (3) most students who are facing problems have little interest in asking for help guidance available in schools, because they feel indefference, shy and scared. Persumable is due to the lack of school counselors professional. Waiting untill they arranging the guidance in schools, this study sees teachers' role in guidance, because (1) we relatively have many teachers, (2) techers have enough time to communicate with students, and (3) there are many students who want the help of teachers. The key to the implementation of the teachers' role is teachers' quality in the student-teacher relationship. Academic orientation in formal education makes teachers so busy with teaching, that counseling for the sake of student's personality development is neglected. Students have potentiality, their own future and individual problems as well. To meet the need, the role of ideal teachers (in counseling and teaching ) is badly needed. The role of ideal teachers is student's hope, so that it becomes an important element in their cognition. If the teachers can play their role in accordance with the students'hope, the cognitive consonance of the students will occur. This study tries to see the students social adjustment from the point of view of students' cognitive consonance about the role of the teacher, in student-teacher relationship. The main question of this research is, "Does student's cognitive consonance about teachers' role really happen, and how does it happen ? What is the influence of student^s cognitive consonance to student"s social adjustment?" This research uses descriptive analysis method, and the respondents are state and private high school students in Bandung. The result of data analysis is interpreted and affirmed with data analysis resulted from interview and observation. The result of the research shows that most of the students (75,55%) experienced cognitive consonance about teachers' role, (24,45%) experienced cognitive dissonance. Students' cognitive consonance contributes positive impact on the students' social adjustment in schools. It can be concluded, therefore, that through the conitive cosonance effort enables students' social adjustment posively. The finding of this research is "The Concept of Student Social Adjustment Development through Student Cognitive Consonance". This concept is the concept of guidance and counseling. | d_bp_sofyan_s._willis_table_of_content.pdf | d_bp_sofyan_s._willis_chapter1.pdf | d_bp_sofyan_s._willis_chapter2.pdf | d_bp_sofyan_s._willis_chapter3.pdf | d_bp_sofyan_s._willis_chapter4.pdf | d_bp_sofyan_s._willis_chapter5.pdf | d_bp_sofyan_s._willis_bibliography.pdf | d_bp_sofyan_s._willis_appendixa.pdf |
SOEMARTO | None | FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN STRATEJIK DALAM PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA | PPS UPI | PT Swasta | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Supandi Kartamihardja | 2002/08/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1334 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Perguruan tinggi swasta merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan pendidikan di Indonesia Perguruan tinggi swasta sebagai suatu organisasi, tentunya mempunyai perencanaan-perencanaan stratejik yang berkaitan dengan usaha-usaha menunjang kelancaran kegiatannya serta usaha-usaha pengembangan lebih lanjut.Setiap strategi yang diambil dipandang sebagai sub-sistem dari sistem lingkungan, dimana dalam perencanaannya tidak akan pernah terlepas dari pengaruh-pengaruh : lingkungan. Lingkungan yang dihadapi oleh PTS mempunyai karakteristik tersendiri dan beberapa elemen lingkungan tersebut mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pengelolaan PTS.Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan faktor-faktor lingkungan sebagai salah satu komponen yang stratejik dalam pengelolaan manajemen perguruan tinggi swasta dan yang mempengaruhi strategi pengembangan perguruan tinggi tersebut Hal ini dipandang amat penting dalam rangka memenuhi akan layanan pendididikan yang bermutu dan berkelanjutan.Berpijak pada Teori Organisasi, Manajemen Strategik, Konsep Mutu dan Administrasi Pendidikan, metoda penelitian yang digunakan adalah metoda survey, dengan pendekatan kuantitatif serta menggunakan instrumen penelitian. Lokasi penelitian adalah perguruan tinggi swasta yang terakreditasi yang berada di Jawa Barat dengan sampel 30 PTS. Data-data hasil persepsi responden dianalisis secara statistik dengan perangkat Lisrel 8.30 untuk memberi makna penelitian melalui pengujian kualitas instrumen dan menguji faktor-faktor yang dominan dalam membentuk ketepatan model penelitian Dari hasil pengolahan dan analisis data penelitian yang dilakukan, diperoleh faktor-faktor lingkungan yang paling dominan terhadap pengelolaan Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat yang menyangkut hal-hal ; (a) Aspek Ekonomi/Sumber Kenangan; (b) Aspek Bahan Baku; (c) Aspek Saingan; (d) Aspek Lingkungan Sosial Budaya/Politik; (e) Aspek Pemeri ntah/Peru ndang-u ndangan; (f) Aspek Transformasi/Produk/Teknologi; (g) Aspek Sumber Daya Manusia; (h) Aspek Dukungan Sumber Daya/Ekologi; (i) Aspek Organisasi Selanjutnya aspek organisasi secara keseluruhan sebagai aspek moderator yang berpengaruh terhadap strategi pengembangan Perguruan Tinggi Swasta, sedangkan aspek lingkungan sosial dan budaya memberikan kontribusi yang negatif terhadap strategi' pengembangan Perguruan Tinggi Swasta dan aspek yang lainnya memberikan kontribusi signifikan yang positif terhadap strategi pengembangan Perguruan Tinggi Swasta Barat. Diharapkan penelitian ini akan dapat dijadikan pedoman bagi Perguruan Tin^i Swasta dalam mengembangkan dan memberdayakan civitas akademika, terutama mencermati kebutuhan dan tuntutan lingkungan terhadap organisasi Perguruan Tinggi Swasta, yang akhirnya akan memberikan kekayaan intelektual dari staf pengajar maupun administrasi sehingga dapat ditingkatkan mutunya seperti tertuang dalam TriDharma Perguruan Tinggi. | d_adpen_999830_soemarto_table_of_content.pdf | d_adpen_999830_soemarto_chapter1.pdf | d_adpen_999830_soemarto_chapter2.pdf | d_adpen_999830_soemarto_chapter3.pdf | d_adpen_999830_soemarto_chapter4.pdf | d_adpen_999830_soemarto_chapter5.pdf | d_adpen_999830_soemarto_bibliography.pdf | d_adpen_999830_soemarto_appendix.pdf |
ALLAUDDIN | MADJID | THE MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN MODEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKATIF DAN MOTIVASI SERTA SIKAP POSITIF : Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Bermakna Dalam Pelajaran Bahasa Inggris Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kota Kendari | PPS UPI | BELAJAR BAHASA INGGRIS | Ibrahim, Mulyani Sumantri, Bachrudin Musthafa | 2006/06/27 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1333 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_029701_alauddin_madjid_table_of_content.pdf | d_pk_029701_alauddin_madjid_chapter1.pdf | d_pk_029701_alauddin_madjid_chapter2.pdf | d_pk_029701_alauddin_madjid_chapter3.pdf | d_pk_029701_alauddin_madjid_chapter4a.pdf | d_pk_029701_alauddin_madjid_chapter5.pdf | d_pk_029701_alauddin_madjid_bibliography.pdf | d_pk_029701_alauddin_madjid_appendiax.pdf | |
SENTOT | SOELISTYO | VALIDITAS PREDIKTIF HASIL BELAJAR DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS, NILAI EBTANAS MURNI, DAN SKOR UJIAN MASUK KE PERGURUAN TINGGI TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI | PPS UPI | Hasil Belajar | Sumadi Suryabrata, Achmad Sanusi | 1993/08/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1332 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upui.edu | Seledting potential candidates to be admitted to a university is a pivotal decision making process. High-learning institutions often face various problems in admitting their candidates. The fact shows that the number of candidates who want to study at the university is more than the university capability to admit them. Therefore it is necessary to create a selection mechanism that can select the best candidates who will be predictively able to complete their study punctually. A good selection mechanism will increase the efficiency of the university. Although efforts have been made by the government to find out an appropriate selection system, the efforts seemed to be a never ending process. This can be noticed with the changing of the selection system used, started in 1977 with the ,introduction of selection model used by the five excellent universities: University of Indonesia (UI), Bandung Institute of Technology (ITB), Bogor Institute of Agriculture (IPB), Gadjah Mada University (UGM), and Airlangga University (UNAIR). They worked together to create the university entrance examinations which then called SKALU (Joint-Secretariat of Five Excellent University). In later development, SKALU became Pilot Project I through Pilot Project V in 1978. However, in 1984 all the selection models were integrated to be a single model which was then popular as SIPENMARU (Admittance Selection for New Students), along with its special programme called PMDK (Talent scouting for un iversity students). Since 1989 SIPENMARU has been changed to UMPTN (State-run University Entrance Tests) model, which is now still implemented. | d_bp_sentot_soelistyo_table_of_content.pdf | d_bp_sentot_soelistyo_chapter1.pdf | d_bp_sentot_soelistyo_chapter2.pdf | d_bp_sentot_soelistyo_chapter3.pdf | d_bp_sentot_soelistyo_chapter4.pdf | d_bp_sentot_soelistyo_chapter5.pdf | d_bp_sentot_soelistyo_bibliography.pdf | d_bp_sentot_soelistyo_appendix.pdf |
TITA | LESTARI | FAKTOR-FAKTOR SISTEM MANAJEMEN PELATIHAN TENAGA KEPENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI YANG BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN PELATIHAN DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH : Survey Pada Pelatihan Fungsional SLTP di Propinsi Jawa Barat | PPS UPI | Pelatihan | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Supandi Kartaamiharja | 2003/06/27 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1331 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Disertasi ini bertujuan untuk menemukan model sistem manajemen pelatihan tenaga kependidikan yang dilaksanakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dengan mengacu pada model-model pelatihan tenaga kependidikan fungsional di Indonesia yatu: (1) model PKG, (2) model gugus sekolah dan (3) model pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi serta dipayungi oleh kebijaksanaan pendididikan dasar tentang pemberdayaan personel dalam desentralisasi pendidikan. Dari ketiga profil model tersebut membentuk sistem manajemen dengan indikator-indikator utama yaitu: perencanaan pelatihan, sumber kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi pelatihan dan program tindak lanjut yang diuji pengaruhnya terhadap pengembangan organisasi (sekolah) dan karier.Penelitian ini berpijak pada konsep tiga fungsi utama sumber daya manusia, yaitu (1) pelatihan dan pengembangan, (2) pengembangan organisasi dan (3) pengembangan karier, serta dipadukan dengan konsep kebutuhan organisasi dalam pelatihan, kompetensi tenaga kependidikan, manajemen strategik serta sistem informasi tenaga kependidikan, disesuaikan dengan metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metoda survey dengan jenis ekspioratif dengan pendekatan kuantitatif serta menggunakan instrumen penelitian. Sampel penelitian ini beijumlah 166 orang yaitu para instruktur pelatihan tenaga kependidikan tingkat SLTP se Jawa Barat.Ada dua pendekatan dalam pengujian hipotesis yang diajukan. Pertama empat hipotesis yang diuji tanpa mengkonstruk pengaruh dari sub-sub variabel. Kedua, ke-55 hipotesis yang diuji mengikutsertakan sub-sub variabel dan variabet kontrol. Data-data hasil persepsi responden dianalisis secara statistik dengan teknik analisis jalur (Path Analysis) menggunakan SPSS Versi 10.Hasil pengujian keempat hipotesis yang diajukan seluruhnya diterima, sedangkan dari ke-55 hipotesis yang diajukan terdapat 44 hipotesis penelitian yang diterima dan 1 i hipotesis ditolak. Dari hasil penelitian ditemukan karakteristik kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi dalam otonomi daerah dan temuan penyelennggaraan pelatihan tenaga kependidikan yang beronentasijangka panjang (manajemen strategik).Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah perencanaan pelatihan mempunyai kekuatan yang dominan dengan kontribusi pengaruh 54,5% terhadap pengembangan organisasi (sekolah) setelah dikontrol oleh variabel evaluasi CIPP dan 21,75% pengaruhnya apabiia dikontrol melalui program tindak lanjut. Sumber kebutuhan pelatihan mampu memberikan pengaruh 9,9 % tetapi tidak signifikan, dan 42,2% berdampak terhadap pengembangan organisasi (sekolah) dan karier setelah dikontrol oleh variabel evaluasi CIPP.Rekomendasi berupa hasil temuan penelitian mengindikasikan bahwa sistem manajemen pelatihan tenaga kependidikan harus berorientasi jangka panjang (strategik) untuk pelatihan yang bersifat makro di kabupaten/kota dengan pola in-on-in service training dan pendekatan model gugus sekolah. | d_adpen_999827_tita_lestari_table_of_content.pdf | d_adpen_999827_tita_lestari_chapter1.pdf | d_adpen_999827_tita_lestari_chapter2.pdf | d_adpen_999827_tita_lestari_chapter3.pdf | d_adpen_999827_tita_lestari_chapter4.pdf | d_adpen_999827_tita_lestari_chapter5.pdf | d_adpen_999827_tita_lestari_bibliography.pdf | d_adpen_999827_tita_lestari_appendix.pdf |
ROOSDI | ACHMAD SYUHADA | TINGKAT PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI DIHUBUNGKAN DENGAN ORIENTASI NILAI BUDAYA DAN SIKAP TERHADAP BIMBINGAN DOSEN PEMBIMBINGA PADA BEBERAPA PERGURUAN TINGGI | PPS UPI | Penerapan Prinsip-Prinsip | Sumadi Suryabrata, Achmad Sanusi | 1985/05/07 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1330 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Since 1980, the guidance has formally been adopted as an integral part of the total higher educational program. According to the Director General of Higher Education, guidance and counseling programs at the universities and institutes will be developing much more steadily.In fact, the outcome of the practice of guidance programs in some higher educational institutions is still far from the expected goal because of many obstacles: lack of fully-qualified full-time counselors, lack of comprehensiveness in the programs, minimal facilities, and a low level of the use of principles of guidance. The Problems The present study is focused on the following main problems: 1. To what extent do personnel counselors' use the principles of guidance in guidance activities on their job? 2. What are the factors which significantly influence the personnel counselors' use of the principles of guidance? Two factors are considered to have a significant influence on the personnel counselors' use of the principles of guidance, i.e.: (a) personnel counselors' value orientation, and (b) personnel counselors1 attitudes towards guidance.Objectives The primary purpose of this research paper is to show empirically the relation among the extent of the use of the principles of guidance, the personnel counselors1 value orientation, and their attitudes towards guidance. The secondary purposes are: 1. To identify the extent of the use of the principles of guidance by personnel counselors at some of the higher educational institutions. 2. To examine personnel counselors' value orientation. 3. To collect information about personnel counselors' attitudes towards guidance. 4. To understand to what extent these three variables are related to each other. Methods In accordance with the puspose of this study and the kinds of data which has been collected, the most appropriate method is the descriptive-analitical method. Three instrumens used for data collecting are: (a) Self Inventory, (b) Values Orientation Scale, and (c) Likert's Attitude Scale model. Methods of analysis used were the multiple correlation and multiple regression equation. The scores for all three instruments, i.e. Self Inventory, Value Orientation Scale, and Attitude Scale, were correlated with each other to assess the level of the use of the principles of guidance.Findings This study has two kinds of finding: (a) the principles of guidance, and (b) empirical information about the three variables. a. The principles of guidance are: 1. Guidance based on democracy as way of life. 2. Guidance for all students. 3. Guidance recognizes and respects individual differences. 4. Guidance utilizes knowledge and concepts of all disciplines that helped it. 5. Guidance emphasises the development of the whole person, 6. Guidance is part of the total educational program. 7. Guidance is client-centered or student-centered. b. The empirical information about the three variables are: 1. Personnel counselors' use of the principles of guidance varies between the mechanical and routine levels, which means that they used principles of guidance without adequate self-involvement or the intention to improve the application of these principles to the students' and institutions 1 expectations, 2. Personnel counselors' value orientation is moderately positive, which means that they have already adopted modern universal values, but are still too bound by traditional values.3. Personnel counselors' attitudes towards guidance were also moderately positive, which means that they have already experienced good feelings about guidance, but are still reluctant to fully apply guidance principles. 4. Personnel counselors' value orientation and attitudes towards guidance have a significant influence on personnel counselors' use of the principles of guidance. This means that if the value orientation and the attitudes towards guidance of personnel counselor can be improved, the extent of the use of principles of guidance will increase. Recommendations Based on the findings of the present study, it is recommended that more appropriate principles of guidance be established in addition to improving value orientation and attitudes towards guidance programs. | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_table_of_content.pdf | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_chapter1.pdf | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_chapter2a.pdf | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_chapter3.pdf | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_chapter4.pdf | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_chapter5.pdf | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_bibliography.pdf | d_bp_roosdi_achmad_syuhada_appendix.pdf |
YAYAT | HIDAYAT AMIR | KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH SWASTA BERCIRI KHAS ISLAM | PPS UPI | Kepemimpinan | Achamd Sanusi, Abdul Azis Wahab, Buchari | 2005/04/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1329 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH SWASTA BERCIRI KHAS ISLAM Model Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Berfungsi Pengembangan Budaya Organisasi dan Perbaikan Mutu Pendidikan Berdasarkan Studi Kasus di SMA Al-Irsyad TegalJaminan konstitusional atas peran sekolah swasta memungkinkannya untuk berkembang, baik jumlah maupun mutunya. Tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang sebaliknya. Mengambil kasus SMA Al-Iisyad Tegal sebagai salah satu sekalah swasta berciri khas Islam, kelihatan bahwa kentalnya komitmen elit organisasi, kejelasan visi dan misi organisasi, pengalaman sejarah, dan kemampuan finansial untuk membangun sarana-prasarana pendidikan, belum mampu menjadikan sekolah yang andal secara kualitatif. Meskipun SMA itu telah berumur seperlima abad, prestasi akademiknya hanya menempati posisi tengah di antara 13 SMA negeri dan swasta sekota.Tertarik oleh kondisi tersebut, penelitian ini difokuskan kepada kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah, dan perbaikan mutu pendidikan di sekolah. Posisi masalah penelitian dilihat signifikansinya dengan telaah administrasi pendidikan dan beberapa studi terdahulu. Untuk memahami situasi empirik, diketengahkan sejumlah konsep dan teori kepemimpinan, keorganisasian, sekolah swasta, dan mutu pendidikan. Melalui pendekatan kuaHtatif-rasionalisti^, penelitian ini menemukan beberapa hal. Pertama, visi, etos kerja, dan sumber kekuasan kepala sekolah belum teraktualisasi secara cerdas ke dalam upaya dan kapasitas kepemimpinan yang cocok untuk perubahan. Kedua, nilai-nilai budaya organisasi sekolah yang diderivasi dari budaya dan visi organisasi Al-Irsyad belum sepenuhnya ditransformasi menjadi faktor-faktor penguat dan kohesivitas budaya sekolah. Ketiga, perbaikan mutu pendidikan berfokus pada peningkatan mutu proses pembelajaran. Tetapi upaya tersebut belum disadari sebagai program by design sehingga kejelasan dan capaian targetnya seringkali tidak terukur.Diajukannya model konseptual kepemimpinan kepala sekolah yang berfungsi pengembangan budaya organisasi dan perbaikan mutu pendidikan di sekolah swasta Islam, secara faktual didasarkan atas urgensi kebutuhan pengembangan kompetensi profesional pengelola satuan pendidikan, kohesivitas budaya sekolah, dan kebermutuan pendidikan sekolah yang dapat mengakomodasi kepentingan pelestarian ciri khas, kemandirian, dan daya saing sekolah dalam konteks perubahan kebijakan serta perkembangan aspirasi pemakai jasa pendidikan terhadap layanan dan hasil pendidikan yang bermutu. Di samping itu, ditopang pula oleh asumsi-asumsi mengenai: modalitas potensi strategik sekolah, kondisi pendidikan makro yang meniscayakan perlunya perbaikan mutu pendidikan di sekolah swasta Islam, posisi kepala sekolah dalam manajemen sekolah, modus kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah dalam konteks kinerjanya, substansi dan pentingnya pengelolaan budaya organisasi sekolah berdasarkan perspektif otonomi.Akhirnya, penelitian menyarankan agar (1) badan penyelenggara memformulasi pola rekrutmen kepala sekolah dan pengawasan biaya pendidikan; (2) kepala sekolah berkomitmen menerjemahkan visi pendidikan, mengembangkan budaya .sekolah, dan menginternalisasi semangat perbaikan mutu pendidikan secara berkelanjutan; (3) guru sekolah swasta memfokuskan peran dan tanggung jawab profesionalnya untuk optimalisasi penguasaan letmring tnsks oleh murid sekaligus berkontribusi pada internalisasi nilai-nilai budaya sekolah; (4) Pemerintah makin apresiatif terhadap keberadaan dan kekhasan sekolah swasta. | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_table_of_content.pdf | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_chapter1.pdf | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_chapter2.pdf | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_chapter3.pdf | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_chapter4.pdf | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_chapter5.pdf | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_bibliography.pdf | d_adpen_999817_yayat_hidayat_amir_appendix.pdf |
LELY | HALIMAH | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA SECARA UTUH UNTUK MENINGKATKAN KOMTETENSI KOMUNIKATIF: Implementasi pada Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia - SD) | PPS UPI | KOMTETENSI KOMUNIKATIF | Mulyani Sumantri, Nana syaodaih Sukmadinata, Ahkmad Slamet Harjasujana | 2005/04/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1328 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini berlatar belakang dari adanya kesenjangan antara kondisi ideal yang diharapkan dari pendidikan bahasa Indonesia dengan kondisi realitanya yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil analisis secara kritis dan studi literatur bahwa kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulis sangat membantu keberhasilan pendidikan peserta didik, juga sangat dibutuhkan dalam menghadapi era informasi. Dari hasil studi terdahulu dan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia, dapat diidentifikasi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar belum sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian, diperlukan suatu upaya strategis untuk mengatasi kesenjangan tersebut Oleh karena itu, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran bahasa yang bagaimana yang kondusif bagi peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan bahasa Indonesia. | d_pk_019823_lely_halimah_table_of_content.pdf | d_pk_019823_lely_halimah_chapter1.pdf | d_pk_019823_lely_halimah_chapter2a.pdf | d_pk_019823_lely_halimah_chapter3.pdf | d_pk_019823_lely_halimah_chapter4a.pdf | d_pk_019823_lely_halimah_chapter5.pdf | d_pk_019823_lely_halimah_bibliography.pdf | d_pk_019823_lely_halimah_appendiax.pdf |
ROCHMAN | NATAWIDJAJA | TINGKAT PENERAPAN BIMBINGAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI HUBUNGKAN DENGAN KEPEDULIAN GURU DAN SIKAP SISWA TERHADAP BIMBINGAN : Studi Deskriptif Analitis Mengenai Penerapan Bimbingan Oleh Guru SPG Negeri Di Jawa Barat | PPS UPI | Kepedulian Guru | Achmad Sanusi. Conny Semiawan Stamboel | 1984/08/17 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1327 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | d_bp_rochman_natawidjaja_table_of_content.pdf | d_bp_rochman_natawidjaja_chapter1.pdf | d_bp_rochman_natawidjaja_chapter2a.pdf | d_bp_rochman_natawidjaja_chapter3.pdf | d_bp_rochman_natawidjaja_chapter4.pdf | d_bp_rochman_natawidjaja_chapter5.pdf | d_bp_rochman_natawidjaja_bibliography.pdf | ||
ADANG | SUHERMAN | "TEACHER'S CURRICULUM VALUE PRIENTATIONS" DAN IMPLIKASINYA PADA PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI | PPS UPI | TEACHER'S CURRICULUM VALUE PRIENTATIONS | Ibrahim, Said hamid Hasan, Rusli Lutan | 2007/11/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1326 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Teacher's Cuniculum Value Orientations dan Implikasinya pada Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Kesenjangan antara kurikulum sebagai ide dan dokumen dengan kurikulum sebagai proses merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan khususnya Pendidikan Jasmani di Indonesia. Di beberapa negara maju permasalahan tersebut antara lain diatasi dengan cara mengembangkan model kurikulum dan pembelajaran berdasarkan nilai rujukan kurikulum guru atau Teachefs Cuniculum Value Orientations (7VO). Namun demikian, di Indonesia, penelitian mengenai TVO belum pernah ada yang melakukannya, di sisi lain konteks lingkungan sosial budaya dan fasilitas pembelajaran di Indonesia sangat berbeda dan sangat mungkin memberikan kontribusi yang berbeda pula. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap TVO dikaitkan dengan latar belakang guru dan sekolah serta efektivitas pembelajaran yang diperoleh melalui observasi langsung dengan menggunakan student time analysis dan student behavior analysis terhadap 30 guru Pendidikan Jasmani dari 30 Sekolah Dasar di kota Bandung yang dipilih secara purposive sampling. Datanya diolah dengan teknik korelasional, hasilnya menunjukkan bahwa 1} dominasi nilai rujukan guru berbanding terbalik dengan dominasi nilai rujukan sebagaimana tertera dalam dokumen dan ide kurikulum, 2) nilai rujukan guru (TVO) Pendidikan Jasmani memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas proses belajar mengajar (PBM) Pendidikan Jasmani, 3) variabel latar belakang guru dan sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai rujukan guru (TVO) Pendidikan Jasmani namun tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas PBM. Implikasi dari penelitian inL adalah 1) pengembangan kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Jasmani harus selalu didasarkan pada nilai rujukan gurunya manakala ingin diraih hasil yang lebih baik, 2) pengembangan model kurikulum dan pembelajaran berbasis nilai rujukan guru perlu dilakukan secara utuh termasuk teaching skills gurunya, 3) para guru harus mengetahui nilai rujukannya sendiri sebelum melakukan pengembangan model kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Jasmani. | d_pk_019788_adang_suherman_table_of_content.pdf | d_pk_019788_adang_suherman_chapter1(1).pdf | d_pk_019788_adang_suherman_chapter2(1).pdf | d_pk_019788_adang_suherman_chapter3(1).pdf | d_pk_019788_adang_suherman_chapter4(1).pdf | d_pk_019788_adang_suherman_chapter5(1).pdf | d_pk_019788_adang_suherman_bibliography.pdf | d_pk_019788_adang_suherman_appendixa.pdf |
PUDJIONO | NONE | KECERDASAN, KONSEP DIRI, SIKAP TERHADAP BIMBINGAN DAN PRESTASI BELAJAR | PPS UPI | Konsep Diri | Achmad Sanusi, Conny Semiawan Stamboel | 1986/02/17 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1325 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edi | d_bp_pudjiono_table_of_content(1).pdf | d_bp_pudjiono_chapter1(1).pdf | d_bp_pudjiono_chapter2(1).pdf | d_bp_pudjiono_chapter3(1).pdf | d_bp_pudjiono_chapter4(1).pdf | d_bp_pudjiono_chapter5(1).pdf | d_bp_pudjiono_bibliography.pdf | d_bp_pudjiono_appendix.pdf | |
AAN | KOMARIAH | PENGARUH VISIONERY LEADRSHIP DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH TERHADAP EFEKTIFITAS SEKOLAH DI ERA DESENTRALISASI PADA SMAN DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PROPINSI JAWA BARAT | PPS UPI | Visionary Leadrship | Abdul Azis Wahab, Bambang Suwarno | 2004/09/06 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1324 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Desentralisasi memberikan keleluasan kepada sekolah untuk mengembangkan langkah manajemen yang diorientasikan pada prakarsa mewujudkan budaya mutu. Dalam terminologi manajemen, lembaga pendidikan yang bermutu adalah yang memenuhi syarat efektifitas, efisiensi, dan produktif! tas.Menjadi tanggungjawab pemimpin merintis, menciptakan dan mendorong tumbuhnya budaya mutu di sekolah melalui pemimpin yang memiliki daya pikir jauh ke depan yang mampu menangani perubahan dan menciptakan perubahan pendidikan ke arah kualitas sehingga dapat diraih predikat sekolah efektif.Visionary f.eadership memfokuskan kepemimpinan pada upaya menata masa depan organisasi. Dalam penelitian ini dibatasi pada langkah-langkah penciptaan, perumusan, transformasi dan implementasi visi dengan menitik beratkan pada peran penentu arah, agen perubahan, komunikator, dan pelatih. Sedangkan perhatian terhadap budaya diarahkan pada tiga sub variabel yaitu pola nilai, pola kebiasaan, pola sikap dan tindakan Variabel-variabel tersebut dikaji keberartian kontribusinya pada efektifitas sekolah yang dinilai dari indikator layanan manajemen, learning Organization, dan kompetensi siswa.Metode penelitian yang digunakan adalah metode expkinuiory survey dengan pendekatan kuantitatif melalui instrumen penelitian. Unit analisisnya adalah Kepala SMAN pada Kota di Propinsi Jawa Barat.Temuan penelitian menunjukan bahwa Efektifitas Sekolah dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh budaya sekolah hasil representasi dari Visionary Leadership yang berorientasi mutu. Lima variabel kontrol yang turut berkorelasi yaitu : program studi, jenjang pendidikan, kebiasaan membaca buku ilmiah, kemampuan komputer, kemampuan bahasa Inggris, aktivitas seminar profesional. Implementasi visi dan penciptaan visi memiliki korelasi yang tinggi terhadap budaya sekolah maupun efektifitas sekolah. Pola sikap tindakan dan pola nilai menunjukan nilai korelasi yang hampir sama tinggi terhadap efektifitas sekolah. Sedangkan untuk pola kebiasaan memiliki korelasi negatif artinya dapat menurunkan efektifitas sekolah walaupun dengan pengaruh yang sangat kecil.Kepala sekolah yang dapat diidentifikasi untuk memimpin sekolah efektif yang berbudaya adalah, berusia di atas 31 tahun sampai 40 tahun, berijazah S2, suka mengikuti seminar profesi, menjabat sebagai kepala sekolah di bawah 4 tahun, gemar membaca, mampu berbahasa Inggris, tidak sering rapat administrasi, dan dari program studi manajemen pendidikan.Berdasar temuan itu, penting untuk mengembangkan kompetensi profesional KS yang mampu melihat jauh ke depan artinya ia adalah seseorang yang berwawasan yang diperoleh dari kristalisasi pengalaman dan pendidikan serta motivasinya menjadi pemimpin yang "menjadi contoh" bukan "memberi contoh" dalam mengembangkan program "bottom up planning" menuju sekolah efektif yang diakomodir dalam kebijakan "top down policy" melalui penciptaan sistem rekrutasi dan pembinaan karier kepala sekolah berbasis "merit system". | d_adpen_999815_aan_komariah_table_of_content.pdf | d_adpen_999815_aan_komariah_chapter1.pdf | d_adpen_999815_aan_komariah_chapter3.pdf | d_adpen_999815_aan_komariah_chapter4.pdf | d_adpen_999815_aan_komariah_chapter5.pdf | d_adpen_999815_aan_komariah_chapter6.pdf | d_adpen_999815_aan_komariah_bibliography.pdf | d_adpen_999815_aan_komariah_appendix.pdf |
RABAD | SIHABUDDIN | PENDIDIKAN DEMOKRASI MELALUI PENGELOLAAN ASERTIVITAS DAN ATRIBUSI SISWA TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU BERDEMOKRASI: Studi Pengembangan Model Pendidikan Demokrasi pada Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung | PPS UPI | Asertivitas dan Atribusi | Sudardja Adiwikarta, Nu'man Somantri, Maman Abdurrachman | 2002/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1323 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Studi ini bertujuan untuk mendapatkan model interaksi pendidikan IPS dalam rangka mengembangkan sikap dan perilaku demokratis siswa di SLTP. Upaya ini dilakukan melalui penelitian dengan prosedur penelitian dan pengembangan (research and development), yang diawali dengan kajian awal, pengembangan model awal, uji coba model, dan pengujian operasional lapangan. Model yang dikembangkan berintikan pengelolaan asertivitas perilaku siswa dan atribusi terhadap sikap dan perilakunya dalam berdemokrasi (sebagai variabel bebas). Pengelolaan asertivitas dan atribusi siswa dilakukan dengan latihan penyelesaian konflik, teknik saling menilai dengan model fair fighting, dan latihan atribusi. Pengujian efektivitas model dilakukan melalui penelitian eksperimental. Untuk mengkaji pola hubungan kausal antara berbagai variabel yang terlibat dilakukan analisis jalur (path analysis), yang menempatkan sikap demokratis orang tua dan dinamika (suasana) kehidupan dalam keluarga sebagai variabel bebas pertama, asertivitas, atribusi siswa, dan hasil belajar PPKn sebagai variabel bebas kedua, sedangkan variabel terikat ialah sikap dan perilaku demokratis siswa. Subjek penelitian adalah siswa dan siswi pada 5 SLIP di Lembang, yakni 3 SLTP Negeri dan 2 SLTP Swasta di Lembang Bandung. Hasil-hasil penelitian disimpulkan: (1) Implementasi model pendidikan demokrasi ini terbukti efektif untuk mengembangkan tingkat asertivitas, atribusi, sikap dan perilaku demokratis siswa SLTP, (2) sebagian besar sub-variabel dari variabel sikap demokratis, (kecuali sub-variabel sikap tidak konsumtif), berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan, (3) terdapat satu variabel, yaitu latihan teknik saling menilai, yang ternyata tidak signifikan, (4) dari analisis jalur, keseiuruhan variabel bebas secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap variabel terikat, meski tidak terlalu tinggi (5) koefisien path variabel suasana kehidupan keluarga, hasil belajar PPKn, dan atribusi siswa memiliki hubungan signifikan, sedang sikap ibu dan ayah tidak signifikan, dan memiliki kontribusi yang amat kecil, (6) atribusi dan sikap demokratis memiliki hubungan kausal dan kontribusi yang signifikan terhadap perilaku demokratis siswa. Artinya, perilaku demokratis siswa ikut dipemgaruhi oleh atribusi dan sikap demokratisnya. Penerapan model, direkomendasikan untuk siswa SLTP sesuai dengan seting uji empiriknya, dan menintegrasikannya pada rumpun Pendidikan IPS, khususnya PPKn, secara longgar dengan modifikasi seperlunya tanpa mengurangi substansi dan prosedur penerapannya. Untuk penelitian lebih lanjut direkomendasikan agar mengintegrasikan konsep-konsep lain seperti penguatan (reinforcement) dan mengidentifikasi indikator nilai-nilai demokrasi yang lebih spesifik menurut referensi tata hidup masyarakat kita yang relegius. Perluasan subjek kepada siswa SLTA perlu dipertimbang-kan, demikian pula perluasan variabel endogen seperti rasa percaya diri (self esteem) dan rasa berdaya diri (self afficacy) dan lainnya, juga amat direkomendasikan | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_table_of_content.pdf | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_chapter1.pdf | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_chapter2.pdf | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_chapter3.pdf | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_chapter4.pdf | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_chapter5.pdf | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_bibliography.pdf | d_ips_979807_rabad_sihabuddin_appendix.pdf |
AGUNG | SALIM MANSYUR | PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS PADA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG JATI BANDUNG | PPS UPI | PENGEMBANGAN KURIKULUM | Ibrahim, Nana Syaodah Sukmadinata, Chaedar Alwasilah | 2007/05/14 | 2013/01/08 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1322 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan menghasilkan suatu produk, yaitu kurikulum prodi Bahasa dan Sastra Inggris (BSI) pada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development), dan teknik pengumpulan datanya adalah: wawancara, angket, eksperimen, tes hasil belajar, dan observasi. Temuan dan simpulan penelitian ini adalah: 1) Kurikulum yang berlaku pada prodi BSI UIN SGD Bandung mengacu kepada Kepmen Agama No.353 Tahun 2004 adalah KBK, tetapi pengembangan dan implementasinya lebih cenderung berbasis subjek akademik; 2) Sosok kurikulum prodi BSI yang dikembangkan berisikamaj visi, misi, dan konstribusi; b) tujuan yang berisikan: standar kompetensi lulusan, rumusan kompetensi: dasar, utama, pendukung, dan lainnya; c) Isi/materi yang berisikan: substansi kajian, penetapan nama mata kuliah, penetapan waktu dan bobot SKS, struktur kurikulum dan sebaran mata kuliah; d) Media/metode pembelajaran yang berisikan: media/sumber pembelajaran dan metode pembelajaran; e) Evaluasi, yang mencakup evaluasi program dan evaluasi proses dan hasil belajar; 3) Implementasi kurikulum dari hasil ujicoba dan uji validasi menunjukkan hasil yang enggembirakan, walaupun perbedaannya baru terlihat signifikansinya antara 64%-85%; 4) Keunggulannya adalah kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kepada hasil analisis kebutuhan yang digali dari berbagai khalayak; 5) Keterbatasannya adalah diperlukan banyak waktu untuk menggali informasi dan merumuskan kompetensi yang diharapkan agar sesuai dengan kebutuhan, dan penyusunan silabus yang berisi gambaran menyeluruh tentang mata kuliah yang akan dikembangkan memerlukan waktu, pemikiran, kemampuan profesional dosen, dan biaya yang memadai. Implikasi teoretis dari penelitian ini yakni pengembangan kurikulum harus berdasarkan analisis kebutuhan, analisis kebutuhan dilakukan dengan mengkaji kompetensi yang dibutuhkan di lapangan, pengembangan kurikulum akan efektif apabila dikembangkan dengan melibatkan berbagai unsur, pengembangan kurikulum akan efektif apabila dilakukan melalui suatu prosedur pengembangan "research dan development, dan kurikulum yang dikembangkan akan efektif apabila dilakukan perbaikan secara kontinyu. Implikasi praktisnya, yakni: agar kurikulum yang dikembangkan efektif diperlukan workshop para dosen tentang cara merumuskan tujuan, isi, media/metode pembelajaran, dan sistem evaluasinya, implementasi kurikulum akan efektif apabila dosen-dosennya mendapatkan pelatihan tentang perencanaan pembelajaran, tentang cara pemilihan dan penggunaan media dan metode pembelajaran yang tepat, apabila kelengkapan sarana dan fasilitas pendukung ditingkatkan ketersediaannya, evaluasi pembelajaran akan efektif apabila dilakukan pada proses dan hasil belajar, dan evaluasi akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa apabila hasil tugas dan hasil ujian dikembalikan dosen kepada mereka. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah: pengangkatan dosen harus berdasarkan kebutuhan prodi, kebijakan penerapan suatu kurikulum harus didasarkan kepada program oriented, kurikulum dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum, didasarkan kepada analisis kebutuhan, dirumuskan sesuai dengan komponen kurikulum, dikembangkan melibatkan berbagai khalayak, dosen harus membuat perencanaan pembelajaran secara matang, diperlukan peningkatan kualifikasi dosen, pemilihan media/metode pembelajaran didasarkan kepada materi ajar, sarana dan fasilitas pendukung pembelajaran harus ditingkatkan ketersediannya, dan evaluasi dilakukan pada proses dan hasil belajar. | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_table_of_content.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_chapter1.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_chapter2a.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_chapter3.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_chapter4a.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_chapter5.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_bibliography.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_appendix.pdf |
PUDJIONO | NONE | KECERDASAN, KONSEP DIRI, SIKAP TERHADAP BIMBINGAN DAN PRESTASI BELAJAR | PPS UPI | Konsep Diri | Achmad Sanusi, Conny Semiawan Stamboel | 1987/02/17 | 2013/01/08 | Tesis | Bimbingan Dan Konseling | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | d_bp_pudjiono_table_of_content.pdf | d_bp_pudjiono_chapter1.pdf | d_bp_pudjiono_chapter2.pdf | d_bp_pudjiono_chapter3.pdf | d_bp_pudjiono_chapter4.pdf | d_bp_pudjiono_chapter5.pdf | ||||
SYAIFUL | SAGALA | DESAIN ORGANISASI PENDIDIKAN DALAM IMPLEMTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH | PPS UPI | Pendidikan | Mohammad Fakri Gaffar, Tb Abin Syamsuddin Makmun | 2003/05/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1320 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Dinas pendidikan dalam penelitian ini adalah Dinas Pendidikan Jawa Barat, Kabupaten Garut dan Kota Bandung. Persolalan mendasar sebagai fokus masalah adalah wBagaimanakah desain organisasi pendidikan dilihat dari budaya, perilaku, iklim, dan lingkungan organisasi pendidikan diselenggarakan secara efektif untuk mencapai visi dan misi pendidikan pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garaut dan Kota Bandung dalam implementasi kebijakan otonomi daerahTujuan Penelitian ini ingin mengetahui "Desain organisasi yang efektif mencapai visi dan misi pendidikan dalam implementasi kebijakan otonomi daerah pada Dinas Pendidikan | d_adpen_999807_syaiful_sagala_table_of_content.pdf | d_adpen_999807_syaiful_sagala_chapter1.pdf | d_adpen_999807_syaiful_sagala_chapter2.pdf | d_adpen_999807_syaiful_sagala_chapter3.pdf | d_adpen_999807_syaiful_sagala_chapter4.pdf | d_adpen_999807_syaiful_sagala_chapter5.pdf | d_adpen_999807_syaiful_sagala_bibliography(1).pdf | d_adpen_999807_syaiful_sagala_appendix.pdf |
MUKHIDIN | NONE | PROFIL IMPLEMENTASI INOVASI KURIKULUM STM PEMBANGUNAN BANDUNG | PPS UPI | INOVASI KURIKULUM | Achmad Sanusi, Ibrahim, Said hamid Hasan | 1997/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1319 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | H asalah utama yang dihadapi Sekolah Teknologi Henengah (STM) adalah mutu lulusan yang tidak sesuai dengan standar kualifikasi keahlian dari industri. Untuk mengatasi masalah tersebut Mendikbud melakukan program link and match antara STM dengan dunia industri sebagai upaya menjembatani kesesuaian antara mutu tamatan sekolah dengan keahlian yang dituntut dunia industri. Di antara sekian STM yang ada di Indonesia, ada STM yang telah melakukan program liuk and. match dan telah menunjukkan hasilnya yakni STM Pembangunan Bandung (91,54 X) lulusannya dapat bekerja di industri. Untuk mengungkap kunci keberhasilan sekolah dalam melakukan implementasi kurikulum dirumuskan pertanyaan sebagai berikut : bagaimanakah profil implementasi inovasi kurikulum di STM Negeri Pembangunan Bandung ? Terdapat banyak konsep yang dapat menjawab pertanyaan di atas tetapi dalam studi ini promovendus memakai pendekatan konsep Leithwood. Menurut konsep ini ada 4 dimensi kurikulum yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi di sekolah. Pemecahan masalah oleh guru dengan memakai empat dimensi kurikulum (tujuan, bahan, strategi mengajar dan evaluasi) merupakan inovasi kurikulum. Perilaku guru dalam memecahkan masalah yang dihadapinya pada mata pelajaran yang dipegangnya dikelompokkan dalam empat kategori yaitu : jenis, waktu, standar dan pelaporan. Studi ini mengungkapkan keberhasilan STM Negeri Pembangunan Bandung dalam melakukan implementasi kurikulum dengan konsentrasi penelitian pada jurusan Elektronika Industri untuk sebelas mata pelajaran. Metoda penelitiannya mempergunakan studi kasus kualitatif. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan mulai bulan September 1993 sampai dengan bulan Desember 1995 diperoleh hasil sebagai berikut: pertama, terdapat variasi level inovasi di antara sebelas mata pelajaran dasar kejuruan dan kejuruan, di mana dalam setiap mata pelajaran terdapat empat variasi level inovasi dimensi kurikulum dan di dalam dimensi kurikulum tersebut juga terjadi variasi level inovasi perilaku guru; kedua, untuk menentukan guru yang profesional tidak cukup dinilai dari hanya satu dimensi perilaku saja tetapi ditentukan oleh berbagai perilaku guru; ketiga, untuk mencapai level inovasi yang paling tinggi diperlukan waktu yang bervariasi dan sejumlah kemampuan dalam mengaplikasikan elektronika, komputer, mikroprosessor dan sistem kontrol di dalam praktik di laboratorium maupun menjadi interface dengan industri elektronika; keempat, dalam implementasi kurikulum terdapat sejumlah hambatan yang bervariasi untuk mencapai level yang paling tinggi yang secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga hambatan pokok yakni hambatan yang berasal dari GBPP kurikulum 1994, hambatan yang berasal dari guru itu sendiri dalam memahami perkembangan elektronika, komputer, mikroprosessor dan kontrol yang ada di industri, dan hambatan yang berasal dari kurangnya sarana dan prasarana praktikum di laboratorium; kelima, inovasi guru pada 11 mata pelajaran kejuruan menghasilkan GBPP baru dimana pada mata pelajaran dasar kejuruan bervariasi dari level tiga sampai dengan empat dan pada mata pelajaran kejuruan bervariasi dari level empat sampai dengan level lima; keenam, model profil inovasi kurikulum Leithwood mempunyai kelebihan dalam menjelaskan perilaku guru ketika menerima inovasi | d_pk_744-f-xix-11_mukhidin_table_of_content.pdf | d_pk_744-f-xix-11_mukhidin_chapter1.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_chapter2a(1).pdf | d_pk_744-f-xix-11_mukhidin_chapter3.pdf | d_pk_03792_agung_salim_mansyur_chapter4a(1).pdf | d_pk_744-f-xix-11_mukhidin_chapter5.pdf | d_pk_744-f-xix-11_mukhidin_bibliography.pdf | d_pk_744-f-xix-11_mukhidin_appendix.pdf |
MUCHKIAR | SURADINATA | MASALAH EFEKTIVITAS SISTEM SELEKSI CALON MAHASISWA BERDASARKAN PREDIKTOR KEBERHASILAN BELAJAR TARAF INTELIGENSI, PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN HASIL UJIAN SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI | PPS UPI | Masalah Efektivitas | Sukun Pribadi Achmad Sanusi | 1983/01/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1318 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Selection of freshmen candidates as a process of institutional decision making in order to obtain freshmen candidates with adequate learning abilities to study at institutions of higher learning faces two basic problems, i.e.: (1) the problem of differentiating between applicants possessing the required qualifications for suc-cessfull study and applicants not possessing these qualifications; and (2) the problem of ranking the applicants from the highest to the lowest in terms of their qualifications. The first problem is related to criteria referring to learning abilities needed to successful study;while the second problem is related to the number of freshmen to be accepted. The answer to the first problem refers to the concept of the effectiveness of freshmen candidates selection system in the sense of estimating accurately the the kinds and the levels of learning abilities needed to successful study, This effectiveness of the selection system can be stated by means of the coefficient predictive validity of the predictor to be used. The answer to the second problem refers to the concept of effectiveness of .the selection system in terms of estimating accurately the level of academic success to be reached. This effectiveness of the selection system can be stated by means of the ratio of academic success. The coefficient of the predictive validity of the predictors for academic achievement and the ratio of academic success consist of two out of three parameters for the effectiveness of the freshmen candidates selection system. The third parameter is the selection of freshmen candidates | d_bp_muchkiar_suradinata_table_of_content.pdf | d_bp_muchkiar_suradinata_chapter1t.pdf | d_bp_muchkiar_suradinata_chapter2a.pdf | d_bp_muchkiar_suradinata_chapter3a.pdf | d_bp_muchkiar_suradinata_chapter4.pdf | d_bp_muchkiar_suradinata_chapter5.pdf | d_bp_muchkiar_suradinata_bibliography.pdf | d_bp_muchkiar_suradinata_appendix.pdf |
NURTAIN | NONE | GAYA DAN WIBAWA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGELOLA KEMATANGAN GURU DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR MURID : Studi Pada Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Dalam Daerah Provinsi Sumatera Barat | PPS UPI | KEMATANGAN GURU | Achmad Sanusi, Sorimuda Nasution, Sikun Pribadi, Sumadi Suryabrata, Oteng S | 1983/06/01 | 2013/01/07 | Tesis | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1317 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_161-a7-vi_nurtain_table_of_content.pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter1a.pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter2a.pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter3a.pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter4a.pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_chapter5a.pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_bibliography.pdf | d_pk_161-a7-vi_nurtain_appendix.pdf | |
MUARA | LUMBATORUAN | STUDI TENTANG WAKTU KONSEPTUAL DAN WAKTU PERSEPTUAL SERTA PENGGUNAANNYA | PPS UPI | Waktu Konseptual | Sikun Pribadi, Achmad Sanusi | 1985/10/31 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1316 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | The study on conceptual and perceptual time and its usage is concerned with human conception of time, the perception of time, the aims and activity levels in time usage, and time structuring according to transactional analysis. The reasons for choosing the problem are: That the problem is perennial. Time and its usage is an important factor in daily life; found in school curriculum. This is a very difficult problem and full of mystery. The research objectives are to collect verious ap -proches on the concept of time and to use time for living a good life. To identify the perception and dimension of time. To explain the structure of time usage according to transactional analysis and to know the substantial objectives for counseling; i.e. helping curriculum completion, to help students in structuring their time and to develop leisure time guidance as a new area in learning guidance activities. The problems approaches are through qualitative survey and reflective thinking, to explore various theo -ries of space and time of some scientists an philosophers from reading material. The research, findings are : 1) Conceptual time is differentiated from perceptual time. Conceptual space and time are the idealized idealized space and time of which we think when we ask about their nature and its implications, or to which the philosophers refer when they ask whether they are limited or unlimited, sutgedtive or objective. Perceptual time is the time which we experience day by day ; and perceptual space is the space in which we live and move. 2) The traditional vew is that space and time existing in reality, as seperate entities. The other view stated that space and time are something that is continuously changing, moves in a direction not contained in itself. Time is existing within the consciousness through sense experiences, and as a single eternal moment. Time is a real duration that signifies both undivided contiuity and creation (known by intuition), something relative ; as a fourth dimention and space and may be considered as spiritual entity that incubates in the third dimen -sion for creating everything beautiful and wonderful. 3) Perceptual time has educational, productive, substitutional, containing bonus, total cost and socio-psy -chological values. It has specific, accurate, and limited measurement. Time perspective includes mental | d_bp_muara_lumbantoruan_table_of_content.pdf | d_bp_muara_lumbantoruan_chapter1.pdf | d_bp_muara_lumbantoruan_chapter2.pdf | d_bp_muara_lumbantoruan_chapter3.pdf | d_bp_muara_lumbantoruan_chapter4.pdf | d_bp_muara_lumbantoruan_chapter5.pdf | d_bp_muara_lumbantoruan_bibliography.pdf | d_bp_muara_lumbantoruan_appendix.pdf |
MINTARSIH | DANUMIHARJA | MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH PADA SLTP NEGERI DAN SWASTA DI KOTA CIREBON : Studi Keterkaitan Level Biaya Dengan Mutu Lulusan | PPS UPI | Manajemen Keuangan | Mohammad Fakri Gaffar, Tb Abin Syamsuddin Makmun | 2003/06/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1315 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Pendidikan merupakan investasi, yang memerlukan pengelolaan yang serius. Terutama yang menyangkut manajemen keuangan, karena kualitas dan kuantitas pendidikan ditentukan oleh biaya yang ada. Pernyataan ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang Manajemen keuangan pada SLTP Negeri dan Swasta di kota Cirebon{Studi Kertekaitan Level Biaya Dengan Mutu Lulusan). Fokus masalah pada peneletian adalah ;1.Bagaimana strategi penyusunan RAPBS; 2. Bagaimana mekanisme penggunaan biaya baik di SLTP Negeri maupun Swasta; 3. Bagaimana dampak pembiayaan sekolah terhadap mutu lulusan; dan 4. Bagaimana pelaksanaan pengawasan dan evaluasinya. | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_table_of_content.pdf | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_chapter1.pdf | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_chapter2.pdf | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_chapter3.pdf | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_chapter4.pdf | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_chapter5.pdf | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_bibliography.pdf | d_adpen_999802_mintarsih_danumihardja_appendix.pdf |
MOHAMMAD | THAYEB MANRIHU | STUDI TENTANG BEBERAPA PFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN KARIR SISWA SMA DI SULAWESI SELATAN | PPS UPI | Kematangan Karir | Sikun Pribadi, Sumadi Surya Brata | 1986/03/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1314 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
This study is focused on principal questions as the following : 1. To what extent do self-concept, occupational aspiration, and vocational interests affect the career maturity of SWA students 2. To what extent do self-concept, occupational aspiration, vocational interests, and career maturity vary according to sex and school location ? The Findings 1, The career maturity of students is influenced by their self-concept, occupational aspiration, and vocational interests respectively. 2, Both self-concept, occupational aspiration, outdoor interest,' computational interest, and scientific interest contribute significantly to career maturity, 3, Students from a variety of school locations tend to differ in their self-concept, occupational aspiration, outdoor interest, scientific interest, literary interest, musical interest, social service interest, and career maturity. 4, The male students tend to be more interested in out. door activity, mechanical and scientific matters. 5. The Female students tend to be more interested in literature and social service activities. | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_table_of_content.pdf | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_chapter1.pdf | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_chapter2.pdf | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_chapter3.pdf | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_chapter4.pdf | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_chapter5.pdf | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_bibliography.pdf | d_bp_mohammad_thayeb_manrihu_appendix.pdf |
RIFAI | ASFARI | UNSUR UNSUR PERSONAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAN KERJA PAKET A DI JAWA TENGAH | PPS UPI | PROGRAN KERJA | Nasution, Santoso S. Hamidjojo,Sumandi Surya Broto | 1987/01/05 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_table_of_content.pdf | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_chapter1.pdf | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_chapter2a.pdf | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_chapter3.pdf | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_chapter4.pdf | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_chapter5.pdf | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_bibliography.pdf | d_pk_140-a6-v-rifai_asfari_appendix.pdf | ||
MOH | SURYA | PENGARUH FAKTOR-FAKTOR NON-INTELEKTUAL TERHADAP GEJALA BERPRESTASI KURANG : Studi Terhadap Siswa SMA Proyek Perintis Sekolah Pembangunan | PPS UPI | Faktor-Faktor Non-Intelektual | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1979/10/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1312 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | At least there are three components involved, namely the learner, the learning process, and the learning Luation producing together achievement. The degree of achievement will depend on the optimal interaction among the factors of the three components, intellectual as well as non-intellectual. Intellectual factors as a potential capacity form the basic pattern of the degree of achievement reached throug learning activities and processes. Non-intellectual factors, internal as well as external, appear to influence the achievement also.Individual differences in the achievement can be explained by the interaction among these factors; when one of the factors is constant, the difference can be explained by the others. In this connection one of the learning problems is underachicvoment which has asso- | d_bp_moh.surya_table_of_content.pdf | d_bp_moh.surya_chapter1.pdf | d_bp_moh.surya_chapter2a.pdf | d_bp_moh.surya_chapter3a.pdf | d_bp_moh.surya_chapter4a.pdf | d_bp_moh.surya_chapter5.pdf | d_bp_moh.surya_bibliography.pdf | d_bp_moh.surya_appendix.pdf |
AHMAD | SYAFIIE | STRATEGI PENGEMBANGAN MODEL MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN UNGGULAN : Studi Kasus Eksplorasi dan Pengembangan Model Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri Darusaalam Kabupaten Ciamis | PPS UPI | Madrasah Aliyah | Abdul Azis Wahab, Djam'an Satori | 2002/09/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1311 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | H.Ahmad Safiie (2002), Strategi Pengembangan Model Madrasah Aliyah Keagamaan Unggulan (Studi Kasus Eksplorasi dan Pengembangan Model Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri Darussalam Kabupaten Ciamis).Penelitian ini ditujukan untuk merumuskan alteratif pengembangan model Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK), sebagai salah bentuk penyelenggaraan madrasah yang dipandang unggul. Hal ini sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan pendidikan keagamaan Islam, khususnya dalam mempersiapkan calon ulama yang mempunyai intelektual keagamaan dan kacakapan hidup dunia dan akhirat.MAK Darussalam saat mi masih bersifat integrasi ke dalam MAN Darussalam sebagai model yang dibiayai oleh pemerintah pusat. Kepercayaan masyarakat sudah mulai tumbuh, namun saat ini perlu ada ridisain model guna meningkatkan status yang lebih memberikan pelayanan kepada keunggulan apa yang dapat dirasakan. Oleh sebal itu ada beberapa alasan yang dijadikan model pengembangan, antara lain :Pertama, madrasah yang pertama kali dikembangkai sebagai model (tahun 1987 sampai sekarang), perlu ada tinjauan ulang terhadap model yang ada. Kedua, madrasah dengan penerapan ini nampaknya bersifat situasional, artinya tidak bisa diterapkan di tempat lain yang karakteristiknya berbeda. Ketiga,tidak adanya dokumentasi ilmiah bahwa MAK Darussalam sebagai model, sehingga perlu ada penataan konseptual dan praktek penyelenggaraan.Kondisi Madrasah Aliyah pada umumnya diselenggarakan tidak jauh berbeda dengan sekolah menengah umum lain, sedangkan yang diharapkan dari MAK adalah menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan kelangkaan ulama. Atas dasar analisis tersebut, permasalahan penelitian difokuskan dengan rumusan : "Bagaimana Srategi Pengembangan Model Madrasah Keagamaan Darussallam 1 Kamis dapat dijadikan Unggulan di Kabupaten Ciamis ?"Selaras dengan latar belakang masalah, dan fokus masalah berkenaan reposisi model Madrasah Keagamaan, terlebih dahulu perlu dilakukan suatu klarifikasi permasalahan penelitian yang dirinci dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:a.Bagimana profil eksternal penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Ciamis, dalam pendidikan keagamaan dilihat dari aspek, geografi, pemerintaan daerah, kependudukan, pendidikan dan ideologi normatif masyarakat setempat ?b.Alasan apa, Madrasah Aliyah Keagamaan dapat dijadikan salah satu model pengembangan pendidikan di Kabupaten Ciamis ?c.Sampai sejauhmana informasi penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren, madrasah atau sekolah umum yang dilandasi keislaman sebagai | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_table_of_content.pdf | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_chapter1.pdf | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_chapter2.pdf | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_chapter3.pdf | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_chapter4.pdf | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_chapter5.pdf | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_bibliography.pdf | d_adpen_989856_ahmad_syafiie_appendix.pdf |
MOEGIADI | NONE | PENILAIAN KUALITAS PENDIDIKAN DASAR DI BERBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN SERTA HUBUNGAN DENGAN SEJUMLAH PARIABEL PENDIDIKAN | PPS UPI | Penilaian Kualitas | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1979/11/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1310 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Pada tahun 1973, yakni menjelang PELITA II, ditemukan adanya gejala ketimpangan di dalam sistem pendidikan baik dalam aspek kuantitatif maupun kualitatif.Telah banyak survai yang dilakukan untuk memperkaya Informasi yang diperlukan oleh pihak pengambil keputusan dan perencana pendidikan. Namun demikian, suatu penilaian secara menyeluruh mengenai prestasi belajar murid dan hubungannya dengan berbagai variabel belum pernah dilakukan.Karena menyadari kekurangan tersebut di atas, maka pada saat Itulah promovendus selaku Ketua Satuan Tugas Penilaian, Badan Pengembangan Pendidikan (BPP), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengambil inisiatif untuk menyusun suatu rencana jangka panjang untuk meneliti dan menilai sistem pendidikan kita dengan menggunakan pendekatan masukan-keluaran (Input-output approach). Rencana ini meliputi penilaian sistem pendidikan di Sekolah Dasar (kelas VI), Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama (SMP Kelas III), dan Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA kelas-III).Dengan selesainya pembakuan semua alat pengumpul data (tes dan lembaran pertanyaan) yang diperlukan untuk mengumpulkan data mengenal prestasi belajar dan latar belakang murid, maka berturut-turut pada tahun 1975, 1976, dan 1977 diadakan pengumpulan data dari kelas VI SD, kelas III SMP dan kelas III SMA se Indonesia.Perlu kiranya dikemukakan bahwa data yang dipergunakan dalam penyusunan disertasi Ini adalah sebagian daripada data survai kelas VI SD yang pengumpulannya dilakukan pada akhir tahun ajaran 1975» yakni pada bulan No-pember 1975« Jadi, kurikulum yang dipergunakan pada waktu itu adalah kurikulum 1968. | d_bp_moegiadi_table_of_content.pdf | d_bp_moegiadi_chapter1.pdf | d_bp_moegiadi_chapter2.pdf | d_bp_moegiadi_chapter3.pdf | d_bp_moegiadi_chapter4.pdf | d_bp_moegiadi_chapter5.pdf | d_bp_moegiadi_bibliography.pdf | d_bp_moegiadi_appendix.pdf |
MAX | DARSONO | STUDI KOMPERATIF TIGA MODEL BALIKAN BELAJAR SEBAGAI SARANA MEMOTIVASI BELAJAR MANDIRI : Suatu Eksperimen Lamangan Pada Sistem Pendidikan jarak Jauh | PPS UPI | BELAJAR MANDIRI | Nasution, Santoso S. Hamidjojo,Sumandi Surya Broto | 1989/02/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1309 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Salah satu dimensi kemampuan peserta didik yang dianggap sebagai faktor penggerak dan pengembang keseluruhan kompetensi dan mutu kinerja ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni adalah kreativitas. Oleh karena itu merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari, bahkan dianggap sebagai agenda strategis untuk menempatkan upaya pengembangan kreativitas remaja dalam adegan sekolah sebagai pusat perhatian kegiatan pendidikan dan bimbingan.Dalam kenyataannya, perhatian formal dalam kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Menengah Umum (SMU) cenderung memberi penekanan semata kepada pengembangan kemampuan ber-fikir konvergen. Masih kurang perhatian kepada upaya bantuan yang terencana dan sistematis untuk mengembangkan kemampuan berfikir divergen, dan kreatif. Di segi lain, penafsiran dan praktek bimbingan di sekolah lebih dititikberatkan kepada fungsi pencegahan (preventive) dan penanganan (curative) masalah. Masih kurang perhatian kepada praktek bimbingan yang menekankan fungsi pengembangan (developmental) diri siswa.Dalam upaya revitalisasi peran dan fungsi bimbingan kepada pengembangan kemampuan potential siswa secara lebih optimal, maka masalah yang dihadapi adalah dapatkah dikembangkan satu model pelayanan bimbingan sebagai kegiatan al- | d_pk_139-a5-v_max_darsono_table_of_content.pdf | d_pk_139-a5-v_max_darsono_chapter1.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_chapter2(1).pdf | d_pk_139-a5-v_max_darsono_chapter3.pdf | d_pk_139-a5-v_max_darsono_chapter4.pdf | d_pk_139-a5-v_max_darsono_chapter5.pdf | d_pk_139-a5-v_max_darsono_bibliography.pdf | d_pk_139-a5-v_max_darsono_appendix.pdf |
AHMAN | NONE | BIMBINGAN PERKEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR : Studi Kearah Penemuan Model Bimbingan Pada Beberapa sekolah dasar Di Jawa Barat | PPS UPI | Bimbingan Perkembangan | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1998/04/20 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1308 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model bimbingan dan konseling di SD dan manual pelaksanaannya. Penemuan model bertolak dari karakteristik siswa, potensi lingkungan, kondisi aktual layanan bimbingan di SD, dan model bimbingan dan konseling yang ideal berdasarkan konsep-konsep bimbingan Penelitian dilakukan melalui tahapan perumusan model hipotetik, uji rasional model, implementasi model, dan perumusan model yang direkomendasikan. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada enam SD di Kodya Bandung. Selanjutnya penelitian dilaksanakan di Kodya Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Sumedang, masing-masing tiga SD. Responden yang dilibatkan sebanyak 997 siswa, 1038 orang tua murid, dan 84 orang guru SD. Sedangkan uji coba model dilaksanakan di SD Merdeka 5/II Bandung dan SD Sukaraja I Sumedang. Model Bimbingan dan Konseling Perkembangan di SD sebagai temuan studi ini mencakup unsur-unsur; (I) visi dan misi bimbingan dan konseling di SD, (2) tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan anak SD sebagai dasar pengembangan program bimbingan, (3) tujuan layanan bimbingan dan konseling di SD, (4) bidang isi bimbingan, dan (5) pendukung sistem. Sedangkan manual mencakup manual layanan dasar bimbingan, manual layanan responsif, dan perencanaan individual. Temuan penelitian yang mendasari perumusan model akhir adalah: (l)tugas-tugas perkembangan siswa SD belum sepenuhnya tercapai; (2) lingkungan perkembangan siswa, baik di rumah maupun di sekolah secara fisik kondusif untuk pengembangan tugas perkembangan siswa, tetapi secara kualitas terdapat beberapa kendala antara lain kurangnya pengawasan orang tua, kerjasama sekolah dengan orang tua siswa kurang intensif, dan orientasi guru masih terfokus pada penyampaian materi pelajaran; (3) telah ada kegiatan-kegiatan di SD yang bermuatan bimbingan, namun dilaksanakan secara insidental, belum diprogram secara sistematis dan tertulis, belum ada dukungan guru pembimbing dan sarana-prasarana untuk pelaksanaan bimbingan, (4) implementasi layanan dasar bimbingan terpadu dalam KBM menjadikan murid lebih aktif belajar, lebih bergairah, mampu membina kerjasama, dan hasil belajar lebih baik, (5) implementasi layanan responsif mencakup bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam berhitung, bimbingan pribadi-sosial, dan "bimbingan belajar bagi siswa kelas unggulan; (6) layanan perencanaan individual yang diimplementasikan melalui buku Agenda Harianku memberikan dampak positif bagi kegiatan siswa dalam belajar-siswa menjadi lebih teratur dalam belajar, lebih berdisiplin— dan komunikasi guru dengan orang tua semakin erat; (7) penyelenggaraan kelas unggulan yang telah ada belum mencerminkan peran bimbingan, baru penambahan jam pelajaran, belum memberi peluang bagi anak untuk maju berkelanjutan, akibatnya siswa kelas unggulan cenderung jenuh belajar. Kekhasan model temuan penelitian ini adalah isi layanan bimbingan bersifat perkembangan, pelaksanaan layanan bimbingan terpadu dalam KBM, dan melibatkan kerjasama guru dengan orang tua. | d_bp_9333104_ahman_table_of_content.pdf | d_bp_9333104_ahman_chapter1.pdf | d_bp_9333104_ahman_chapter2.pdf | d_bp_9333104_ahman_chapter3.pdf | d_bp_9333104_ahman_chapter4.pdf | d_bp_9333104_ahman_chapter5.pdf | d_bp_9333104_ahman_bibliography.pdf | d_bp_9333104_ahman_appendix.pdf |
ANDY | MAKKULAU | HUBUNGAN ANTARA INTELIGENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN GURU DENGAN TINGKAT PENCAPAIAN TUJUAN KURIKULUM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : Studi di Sekolah Dasar Negeri Dalam Wilayah Kota Madya Ujung Pandang Berdasarkan Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 1975 | PPS UPI | KURIKULUM | 1983/04/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1307 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_138-d2-v_andi_makkulau_table_of_content.pdf | |||||||||
GRITA | SUDJANA | USULAN MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESIONAL KEPERAWATAN : Studi Kasus Praktek Klinik Keperawatan Siswa Praktikan Sekolah Perawat Kesehatan di RSUP Dr.Hasan Sadikin | PPS UPI | Keperawatan | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Djam'an Satori | 2001/09/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1306 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
A research concerning proposed model on developing professional (in a broad sense) of nursing education students (high school level known as Sekolah Perawat Kesehatan or SPK) through clinical practice in hospital had been conducted at Dr. Hasan Sadikin General Hospital - Bandung from early June 2000 up to the end of October 2000. Variables for this research consist of eleven (ten independent and one dependent). The independent variables chosen for the research are knowledge generated in SPK class, result of clinical practice as perceived by clinical instructor, students' academic achievement on previous level of education, parent's level of education, parent's occupation, while as dependent variable was the result of clinical practice as perceived by clients/patients. Schools' status (private and state), grade attended by students (grade two and three) and location of clinical practice (polyclinic and ward) were considered as dummy variables. These dummy variables are taken due to the nature of the clinical practice itself.Population was calculated and accordingly sample of 308 students consist of second and third year students, 41 clinical instructors of the hospital and 308 clients/patients were drawn using stratified random sampling technique.Peter Jarvis' (1983) theory on professional education states that the first two independent variables and the dependent variable mentioned above are at most important and are related to each other. Likewise, an integrative education approach with bed-side teaching & nursing model cited by Schoemaker (1989), Brown (1982) and Deback (1980) considered the above variables as the ultimate ones and are related among each other. Other three independent variables in the research were used in connection with the social mobility structure from Havinghurst & Neugarten (1967). It was known through researches that there is a relationship between parents' occupation, parents' level of education and students' academic achievement.Questionnaires for respected respondents were used in data collection. Analysis was done based on the data scale, while descriptive-analytic and inductive method became the most appropriate approach. The first method of analysis was used in order to get illustrative phenomenon on clinical practice, while the second chosen one was an approach to understand relationship among variables. | d_adpen_989853_grita_sudjana_table_of_content.pdf | d_adpen_989853_grita_sudjana_chapter1.pdf | d_adpen_989853_grita_sudjana_chapter2.pdf | d_adpen_989853_grita_sudjana_chapter3.pdf | d_adpen_989853_grita_sudjana_chapter4.pdf | d_adpen_989853_grita_sudjana_chapter5.pdf | d_adpen_989853_grita_sudjana_bibliography.pdf | |
MOCHAMAD | HATIP | MODEL BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MENDAYAGUNAKAN ATRIBUSI TERHADAP KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN BELAJAR : Studi Untuk Mengembangkan Upaya Bantuan Pemeliharaan Reaksi Emosional Dan Harapan Sukses Remaja | PPS UPI | Bimbingan Belajar | Rochman Natawidjaja, Moh Djawad Dahlan | 1997/02/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1305 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Tujuan studi ini adalah mengembangkan model bimbingan untuk membantu remaja dalam memelihara reaksi-reaksi emosional dan motivasional (harapan sukses) yang kondusif terhadap hasil-hasil belajar. Ini penting karena pemeliharaan reaksi-reaksi itu secara substansial dibutuhkan remaja dalam kerangka upaya pencegahan kegagalan dan peningkatan keberhasilan belajarnya lebih lanjut Bukti empiris menunjukkan bahwa remaja pada umumnya rentan terhadap kesulitan-kesulitan emosional dan motivasional yang terkait dengan hasil belajar. Oleh karena itu, bantuan tersebut menjadi kebutuhan siswa pada umumnya, bukan hanya mereka yang telah terperangkap pada kesulitan. Sayangnya, intervensi yang ada selama ini berfokus pada yang disebut belakangan, dan belum dikembangkan model bantuan untuk remaja pada umumnya. Studi ini mengisi kekosongan itu. Untuk mencapai tujuan di atas, studi ini menjalani tahap-tahap penyusunan model intervensi hipotetik, uji coba lapangan, dan penyusunan model akhir. Pertama, sebuah model intervensi hipotetik disusun dengan menggunakan teori atribusi sebagai landasan eksplanatif dan prediktif; dan dengan memanfaatkan teknik konseling, utamanya yang berorientasi kognitif, sebagai landasan proseduralnya. Kedua, model intervensi hipotetik tersebut diujicobakan melalui rancangan pretest-posttest control group experimental design, dengan partisipan % siswa kelas II di SMUM 3 Jember, Jatim. Variabel kriterium mencakup atribusi, reaksi emosional, dan harapan sukses, yang diukur dengan Skala Atribusi, Skala Afeksi Kegagalan, Skala Afeksi Keberhasilan, dan Skala Harapan Sukses. Instrumen ini dikembangkan melalui pilot study, dan terbukti valid dan reliabel. Terakhir, data dari pascates dikenai analisis statistik univariat dan multivariat. Hasil uji coba menunjukkan bahwa intervensi bantuan secara signifikan efektif untuk (1) meningkatkan atribusi siswa yang sebelumnya kurang adjastif dan memelihara atribusi siswa yang sebelumnya cukup adjastif; dan (2) meningkatkan reaksi emosional dan harapan sukses siswa, baik pada kondisi kegagalan maupun keberhasilan belajar, khususnya jika atribusi prates diperhitungkan sebagai kovariat. Ketiga, berdasarkan hasil eksperimen tersebut di atas selanjutnya dilakukan penghalusan dan penyempurnaan model hipotetik sehingga menjadi model temuan akhir studi. Temuan akhir yang menjadi rekomendasi utama studi ini diberi nama "Model Bimbingan Motivasi Belajar dengan Mendayagunakan Atribusi Siswa terhadap Hasil-hasil Belajarnya." Model ini terdiri atas asumsi-asumsi model, deskripsi atribusi sebagai faktor preventif, tujuan bantuan, prosedur dan teknik bantuan, tahap-tahap penyelenggaraan bantuan, dan deskripsi peranan konselor dalam model ini. Melengkapi model, disediakan manual penerapannya untuk konselor SMU. | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_table_of_content.pdf | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_chapter1.pdf | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_chapter2.pdf | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_chapter3.pdf | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_chapter4.pdf | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_chapter5.pdf | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_bibliography.pdf | d_bp_9133414-xxii-15_mochamad_hatip_appendix.pdf |
DADANG | SULAEMAN | SUMBANGAN KECERDASAN, MOTIF BERPRESTASI, SIKAP BELAJAR, DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKADEMIK PARA SISWA SMA DI JAWA BARAT | PPS UPI | BELAJAR | Sikun Pribadi, Nasution, Achmad Sanusi, Sumandi Suryabrata | 1984/08/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1304 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | The main problem which was Investigated in this dissertation is closely related to the problem, of educational quality, especially at SUA level, which was considered still low. This assumption has been strengthened by results of entrance tests to higher education institutions and results from the monitoring of the 1975 high school curriculum implementation* . which was. still far from satisfactory. Meanwhile, efforts have been seriously made to improve the quality of education since the beginning of Eepelita I. Speculations about the causes of the low educational quality have been put forward, which generally indicated that teachers and infrastructures had not yet fulfilled the requirements. The quality of students' achievement, which 13 considered as an indicator of the quality of education, is influenced by various interacting factors in the teaching-learning process. These factors include conditions of individual students,matertal presented, systems of presentation, instrumental factors and environmental conditions, both inside and outside the school | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_table_of_content.pdf | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_chapter1.pdf | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_chapter2.pdf | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_chapter3.pdf | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_chapter4.pdf | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_chapter5.pdf | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_bibliography.pdf | d_pk_036-a5-ii_dadang_sulaeman_appendix.pdf |
I | KETUT DHARSANA | STRATEGI MODIFIKASI KONGNITIF UNTUK MENGEMBANGKAN PENILAIAN KOGNITIF SISWA TERHADAP TUGAS PELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CORMIER DAN CORMIER : Studi Eksperimental Dengan Siswa Kelas 1 SMU Korpri Ikip Bandung | PPS UPI | Penilaian Kognitif | Rochman Natawidjaja, Sunaryo Kartadinata | 1997/03/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1303 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan penilaian kognitif siswa terhadap tugas-tugas pelajaran dengan menggunakan strategi modifikasi kognitif. Mengembangkan penilaian kognitif siswa terhadap tugas-tugas pelajaran adalah amat penting, karena, turun naiknya hasil belajar siswa disebabkan oleh penilaian kognitif tersebut terhadap tugas-tugas tersebut Jika penilaian kognitif tersebut tidak mendapat perhatian yang dini dikuatirkan akan mempengaruhi hasil belajar siswa di masa kini dan yang akan datang, tentu berakibat pada psikohigine siswa dalam melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Misalnya depresi, agresif, rendah diri dsbnya. Mengubah atau mengembangkan penilaian kognitif siswa terhadap tugas-tugas pelajaran, berarti secara langsung dan tidak langsung meningkatkan hasil belajar siswa. Mengembangkan atau mengubah penilaian kognitif siswa diperlukan strategi dan teknik-teknik tertentu. Strategi yang digunakan untuk mengembangkan penilaian kognitif siswa terhadap tugas-tugas pelajaran adalah strategi modifikasi kognitif dengan teknik menghentikan pikiran, reframing pikiran, restrukturisasi pikiran (Cormier dan Cormier, 1985:378-447). Ketiga teknik tersebut dikombinasikan, secara bergantian yaitu, kombinasi teknik menghentikan pikiran dengan reframing kombinasi teknik menghentikan pikiran dengan restrukturisasi pikiran, kombinasi teknik reframing pikiran dengan restrukturisasi pikiran, kombinasi teknik menghentikan pikiran, reframing pikiran dengan restrukturisasi pikiran. Metode penelitian dengan rancangan^pretest-posttest control group experimental design." dipakai untuk menguji kombinasi teknik tersebut di atas. Anggota kelompok eksperimen dan kontrol diambil secara random atas skor prates, berdasarkan tolok ukur dalam kategori distribusi kurva normaL Masing-masing kelompok berisi 30 orang. Perlakuan kelompok eksperimen, diberikan sebanyak sembilan kali pertemuan termasuk pemberian pascates. Kuesioner penilaian kognitif disusun berdasarkan konsep Piaget, Lazarus, Spiegel dan Grinker. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa, strategi modifikasi kognitif secara keseluruhan efektif untuk mengembangkan penilaian kognitif siswa terhadap tugas-tugas pelajaran. Sedangkan kombinasi teknik reframing dan restrukturisasi pikiran ternyata sangat efektif dari kombinasi teknik lainnya seperti kombinasi teknik menghentikan pikiran dengan restrukturisasi pikiran, menghentikan pikiran dengan reframing pikiran dan menghentikan pikiran, reframing pikiran, dan restrukturisasi pikiran dilihat dari rerata prates dengan pascates kelompok eksperimen, maupun dengan kelompok kontrol. Ini berarti strategi modifikasi kognitif secara keseluruhan efektif digunakan untuk mengembangkan penilaian kognitif siswa terhadap tugas-tugas pelajaran di sekolah. Temuan akhir penelitian ini adalah sebuah manual berupa penggunaan praktis modifikasi kognitif yang direkomendasikan kepada siswa, guru pembimbing, pengembangan kurikulum, pelatihan, dan peneliti untuk mencoba membuktikan strategi modifikasi kognitif terhadap sasaran yang berbeda. | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_table_of_content.pdf | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_chapter1.pdf | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_chapter2.pdf | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_chapter3.pdf | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_chapter4.pdf | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_chapter5.pdf | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_bibliography.pdf | d_bp_9133400_i_ketut_dharsana_appendix.pdf |
BAJURI | ALI | STUDI EVALUATIF MENGENAI PERBEDAAN ("DISCREPANCY") ANTARA KOMPONEN-KOMPONEN YANG DIRENCANAKAN DALAM KURIKULUM DAN PELAKSANAAN KOMPONEN-KOMPONEN TERSEBUT DI RUANG KULIAH : Suatu Pendekatan Model Evaluasi Yang Komperhensif Pada Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Kependudukan di FKIP-Unlam | PPS UPI | DISCREPANCY | Sumadi Suryabrata, Nasution, Achmad Sanusi | 1986/07/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1302 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_009-a8-iii_bajuri_ali_table_of_content.pdf | d_pk_009-a8-iii_bajuri_ali_chapter1.pdf | d_pk_009-a8-iii_bajuri_ali_chapter2.pdf | d_pk_009-a8-iii_bajuri_ali_chapter3.pdf | d_pk_009-a8-iii_bajuri_ali_chapter3.pdf | d_pk_009-a8-iii_bajuri_ali_bibliography.pdf | d_pk_009-a8-iii_bajuri_ali_appendix.pdf | ||
SP | SUKARTINI | MODEL KONSELING KETERAMPILAN HIDUP UNTUK MENGEMBANGKAN DIMENSI KENDALI PRIBADI YANG TEGAR : Studi Eksperimental Pada Siswa Negeri Di Bandung | PPS UPI | Konseling Keterampilan | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 2002/08/23 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1301 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah Model Konseling Keterampilan Hidup (MKKH) untuk membantu remaja mengembangkan Dimensi Kendali, yang meliputi (a) Kendalidin internal, (b) Perilaku Mengendalikan yang positif, dan (c) Katahati yang positif. Penelitian ke arah penemuan model bantuan preventif perlu segera dilakukan, karena situasi kehidupan semesta yang makin rumit, penuh tantangan dan sering berubah-ubah memungkinkan seseorang dituntut segera menyesuaikan diri agar tidak menjadi bingung dan putus asa. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu menyusun model hipotetis yang disebut Model Konseling Keterampilan Hidup. Model ini disusun berdasarkan teori konseling integratif dari Richard Nelson-Jones yang disebut leori konseiing keterampilan hidup. Tahap kedua, melaksanakan uji coba lapangan melalui rancangan pretest-posttest control group quasi-experimental design dengan 146 orang siswa SMU Negeri di Bandung sebagai subyek. Variabel yang terlibat adalah Dimensi Kendali yang mencakup Kendalidiri, Perilaku Mengendalikan dan Katahati. Data hasil uji coba dianalisis dengan bantuan statistik univanat dan bivariat, yang hasilnya menunjukkan bahwa Model Konseling Keterampilan Hidup (MKKH) yang dikembangkan efektif secara berarti untuk mengembangkan Dimensi Kendali. Artinya, model ini efektif untuk membantu mengembangkan : (1) Kendalidin yang rendah sebelum perlakuan dan memelihara yang sebelumnya sudah cukup tinggi; (2) Perilaku Mengendalikan yang rendah sebelum perlakuan dan memelihara yang sebelumnya sudah cukup tinggi; (3) Katahati yang rendah sebelum perlakuan dan memelihara yang sebelumnya sudah cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model bantuan ini dapat dikenakan kepada siswa SMU Kelas I tanpa memperhatikan usia dan jenis kelamin. Tahap ketiga, merevisi bagian-bagian model hipotetis yang telah diujicobakan, agar menjadi lebih mudah dipahami dan digunakan. Model konseling ini diberi nama "Model Konseling Keterampilan Hidup Untuk Mengembangkan Dimensi Kendali Pribadi yang Tegar". Model mi secara keseluruhan terdiri atas asumsi-asumsi konseling keterampilan hidup, deskripsi pribadi yang tegar, dimensi kendali, tujuan bantuan, prosedur dan teknik, tahap pelaksanaan bantuan, sistem evaluasi, dan peran konselor. Secara keseluruhan, penelitian ini telah mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu mengembangkan sebuah model konseling yang dapat digunakan untuk membantu remaja mengembangkan Dimensi Kendali. Dibandingkan dengan model yang dikembangkan oleh Nelson-Jones model ini mempunyai karakteristik yang berbeda, yakni MKKH bersifat preventif dan pengembangan, di samping kuratif. | d_bp_9033305_sp.sukartini_table_of_content.pdf | d_bp_9033305_sp.sukartini_chapter1.pdf | d_bp_9033305_sp.sukartini_chapter2.pdf | d_bp_9033305_sp.sukartini_chapter3.pdf | d_bp_9033305_sp.sukartini_chapter4a.pdf | d_bp_9033305_sp.sukartini_chapter5.pdf | d_bp_9033305_sp.sukartini_bibliography.pdf | d_bp_9033305_sp.sukartini_appendixa.pdf |
SUKASIH | None | MAKNA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN AKTUALISASI KERJA MASYARAKAT PEDESAAN: Penelitian Tindakan Modeel Paket Dengan Pendekatan Dzikir Dan Pikir Untuk Masyarakat di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah | PPS UPI | Meningkatkan Aktualisasi | Achmad Sanusi, Djawad Dahlan, N'man Sumantri | 1998/10/19 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1300 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Masyarakat desa Tungu kecamatan Godong dan desa ketro kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Jawa Tengah mempunyai corak budaya pengajian sesuai dengan etnisnya. Pelaksanaannya dipengaruhi oleh situasi kultur budaya setempat. Budaya pengajian daerah maju, berbeda dengan pengajian daerah tertinggal. Pembedanya dapat dilihat dari motif, pemahaman pengetahuan, penampilan untuk mengantisipasi, komunikasi dan tingkah laku sosialnya. Aktualisasi pengajian daerah maju lebih progresif dan terbuka, dari pada daerah yang tertinggal. Masalah utama penelitian ini, difokuskan pada sosialisasi nilai-nilai agama di pedesaaan yang belum merefleksikan ajaran-jaran Islam yang berorientasi kemasyarakatan. Pelaksanaan pengajian mencoba mengaitkan elemen dinamis dari Model Paket PIPS pada jamaahnya. Penelitian ini menggunakan metode action research. Pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan pilot projek dengan cara memberi perlakuan melalui proses internalisasi ajaran Islam yang membahas muamalah bidang keija, dengan pendekatan dzikir dan pikir di majlis taklim untuk memperbaiki aktualisasi kerja masyarakat pedesaan. Instrumen utama dalam action research ialah model paket PIPS (MPPIPS). MPPIPS merupakan alternatif model pendidikan ilmu-ilmu sosial yang berdasarkan Al Quran, Hadis dan ijtihad. Pilot projek dilakukan selama 5 bulan 15 hari dan digeneralisasikan pada kelompok lain untuk memiliki nilai transfer. Tempat penelitian dilakukan di desa Tungu kecamatan Godong dan desa Ketro (IDT) kecamatan Karang Rayung Kabupaten Grobogan, sedangkan yang | d_ips_949824_sukasih_table_of_content.pdf | d_ips_949824_sukasih_chapter1.pdf | d_ips_949824_sukasih_chapter2a.pdf | d_ips_949824_sukasih_chapter3.pdf | d_ips_949824_sukasih_chapter4a.pdf | d_ips_949824_sukasih_chapter5.pdf | d_ips_949824_sukasih_bibliography.pdf | d_ips_949824_sukasih_appendixa.pdf |
R. | IBRAHIM | SUATU SISTEM UNTUK MENILAI KURIKULUM YANG SEDANG DIKEMBANGKAN DI INDONESIA | PPS UPI | KURIKULUM | Sikun Pribadi, Nasution, Supardjo Adikusumo, Santoso S. Hamidjojo, Achmad S | 1980/09/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1299 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_005-a4_ibrahim_table_of_content.pdf | d_pk_005-a4_ibrahim_chapter1a.pdf | d_pk_005-a4_ibrahim_chapter2a.pdf | d_pk_005-a4_ibrahim_chapter3_a.pdf | d_pk_005-a4_ibrahim_chapter4a.pdf | d_pk_005-a4_ibrahim_chapter5a.pdf | d_pk_005-a4_ibrahim_bibliography.pdf | d_pk_005-a4_ibrahim_appendix.pdf | |
A. | MURI YUSUF | PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS PETUGAS BIMBINGAN SEKOLAH : Studi Deskriptif-Analitis Dalam Rangka Pengembangan Kemampuan Profesional Petugas Bimbingan Sekolah Menengah Atas Negeri Di Padang Oleh Organisasi Profesi Bimbingan | PPS UPI | Pengembangan Profesionalitas | Rochman Natawidjaja, Noh Djawad Dahlan | 1995/02/01 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1298 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Guidance and Counseling as an integral part of education, have contributed a lot to the students development. However, there are still so many factors to be considered and to be given more serius attention, such as a guidance staff which is more or less passive and tends to wait for his or her client to come asking for help; a guidance staff which has done so little efforts to be of much help for the students in their study, his or her activities are still insufficient and not yet well-coordinated and in many instances not purposeful enough to achieve the various goals of the school program. There is no significant difference between the achievements of those guidance staffs with special guidance and counseling background and those who have no guidance and counseling pre-service education background. These phenomena bring about so many problems that need immediate solutions to raake guidance and counseling program at schools more professional and more successful!. The present study was concentrated and aimed at the development and improvement of guidance personnel at Senior High School based on the analysis of the relation-ship between relevant factors, guidance staffs personal | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_table_of_content.pdf | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_chapter1.pdf | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_chapter2.pdf | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_chapter3.pdf | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_chapter4.pdf | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_chapter5.pdf | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_bibliography.pdf | d_bp_9033297_a_muri_yusuf_appendix.pdf |
SUTOYO | IMAM UTOYO | NILAI-NILAI YANG DIGUNAKAN SISWA DALAM PILIHAN KARIR : Studi Deskriptif Analitis Tentang Siswa Yang Karirnya Berhasil, Maupun Gagal Yang Memperoleh Layanan Bimbingan Karir Di Beberapa SMA Propinsi Jawa Timur | PPS UPI | Pilihan Karir | Conny R Semiawar, Rochman Natawidjaja | 1995/07/03 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1297 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | d_bp_8933181-xxi_sutoyo_imam_utoyo_table_of_content.pdf | d_bp_8933181-xxi_sutoyo_imam_utoyo_chapter1.pdf | d_bp_8933181-xxi_sutoyo_imam_utoyo_chapter2.pdf | d_bp_8933181-xxi_sutoyo_imam_utoyo_chapter3.pdf | d_bp_8933181-xxi_sutoyo_imam_utoyo_chapter5.pdf | d_bp_8933181-xxi_sutoyo_imam_utoyo_bibliography.pdf | d_bp_8933181-xxi_sutoyo_imam_utoyo_abstract.pdf | ||
WAINI | RASYIDIN | KEMAMPUAN MENGAJAR DILIHAT DARI KEMAMPUAN BIDANG STUDI DAN PENGUASAAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR : Studi Deskriptif-Analitik pada Mahasiswa di FPMIPA-IKIP Bandung | PPS UPI | BELAJAR-MENGAJAR | Nasution, Achmad Sanusi, Rochman Nawafidjaja | 1988/04/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1296 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_table_of_content.pdf | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_chapter1.pdf | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_chapter2.pdf | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_chapter3.pdf | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_chapter4.pdf | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_chapter5a.pdf | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_bibliography.pdf | d_pk_01-a-1_waini_rasyidin_appendix.pdf | |
EMOSDA | NONE | LANDASAN-LANDASAN DAN PRIORITAS SASARAN BIMBINGAN BAGI WANITA MINANGKABAU : Pengembangan Model Bimbingan wanita Minangkabau Dalam Hubungan Dengan Konflik Identitas Yang Dialaminya | PPS UPI | Prioritas Sasaran | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1995/01/02 | 2013/01/08 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1295 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini mengarah pada upaya mengembangkan suatu model bimbingan untuk wanita Minangkabau. Penelitian diawali dengan suatu analisis yang hati-hati mengenai kebutuhannya akan bimbingan dalam hubungan dengan konflik identitas yang dialaminya karena pergeseran nilai dan tantangan yang terjadi dalam masyarakat Minangkabau. Benturan nilai sebagai dampak modernisasi berpengaruh terhadap kepribadian dan kehidupan wanita Minangkabau, setidak-tidaknya membawa ketidakpastian terhadap eksistensinya sebagai pillar utama dalam keluarga. Dalam menghadapi keadaan demikian, bagaimanapun wanita Minangkabau dihadapkan pada keragaman pilihan nilai dalam upayanya menempatkan diri. Agar dapat menempatkan diri secara tepat, maka wanita Minangkabau seyogianya bersedia mempersiapkan diri untuk masa depan. Mereka dituntut untuk meluaskan pengetahuan, menajamkan pemikiran, membangkitkan semangat mengendalikan diri dan bekerja keras untuk memiliki kesiapan, mampu mencoba yang baru dan menyesuaikan diri dengan kehidupan modern. Mereka juga tertantang untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi apa yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian berhasil mengungkap konflik-konflik yang dialami wanita Minangkabau masa kini. Konflik-konflik itu bersarang dalam kepribadian maupun dalam kedudukan dan peran mereka, yang pada akhirnya mengancam integritas kepribadian dan kestabilan psikologis mereka. Konflik-konflik tersebut disebabkan karena dilema antara kehendak untuk tetap menganut nilai-nilai adat tradisional dengan kecenderungan berorientasi | d_bp_8933180_emosda_table_of_content.pdf | d_bp_8933180_emosda_chapter1.pdf | d_bp_8933180_emosda_chapter2.pdf | d_bp_8933180_emosda_chapter3.pdf | d_bp_8933180_emosda_chapter4b.pdf | d_bp_8933180_emosda_chapter5.pdf | d_bp_8933180_emosda_bibliography.pdf | d_bp_8933180_emosda_appendix.pdf |
MOEHAMMAD | ISA SOELAEMAN | SUATU UPAYA PENDEKATAN PENOMENOLOGIS TERHADAP SITUASI KEHIDUPAN DAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH : Suatu Rintisan Pemikiran - Dasar Bagi Pengembangan Kurikulum | PPS UPI | PENOMENOLOGIS | Sikun Pribadi, Nasution, Supardjo Adikusumo, Santoso S. Hamidjojo, Achmad S | 1985/04/11 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1294 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Kehidupan sehari-hari menampakkan pelbagai fenomena yang sebenarnya serupakan manifestasi dari struk -tur dasarnya yang esensial» yaitu bahwa kehidupan ter -sebut — lebih-lebih dewasa ini — terlibat dalam suatu perubahan yang dahsyat. Dalam situasi seperti itu tam -pil urgensi untuk aenata dan mengarahkan kembali kehl -dupan pribadi maupun sosial. Dengan kata lain: tanpil urgensi untuk menata dan mengarahkan kembali pendidikan, c.q. Kurikulum.Ada dua lingkungan yang dipandang paling bertanggung jawab tentang pendidikan anak: keluarga yang serupakan lingkungan pendidikan paling wajar baginya dan sekolah yang merupakan pendidikan formal.Apakah pendidikan anak di kedua lingkungan pen -didikan itu berlangsung melalui Jalur sendiri-sendiri atau secara terlntegrasi? Apakah keduanya berlangsung secara berurutan atau bersamaan? Apakah kedua lingkungan pendidikan itu memiliki kedudukan dan tanggung jawab pendidikan yang sederajat atau ada yang lebih primer? Jawabannya akan dapat dimanfaatkan sebagal rintisan pemikiran dasar bagi pendidikan, c.o. pengembangan kurikulum.Maka perlu disingkap struktur dasar esensial dari situasi kehidupan dan pendidikan dalam keluarga dan sekolah itu . | d_pk__017-a12_moehammad_isa_soelaeman_table_of_content.pdf | d_pk__017-a12_moehammad_isa_soelaeman_chapter1.pdf | d_pk__017-a12_moehammad_isa_soelaeman_chapter2.pdf | d_pk__017-a12_moehammad_isa_soelaeman_chapter3.pdf | d_pk_moehammad_isa_soelaeman_chapter4a.pdf | d_pk__017-a12_moehammad_isa_soelaeman_chapter5.pdf | d_pk__017-a12_moehammad_isa_soelaeman_bibliography.pdf | d_pk__017-a12_moehammad_isa_soelaeman_appendix.pdf |
ISNARMI | MOEIS | KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL TRANSFORMATIF BERDASARKAN POLA HUBUNGAN-KONFLIK ANTAR ETNIK: Kajian Keritis Terhadap Laporan Media Massa Mengenai Konflik Ambon, Sambas dan Sampit, dan Poso | PPS UPI | KONSEPTUAL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL | Rochiati Wiriaatmadja, Helius Sjamsuddin, Suwarma Al. Muchtar | 2006/02/20 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1293 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grounded theory yang difokuskan pada penemuan pola hubungan-konflik antar kelompok etnik dalam masyarakat multikultural di Indonesia, dan penyusunan kerangka hipotetik pendidikan multikultural yang sesuai dengan fenomena hubungan-konflik tersebut Objek kajian penelitian adalah berita mengenai konflik yang dilaporkan melalui media massa, dalam hal ini yang dipilih adalah Repubfika, Kompas, dan Media Indonesia. Sedangkan berita konflik yang dipilih adalah konflik Ambon, Sambas dan Sampit, serta Poso. Pemasalahan penelitian diformulasikan dalam bentuk pertanyaan yang berkenaan dengan bagaimana gambaran konflik menurut media massa, bagaimana pola hubungan-konflik serta peran media massa dalam masyarakat multikultural Indonesia, dan bagaimana bentuk kerangka pendidikan multikultural yang sesuai dengan pola hubungan-konflik tersebut. Untuk itu, kajian dilakukan dalam tiga tahap yaitu: mengkaji secara kritis berita mengenai konflik {critical discourse analysis, melakukan kajian kepustakaan serta komparasi hasil kajian kritis dengan pendapat pengamat, dan kajian kepustakaan untuk pengembangan kerangka konseptual pendidikan multikultural. Dari penelitian ini ditemukan tiga kesimpulan utama sebagai berikut Pertama, dari kasus Ambon, Sambas dan Sampit, dan Poso disimpulkan bahwa fenomena konflik dalam masyarakat dapat dikategorikan dalam cakupan teori soo'af mechanism dan primordial affiliation di satu sisi, serta teori elite competition dan ethnic entrepreneur di sisi lain. Di samping itu media massa cenderung beorientasi kepada kepentingan ideologi mereka sendiri dari pada terhadap kepentingan masyarakat multikultural. Kedua, disimpulkan bahwa untuk menekan potensi konflik di Indonesia tidak cukup hanya berpatokan pada interaksi antar warga yang setara, melainkan juga perlu diperkuat dengan faktor-faktor lain yaitu: 1) kerangka berUkir mengenai hidup bernegara dan bermasyarakat yang berorientasi pada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2) masyarakat yang memiliki " kesalehan multikultural"; dan 3) manajemen kemajemukan masyarakat yang bersifat demokratis. Terakhir, penelitian ini menawarkan satu rekomendasi konseptual tentang Pendidikan Multikultural Tranformatif yang diharapkan dapat menjadi salah satu upaya menghadapi tantangan masyarakat multikultural di Indonesia saat ini serta masa datang dalam rangka mencapai masyarakat multikultural yang demokratis | d_ips_029738_ismarni_moeis_table_of_content.pdf | d_ips_029738_ismarni_moeis_chapter1.pdf | d_ips_029738_ismarni_moeis_chapter2a.pdf | d_ips_029738_ismarni_moeis_chapter3.pdf | d_ips_029738_ismarni_moeis_chapter4a.pdf | d_ips_029738_ismarni_moeis_chapter5.pdf | d_ips_029738_ismarni_moeis_bibliography.pdf | d_ips_029738_ismarni_moeis_appendix.pdf |
SUKIRNO | NONE | IMPLEMENTASI POLITEKNIK DAN FUNGSINYA DALAM MEMPERSIAPKAN KEMAMPUAN-KEMAMPUAN YANG ADAPTABLE TERHADAP RAGAM TUNTUTAN DUNIA KERJA | PPS UPI | POLITEKNIK | Nana Syaodih Sukadinata, Said Hamid HAsan, Achmad Sanusi, Rochman Natawidja | 1997/06/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Pengembangan Kurikulum | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1292 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | This dissertation is the report of a research on the implementation of the D III Polytechnic, ITB, Mechanical Engineering Program. Preparation of adaptable abilities has been a major concern in the investment of human resources, particularly in relation to the 21st century, dealing with fast changing technology and demography of labor market. The study was aimed at finding out the ways ITB Polytechnic preparing adaptable competencies in the framework of curriculum implementation. The results of this study are expected to make conceptual and practical contributions to the improvement of Polytechnic curriculum and its implementation in Indonesia.The research focus was centered on the Polytechnic efforts in preparing abilities that be based on the cognitive skills. This focus covered three levels of study, i.e. the curriculum implementation at the institutional level, classroom level, and adaptability of graduates' capabilities as learning outcomes. The institutjion-level implementation put take with institutional activities to get the implementation closer to the ideas of curriculum design, whereas the classroom-level implementation focused on learning activities to indicate the efforts made to develop adaptable abilities. Finally, adaptability of abilities was related to the efforts the graduates made to adapt their learning outcomes to the working requirements.The naturalistic qualitative approach was applied. Data on the implementation at institutional and classroom levels were collected in the ITB Polytechnic context, while data on the adaptability of graduates' capabilities were collected in the industrial context. Data was collected through direct observation, interview, and documentary study. Data analysis was conducted in two phases; the first phase was done while collecting data at each respective site and the second one was done for the purpose of cross-site analysis. The data analysis was conducted through developing categories, analyzing relationships, formulating basic ideas, and making conclusions based on the concepts of curriculum implementation and adaptable abilities. | d.pk_8933188_sukirno_table_of_content.pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter1.pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter2.pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter3.pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter4.pdf | d.pk_8933188_sukirno_chapter5a.pdf | d.pk_8933188_sukirno_bibliography.pdf | d.pk_8933188_sukirno_appendix.pdf |
AIM | ABDULKARIM | ANALISIS ISI BUKU TEKS PPkn DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG DAPAT MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA SMA | PPS UPI | ANALISIS ISI BUKU | Numan Somantri, Nursid Sumaatmadja, Helius Sjamsuddin | 2005/10/10 | 2013/01/08 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1291 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Disertasi ini melaporkan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis unsur materi, pedagogis dan menguji tingkat keterbacaan buku teks PPKn SMA serta mengkaji kesesuaian buku teks dengan visi dan misi PPKn dalam meningkatkan keterampilan berpikir siswa.Obyek kajian berupa buku teks Penerbit Yudhistira, Epsilon Grup, Erlangga dan Grafindo Media Pratama. Untuk memperoleh data yang akurat dilakukan studi dokumen, dan penyebaran kuesioner penilaian kualitas buku teks kepada para siswa dan guru SMA di Kota Bandung, selain itu digunakan wawancara dan tes keterbacaan buku teks.Kesimpulan akhir penelitian ini Pertama, isi buku teks PPKn SMA belum mengandung unsur-unsur yang secara mendasar memenuhi kriteria buku teks untuk dijadikan bahan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Kedua, model buku teks yang dapat memberdayakan keterampilan berpikir secara umum terdiri dari tiga unsur yaitu unsur materi, unsur pembelajaran, dan unsur keterbacaan. Ketiga, tingkat kedalaman dan keluasan materi yang bersifat pengembangan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang terdapat dalam buku teks PPKn belum cukup. Begitu pula kedalaman pengembangan nilai dan sikap kewarganegaraan (civic dispositions) dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) belum cukup memadai. Keempat, bahan ajar, dan evaluasi dalam buku teks PPKn belum memberikan stimulus dan kemudahan pada siswa ke arah pemahaman dan peningkatan keterampilan berpikir yang serasi dengan tujuan pembelajaran PPKn di persekolahan. Faktor penyebabnya adalah penyusun masih terjebak pada tataran data, fakta, dan konsep yang sifatnya umum. Penyajiannya belum sampai pada fakta, konsep, yang sifatnya khusus, aktual, dan kontekstual dengan kadar kompetensi taksonomi yang tinggi. Demikian pula kandungan buku teks tidak banyak memiliki muatan pola pembelajaran kontekstual seperti model pemecahan masalah, inquiry sosial, tugas observasi lapangan, studi dokumen, dan penugasan pembuatan kliping dari media massa jarang ditemukan. Kelima, tingkat keterbacaan buku teks PPKn SMA kelas 2 berdasarkan hasil uji rumpang kepada 439 siswa menggambarkan bahwa sebagian besar siswa yaitu 325 (74,2%) tergolong pembaca frustasi atau pembaca gagal, sebagian kecil siswa 89 (20,2%) tergolong sedang atau instruksional, dan hanya 25 (5,6%) tergolong mudah atau independen. Dengan demikian buku teks PPKn SMA tergolong bacaan yang sukar dipahami. Hai tersebut dapat diasumsikan baik dari sajian materi maupun bahasa mengandung berbagai kekurangan.Rekomendasi: 1) Guru: a) Mampu menghidupkan buku teks dalam transaksi pembelajaran; b) Memiliki pemahaman standar untuk menilai buku teks yang baik; 2) Siswa: Siswa dituntut bersifat proaktif atau kritis tertiadap buku teks yang digunakan. Apabila terdapat kekurangan, kekurangpahaman, ketidakjelasan dalam buku tersebut harus segera direspons; 3) Pengambil Kebijakan (Pemerintah): a) Sangat disarankan dengan tersusunnya panduan penulisan buku teks ini, pengembang kurikulum bisa memberikan gambaran atau rambu-rambu bagi guru dan para pakar kurikulum PPKn untuk dijadikan pegangan dalam pemilihan atau penggunaan buku teks yang tayak digunakan dalam pembelajaran di persekolahan. Demikian pula perlu untuk memberlakukan model panduan penulisan, yang memiliki standar penilaian kelayakan, sistem pengawasan, pola pembinaan bagi penulis dan penerbit serta memiliki konsistensi dan sanksi yang tegas, b) Hendaknya, buku teks PPKn diuji unsur kedalaman dan keluasan materi, unsur pedagogis dan keterbacaannya sebelum disebarluaskan; 4) Penulis: Unsur bahan materi yang baik dalam buku teks PPKn harus terdiri dari kandungan taksonomik yang tersebar dan berkadar tinggi serta memiliki hierarki pengetahuan dan proses berpikir yang tinggi pula. Begitu pula harus mampu mengembangkan materi yang berbasis pada nilai-moral dan budi pekerti, karena PPKn mengemban visi nation and character building, yakni sebagai sarana untuk membentuk kepribadian bangsa | d_ips_949820_aim_abdulkarim_table_of_content.pdf | d_ips_949820_aim_abdulkarim_chapter1.pdf | d_ips_949820_aim_abdulkarim_chapter2a.pdf | d_ips_949820_aim_abdulkarim_chapter3.pdf | d_ips_949820_aim_abdulkarim_chapter4a.pdf | d_ips_949820_aim_abdulkarim_chapter5.pdf | d_ips_949820_aim_abdulkarim_bibliography.pdf | d_ips_949820_aim_abdulkarim_appendixa.pdf |
SAROSA | PURWADI | PENGARUH PEMAHAMAN MATERI-MATERI PELAJARAN IPA DI SPG TERHADAP PEMBENTUKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP | PPS UPI | IPA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP | Nasution, Sanusi, Isjrin Noerdin, Ratna Wulis Dahar | 1990/04/30 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1290 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Khusus ucapan dan penghargaan yang sama kepada Bapak Prof. Dr. Soepardjo Adikusumo selaku dosen, yang dengan penuh kesabaran memberikan cakrawala yang lebih luas dalam mendalami setiap masalah.Ucapan dan penghargaan yang sama pula penulis sampaikan kepada yang terhormat:Bapak Drs. Supeno selaku Kormin Kanwil Depdikbud Jateng yang telah memberikan ijin penelitian disekolah-sekolah Pendidikan Guru di wilayah yang kami perlukan. Bapak-bapak Kakandep: Kodya Surakarta, Semarang, Salatiga, maupun Kabupaten Demak dan Purwodadi Grobogan, yang telah memberi ijin, untuk mengadakan penelitian di daerahnya. Bapak-bapak Kepala SPG Negeri-* Surakarta, Semarang, Salatiga, Demak dan Purwodadi yang telah memberikan ijin dan berbagai kemudahan sehingga kami telah berhasil mengambil data-data penelitian di sekolahnya.Bapak-bapak/Ibu-ibu guru IPA SPG Negeri Surakarta, Salatiga, Semarang, Demak dan Purwodadi yang telah membantu terselenggaranya proses pengambilan data penelitian ini. Bapak/Ibu Pimpinan Perpustakaan IKIP Semarang, IKIP Bandung, PPPG IPA Nasional di Bandung, maupun para pengelola Perpustakaan SPG Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menggunakan fasilitas | d_ipa_sarosa_purwadi_table_of_content.pdf | d_ipa_sarosa_purwadi_chapter1.pdf | d_ipa_sarosa_purwadi_chapter2.pdf | d_ipa_sarosa_purwadi_chapter3.pdf | d_ipa_sarosa_purwadi_chapter4.pdf | d_ipa_sarosa_purwadi_chapter5.pdf | d_ipa_sarosa_purwadi_bibliography.pdf | d_ipa_sarosa_purwadi_appendixa.pdf |
RYANTO | HADI PRAYITNO | MANAJEMEN SISTEM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI LINGKUNGAN INDUSTRI | PPS UPI | SDM | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Engkoswara, Djam'an Satori | 2001/06/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1288 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Rendahnya produktivitas, merupakan salah satu permasalahan pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Oleh sabab itu pengelolaan dan pengembangan SDM perlu mendapatkan perhatian yang serius guna tercapainya peningkatan produktivitas. Berbicara tentang pengembangan SDM peran pendidikan mempunyai arti yang sangat strategis demi terwujudnya manusia unggul, angkatan kerja terdidik , dan profesionalisme sehingga akhirnya akan berperan dalam menunjang Pembangunan Nasional.Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini: (1) dapat memberi sumbangan positif bagi organisasi; (2) membangun kegiatan pendidikan dan pelatihan; (3) membangun pola pikir baru bagi pengelola SDM, (4) berguna untuk merumuskan dan menentukan sistem tingkat imbalan yang adil dan tepat guna. Sedangkan kegunaan penelitian ini: (1) sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan para pengelola industri karung plastik; (2) memberikan informasi baru yang mampu memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan memperkaya bahan pustaka yang ada.Ada tiga teori yang menjadi landasan penelitian ini, yang dapat mendorong /memotivasi karyawan agar mau bekeija;(l) Teori Motivasi; (2) Teori Y dari Mc Giegor; Teori Z, W.Ouchi, Teori E (Empowerment); (3) Teori Hubungan Industrial. Juga Ada 33 determinan/ variabel yang dapat meningkatkan produktivitas (Sutermeister)Penelitian ini menggunakan metode expost facto, melalui pendekatan evaluatif, berupa penelitian deskriptif-analitik, berbentuk survei, bersifat kuantitiatif, merupakan studi kasus. Dalam pengumpulan data digunakan teknik angket , teknik interview, teknik observasi serta teknik dokumentasi.. Kemudian data diolah mulai tahapan seleksi data, tabulasi data, pengujian asumsi statistik (normal distribusi) dan juga uji asumsi regresi berganda multikolinieritas, heteroskedastitas, normalitas dan autokorelasiHasil analisis yang ditemukan: Ada pengaruh positif, pendidikan, kepuasan kerja, komitmen organisasi, pelatihan serta waktu keija terhadap produktivitas. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan korelasi keenam variabel diatas dapat diterima..Hasil penelitian direkomendasikan: (1) sebagai pedoman untuk membangun kegiatan pendidikan pelatihan; (2) untuk merumuskan sistim imbalan yang adil dan tepat guna; (3) untuk bahan penilaian karyawan yang berdasarkan pendekatan kompetensi. | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_table_of_content.pdf | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_chapter1.pdf | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_chapter2.pdf | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_chapter3.pdf | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_chapter4.pdf | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_chapter5.pdf | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_bibliography.pdf | d_adpen_989851_ryanto_hadi_prayitno_appendix.pdf |
RATNA | WILIS DAHAR | KESIAPAN GURU MENGAJAK SAINS DI SEKOLAH DAAR DITINJAU DARI SEGI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS : Studi Iluminatif tentang Proses Belajar Mengajar Sains di Kelas 4,5,dan 6 Sekolah Dasar | PPS UPI | BELAJAR SAINS | Achmad sanusi, Benny Soeprapto, Soepardjo Adikusumo | 1985/05/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1287 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Salah satu prinsip yang melandasi Kurikulum 1975 ialah prinsip berorientasi pada tujuan. Dengan' berpedoman pada tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara Kurikulum 1975 menetapkan tujuan-tujuan institusional untuk sekolah dasar dan sekolah menengah, tujuan-tujuan kurikular untuk setiap bidang studi, dan tujuan-tujuan instruksional yang digunakan sebagai pedoman dalam memilih pokok-pokok bahasan untuk setiap bidang studi.Pendidikan sains untuk sekolah dasar mempunyai t jjuan-tujuan kurikular yang mengarah pada pencapaian sains sebagai produk dan sains -sebagai proses, dan sebagai masyarakat yang beragama pendidikan sains meminta para siswa untuk senantiasa mengagungkan Fenciptanye. Dengan tujuan kurikular semacam ini setelah menyelesaikan sekolah dasar para siswa diharapkan memiliki pengetahuar sains yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta keterampilan-keterampilan proses sains dan sikap ilmiah. Dari tujuan-tujuan pendidiKan sains yang diinginkan Kurikulum 1975 ini tercermin bahwa perkembangan ilmiah anak itu merupakan interaksi antara keterampilan-keterampilan proses sains, sikap dan konsep-konsep sains.Dengan belum memuaskannya hasil-hasil pendidikan pada umumnya, pendidikan sains pada khususnya, di sekolah dasar maupun di sekolah menengah berdasarkan hasil evaluasi kurikulum yang dilakukan pada tahun 1982/1983, dan pendapat masyarakat yang dikemu-kakan dalam media masa, penelitian ini mencoba mengungkapkan salah satu kemungkinan yang menyebabkan kurangnya mutu pendidikan sains itu» yaitu tentang segi kesiapan guru mengembangkan keterampilan-kete^ rampilan proses sains: mengamati, menafsirkan pengamatan. meramalkan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi, mengajukan ^¿rtanyaan, selama pelajaran sains di kelas 4,5, dan 6 sekolah dasar.Keterampilan proses sains yang merupakan keterampilan intelektual dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan sains, dan dapat dikembangkan pada anak-anak didik secara berintegrasi dengan pengembangan konsep serta sikap dan nilai oleh guru dengan menggunakan semua metoda dan pendekatan yang dikenal dalam pendidikan sains, di mana pertanyaan guru memegang peranar penting untuk membimbing para anak didik ke?arah pengembangan keterampilan proses itu. Pendekatan keterampilan proses tidak menundukkan suatu dichotomy, tetapi merupakan suatu continuum, dengan metoda ceramah di satu pihak | d_ipa_ratna_wilis_dahar_table_of_content.pdf | d_ipa_ratna_wilis_dahar_chapter1.pdf | d_ipa_ratna_wilis_dahar_chapter2a.pdf | d_ipa_ratna_wilis_dahar_chapter3.pdf | d_ipa_ratna_wilis_dahar_chapter4.pdf | d_ipa_ratna_wilis_dahar_chapter4.pdf | d_ipa_ratna_wilis_dahar_bibliography.pdf | d_ipa_ratna_wilis_dahar_appendix.pdf |
M DJASWIDI | AL HAMDANI | STRATEGI PENGEMBANGAN MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH : Penelitian dan Pengembangan Kepemimpinan Kepala MTS Negeri di Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat | PPS UPI | Kepemimpinan | Abdul Azis Wahab, Djam'an Satori | 2003/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1286 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | The educational service improvement of the State Junior High School (Madrasah Tsanawiyah Negeri - MTs Negeri) is very determined by every person whom involved in the environment of madrasah (Islamic education institution). The improved service will be happened if there were available the attitude of organizational members who commit to the service. Thafs why, Its required the profile of leader who has the ability to motivate through the transformational process of knowledge and providing personality model to make the performance of madrasah as the centre of competitive basic education. The problem of research can be formulated as in ifie Mowing: In what extent (he model development of transformational leadership potential for the principal of MTs Negeri in Ciamis District influence the managerial functions and educational service? The method used in the study is research and development (R & D) with quantitative approach. The analysis of statistical data and testing of hypothesis were done by using the computer assissted program of SPSS version 10.0. The population of research consist of principals, teachers, administrative personnels, and pupils of 17 MTs Negeri in Ciamis District Because the large population, so that rfs done the sampling technique to determine the representative samples. For the internal level of madrasah, the samples consist of 17 principal of madrasah, 17 chairmen of administrative staff, 136 teachers and community members of pupils' parents (Assisstance and Administrating Agent of Education - BP31 Madrasah Committee), or all samples are 170 persons. In accordance with the characteristics of R & D, the findings can be formulated as in the following'. First, the effort and approach estimated have the ability of acceleration to develop the educational service by doing the leadership behavior which is able to motivate the personnel to serve their own tasks, achieving commitment creating the working culture and quality, and developing the *-ansformationafl managerial behavior. The strategies of implementation are training, modular, seminar and workshops, field practice, colleague or partnership clinical ^en jpft Second, to prepare the effective and efficient training require to develop the audience meeting sistematic procedural with the related parlies, deciding the program (structuring the training program, material, approach and meth is, human resources, schedule, and funding). Third, the training implementation and evafluation can be developed by open model system, limited classrooms, and developmental-oriented try out The training implementation and results of their evaluation generally indicate the conclusion based on the quantitative proofs that they provided enough the developmental provisions for MTs by implementing local training for principals of MTs Negeri.In accordance with the results of hypothesis testing, it can be known that there are the significant leadership behavioral changes of MTs Negeri principals in Ciamis District, particularly h their relation to the transformational leadership.The implications of development system for the principals of MTs can be formulated as in the following: The leadership training for MTs Negeri should has been changed by needs assessment for the set of abilities and skins which support the field managerial. One of development models can be implemented in autonomous, local and integrative in the scope of madrasa/i needs.In accordance with the above search findings, so that it can be recommended the implications of research as in the following: (1) the' cal training model is considered effective. Thafs why, the competent officials can do the locals inventarization considered have had the ability to implement the local training by: (a) mapping the needs of MTs principal in short term period, as the applied managerial expertises in madrasah, (b) mapping the needs of MTs principal in long-term period, as the changes anticipation of community demands, creativity and educational innovation, and (c) reinforcing the understanding of educational policies, global trend and morality education; and (2) the transformationai leadership require to be on going developed and integrated into Islamic leadership model because its very significant in managing the potential of madrasah resources. The matter of transformation^ leadership is not in contradiction with the Islamic leadership, in the meaning of one and others are in complementary in educational services. That's why, every leadership development must become the agenda and subject of reviw of educational human resources development for Religious Ministry. | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_table_of_content.pdf | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_chapter1.pdf | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_chapter2.pdf | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_chapter3.pdf | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_chapter4.pdf | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_chapter5.pdf | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_bibliography.pdf | d_adpen_989849_djaswidi_al_hamdani_appendix.pdf |
YOSEF | NONE | MODEL KONSELING BERPOKUS SOLUSI UNTUK PEMECAHAN MASALAH SISIPLIN DIRI SISWA DI SEKOLAH : Studi Kasus pelayanan Konseling Untuk siswa dengan Melibatkan Orng Tua Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Palembang | PPS UPI | Konseling Berpokus | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 2008/06/16 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1285 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Studi kasus ini berangkat dari kepedulian terhadap ketidakefektifan guru pembimbing di sekolah menengah pertama dalam membantu siswa yang mengalami masalah disiplin diri di sekolah. Ketidakefektifan guru pembimbing terkait dengan strategi peJibatkan orang tua siswa dalam membantu siswa yang dirujuk. Meskipun strategi ini sebagian berhasil, proses dan hasilnya tidak memuaskan orang tua, stswa, dan bahkan guru pernbimbing sendui Guru pembimbing dinilai kurang menguasai kecakapan konseling ketika bekerja dengan siswa dan orang tuanya. Berdasarkan hasil evaluasi ini, studi kasus dimaksudkan untuk mencari model konseling yang dapat meningkatkan efektivitas guru pembimbing di dalam membantu siswa memecahkan masalah disiplin diri siswa di sekolah. Tahap studi kasus terdiri atas (a) studi pendahuluan: survey dan analisis layanan konseling terkini kepada siswa, (b) mengembangkan model konseling berfokus solusi (KBS) sebagai model yang diasumsikan akan meningkatkan efektivitas guru pembimbing dalam membantu siswa bermasalah disiplin, dan (c) verifikasi model KBS melalui seminar dan validasi model KBS melalui implementasi kepada siswa sasaran. Subjek pada studi pendahuluan menyertakan pimpinan sekolah, konselor sekolah, guru, dan orang tua/wati, dan siswa. Pada tahap verifikasi, subjek yang dilibatkan terdiri atas dosen pembimbing, konselor sekolah, dan mahasiswa pascasarjana. Sementara pada tahap validasi subjek yang dilibatkan terdiri atas konselor sekolah, siswa konseli, dan orang tua Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode interviú, studi dokumentasi, dan observasi. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan metode kualitatif- Hasil-hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa model KBS dapat dimplementasikan dan guru pembimbing dapat membantu siswa secara efektif dalam memecahkan masalah disiplin mereka Implikasi teoritik dari penelitian ini adalah bahwa pemberdayaan kekuatan siswa untuk pemecahan masalah disiplin dan pelibatan orang tua sebagai sumber informasi, motivator, dan fasilitator bagi anak merupakan strategi efektif di dalam membantu pemecahan masalah siswa disiplin siswa. Hasil penelitian ini merekomendasikan guru pembimbing untuk melibatkan orang tua guna mengakselerasi kemajuan siswa dalam proses konseling. Berbekal model mi guru penibimbing dapat meningkatkan pelayanan mereka kepada siswa dan pada gilirannya dapat meningkatkan kontribusi mereka kepada perkembangan siswa. | d_bp_999851_yosef_table_of_content.pdf | d_bp_999851_yosef_chapter1.pdf | d_bp_999851_yosef_chapter2.pdf | d_bp_999851_yosef_chapter3.pdf | d_bp_999851_yosef_chapter4b.pdf | d_bp_999851_yosef_chapter5.pdf | d_bp_999851_yosef_bibliography.pdf | d_bp_999851_yosef_appendixb.pdf |
YOSEPH | PRATAMA | PENGEMBANGAN MODEL SOSIALISASI INOVASI DAN SIPERVISI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM : Studi Kualitatif Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Se-Kota Gorontalo | PPS UPI | MODEL SOSIALISASI INOVASI | Achmad A. Hinduan, Acmad sanusi, djawad dahlan | 2001/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1284 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini merupakan pengembangan model Sosialisasi Inovasi dan Supervisi Pembelajaran (SISP) flmu Pengetahuan Alam (JPA) yang didasarkan pada asumsi bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui perbaikan kualitas proses pembelajaran. Oieh karena itu, guru sebagai pengelola proses pembelajaran merupakan sasaran utama penelitian ini.Mode! ini dikembangkan meiaiui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan didasarkan pada perubahan yang didorong dari bawah (,bottom-up), persuasif, kolaboratif, dan ditujukan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dan supervisor.Permasalahan pokok dalam penelitian adalah apakah model SISP IPA meiaiui MGMP dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru IPA yang tercermin pada prestasi belajar siswa? Masalah-masalah ikutannya adalah: (1} apakah model SISP teiah dilaksanakan secara bottom-up? (2) apakah model SISP telah dilaksanakan secara persuasif? (3) apakah model StSP telah dilaksanakan secara kolaboratif? (4) apakah mode! SISP dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru IPA? (5) bagaimanakah prestasi belajar siswa setelah penerapan mode! SISP tersebut.Tujuan utama dalam penelitian ini adalah mengembangkan model SISP IPA melalui MGMP, sedangkan tujuan antaranya adalah untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas penerapan model SiSP. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai suatu mode! SISP IPA dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan naturalistik kualitatif, dengan sumber data adalah guru IPA-Fisika Sekolah. Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) se-Kota Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk menjamin kredibilitas penelitian ini digunakan teknik triangulasi, member's check, dan pengamatan terus menerus. Untuk menjamin dependabilitas dan konfirmabilitas digunakan audit trail. Untuk menjamin transferbiiitas disajikan model SISP.Kesimpulan penelitian adalah bahwa model SISP IPA ada indikasi dapat membantu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru IPA-Fisika yang tercermin pada peningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA-Fisika dan nampak pada hasil supervisi kunjungan kelas dan prestasi belajar siswa. Jika model SISP dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Q) melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru yang dilaksanakan secara bottom-up, persuasif, dan kolaboratif maka dapat diformulaikan sebagai berikut:Kompetensi-Profesionaiisirie - /(SISP) - /(bottom-up, persuasi, kolaborasi) | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_table_of_content.pdf | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_chapter1.pdf | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_chapter2.pdf | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_chapter3.pdf | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_chapter4.pdf | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_chapter5.pdf | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_bibliography.pdf | d_ipa_9698013_yoseph_paramata_appendix.pdf |
LEXIE | M GIROTH | DAMPAK KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PAMONG PRAJA ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN : Studi Kasus Pada Institusi Pemerintahan Jakarta dan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor Bandung Perguruan TInggi Kedinasan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia | PPS UPI | Kedinasan | Abdul Azis Wahab, Moch Idochi Anwar | 2002/07/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1283 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini dilandasi oleh suatu asumsi bahwa yang pasti di dunia ini hanyalah satu, yaitu perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah proses mengubah pengetahuan menjadi tindakan melalui formulasi substansi, implementasi kompetensi dan evaluasi performansi. Jadi dalam hal ini apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan sebagai sistem pengambilan kebijakan publik dalam rangka menemukenali dinamika terselubung dari suatu sistem yang kompleks agar dengan demikian Pamong Praja Indonesia Gaya Baru tidak terjebak pada kekacaubalauan, perbenturan peradaban, paradoks dan titik balik peradaban serta arus balik kekuasaan dari pusat ke uaerah.Dalam mengkaji konsep-konsep teoritis tentang dampak kebijakan publik, pemerintahan ideal dan pemberdayaan rakyat terhadap gerak kinerja Pamong Praja Alumni Perguruan Tinggi Kedinasan IIP/STPDN Depdagri di Jakarta Raya dan Bandung Raya dijabarkan menjadi bukti-bukti empirik yang dianalisis secara operasional dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden sebagai sampel populasi berdasarkan "Tiga P", yaitu person, place dan paper. Data yang diperoleh ditampilkan dalam aplikasi statistika dan selanjutnya digunakan teknik analisis regresi korelasi dan analisis jalur dengan bantuan program komputer SPSS versi 9.01 for windows 2000. Kemudian bertolak dari model penelitian fokus masalah dan rancangan hipotesis serta pengukurannya dilanjutkan dengan pembahasan yang merujuk pada metodologi kuantitatif dan kualitatif.Adapun temuan-temuan penelitian ini ialah bahwa terdapat dampak positif kebijakan publik terhadap gerak kinerja Pamong Praja Alumni PTK IIP/STPDN Depdagri. Semakin besar dampak kebijakan publik semakin meningkat kinerja dan semakin meningkat lagi karena dukungan pemerintahan ideal; Tetapi dengan pemberdayaan rakyat terhadap gerak kinerja ternyata belum mempunyai korelasi yang signifikan. Dalam penelitian ini dirumuskan bahwa kebijakan publik adalah sistem, sains dan studi tentang proses pembahan pengetahuan menjadi tindakan melalui formulasi substansi, implementasi dan evaluasi performansi. Jadi apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.Dalam rangka pembuatan sistem kebijakan publik, maka implikasinya ternyata masih sejalan dengan dua dalil Dror. Sedangkan perspektif analisis kebijakan pendidikan, peneliti mengikuti orientasi fungsi praktisi yang profesional terhadap korelasi sistem pendidikan, sistem pengorganisasian atau manajemen pendidikan dan sistem pembiayaan pendidikan. Untuk pemerintahan ideal korelasinya dengan tiga domainnya diletakkan mulai dari corporate/private dan society/people kemudian state/public. Bagi pemberdayaan rakyat menjadi penting untuk ditindaklanjuti lagi pada masa yang akan datang sebagai strategi pembangunan masyarakat di desa-desa dan di kota-kota. Kendatipun demikian untuk lebih meningkatkan gerak kinerja Pamong Praja Alumni direkomendasikan agar mewaspadai patologi birokrasi dan menindaklanjuti Reformasi Pamong Praja sesuai strategi dan prinsip-prinsip reinventing government management dan good governance. | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_table_of_content.pdf | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_chapter1.pdf | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_chapter2.pdf | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_chapter3.pdf | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_chapter4.pdf | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_chapter5.pdf | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_bibliography.pdf | d_adpen_989845_lexie_m_giroth_appendix.pdf |
ROCHMAT | WAHAB | BIMBINGAN SOSIAL-PRIBADI BERBASIS MODEL PERKEMBANGAN : Studi Pengembangan Pedoman Umum Penyusunan Program Bimbingan Bagi Anak Berbakat akademik | PPS UPI | Bimbingan Sosial | Rochman Natawidjaja, Sunaryo Kartadinata | 2003/11/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1282 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini diawali dengan adanya kebutuhan untuk memberikan bimbingan sosial-pribadi bagi anak berbakat akademik (ABA), sehingga mereka dapat meraih kesuksesan hidup, di samping akademik dan karirnya. Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk menemukan program bimbingan sosial-pribadi yang efektif bagi ABA, sedangkan secara khusus diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang profil kecakapan sosial-pribadi, jenis kelamin, status sosial ekonomi orangtua, dan asal hunian ABA; menemukan pedoman umum pengembangan program bimbingan sosial-pribadi bagi ABA; dan menguji efektivitas program bimbingan sosial-pribadi berbasis model perkembangan bagi peningkatan kecakapan sosial-pribadi ABA dan kecakapan sosial-pribadi ABA dilihat dari jenis kelamin, status sosial ekonomi orangtua, dan tempat hunian atau rumahnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Riset dan Pengembangan (Research and Development). Subjek penelitiannya adalah ABA pada SMAN 3 Bandung, SMAN 1, 3, dan 8 Yogyakarta. Instrumen pengumpulan datanya adalah inyentori, skala penilaian, dan angket. Untuk analisis data kuantitatif digunakan teknik analisis statistik deskriptif, yaitu persentase dan teknik analisis statistik inferensial, yaitu uji t dan ANAVA dan untuk data kualitatif digunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitiannya adalah (1) Profil kecakapan sosial-pribadi ABA menunjukkan positif tinggi, terutama yang menonjol pada kecakapan respek terhadap perbedaan individu dan kasadaran diri, (2) Pedoman Umum Pengembangan Program Bimbingan Sosial-Pribadi berbasis Model Perkembangan dianggap sebagai alternatif yang memadai untuk meningkatkan kecakapan sosial-pribadi ABA, (3) Program Bimbingan Sosial-Pribadi berbasis Model Perkembangan terbukti secara sangat signifikan mampu meningkatkan kecakapan sosial-pribadi ABA, (4) Kecakapan sosial-pribadi ABA tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dilihat dari jenis kelamin dan status sosial ekonomi orangtuanya, dan (5) Kecakapan sosial-pribadi ABA menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dilihat dari asal hunian atau tempat tinggalnya. Studi ini memiliki implikasi teoretis dan praktis tentang pandangan bimbingan mengenai individu termasuk ABA dan model bimbingan perkembangan. Secara teoretik, studi ini berimplikasi bahwa siswa seharusnya lebih dipandang sebagai individu yang memiliki kebutuhan unik daripada sebagai individu yang bermasalah, dan bimbingan dan konseling perkembangan berhubungan secara signifikan dengan hakekat individu yang selalu terdorong untuk mencapai keseluruhan kehidupan yang sukses. Secara praktis, studi berimplikasi bahwa model bimbingan perkembangan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kecakapan sosial-pribadi ABA. Untuk itulah maka model menghendaki konselor untuk mendalami teknik-teknik bimbingan kelompok. | d_bp_999812_rochmat_wahab_table_of_content.pdf | d_bp_999812_rochmat_wahab_chapter1.pdf | d_bp_999812_rochmat_wahab_chapter2.pdf | d_bp_999812_rochmat_wahab_chapter3.pdf | d_bp_999812_rochmat_wahab_chapter4.pdf | d_bp_999812_rochmat_wahab_chapter5.pdf | d_bp_999812_rochmat_wahab_bibliography.pdf | d_bp_999812_rochmat_wahab_appendix.pdf |
JUMADI | NONE | PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI TERPADU DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA | PPS UPI | PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA | Achmad A. Hinduan, A. Rusli, Nuryani Y. Rustman | 2002/07/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1281 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Studi penelitian dan pengembangan yang meliputi dua tahap ini dilakukan dalam rangka menemukan suatu model evaluasi alternatif Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, pembelajaran IPA harus mencakup konsep-konsep (produk), proses, dan sikap ilmiah. Sementara itu evaluasi yang dilaksanakan cenderung hanya mengevaluasi penguasaan produk IPA. Dalam tahap pertama studi ini, dikembangkan dua jenis tes. Jenis tes yang pertama adalah model EVATER, dimaksudkan untuk mengevaluasi penguasaan proses, sikap, dan produk IPA. Jenis tes yang kedua adalah model EVAPROD, dimaksudkan untuk mengevaluasi penguasaan produk IPA. Kedua model tes diujicobakan pada suatu SMU di Yogyakarta dengan melibatkan 30-45 siswa kelas I Berdasarkan data yang dikumpulkan, diperoleh hasil bahwa kedua model tes valid dan reliabel. Dalam tahap kedua, empat kelompok siswa dari dua SMU dengan masing-masing kelompok terdiri atas 59 siswa dilibatkan dalam studi. Dua kelompok pertama diberi pelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Materi pelajaran meliputi tiga satuan pelajaran yakni (I) Besaran, Satuan, dan Kinematika Gerak Lurus; (2) Dinamika Gerak Lurus dan Memadu Dua Gerak; (3) Gerak Melingkar dan Gravitasi. Pada setiap akhir satuan pelajaran, satu kelompok dievaluasi dengan EVATER, sedang satu kelompok yang lain dievaluasi dengan EVAPROD. Dua kelompok yang lain diberi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Materi pelajaran sama dengan materi yang diberikan pada dua kelompok pertama. Peda setiap akhir satuan pelajaran, sahi kelompok juga dievaluasi dengan EVATER, dai satu kelompok yang lain juga dievaluasi dengan EVAPROD. Setelah evaluasi terakhir dilakukan, beberapa siswa dan guru diwawancarai untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diberi pelajaran dengan menggunakan metode eksperimen kemudian dievaluasi dengan EVATER lebih unggul dalam memahami hakekat (karakteristik) IPA dan cara belajar IPA Tidak ada perbedaan dalam hal sikap terhadap IPA. Dari hasil penelitian ini direkomendasikan (1) metode pengembangan EVATER hendaknya diberikan pada pendidikan pra- dan dalam- jabatan guru; (2) untuk meningkatkan cara belajar siswa, pembelajaran IPA hendaknya dilakukan dengan metode eksperimen dan evaluasinya menggunakan EVATER; (3) hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas evaluasi yang meliputi proses, sikap dan produk IPA | d_ipa_9698012_jumadi_table_of_content.pdf | d_ipa_9698012_jumadi_chapter1.pdf | d_ipa_9698012_jumadi_chapter2.pdf | d_ipa_9698012_jumadi_chapter3.pdf | d_ipa_9698012_jumadi_chapter4.pdf | d_ipa_9698012_jumadi_chapter5.pdf | d_ipa_9698012_jumadi_bibliography.pdf | d_ipa_9698012_jumadi_appendixa.pdf |
NEVIYARNI | S | MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU KHALIFAH FIL ARDH PADA SISWA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) SALMAN AL-FARISI BANDUNG | PPS UPI | Mengembangkan Prilaku | Djawad Dahlan, Rocman Natawidjaja | 2003/01/24 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1280 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Salman Al-Farisi (SAF) adalah salah satu sekolah yang mengembangkan kurikulum dengan sistem sekolah sehari penuh. Adapun tujuannya yaitu untuk mendidik dan menghasilkan lulusannya sebagai Khalifah Fil Ardh {KFA), yang memiliki ciri-ciri berikut; aqidah yang benar, akhlak yang karimah, akal yang cerdas, wawasan global, kemampuan memimpin, serta perilaku dan fisik yang sehat. Untuk mewujudkan visi dan misinya, SLTP SAF mengakses pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK), terutama peran aktif guru pembimbing. Fokus masalah penelitian ini yaitu, "Bagaimana model BK yang lebih cocok diterapkan untuk mengembangkan perilaku KFA pada siswa di SLTP SAF Bandung" Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis model BK yang diterapkan di SLTP SAF untuk mengetahui kesepadanannya dengan tujuan pendidikan. Berdasarkan analisis data, dibangun model BK berorientasi KFA. Model ini telah divalidasi dengan uji rasional melalui seminar dan lokakarya serta uji lapangan selama satu catur wulan di SLTP SAF Bandung. Model BK berorientasi KFA dapat diterima, dan dapat mengarahkan sikap dan perilaku siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di SLTP SAF Bandung. Model BK yang dibangun melalui penelitian ini adalah model BK yang dilaksanakan bekerjasama dengan guru pembimbing dan pihak-pihak yang terkait di sekolah sehari penuh SLTP SAF Bandung. Sebagaimana dikemukakan oleh Ellis (90) bahwa guru pembimbing/konselor dapat membantu guru mata pelajaran yang mengalami kesukaran dalam mengelola siswanya melalui bimbingan kelompok dan layanan konsultasi. Dalam penelitian ini ditemukan suatu model BK berorientasi KFA yang meliputi rasional, landasan filosofis dan pengertian, visi, misi, tujuan, kurikulum, personalia, fungsi, fasilitas, isi layanan, posisi BK dalam sistem pendidikan, kualifikasi guru pembimbing, prosedur dan evaluasi pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya, isi layanan mencakup lima bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karir dan keluarga. Masing-masing bidang meliputi sepuluh jenis layanan bimbingan dan konseling. Semua jenis layanan tersebut selalu merujuk pada enam ciri KFA yang terintegrasi dengan konsep kepemimpinan berdasarkan ajaran agama Islam. Rekomendasi penelitian ini yaitu seyogyanya SLTP SAF Bandung dapat melanjutkan pelaksanaan model BK berorientasi KFA, karena model ini digali dan dibangun sesuai dengan visi, misi, tujuan pendidikan dan dukungan personil sekolah, pengurus yayasan, serta orang tua siswa. Model ini dapat diadaptasi oleh para guru pembimbing dan personil SLTP lain untuk diterapkan di sekolahnya dengan syarat-syarat tertentu. Peneliti selanjutnya dapat membangun model dan membuat alat ungkap perilaku KFA-nya pada berbagai tingkat pendidikan. | d_bp_989832_neviyarni_s._table_of_content.pdf | d_bp_989832_neviyarni_s._chapter1.pdf | d_bp_989832_neviyarni_s._chapter2a.pdf | d_bp_989832_neviyarni_s._chapter3.pdf | d_bp_989832_neviyarni_s._chapter4a.pdf | d_bp_989832_neviyarni_s._chapter5.pdf | d_bp_989832_neviyarni_s._bibliography.pdf | d_bp_989832_neviyarni_s._appendix.pdf |
UDIN | NAZARUDDIN | MANAJEMEN PENDIDIKAN PROFESIONAL KEPERAWATAN BERBASIS KOMPETENSI | PPS UPI | Keperawatan | Abdul Azis Wahab, Moch Idochi Anwar | 2002/01/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1279 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Disertasi ini bertujuan mempelajari unsur-unsur yang membentuk komitmen calon perawat profesional pemula, hubungannya dengan motivasi dan aspek-aspek sosiodemografi yang melatar belakanginya melalui pendekatan penelitian kuantitatif, dan metode "causal comparative' dengan analisis statistik model-model" Multiple Classifications Analysis (MCA)" dan "Aog linier" dengan bantuan komputer pada program "Statistical Package for Soscial Sciences (SPSS)". Landasan teoretik dan konsep-konsep yang digunakan berkaitan dengan ilmu administrasi dan analisis kebijaksanaan pendidikan, khususnya: kompetensi keprofesian, perilaku organisasi, motivasi, ciri-ciri kepemimpinan efektif, dan komitmen terhadap nilai-nilai moral dalam praktik, diterapkan dalam pendidikan profesional keperawatan.Kerangka penelitian ini adalah, kompetensi calon perawat yang diukur dari prestasi hasil belajar, komitmen mahasiswa terhadap nilai-nilai moral dalam praktik, dan ciri-ciri kepemimpinan efektif, dikaitkan dengan motivasi vokasional, motivasi akademik dan motivasi kebutuhan dasar, serta pengaruh aspek-aspek sosiodemografi, khususnya: jenis kelamin, besarnya jumlah anggota keluarga dan asal daerah tempat tinggal. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi vokasional, motivasi akademik, dan motivasi kebutuhan dasar dengan prestasi hasil belajar, serta ciri-ciri kepemimpinan efektif calon perawat adalah lemah dan kurang signifikan (p>0,05). Sedangkan hubungan antara motivasi vokasional, motivasi akademik dan motivasi kebutuhan dasar dengan komitmen mereka terhadap nilai-nilai moral dalam praktik adalah cukup besar dan signifikan (p<0,05). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketiga dimensi kompetensi profesional yaitu: prestasi hasil belajar, komitmen mahasiswa terhadap nilai-nilai moral dalam praktik dan ciri-ciri kepemimpinan efektif memiliki hubungan yang kecil dan kurang signifikan (p>0,05). Angka-angka prestasi hasil belajar dan komitmen mahasiswa dipengaruhi secara nyata oleh perbedaan asal daerah tempat tinggal mereka antara desa/luar kota dengan kota. Sedangkan ciri-ciri kepemimpinan efektif dipengaruhi secara nyata, oleh efek umum jenis kelamin, besarnya jumlah anggota keluarga dan asal daerah tempat tinggal, serta oleh efek khusus karena perbedaan jenis kelamin, asal daerah tempat tinggal dan interaksi besarnya jumlah anggota keluarga dengan asal daerah tempat tinggal.Direkomendasikan kepada Departemen Pendidikan agar perencanaan pendidikan profesional keperawatan pada jenjang diploma tiga, merupakan bagian dari manajemen pendidikan tinggi nasional, berbasis di Universitas. Kepada organisasi profesi keperawatan, penyelenggaraan pendidikan keperawatan profesional dan rumahsakit pendidikan untuk beketjasama memberikan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan manajemen praktik klinik keperawatan. Untuk mendapatkan calon perawat profesional dimasa datang yang memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai moral dalam praktik, seyogyanya dilakukan pengujian psikologis, tentang ciri-ciri kepribadian yang cenderung mampu untuk bekeija secara: teratur, otonom, afiliasi, berubah dan tekun. Situasi pembelajaran yang menyenangkan mahasiswa dan memuaskan staf akademik adalah kondisi yang mendorong terbentuknya sikap dan komitmen profesional. Jenis kelamin, besarnya jumlah anggota keluarga dan asal daerah tempat tinggal yang secara nyata berpengaruh terhadap ketiga dimensi kompetensi, seyogyanya mendapat perhatiasn "stakeholders" melalui proses perencanaan strategis pendidikan. Atas dasar hal-hal seperti disebutkan diatas, maka seyogyanya dibentuk Komite Akhli Keperawatan, untuk mendorong proses profesionalisasi melalui pendidikan, asuhan dan riset keperawatan secara simultan, terencana, terkoordinasi, terkendali dan berkelanjutan. | d_adpen_989844_udin_naziruddin_table_of_content.pdf | d_adpen_989844_udin_naziruddin_chapter1.pdf | d_adpen_989844_udin_naziruddin_chapter2.pdf | d_adpen_989844_udin_naziruddin_chapter3.pdf | d_adpen_989844_udin_naziruddin_chapter4.pdf | d_adpen_989844_udin_naziruddin_chapter5.pdf | d_adpen_989844_udin_naziruddin_bibliography.pdf | d_adpen_989844_udin_naziruddin_appendix.pdf |
MULYATI | ARIFIN | DINAMIKA BERPIKIR SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENGANTISIPIKASI PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI | PPS UPI | SAINS DAN TEKNOLOGI | M. Abdul Kodir, Achmad Huinduan, Istrin Noerdin | 1997/08/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1278 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Studi eksperimental tentang peningkatan berpikir kritis ini dilakukan melalui pengajaran IPA yang terintegrasi dalam matematika, teknologi dan lingkungan di Sekolah Dasar dengan pendekatan pemecahan masalah, yang ditekankan pada pengembangan keterampilan komunikasi. Penelitian ini dilakukan dengan subyek siswa kelas 4 SD di sekolah yang seluruhnya melibatkan 129 siswa di Kecamatan Sukasari Kotamadya Bandung. Dua sekolah sebagai kelompok eksperimen dan dua sekolah sebagai kelompok kontrol. Masing-masing kelompok terdiri dari sekolah dengan katagori tinggi dan sekolah dengan katagori rendah. Pengelompokan didasarkan atas kesamaan kondisi pengajaran, latar belakang pendidikan guru. Peningkatan pengetahuan, keterampilan memecahkan masalah dan komunikasi diukur dari data yang diperoleh sebelum dan sesudah perlakuan. Data dikumpulkan berdasarkan observasi partisipasi dan rekaman. Perbedaan karena perlakuan dilakukan melalui perhitungan harga p dan analisis variansi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan memberikan dampak peningkatan pengetahuan, proses pemecahan masalah dan komunikasi melalui dukungan alat peraga sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh setiap siswa. Dari penelitian ini juga ditemukan pentingnya matrikulasi pada mahasiswa PGSD untuk memahami konsep dasar yang diperlukan dan perlunya pengembangan topik IPA yang lebih sesuai dengan teknologi yang ada di lingkungan. | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_table_of_content.pdf | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_chapter1.pdf | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_chapter2.pdf | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_chapter3.pdf | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_chapter4.pdf | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_chapter5.pdf | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_bibliography.pdf | d_ipa_9333108_mulyati_arifin_appendix.pdf |
SUFYARMA | None | REVITALISASI SISTEM PENDIDIKAN INSTITUSI NASIONAL SYAFEI KAYUTANAM DENGAN MEMANFAATKAN MODEL MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN SISWA YANG MANDIRI | PPS UPI | Syafei Kayutanam | TB Abin Syamsuddin Makmun, Djam'an Satori | 2002/02/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1277 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang dikembangkan Moh. Syafei pada INS Kayutanam Sumatera Barat. Nilai-nilai luhur yang dikembangkan adalah disiplin tinggi; watak mandiri; keija keras; tanggung jawab, dan mental wiraswasta. Nilai-nilai luhur tersebut masih relevan pada saat ini, dan mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut kurang berkembang pada INS Kayutanam.Penelitian bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis: profil INS; nilai-nilai luhur yang dikembangkan pada INS; pentingnya nilai-nilai luhur tersebut dikembangkan pada INS; menganalisis mengapa nilai-nilai luhur tersebut kurang berkembang pada INS; dan merumuskan model konseptual revitalisasi INS Kayutanam.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan data sebagaimana adanya, menganalisisnya secara induktif, dan memvalidasi data tersebut dengan triangulasi untuk menemukan pola, model, dan temanya..Hasil temuan penelitian ini dikemukakan sebagai berikut. Pertama, INS memiliki filsafat alam dan metoda aktif-kreatif yang belum dikembangkan dengan baik. Kedua, nilai-nilai luhur yang dikembangkan pada INS adalah: disiplin; mandiri; keija keras; tanggungjawab; dan sikap-sikap wiraswasta. Ketiga, nilai-nilai luhur tersebut penting dikembangkan untuk: efektivitas dan efisiensi, aktif, dinamis, kreatif, produktif; beretos keija, bertanggung jawab dan beijiwa wiraswasta. Keempat, faktor penyebab belum berkembangnya nilai-nilai luhur tersebut adalah: INS belum dikelola secara demokratis, transparan, profesional, dan akuntabel; sumber daya INS belum dapat diberdayakan secara optimal; profesionalisme kepala sekolah dan guru belum dikembangkan secara memadai; filsafat INS dan metoda belajar aktif-kreatif belum dikuasai secara tuntas; dan ENS dipersepsi masyarakat sebagai tempat rehabilitasi mental, sekolah tukang dan seni. Kelima, model revitalisasi konseptual INS Kayutanam diperlukan untuk merevitalisasi INS Kayutanam dengan memanfaatkan MBS. INS sebagai sistem terbuka dan dinamis harus mampu memberdayakan atau menggunakan komponen-komponen sebagai berikut: stakeholder, dewan sekolah, badan wakaf, dan dewan pengawas; visi, misi, tujuan, dan program INS; sistem nilai; pendamaam, fasilitas, dan infrastruktur: lingkungan nasional dan global, proses pembelajaran; dan tamatan yang mandiri, efektif, dan efisien.Berdasarkan temuan ini, direkomendasikan kepada: badan wofcafberfungsi sebagai pemegang saham dan menjadi fasilitator untuk membentuk dewan sekolah dan dewan pengawas; kepala sekolah untuk mengelola dan guru-guru untuk bekerja secara profesional, pemda Sumbar dan Gebu Minang menjadikan INS sebagai salah satu pilot proyek pengembangan SDM; dan manajer INS harus mempertanggungjawabkan semua kebijakan dan manajemen INS, kepada orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah. | d_adpen_989831_sufyarma_m_table_of_content.pdf | d_adpen_989831_sufyarma_m_chapter1.pdf | d_adpen_989831_sufyarma_m_chapter2.pdf | d_adpen_989831_sufyarma_m_chapter3.pdf | d_adpen_989831_sufyarma_m_chapter4.pdf | d_adpen_989831_sufyarma_m_chapter5.pdf | d_adpen_989831_sufyarma_m_bibliography.pdf | d_adpen_989831_sufyarma_m_appendix.pdf |
M. | SYAOM BARLIANA | KONTRIBUSI LINGKUNGAN BINAAN DAN PERILAKU SPASIAL TERHADAP MODAL SOSIAL KOMUNITAS PENGHUNI PERUMAHAN SERTA IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN IPS | PPS UPI | Kontribusi Lingkungan | Asmawi Zainual, Enok Maryani, Nursid Sumaatmadja | 2008/02/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1276 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Problem sosial di perkotaan seperti konflik sosial, kekerasan, vandalisme, apatisme sosial, prasangka negatif, alienasi, kriminalitas, dan hubungan yang lebih banyak didasarkan kepada transaksi untung rugi, adalah sebagian gejala yang merupakan implikasi dari semakin melemahnya modal sosial pada masyarakat perkotaan. Sementara itu, lingkungan hunian (perumahan), yang juga bertumbuh pesat di perkotaan, sebagai tempat hidup keseharian masyarakat, seharusnya menjadi tempat yang bermakna dan memiliki signifikasi kuat dalam memupuk modal sosial. Kenyataannya, dari gejala-gejala awal yang mudah ditemui, tampak bahwa sebagai bagian dari desain kota secara keseluruhan, tata lingkungan perumahan urban pun mengalami problematika sosial dan spasial yang sama. Keterbatasan ruang publik dalam desain perumahan, segmentasi dan segregasi tata ruang, eksklusifitas sosial dan spasial, desain yang tercerabut dari akar budaya dan lokalitas, adalah beberapa gejala yang mengemuka. Di sisi lain, pendidikan, khususnya pendidikan IPS, masih terfokus pada pembelajaran untuk transfer pengetahuan dan belum sampai pada internalisasi nilai-nilai sosial dalam perilaku. Berdasarkan latarbelakang permasalahan tersebut, penelitian ini dirancang dengan memfokuskan telaah pada masalah: (1) Bagaimana kontribusi lingkungan binaan (arsitektur perumahan) dan perilaku spasial terhadap modal sosial komunitas penghuni?. (2) Bagaimana implikasi hasil penelitian ini terhadap pendidikan IPS? Penelitian dengan variabel independen tata atur lingkungan perumahan, fungsi arsitektur, penampilan arsitektur, identitas tempat, dan teritorialitas, serta variabel terikat modal sosial ini, menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik analisis deskriptif, korelasi, regresi, kontribusi, dan analisis perbedaan. Sampel penelitian adalah penghuni (kepala keluarga) empat lingkungan perumahan menengah besar dan empat perumahan menengah kecil di kota Bandung, yang diambil dengan teknik sampel random sistematik. Penelitian memperlihatkan temuan sebagai berikut Pertama, dilihat secara keseluruhan pada lingkungan perumahan menengah besar dan menengah kecil, hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari tata atur lingkungan, fungsi arsitektur, penampilan arsitektur, identitas tempat, dan teritorialitas arsitektur secara bersama-sama terhadap modal sosial, dengan tingkat kontribusi sebesar 34%, selebihnya ditentukan oleh fiaktor lain. Kedua, dilihat secara parsial, dari keseluruhan variabel, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tata atur lingkungan (order) dan identitas tempat merupakan variabel yang paling penting yang berkontribusi terhadap modal sosial. Ketiga, terdapat perbedaan signifikan dari pengaruh kelas perumahan antara kelompok menengah besar dengan kelompok menengah kecil terhadap variasi peubah-peubah tata lingkungan, fungsi arsitektur, penampilan arsitektur, identitas arsitektur, dan teritorialitas arsitektur, serta modal sosial. Keempat, jika diletakkan dalam konteks hubungan arsitektur perumahan, modal sosial, dan pendidikan IPS, terdapat dua hal yang dapat disimpulkan: (1) Meskipun masih bersifat hipotetikal, dan perlu penelitian lanjutan, pendidikan IPS merupakan salahsatu kontributor yang mempengaruhi pembentukan modal sosial; (2) Temuan penelitian ini dapat menjadi sumber bagi pengembangan materi pendidikan dan pembelajaran IPS, yang akhirnya juga berpengaruh bagi pengembangan modal sosial | d_ips_056694_m._syaom_barliana_table_of_content.pdf | d_ips_056694_m._syaom_barliana_chapter1.pdf | d_ips_056694_m._syaom_barliana_chapter2.pdf | d_ips_056694_m._syaom_barliana_chapter3.pdf | d_ips_056694_m._syaom_barliana_chapter4.pdf | d_ips_056694_m._syaom_barliana_chapter5.pdf | d_ips_056694_m._syaom_barliana_bibliography.pdf | |
MUNGIN | EDDY WIBOWO | MODEL KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH UMUM : Studi Pengembangan Berdasarkan Pendekatan Sistem Di SMU Negeri Kota Semarang | PPS UPI | Konseling Kelompok | Moh Djawad Dahlan, Rocman Natawidjaja | 2001/02/10 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1275 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model konseling kelompok berdasarkan pendekatan sistem di SMU, yang dikembangkan secara kolaboratif. Secara substansial, temuan model ini dapat dijadikan landasan kerja untuk meningkatkan mutu layanan konseling di SMU. Model dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, potensi lingkungan, kondisi aktual konseling kelompok di SMU, dan kajian teori konseling kelompok.Data empirik menunjukkan bahwa mutu layanan konseling kelompok di SMU pada umumnya masih rendah dan kerangka kerja konseling kelompok belum terorganisasi dan terkordinasi secara baik. Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu diadakan studi yang terpercaya dengan cara mengembangkan model konseling kelompok berdasarkan pendekatan sistem sebagai kerangka kerja konselor yang layak diterapkan di SMU.Proses pengembangan model konseling kelompok dilakukan melalui tahap persiapan, perancangan model hipotetik, uji-kelayakan model, perbaikan model hipotetik (terujil), uji-lapangan model, dan perancangan model akhir (teruji II). Uji-kelayakan model dilakukan melalui uji-ahli, uji-sejawat, dan uji-lapangan terbatas dalam bentuk semiloka. Uji-lapangan dilaksanakan pada SMU Negeri I, SMU Negeri 2, dan SMU Negeri 10 Kota Semarang yang melibatkan 15 orang konselor, 3 orang kepala sekolah, dan 135 orang siswa.Model konseling kelompok yang dikembangkan terdiri atas komponen : (1) rasional konseling kelompok, (2) visi dan misi konseling kelompok, (3) tujuan konseling kelompok, (4) isi konseling kelompok, (5) pendukung sistem konseling kelompok, dan (6) konseling kelompok berdasarkan pendekatan sistem. Penelitian menemukan bahwa: (1) pola kerja kolaboratif membawa dampak positif bagi peningkatan pemahaman, pengetahuan, kualitas layanan dan sistem pengelolaan konseling kelompok, (2) keterlibatan dan motivasi konselor dan kepala sekolah cukup tinggi dalam implementasi model, (3) konselor dapat melaksanakan model konseling kelompok dengan baik, (4) tingkat aseptabilitas konselor terhadap model konseling kelompok cukup baik, (5) berdampak positif terhadap siswa dalam memenuhi kebutuhan akan bantuan yang berorientasi pada pengembangan pribadi, pencegahan, dan pengatasan masalah, (6) berdampak positif pada kemampuan konselor dalam mengelola program konseling kelompok, (7) berdampak positif terhadap iklim konseling di lingkungan sekolah, dan (8) adanya upaya ke arah sustainability model.Implikasi hasil penelitian yaitu: (1) target intervensi konseling kelompok adalah individu di dalam sistem, (2) keserasian interaksi antar komponen menjadi dinamika sentral keberfungsian setiap komponen dalam sistem, (3) hakikat proses konseling kelompok terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar dengan perkembangan individu, (4) mudah dipertanggungjawabkan kepada pengguna sistem, (5) konselor berada dalam ikatan sistem, (6) konselor berperan sebagai psychoeducator, (7) konselor dituntut menguasai kompetensi, sikap, dan sistem nilai serta ciri-ciri kepribadian tertentu. | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_table_of_content.pdf | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_chapter1.pdf | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_chapter2acpdf.pdf | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_chapter3.pdf | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_chapter4a.pdf | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_chapter5.pdf | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_bibliography.pdf | d_bp_989824_mungin_eddy_wibowo_appendix.pdf |
I | WAYAN SADIA | PENGEMBANGAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVIS DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) : Studi Eksperimental Dalam pembelajaran Konsep Energi, Usaha dan Suhu di SMP Negeri di Singaraja | PPS UPI | ENERGI, USAHA DAN SUHU | M. Abdul Kodir, Achmad Sanusi,A. Rusli | 1996/10/28 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1274 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian etnosains ini bertujuan menggali sains asli yang ada di masyarakat tradisional dan kemudian mengkonstruksinya untuk pengembangan kurikulum sains berbasis budaya lokal di sekolah.Penelitian ini dilakukan pada masyarakat tradisional Penglipuran Bali. Data sains asli dikumpulkan dengan teknik observasi, partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, selanjutnya dilakukan triangulasi.Hasil penelitian ini menunjukkan : 1) Masyarakat tradisional Penglipuran secara selektif menerima budaya-budaya yang masuk tanpa menghilangkan budaya asli yang diwariskan oleh para leluhur mereka dari Bayung Gede. 2) Sains asli yang hidup dan berkembang di masyarakat masih dalam bentuk pengetahuan pengalaman konkret sebagai hasil interaksi antara lingkungan alam dan sosial budayanya. 3) Bila dikaitkan dengan sains Barat, sains asli dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sains asli yang dapat dijelaskan sains Barat (12 topik) dan sains asli yang belum dapat dijelaskan sains Barat (1 topik).Implikasi hasil penelitian ini bagi pendidikan sains di sekolah yaitu : 1) sains asli (budaya lokal) dapat diakomodasi sebagai ilustrasi dalam pembelajaran sains di sekolah, mengingat sains asli ini merupakan bagian dari kehidupan mereka. 2) Pengajaran sains di sekolah dapat dipandang sebagai transmisi budaya lokal. Direkomendasikan kepada Dinas Pendidikan Nasional yang ada di daerah untuk membentuk tim rekayasa kurikulum sains dengan melibatkan ahli kurikulum, ahli mata pelajaran sains dari perguruan tinggi, guru sains, dan tokoh-tokoh masyarakat yang berkompeten dalam bidang budaya lokal. | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_table_of_content.pdf | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_chapter1.pdf | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_chapter2.pdf | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_chapter3.pdf | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_chapter4.pdf | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_chapter5.pdf | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_bibliography.pdf | d_ipa_9233079_i_wayan_sadia_appendixa.pdf |
BANDI | DELFHIE | BIMBINGAN PERKEMBANGAN PERILAKU ADAPTIF SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANGPAATKAN PERMAINAN TERAPEUTIK DALAM PEMBELAJARAN : Penilitian Tindakan Kolaboratif dalam Program Pembelajaran Individual Bermuatan Bimbingan Untuk Siswa Tunagrahita Di SLB-C sukapura Dan SLB-C Plus Asih Manunggal Tingkat Dasar Kelas Rendah di Kota Bandung | PPS UPI | Memangpaatkan Permainan | Sunaryo Kartadinata, Rochman Natawidjaja | 2004/06/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1273 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi guru PLB di SLB-C dalam memberikan layanan bimbingan yang diintegrasikan kedalam pembelajaran individual siswa tunagrahita dengan memanfaatkan permainan terapeutik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kolaboratif antara guru kelas selaku pelaku tindakan, guru lain sebagai pengamat, promovendus, dan 14 siswa tunagrahita yang mempunyai masalah dalam perilaku adaptif. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan instrumen PAC, "Recording Sheet for Rate Data", dan grafik A-B-A Design, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui: observasi kelas, jurnal harian, dan daftar cek kemampuan guru dalam kegiatan belajar-mengajar dengan "Flanders' Inter-Action Categories (FIAC)'\ dibantu dengan perekaman melalui VCD. Analisis data terhadap hasil instrumen PAC menunjukkan adanya perkembangan yang positif, begitu pula terhadap visual grafik A-B-A menunjukkan kecenderungan stabilitas perkembangan yang positif, sehingga hasil penelitian tindakan kolaboratif ini menunjukkan bahwa permainan terapeutik mempunyai pengaruh signifikan sebagai media bimbingan dalam pembelajaran, terhadap perkembangan perilaku siswa tunagrahita khususnya untuk mereka yang mempunyai perilaku emosional, | d_bp_989814_bandi_delphie_table_of_content.pdf | d_bp_989814_bandi_delphie_chapter1.pdf | d_bp_989814_bandi_delphie_chapter2.pdf | d_bp_989814_bandi_delphie_chapter3.pdf | d_bp_989814_bandi_delphie_chapter4.pdf | d_bp_989814_bandi_delphie_chapter5.pdf | d_bp_989814_bandi_delphie_bibliography.pdf | d_bp_989814_bandi_delphie_appendix.pdf |
SIMON | TARINGAN | MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENGETAHUAN AWAL SISWA SEBAGAI SALAH SATU MODEL PEMBELAJARAN IPA ; Studi Eksperimental dalam Konsep Stuktur Atom | PPS UPI | MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP | M. Abdul Kodir, Eddy M. Hidayat, Sadijah Achmad | 1999/04/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1272 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran siswa dalam IPA adalah pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal siswa merupakan faktor yang menyebabkan timbulnya konsepsi-konsepsi alternatif sebelum terjadinya pembentukan konsep siswa. Model perubahan konsep yang dikemukakan dalam tulisan ini merupakan perubahan dari pra-konsep siswa menjadi konsep siswa setelah beberapa konsep alternatif terseleksi. Dengan perkataan lain, perubahan konsep yang terjadi adalah perubahan dari konsep lama menjadi konsep baru yang terjadi dalam diri siswa. Hal ini menjadi indikasi bahwa pemikiran siswa tidak boleh dipancang sebagai suatu kertas kosong. Siswa memiliki gagasan/ ide/ pemikiran sebelum siswa diajar dengan konsep/ pemikiran baru. Ide-ide/ gagasan ini memegang peranan penting dalam pengalaman bela-ar.Dalam proses belajar-mengajar perlu adanya kesamaan pola pandang antara siswa dengan guru. tanpa adanya kesamaan pola pandang, siswa tidak akan mampu menyerap informasi yang disampaikan guru. hal ini perlu ditekankan, karena belajar bukan berhubungan dengan otoritas eksternal; tapi terhadap konstruksi konsep-konsep dalam struktur kognitif siswa, yang sifatnya koheren dan berguna bagi mereka. Sehingga atas dasar ini, siswa senantiasa ditantang untuk berpikir relatif. Selanjutnya siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk memahami informasi baru. Inilah salah satu pemikiran, mengapa siswa senantiasa terdorong untuk menciptakan pengalaman-pengalaman bermakna, baik di kelas maupun di luar kelas.Konsepsi alternatif yang berbeda akan terbentuk dalam diri siswa yang berbeda, walau informasi yang diterima sama.Atas dasar ini, dalam proses belajar-mengajar IPA, diharapkan siswa menerima fenomena IPA hasil interpretasi para pakar. Atau mereka mungkin juga memiliki pemikiran mereka, atau merestrukturisasi konsep yang sudah mereka miliki, sebagai landasan untuk menerima pengetahuan/ konsep-konsep baru. Berpikir tentang belajar dalam konteks ini akan mengarahkan ke model belajar perubahan konsep. Dalam hal ini guru perlu mengerti konsep siswa. Karena itu, konsep tersebut harus diidentifikasi. Strategi mengidentifikasi konsep/ pengetahuan awal siswa sudah banyak diteliti. Dan diperoleh kaitan yang erat antara pengetahuan awal dengan kesulitan yang sering dialami siswa dalam proses belajar mengajar IPA.Perubahan konsep tidak bisa dipandang hanya sebagai suatu proses pergantian konsep-konsep lama dengan konsep-konsep baru. Namun perubahan konsep juga harus dipandang sebagai proses belajar yang berhubungan dengan konteks konsep dan ide-ide tertentu yang terepresentasi secara internal dalam diri siswa.Harapan terbesar dari karya ini adalah bisa membantu studi tentang perubahan konsep; dalam arti pemahaman tentang bagaimana terbentuknya konsep dalam diri siswa, dan bagaimana konsep itu menerima informasi ilmiah dalam situasi berbeda. | d_ipa_9233078_simson_tarigan_table_of_content.pdf | d_ipa_9233078_simson_tarigan_chapter1.pdf | d_ipa_9233078_simson_tarigan_chapter2.pdf | d_ipa_9233078_simson_tarigan_chapter3.pdf | d_ipa_9233078_simson_tarigan_chapter4.pdf | d_ipa_9233078_simson_tarigan_chapter5.pdf | d_ipa_9233078_simson_tarigan_bibliography.pdf | d_ipa_9233078_simson_tarigan_appendix.pdf |
DYAH | KUSUMASTUTI | MANAJEMEN SISTEM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DOSEN SEBAGAI PENJAMIN MUTU DI PERGURUAN TINGGI | PPS UPI | Sumber Daya Dosen | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Djam'an Satori | 2001/01/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1271 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini ditujukan untuk: mendeskripsikan profil kompetensi dosen sebagai penjamin mutu dalam melaksanakan tugas akademiknya; mengetahui pengaruh faktor moderator Iklim Organisasi yang terdiri dari Kepemimpinan, Sistem Penghargaan, Semangat Hubungan Keqasama, Birokrasi Kejelasan Kerja dan Dukungan Sumber Daya yang terdiri atas Sarana Fisik, Kepakaran, Teknologi Informasi terhadap transformasi Kompetensi Individu yang terdiri dari Kompetensi Intelektual, Personal dan Sosial menjadi Kinerja Dosen yang berorientasi pada mutu. Hal ini dipandang penting dalam rangka memenuhi akan layanan pendidikan yang bermutu.Berpijak pada teori administrasi pendidikan, sumber daya manusia, perilaku organisasi dan konsep mutu, métoda penelitian yang digunakan adalah metoda survey, pendekatan kuantitatif dengan menggunakan instrumen penelitian. Lokasi penelitian adalah perguruan tinggi ITB yang pada saat penelitian sedang dalam proses transisi dari perguruan tinggi negeri menjadi perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara, dengan sampel dari empat fakultas yaitu Teknik Sipil & Perencanaan, Teknologi Industri, Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam serta Ilmu Kebumian &Teknotogi Mineral. Data-data hasil persepsi responden dianalisis secara statistik guna memberi makna data penelitian melalui peng^ian kualitas instrumen dan menguji hubungan dan pengaruh antara variabel penelitian dalam membentuk ketepatan model penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui kompetensi intelektual, personal dan sosial yang dimilitó dosen, ciri-ciri dosen sebagai penjamin mutu dapat dideskripsikan mempunyai kompetensi yaitu : (1) kepemimpinan; (2) profesional; (3) sikap; (4) ketrampilan menjalin hubungan; {5} menguasai ilmu pengetahuan atau memiliki keahlian dihidangnya; dan (6) menguasai metodologi pembelajaran di perguruan tinggi dan metodologi penelitian. Disamprng itu, keenam ciri kompetensi tersebut bertumpu pada kecerdasan rasio atau 1Q yang merupakan inti kemampuan akademik dan kecerdasan emosi atau EG yang merupakan kompetensi berorganisasi, berkomunikasi dan manajerial serta kecerdasan spritual atau SQ yang merupakan keyakinan yang paling dalam. Melalui keenam ciri profil dosen sebagai penjamin mutu, didukung oleh kompetensi keahlian profesional, pencarian informasi, berpikir analitik, konsep, berkomunikasi, percaya diri, inisiatif berprestasi, orientasi pada mutu & ketepatan, pengendalian diri, komitmen pada organisasi, fleksibel, memerintah & memberi arahan, orientasi pada pelanggan, kerjasama & kerja tim dan membangun hubungan kerja.Selanjutnya Iklim organisasi secara keseluruhan berpengaruh terhadap Kinerja, secara faktual memberikan pengaruh negatif terhadap Kinerja sedangkan Kepemimpinan memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan Kinerja, Semangat Hubungan Kerjasama dai Birokrasi Kejelasan Kerja memberikan pengaruh yang negatf yaitu belum dapat meningkatkan Kineqa sedangkan Dukungan Sumber Daya secara keseluruhan, memberikan penganii positif terhadap Kinerja, Dukungan Sarana Fisik dan Dukungan Kepakaran secara faktual. memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan Kinetja Dosen,penjamin mutu dideskripsikan sebagai upaya memastikan proj^ape tujuan pendidikan,Manajemen sistempef9amtn:p^u (fflakd<an secara berkesinambungan dem ^^of^l^ nK^rator periü tfikelola Secara sinergi^ikagwffientr^atkank'tnerja Élengan menggunakan siklus Plan-Do-Check-Action (P-0-C-A). Untuk itu implementasi jaminan mutu melalui dosen sebagai penjamin mutu dalam proses pendidikan inercipakan keunggulan serta daya saing kreativitas perguruan tinggi, penguatan ¡»tfesion&ljsme, motivasi, komitmen, akuntabilitas, dan bagi dosen akan memiliki rasa otonómi dalam menumbuhkan pengetahuan sehingga penguatan dan reimaging Institusi perguruan tinggi | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_table_of_content.pdf | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_chapter1.pdf | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_chapter2.pdf | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_chapter3.pdf | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_chapter4.pdf | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_chapter5.pdf | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_bibliography.pdf | d_adpen_989808_dyah_kusumastuti_appendix.pdf |
FRANSISKA | S. TAPILOUW | KREATIVITAS BERPIKIR ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH IPA, Studi Kasus Pada SD Swasta di Bandung, Garut, dan Kuningan | PPS UPI | IPA | M. Abdul Kodir, Achmad Sanusi,A. Rusli | 1997/01/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1270 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kreativitas berpikir dan tipe berpikir pada anak usia SD dalam memecahkan masalah-masalah IPA, faktor dan kondisi lingkungan belajar yang mempengaruhi kreativitas berpikir anak, dan mendeskripsikan pola kreativitas berpikir dalam emecahkan masai ah I PA pada anak usi a SD yang ti nggal di pedesaan, kota kecil, dan kota besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan paradigma kualitatif. Lokasi penelitian adalah Bandung, Garut, desa Cigugur dan Cisantana CKuningan}. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kreativitas berpikir untuk kelas 3, kelas 4, dan kelas 6 SD berada pada rentang kreativitas rendah sampai sedang; kelas 5 berada pada rentang sedang sampai t i nggi. Peni1ai an kr eati vi tas ber pi ki r di dasar k an pada tiga aspek yaitu kelancaran, keluwesan, dan keunikan awaban. Kelancaran menjawab pada anak yang tinggal di pedesaan lebih rendah dari pada anak yang tinggal di kota kecil dan kota besar, sedangkan untuk keluwesan Cfleksibilitasi tidak ada perbedaan yang signifikan pada keempat daerah penelitian. Keunikan menjawab umumnya tidak encerminkan pemahaman konsep yang dapat membantu memberi jawaban alternatif yang tepat dalam memecahkan masalah. Analisis terhadap tipe berpikir anak menunjukkan bahwa anak-anak kelas 3 dan 4 umumnya masih didominasi oleh tipe berpikir alamiah. Di kelas S terdapat £4,28% siswa yang sudah mencapai tahap tipe berpikir logik, sedangkan sisanya masih berada pada tahap berpikir alamiah. Di kelas 6 terdapat 9,9% siswa yang sudah mencapai tahap tipe berpikir logik dan sisanya masih berada pada tahap tipe berpikir2alamiah. Hasil uji X menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada keempat daerah penelitian, sehingga pengaruh latar belakang lingkungan tidak dapat tergali melalui tes kreativitas berpikir dalam pemecahan masalah IPA, berbeda dengan studi Torrance C1963D yang menyatakan bahwa latar belakang lingkungan dan masyarakat sangat mempengaruhi kreativitas pada anak. Salah satu penyebabnya adalah semakin kecilnya kesenjangan informasi antara anak di kota besar, kota kecil, dan pedesaan karena televisi dan media cetak Ckoran majalah dll.D telah menjangkau daerah pedesaan. Ada berbagai kendala dalam pembelajaran IPA di sekolah yang menghambat per kembangan dan k r eati vi tas berpikir pada anak, sehingga anak umumnya lebih berpikir k onvergen dar i pada berpi ki r di ver gen. Di sar ank an agar pembelaj ar an IPA di kembali k an pada hakekat I PA sebagai proses, produk, dan hasil kreativitas manusia melalui penggunaan berbagai pendekatan dalam mengajar yang membantu mengembangkan indera anak. Prasyarat utama untuk mencapai tujuan ini adalah guru harus memiliki kemampuan dalam proses analisis bahan aj ar, ser ta memi1i k i per bendahar aan i 1mu yang memadai agar dapat mengajarkan IPA sesuai dengan hakekat IPA | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_table_of_content.pdf | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_chapter1.pdf | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_chapter2.pdf | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_chapter3.pdf | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_chapter4.pdf | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_chapter5.pdf | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_bibliography.pdf | d_ipa_9133412_fransiska_s._tapilouw_appendixa.pdf |
ZAENAL | ALIMIN | MODEL PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA MELALUI PENDEKATAN KONSELING : Penelitian Tindakan Kolaboratif Dalam upaya Pengembangan Anak Tunagrahita Mencapai Perkembangan Optimal DI SLB YPLB Bandung | PPS UPI | Pendekatan Konseling | Rochman Natawidjaja, Moh Djawad Dahlan | 2006/06/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1269 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Judul penelitian : Model Pembelajaran Anak Tunagrahita Melalui Pendekatan Konseling (Penelitian Tindakan Kolabotatif tentang Pengembangan anak Tunagrahita mencapai perkembangan Optimum <fi SPLB-YPLB Bandung) Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang dilasakan oleh para guru di sekoiah. bahwa pembelajaran pada anak tunagrahita masih belum efektif dan perkembangan anak belum optimal. Bertitik tolak dari permasalahan ini, penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui kondisi objektif tentang pelaksanaan pembelajaran dan perkembangan yang dicapai oleh anak taunagrahita, baik perkembangan vertikal maupun horizontal (2) Merumuskan indikator perkembangan horizontal optimum yang seharusnya dicapai oleh anak tunagrahita kls VI (3) Mengembangkan model pembelajaran melalui pendekatan konseling pada anak tunagrahita di Sekolah Loara Biasa. Untuk mencapai tujuan itu, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kolaborataif, dengan prosedur sebagai berikut: Langkah pertama, memotret kondisi objektif tentang pelaksanaan pembelajacan dan perkembangan horizontal anak tunagrahita dalam hal perkembangan keterampilan bahasa, aritmatika dan perilaku adaptif. Langkah kedua, Merumuskan indikator perkembangan bahasa, aritmatika dan perilaku adapalif secara konsensus antara peneliti, guru, kepala sekolah dan orang tua. Rumusan yang telah disusun secara konsensus, divalidasi oleh pakar BK dan PLB. t *ntfk*h ketiga, Mengembangkan model pembelajaran melalui pendekatan konseling melalui proses daur, yang dilakukan secara kolaboratif antara penelitai dengan gauru. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, berpusat pada kurikulum dan belum mempertimbangkan hambatan perkembangan dan hambatan belajar anak tunagrahita, (2) Terdapat kesenjangan antara perkembangan anak tunagrahita kelas VI yang dicapai dengan perkembangan yang seharusnya dicapai (perkembangan optimun), (3) Model pembelajaran melalui pendekatan konseling yang dikembangkan memiliki komponesHkomponen sebagai berikut: (a) Asesmea yang meliputi asesmen perkembangan vertikal dan asesmen. perkembangan horizontal, (b) Adaptasi program pembelajaran dengan perkembangan horizontal dan adaptasi lingkungan belajar dengan perkembangan vertikal, (c) Tahapan pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap orientasi, mediasi dan ko-konstuksi- Pada tahap orientasi terjadi pT»seS menghilangkan antara pengalaman Imgmrif «nak rf^ngan hahan pelajaran^ sehingga terjadi proses adaptasi kognitif. Tahap mediasi, yaitu proses menghubungkan antara anak dengan perangsang lingkungan, sehingga terjadi interaksi yang intensif antara anak dengan bahan pelajaran dan lingkungan belajar. Tahap ko-konstruksi. lahap ini merupakan proses pemantapan pemahaman konsep yang diajarkan. Di sisi terjadi proses asesmen dan evaluasi. Model pembelajaran mi berdampak positif terhadap guru. Guru menjadi lebih terbuka dan reflektif, pembelajaran yang dilakukan oleh guru menjadi lebih berpusat kepada anak, yang sebelumnya lebih berpusat pada kurikulum. Sementara itu terdapat pula dampak terhadap anak yaitu, motivasi belajar menjadi lebih baik, tumbuh rasa percaya diri dan kelihatan, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi anak tunagrahita. | d_bp_989810_zaenal_alimin_table_of_content.pdf | d_bp_989810_zaenal_alimin_chapter1.pdf | d_bp_989810_zaenal_alimin_chapter2.pdf | d_bp_989810_zaenal_alimin_chapter3.pdf | d_bp_989810_zaenal_alimin_chapter5.pdf | d_bp_989810_zaenal_alimin_bibliography.pdf | d_bp_989810_zaenal_alimin_appendix.pdf | |
RAHMAT | HARIYADI | BUDAYA ORGANNISASI SEKOLAH BERPRESTASI : Studi Multi Kasus Pada SD Katolik dan SD Islam Berprestasi di Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah | PPS UPI | Budaya Organisasi | Abdul Azis Wahab, Tb Abin Syamsuddin Makmun | 2002/10/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1268 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Rendahnya mutu pendidikan nasional sampai saat ini masih dirasakan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Meskipun demikian, pada setiap kota dapat ditemukan sekolah-sekolah yang dipandang masyarakat memiliki kualitas atau berprestasi, sehingga dijadikan sebagai sekolah unggulan atau favorit. Fenomena ini ditemukan juga di kota Ungaran, Kabupaten Semarang, dimana terdapat SD Ungaran 01, 03 dan 06, SD Katolik Mardi Rahayu dan SD Islam Istiqomah.Secara teoretik sebuah sekolah dapat manjadi baik, dapat dilihat dari dua dimensi organisasi. Pertama, dimensi "hardberupa struktur organisasi, kebijakan, keuangan, sarana dan prasarana sekolah dan sebagainya. Kedua, dimensi usoft\ yaitu budaya organisasi. Menurut para ahli manajemen pendidikan, dimensi yang kedua dipandang lebih berpengaruh terhadap keberhasilan sekolah.Penelitian ini difokuskan pada budaya organisasi sekolah. Sesuai dengan fokus tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan studi multi kasus. Orientasi teoretik yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis dan budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul selanjutnya diorganisasi, ditafsirkan dan guna menyusun konsep dan abstraksi temuan lapangan.Penelitian ini menemukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, faktor-faktor yang mendukung terhadap pencapaian prestasi sekolah meliputi: sejarah atau lamanya sekolah berdiri; status sebagai sekolah unggulan atau percontohan; kepala sekolah dan guru-guru yang berpengalaman dan terseleksi; penerimaan murid melalui seleksi; lokasi sekolah yang strategis; dukungan orang tua dan masyarakat; serta komitmen yang tinggi dari pengelola sekolah.Kedua, pada sekolah berprestasi ditemukan nilai-nilai budaya organisasi yang dikembangkan dan dijadikan acuan dalam bekeija, meliputi: nilai keunggulan; prestasi dan persaingan; efektivitas; kebersamaan; kedisiplinan; nilai cinta kasih dan pelayanan; nilai keadilan; nilai kualitas; nilai pemberdayaan; nilai perjuangan; dan nilai pengabdian. | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_table_of_content.pdf | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_chapter1.pdf | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_chapter2.pdf | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_chapter3.pdf | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_chapter4.pdf | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_chapter5.pdf | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_bibliography.pdf | d_adpen_989803_rahmat_hariyadi_appendix.pdf |
SUROSO | ADI YUDIANTO | PENDEKATAN BAGAN DIKHOTOMI KONSEP (BDK) UNTUK MENGUASAI KONSEP KEANEKARAGAMAN MAHKLUK HIDUP : Studi Eksperimen tentang Pendekatan BDK pada Pengajaran Biologi di SMU Dalam Mengembangkan Intelektual Siswa Menguasai Konsep Keanekaragaman Mahkluk Hidup | PPS UPI | BDK | Utari Sumarmo, Jozua Sabandar, Kartasasmita | 1998/08/17 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1267 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Pendidikan Biologi dihadapkan kepada masalah kesulitan belajar siswa, NEM yang belum memuaskan, kebiasaan guru mengajar yang kurang mengembangkan berfikir siswa, dan kurikulum yang sarat isi. Masalah pokok penelitiannya adalah "Bagaimana keefektifan Pendekatan BDK/BPK dalam Pengajaran Biologi dapat mengembangkan sedikitnya 10 kemampuan siswa SMU untuk memahami konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup dibandingkan dengan Pendekatan Konvensional".Pendekatan terhadap pemecahan masalah tersebut menggunakan Metode Eksperimental dengan subjek penelitian adalah siswa SMU Bandung Tahun Ajaran 1995/ 19%. Penelitian mengambil sampel stratifikasi, yaitu Strata I (DANEM Tinggi ), Strata H (DANEM Cukup ), dan Strata m ( DANEM Rendah ). Instrumen penelitiannya meliputi Satuan Pelajaran, LKS, Angket dan Wawancara, Format Observasi PBM dari BIAS, dan Tes Prestasi Belajar siswa. Data penelitian dilengkapi dengan hasil Penataran/Pelatihan Guru Aliyah se Jawa Barat tentang penerapan pendekatan BDK pada pembelajaran Biologi. Sebagai tolok ukur keberhasilan Pendekatan BDK/BPK digunakan studi komparatif dengan Pendekatan Konvensional di sekolah masing-masing. Pendekatan Konvensional adalah pendekatan pengajaran yang aktual dilaksanakan di sekolah-sekolah tanpa menyinggung sajian struktur materi dengan BDK. Perbedaan rerata prestasi belajar siswanya diuji dengan Anova Uji-F. Bobot urunan variabel-variabel NEM, LKS, Pretest, dan Post-Test terhadap Prestasi Belajar Siswa ( Rapor) diuji dengan Analisis Jalur. Pendapat siswa dan guru diolah dengan prosentase data angket. Landasan teoritik dari Pendekatan BDK/BPK pada Pembelajaran Biologi adalah ajaran Agama (Al-Quran), Filsafat Dialektika dan Konstruktivisme, Kunci Determinasi Dikhotomous, Psikologi Gestalt, Kurikulum Spiral, Teori Belajar Kognitif, Pengajaran dan Struktur Materi (Bruner, Ausubel, Gowin-Novak), Pendekatan Rumus de Bono dan Pendekatan Keterampilan Proses, Kurikulum 1994 dan Buku Sumber di SMU, Media Pendidikan dan sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan sistem evaluasinya. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan, bahwa Pengajaran Biologi menggunakan Pendekatan BDK dapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa daripada pendekatan Konvensional, terutama dalam hal pengembangan 10 kemampuan memahami konsep, dan mampu mengambangkan "higher order thinking skill", meningkatkan kualitas jawaban siswa, serta diterima sebagai kemudahan belajar siswa dan gurunya. Kesepuluh kemampuan memahami konsep yang dimaksud adalah mencakup pemahaman dalam hal: Hierarki, persamaan, perbedaan, ciri-ciri utama, terminologi, definisi/batasan, klasifikasi, contoh-contoh, alasan dari contoh dan bukan contoh konsepnya, serta kreativitas belajar dengan membuat dan mengubah-ubah BDK/BPK topik Biologi. Kelemahan pendekatan BDK adalah kurang dapat menjelaskan suatu proses sains dan reaksi kimia, tetapi terbatas untuk penguasaan konsep. Urunan fakt terhadap prestasi belajar siswa (Rapor) secara berurut dimulai dari variabel | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_table_of_content.pdf | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_chapter1.pdf | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_chapter2.pdf | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_chapter3.pdf | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_chapter4a.pdf | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_chapter5.pdf | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_bibliography.pdf | d_ipa_9133406_suroso_adi_yudianto_appendixa.pdf |
JAMISTEN | SITUMORAN | MODEL KONSELING WIRAUSAHAAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Studi Pengembangan Konseling Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Sifat Jiwa dan Kebiasaan Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Dan SMK Negeri 3 Cimahi | PPS UPI | Konseling Wirausahaan | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 2006/03/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1266 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kesenjangan antara tuntutan terhadap tamatan dengan kondisi aktual konseling di SMK. Di satu sisi tamatan SMK dituntut memiliki sifat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan, di lain pihak untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengajaran pengelolaan usaha. Untuk mengembangkan sifat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan siswa SMK dipilih konseling kewirausahaan. Seberapa tinggi efektivitas mode! konseling kewirausahaan tersebut dan bagaimana implementasinya merupakan permasalahan penelitian ini. Tujuan penelitian adalah menghasilkan rumusan akhir, model konseling untuk mengembangkan sifat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan siswa SMK hasil ujicoba. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian. Secara garis besar tahapan penelitian meliputi (a) prasun/ey, yakni mengidentifikasi profil kewirausahaan siswa SMK dan implementasi konseling yang sedang berjalan, (b) hasil identifikasi digunakan sebagai dasar mengembangkan konseling kewirausahaan yang diujicobakan untuk memperoleh tingkat efektivitasnya dalam upaya pengembangan silat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan siswa. Selama model konseling kewirausahaan diujicobakan, dilakukan modifikasi, penyesuaian terhadap siswa yang berada pada fase perkembangan remaja dan perbaikan kinerja konselor. Ujicoba dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan konselor pada 2 (dua) SMK dengan kualifikasi sekolah yang dianggap baik dan sedang, dan melakukan evaluasi setelah model konseftrtg diimplementasikan. Ujicoba dilakukan di SMK Negeri bidang Teknologi dan Bisnis dan Parawisata dengan asumsi, jika konseling kewirausahaan dapat diimplementasikan pada SMK yang demikian maka seyogianya dapat diterapkan untuk SMK-SMK yang lain. Hasil ujicoba memperlihatkan tingkat efektivitas model konseling dalam mengembangkan sifat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan siswa. Masil evaluasi menunjukkan pencapaian tujuan konseling, yang menggambarkan bahwa model konseling kewirausahaan efektif mengembangkan sifat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan. Temuan ini menghasilkan kesimpulan bahwa model konseling kewirausahaan efektif untuk mengembangkan sifat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan siswa, relevan digunakan dalam program bimbingan konseling di SMK, dan efektif untuk memperbaiki kinerja konselor, sehingga dapat dikatakan konseling kewirausahaan cukup efektif untuk memperbaiki kualitas program bimbingan konseling. Hasil penelitian ini memiliki implikasi praktis dan teoritis bagi pengembangan bimbingan dan konseling. Implikasi praktis di anlaranya perlunya ditumbuhkan kemauan konselor untuk memperbaiki kinerja dalam rangka memperbaiki kualitas konseling, dan perlunya dilakukan sosialisasi model konseling kewirausahaan sebagai salah satu alternatif; sedangkan implikasi teoritis mengarah kepada efektivitas konseling yang dapat dicapai, terjadi proses pengembangan sifat, jiwa dan kebiasaan kewirausahaan, jika menggunakan pendekatan konseling, difasilitasi denganh langkah-langkah kegiatan yang terstruktur, dan jika disesuaikan dengan kebutuhan siswa. | d_bp_979825_jamisten_situmorang_table_of_content.pdf | d_bp_979825_jamisten_situmorang_chapter1.pdf | d_bp_979825_jamisten_situmorang_chapter2.pdf | d_bp_979825_jamisten_situmorang_chapter3.pdf | d_bp_979825_jamisten_situmorang_chapter4.pdf | d_bp_979825_jamisten_situmorang_chapter5.pdf | d_bp_979825_jamisten_situmorang_bibliography.pdf | d_bp_979825_jamisten_situmorang_appendix.pdf |
I NYOMAN | NATAJAYA | PERENCANAAN STRATEGIK PERGURUAN TINGGI NEGERI | PPS UPI | PTN | Achmad Sanusi, E Kusmana | 2001/02/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1265 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini menggunakan pndekatan kualitatif. Tujuannya adalah berusaha untuk mengungkapkan, mendeskripsikan dan menganalisis bagaimanakah proses penyusunan perencanaan strategik, keterlibatan pihak-pihak berkepentingan dalam proses penyusunan perencanaan strategik, dan bagaimanakah efektivitas pengelolaan penyelenggaraan pembangunan pendidikan khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia di STKIP Singaraja.Teknik dan instrumen pengumpulan data dengan menggunakan observasi partisipatif yang meliputi: teknik wawancara, pengamatan, dokumentasi dan angket terbuka. Prosedur dan teknik yang dilakukan dalam menganalisis datanya, adalah: mereduksi data, menyajikan data, disply data, menarik kesimpulan dan melaksanakan verifikasi. Prosedur dan tahap-tahapan dalam melaksanaikan penelitian ini, pertama melakukan eksplorasi yang meluas dan menyeluruh dengan mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden, dengan maksud untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari fokus permasalahan. Kemudian melakukan eksplorasi fokus masailah, lebih lanjut mengecek dan memeriksa data.Sebagai -hasil penelitian yang ditemukan di lapangan bahwa yang menyusun perencanaan strategik pembanguan pendidikan di STKIP tahun 1996-2010 adalah sebuah tim yang disebut dengan tim Renstra, yang pada saat ini sudah diganti dengan badan perencana dan pengembangan STKIP (BPP). STKIP dalam membentuk Tim Renstra maupun BPP ini adalah dengan menggunakan landasan surat keputusan dari Ketua STKIP dan surat keputusan dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. STKIP Singaraja mengembangkan model perencanaan strategik yang di dalamnya mencakup langkah-langkah dan unsur-unsur: (1) menelaah kondisi internal, (2) menetapkan visi, misi, dan tujuan, (3) mengembangkan isu utama, dan (4) mengembangkan strategi. Dalam perencanaan strategik itu tampak ada hubungan antara visi, misi, tujuan, dan rencana strategi secara kurang jelas, namun demikian rencana kebijakannya khususnya dalam rencana pengembangan sumber daya manusianya kurang menggambarkan implementasi dari rencana strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. STKIP melalui tim Renstranya dalam proses menyusun perencanaan strategiknya hanya melibatkan pihak-pihak berkepentingan yang bersifat internal saja, tidak melibatkan pihak-pihak berkepentingan yang bersifat ekternal, seperti pesaing, pelanggan, pemakai lulusan. Padahal sebenarnya memiliki keterdugaan yang sangat jelas, memiliki kepentingan yang tinggi, bahkan memiliki persamaan dalam memandang rencana pengembangan STKIP untuk di masa depan, menginginkan STKIP menjadi suatu universitas yang perlu diperhitungkan, di pertimbangan dan diakomodasikan dalam proses menyusun perencanaan strategik ini, khususnya dalam mengembangkan visi, misi, tujuan termasuk dalam mengembangkan program-program pendidikan yang akan ditawarkan STKIP di masa depan.STKIP Singaraja pada saat ini kalau dilihat dan bertitik tolak dari rencana kebijakan sebagai implementasi rencana strategi dalam rangka mencapai tujuan STKIP, tampaknya masih mengalami berbagai hambatan, sehingga dalam mengelola penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusianya masih tampak kurang efektiv. | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_table_of_content.pdf | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_chapter1.pdf | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_chapter2.pdf | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_chapter3.pdf | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_chapter4.pdf | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_chapter5.pdf | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_bibliography.pdf | d_adpen_979835_i_nyoman_natajaya_appendix.pdf |
JUNTIKA | NURIHSAN | BIMBINGAN KONPREHENSIF MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH UMUM : Studi Pencarian Model Bimbingan Untuk Peningkatan Mutu dan Sistem Manajemen Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Beberapa SMU Negeri Jawa Barat | PPS UPI | Bimbingan Konprehensif | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1998/05/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1264 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Studi ini bertujuan menghasilkan sebuah model bimbingan yang layak diterapkan di Sekolah Menengah Umum (SMU) untuk meningkatkan mutu dan sistem manajemen layanan bimbingan dan konseling. Model bimbingan ini disebut Model Bimbingan Komprehensif.Model bimbingan ini dikembangkan baik secara konseptual maupun empirik yang dilakukan dalam bentuk penelitian di SMUN 1 Majalengka, SMUN 2 Bandung, SMUN 5 Bandung, SMUN 1 Lembang, dan SMUN 1 Cisarua.Temuan akhir studi ini berupa model bimbingan komprehensif di SMU yang terdiri atas komponen-komponen: pengertian dan landasan filosofis, pandangan dan tugas bimbingan, kebutuhan siswa, tujuan bimbingan, bidang isi bimbingan, dan pendukung sistem.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan mutu layanan bimbingan dan konseling, namun belum mampu mengoptimalkan sistem manajemen layanan bimbingan dan konseling. Adapun penyebab penting belum optimalnya sistem manajemen layanan bimbingan dan konseling adalah kurang dipers iapkannya secara terpadu mental dan kemampuan personel bimbingan dalam mengembangkan manajemen, materi dan strategi bimbingan, serta terbatasnya biaya dan fasi 1 itas bimbingan.Berdasarkan temuan-temuan di atas, model bimbingan komprehensif ini direkomendasikan untuk diterapkan di SMU dalam lingkup yang lebih luas dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi sekolah masing-masing. Untuk menerapkan model tersebut, terlebih dahulu perlu dipersiapkan kemampuan personel bimbingan terutama dalam kemampuan konseling, konsultasi, dan koordinasi. | d_bp_949825_juntika_nurihsan_table_of_content.pdf | d_bp_949825_juntika_nurihsan_chapter1.pdf | d_bp_949825_juntika_nurihsan_chapter2.pdf | d_bp_949825_juntika_nurihsan_chapter3.pdf | d_bp_949825_juntika_nurihsan_chapter4a.pdf | d_bp_949825_juntika_nurihsan_chapter5.pdf | d_bp_949825_juntika_nurihsan_bibliography.pdf | d_bp_949825_juntika_nurihsan_abstract.pdf |
ADJAT | SUDRAJAT | PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGELOLA SISTEM INFORMASI MELALUI ORGANISASI PEMBELAJAR BERBASIS BELAJAR MANDIRI | PPS UPI | Belajar Mandiri | Abdul Azis Wahab, Engkoswara | 2006/04/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1263 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_table_of_content.pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter1.pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter3.pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_chapter5.pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_bibliography.pdf | d_adpen_979821_adjat_sudrajat_appendix.pdf | |||
JANULIS | P PURBA | PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH : Studi Tindakan kelas dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar fisika Bagi Siswa Kelas 1 Program Keahlian Otomotif, Mesin dan Elektro pada tiga SMKN di Jawa Barat | PPS UPI | FISIKA | Utari Sumarmo, Jozua Sabandar, Kartasasmita | 2003/01/23 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1262 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian ini berjudul "Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah" merupakan studi tindakan kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas I program keahlian. Otomotif, Mesin, dan Elektro pada dua SMKN di Bandung dan satu SMKN di Sumedang. Permasalahan pokok yang ingin dijawab dalam studi ini ialah gambaran pelaksanaan dan kualitas pembelajaran melalui suatu pengembangan dengan menerapkan model pembelajaran fisika menggunakan pendekatan pemecahan masalah Untuk menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan action research, melalui lima fase, yaitu (1) orientasi, (2) perencanaan, (3) tindakan, (4) observasi, dan (5) refleksi dan revisi. Untuk pengumpulan data digunakan teknik-teknik: observasi, dokumentasi, catatan lapangan, eksperimen, kuesioner, wawancara, dan evaluasi .Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori belajar menurut faham konstruktivis. Ada tiga model belajar yang dijadikan komponen pendekatan pemecahan masalah, yakni: model mengajar konstruktivis, model siklus belajar dan pola pemecahan masalah; yang diterapkan dalam pembelajaran fisika.Penelitian ini dapat menemukan suatu model pembelajaran fisika tidak didasarkan pada pengetahuan awal dan/atau miskonsepsi siswa, kurangnya upaya guru menekankan pemahaman konsep, metode ceramah masih dominan, rata-rata kemampuan siswa dalam memecahan soal gerak melingkar termasuk kategori cukup. Evaluasi tentang prakonsepsi siswa dalam sifat mekanik zat, suhu dan kalor, dan perpindahan kalor sebagai dasar menyusun rencana pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki miskonsepsi.Hasil analisis pada studi pendahuluan menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika tidak didasarkan pada pengetahuan awal dan/atau miskonsepsi siswa, kurangnya upaya guru menekankan pemahaman konsep, metode ceramah masih dominan, rata-rata kemampuan siswa dalam memecahkan soal gerak melingkar termasuk kategori cukup. Evaluasi tentang prakonsepsi siswa dalam sifat mekanik zat, suhu dan kalor, dan perpindahan kalor sebagai dasar menyusun rencana pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki miskonsepsi.Hasil analisis, refleksi, dan evaluasi terhadap implementasi pembelajaran dalam sifat mekanik zat, suhu dan kalor, dan perpindahan kalor menyimpulkan antara lain : (a) optimalisasi pembelajaran fisika dimungkinkan dengan menempatkan prakonsepsi dan/atau miskonsepsi siswa pada posisi sentral pembelajaran; (b) dua guru fisika dapat menerapkan pendekatan pemecahan masalah dengan memadai (cukup), satu guru dapat membuat rencana pembelajaran dan menerapkannya dengan baik ; (c) hasil tes formatif menunjukkan peningkatan penguasaan siswa dari kategori kurang (pre tesi) menjadi kategori tinggi (post test); (d) pendekatan pemecahan masalah dapat menurunkan miskonsepsi siswa (dari pre test ke post test), namun masih terdapat resistensi miskonsepsi tentang konsep-konsep: tegangan, batas elastisitas, kalor jenis, kapasitas kalor, perubahan wujud, konduksi, dan radiasi ; (e) rata-rata hasil belajar siswa dalam tes sumatif termasuk kategori sedang ; (f) kecenderungan perhatian siswa meningkat sejalan dengan peningkatan penerapan pembelajaran ; (g) terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa karena : senang dengan pendekatan yang diterapkan, mudah memahami konsep, tidak membosankan, serta dapat saling tukar pendapat; (h) kendalanya adalah bahwa pengembangan dan implementasi pendekatan pemecahan masalah menuntut kinerja yang spesifik dari guru.Dari temuan penelitian ini ada sejumlah saran yang diajukan diantaranya: (1) pendekatan pemecahan masalah perlu dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu alternatif; (2) diperlukan upaya penelusuran miskonsepsi fisika secara berkelanjutan; (3) guru perlu meningkatkan penguasaan konsep agar tampil lebih baik dalam diskusi kelas ; (4) agar dirintis penyediaan alat peraga/demostrasi; (5) mahasiswa calon guru perlu dibekali metode diskusi, pengetahuan teknologi, dan dasar penelitian tindakan kelas, dan (6) diperlukan penelitian lanjutan dengan ruang lingkup fisika yang lebih luas. | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_table_of_content.pdf | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_chapter1.pdf | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_chapter2.pdf | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_chapter3.pdf | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_chapter4a.pdf | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_chapter5.pdf | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_bibliography.pdf | d_ipa_9033307_janulis_p_purba_appendix.pdf |
DWI | YUWONO | PENCARIAN MODEL LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI : Studi Kolaboratif Dengan Personil Bimbingan Di IKIP Dan AKPER Depkes Semarang | PPS UPI | Layanan Bimbingan | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1987/04/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1261 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Studi ini bertujuan menghasilkan model layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi, yang dikembangkan secara kolaboratif dan didasarkan kepada kondisi obyektif di lapangan. Upaya ini penting, karena secara substansial, temuan nodel dapat dijadikan landasan kerja dalam kerangka upaya peningkatan mutu layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Strategi pengembangan model yang selama ini dilakukan, cenderung berpola kerja "atas-bawah", sehingga memunculkan kinerja layanan bimbingan yang lebih bersifat instruktif-administratif dari pada sebagai layanan pengembangan pribadi mahasiswa. Studi ini menjadi alternatif untuk mengatasi kendala tersebut.Pengembangan model layanan bimbingan dalam studi ini ditempuh melalui tiga tahapan penelitian, yaitu (1) pemotretan kondisi obyektif di lapangan, (2) penyusunan dan telaah kelayakan model hipotetik, (3) uji coba model, yang dilanjutkan dengan penyusunan "model akhir-. Tahapan pertama studi ini menemukan tiga dimensi kondisi obyektif di lapangan, yaitu pencapaian tugas perkembangan mahasiswa, lingkungan perkembangan mahasiswa dan implementasi aktual layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi.Tahapan kedua, menghasilkan model hipotetik layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Telaah kelayakan model ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan personil bimbingan dari IKIP Semarang, Akper Depkes Semarang, IKIP Bandung dan STKIP Bima. Dalam tahapan ketiga, dilakukan uji coba model di IKIP dan Akper Depkes Semarang. Berdasarkan hasil uji coba, dilakukan penyempurnaan terhadap model hipotetik.Temuan akhir studi ini berupa model layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi yang terdiri atas komponen : prinsip dasar, visi dan misi, tujuan, fungsi, ruang lingkup, dukungan sistem dan evaluasi. Rekomendasi yang diajukan adalah, pertama, diimplementasikannya model temuan dalam lingkup lembaga pendidikan tinggi yang lebih luas, baik dalam jenis maupun statusnya. Kedua, perlu dilakukan studi lanjutan yang difokuskan kepada upaya penyempurnaan model dengan kajian dari dimensi yang lebih komprehensif. | d_bp_949805_dwi_yuwono_table_of_content.pdf | d_bp_949805_dwi_yuwono_chapter1.pdf | d_bp_949805_dwi_yuwono_chapter2.pdf | d_bp_949805_dwi_yuwono_chapter3.pdf | d_bp_949805_dwi_yuwono_chapter4a.pdf | d_bp_949805_dwi_yuwono_chapter5.pdf | d_bp_949805_dwi_yuwono_bibliography.pdf | d_bp_949805_dwi_yuwono_abstract.pdf |
AVIP | SYAEFULLAH | MODEL MANAJEMEN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DAN PELAYAN KESEHATAN | PPS UPI | Pendidikan Profesi dan Kesehatan | Achmad Sanusi, Engkoswara, Didi Atmadilaga | 1999/04/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1260 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Keberadaan dua sumber otoritas di Rumah sakit pendidikan yaitu Depdikbud dan Depkes, diduga sebagai faktor penyebab kompleksitas manajemen, adanya model manajemen ganda, dan adanya conflict environment dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan profesi.Secara hipotetis, kelompok manajerial dan provider beranggapan bahwa kompleksitas manajemen tersebut menyebabkan buruknya kultur pelayanan kesehatan yang mengundang kritik masyarakat selama RSHS dijadikan sebagai Teaching Hospital. Dari sudut pendidikan, kondisi demikian bisa menimbulkan efek nurturan (nurturant effect) yang diduga bisa mengkondisikan adanya anomali profesionalisasi peserta pendidikan profesi model Kepaniteraan dan Program Pendidikan Dokter Spesialis.Hasil penelitian kualitatif yang diselenggarakan pada tahap orientasi, tahap eksplorasi, tahap analisa data, dan tahap triangulasi didapatkan adanya fenomena persepsi, visi dan komitmen yang bervariasi dari kelompok manajerial dan provider terhadap model, praktek manajerial, dan fungsi Rumah sakit pendidikan. Dalam perspektif persepsi dan visi tersebut, terlihat adanya fenomena terbalik tingkat kepercayaan kelompok manajerial dan provider terhadap pelaksana pelayanan kesehatan dan pendidikan profesi. Dalam hal pelaksanaan pelayanan kesehatan, kelompok manajerial dan provider lebih percaya kepada pimpinan RSHS, S MF dan anggota SMF unsur Deparemen Kesehatan. Dalam hal pelaksanaan pendidikan profesi, kelompok manajerial dan provider lebih percaya kepada pimpinan Fakultas Kedokteran, Pimpinan SMF dan anggota SMF unsur Depdikbud.Interpretasi terhadap fenGmena terbalik, terungkap adanya faktor internal, yang potensial menjadi konflik kepentingan dalam praktek manajerial penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan profesi. Secara sosiologis, faktor internal sebagai sumber konflik terkait dengan lembaga, harapan, dan peranan dalam dimensi nomotetis. Dan secara psikologis terkait dengan individu, kepribadian, dan disposisi kebutuhan yang ada dalam dimensi idiografis.Dengan menggunakan model instrumen diagnosis dari Hughes, teridentifikasi adanya sumber konflik (conflict participant) yang dianggap sebagai akar penyebab kompleksitas manajemen RSHS, yaitu konflik rumah sakit-pasien, antar lembaga, peranan individual, antar personal dan pembinaan pegawai {administration medical staff). Banyaknya sumber konflik di lingkungan Rumah sakit pendidikan seperti di RSHS, merupakan fakta tidak efektifnya peran manajemen tradisional perumah sakitan umum dalam mitigasi konflik internal Rumah sakit pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan upaya transformasi dan restrukturalisasi manajemen RSHS ke arah manajemen alternatif yang efektif untuk penyelenggaraan program pelayanan kesehatan dan program Tri Dharma Perguruan Tinggi.Model manajemen yang baik dan efektif adalah model yang merepresentasikan Real Life System- nya. Dengan demikian manajemen yang merepresentasikan dan merefleksikan RLS-nya Rumah sakit pendidikan, mempunyai posisi sentral dan instrumental untuk pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan sumber daya rumah sakit guna mengkondisikan taksonomi variabel pengajaran, yaitu kondisi pengajaran | d_adpen_959818_avip_syaefullah_table_of_content.pdf | d_adpen_959818_avip_syaefullah_chapter1.pdf | d_adpen_959818_avip_syaefullah_chapter2.pdf | d_adpen_959818_avip_syaefullah_chapter3.pdf | d_adpen_959818_avip_syaefullah_chapter5.pdf | d_adpen_959818_avip_syaefullah_bibliography.pdf | d_adpen_959818_avip_syaefullah_appendix.pdf | |
WARTONO | NONE | PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI AKRAB LINGKUNGAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DA;AM BIDANG SAINS DISEKOLAH DASAR : Studi Eksperiment Untuk Menguji efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Akrab Lingkungan Dalam Pokok Bahsan Energi Dan Panas di Sekolah Dasar Kota Madya Malang | PPS UPI | INKUIRI AKRAB | M. Abdul Kodir, Achmad Sanusi,A. Rusli | 1996/05/20 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1259 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | none | d_ipa_9033301_wartono_table_of_content.pdf | d_ipa_9033301_wartono_chapter1.pdf | d_ipa_9033301_wartono_chapter2.pdf | d_ipa_9033301_wartono_chapter3.pdf | d_ipa_9033301_wartono_chapter4.pdf | d_ipa_9033301_wartono_chapter5.pdf | d_ipa_9033301_wartono_bibliography.pdf | d_ipa_9033301_wartono_appendixa.pdf |
SOEHARTO | NONE | MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKATAN PERTAMA (SLTP) : Di Kembangkan berdasarkan Studi tentang tingkat Pencapaian Tuga-Tugas Perkembangan Siswa Kondisi Lingkungan Perkembangan Siswa, Dan Implementasi Layanan BK Di Sekolah | PPS UPI | Konseling Perkembangan | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1998/07/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Buimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1258 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini berjudul "Model Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (Dikembang¬kan Berdasarkan Studi Tentang Tingkat Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan Siswa, Kondisi Lingkungan Perkembangan Siswa, dan Implementasi Aktual Layanan Bimbingaan dan Konseling di Sekolah).Yang melatar belakangi penelitian ini adalah suatu fenomena di satu sisi yaitu kualitas pendidikan nasional termasuk pendidikan di SLTP belum tinggi.Di sisi lain, layan¬an bimbingan dan konseling yang mempunyai misi ikut mening¬katkan kualitas pendidikan, dalam implementasinya belum sebagaimana mestinya. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah masih lebih didasarkan kepada kebutuhan formal dari pada kebutuhan nyata siswa. Akibatnya layanan bimbingan dan konseling lebih bersifat administratif.belum bersifat profe¬sional memfasilitasi perkembangan pribadi siswa. Di samping itu.sistem manajemen bimbingan dan konselingnya belum baik.Penelitian ini bertujuan menghasilkan model bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP yang menunjukkan pening¬katan pada kualitas layanan dan sistem manajemennya. Tujuan penelitian lainnya adalah untuk mengetahui: (1) dampak uji-lapangan model terhadap kualitas layanan dan sistem mana¬jemen bimbingan dan konseling di sekolah,(2) dapat diterapkan tidaknya model bimbingan dan konseling perkembangan tersebut di SLTP,(3) motivasi dan kemampuan guru pembimbing dan perso¬nil sekolah lainnya yang terkait untuk mengimplementasikan model bimbingan dan konseling perkembangan itu di sekolah.Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dilakukan pene¬litian dengan langkah-langkah: (1) mengumpulkan data tentang tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa, kondisi lingkungan perkembangan siswa,dan implementasi aktual layanan bimbingan dan konseling di sekolah; sebagai dasar perumusan masalah dan kebutuhan siswa, (2) merumuskan model bimbingan dan konseling perkembangan hipotetik,(3)melakukan uji kelaik¬an model melalui seminar dan lokakarya,dan (4) melakukan uji-lapangan model bimbingan dan konseling tersebut di sekolah.Dengan serangkaian langkah penelitian tersebut, secara keseluruhan penelitian ini telah menghasilkan model bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP yang menunjukkan peningkatan pada kualitas layanan dan sistem manajemennya. Model ini mengandung komponen-komponen:prinsip dasar;tujuan layan¬an; isi dan jenis layanan: layanan dasar bimbingan, layanan responsif,dan layanan perencanaan individual;dukungan sistem; dan evaluasi.Temuan lainnya adalah: (1) uji-lapangan model bimbingan dan konseling ini menunjukkan dampak yang positif pada kualitas layanan dan sistem manajemen bimbingan dan kon¬seling di sekolah,(2) model bimbingan dan konseling ini dapat diterapkan di SLTP, (3) guru pembimbing dan personil sekolah lainnya yang terkait menunjukkan motivasi dan kemampuan yang memadai untuk mengimplementasikan model tersebut. | d_bp_949804_soeharto_table_of_content.pdf | d_bp_949804_soeharto_chapter1.pdf | d_bp_949804_soeharto_chapter2.pdf | d_bp_949804_soeharto_chapter3.pdf | d_bp_949804_soeharto_chapter4.pdf | d_bp_949804_soeharto_chapter5.pdf | d_bp_949804_soeharto_bibliography.pdf | d_bp_949804_soeharto_appendix.pdf |
ACHMAD | SOFYANUDIN | FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA SEKOLAH DASAR DI KANUPATEN PURWAKARTA | PPS UPI | Manajemen Mutu | Achmad Sanusi, Tb Abin Syamsuddin | 2004/11/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1257 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Formulasi masalah yang diteliti sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Faktor-faktor Determinan Manajemen Mutu Terpadu, dalam Kepemimpinan (leadership). Pendidikan dan Pelatihan (education and training), Dukungan Sumber Daya Manusia (supportive structure), Komunikasi (communications), Pengakuan dan Penghargaan (recognition and reward), dan Standar Penilaian (measurement standards) terhadap Peningkatan Kineija Sekolah pada Sekolah Dasar di Kabupaten Purwakarta Tahun 2003-2004Penelitian ini menggunakan metode survei penjelasan (explanatory survey method). dengan pendekatan kuantitatif melalui hubungan kausal dengan uji normalitas dan uji linieritas regresi dan perhitungan korelasi. Teknik pengumpulan data di lakukan melalui kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa gambaran mengenai Faktor-faktor Determinan Manajemen Mutu Terpadu cukup tinggi, dan keterkaitannya signifikan dan positif terhadap Peningkatan Kineija Sekolah Dasar di Kabupaten Purwakarta. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa Faktor-faktor Determinan Manajemen Mutu Terpadu signifikan dan positif terhadap kineija Sekolah Dasar di Kabupaten Purwakarta. Sedangkan bagi setiap variabel menunjukkan bahwa:Kepemimpinan menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kineija Sekolah Dasar di Kabupaten Purwakarta, dan memperoleh dukungan sangat signifikan dari Pengakuan dan Penghargaan, namun demikian Standar Penilaian memberikan dukungan yang kurang signifikan.Pendidikan dan Pelatihan menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kineija Sekolah Dasar. Pendidikan dan Pelatihan memperoleh dukungan sangat signifikan dari Komunikasi. Tetapi memperoleh dukungan yang kurang signifikan dari Dukungan Sumber Daya Manusia.Dukungan Sumber Daya Manusia menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kineija Sekolah Dasar. Dukungan .SDM memperoleh dukungan paling signifikan dari Komunikasi. Namun demikian Standar Penilaian memberikan dukungan yang kurang signifikan.Komunikasi menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kineija Sekolah Dasar. Komunikasi memperoleh dukungan sangat signifikan dari Standard Penilaian.Pengakuan dan Penghargaan menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kineija Sekolah Dasar. Pengakuan dan Penghargaan memperoleh dukungan sangat signifikan dari Standar Penilaian.Standar Penilaian menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kineija Sekolah Dasar. | d_adpen_979806_achmad_sofyanudin_table_of_content.pdf | d_adpen_979806_achmad_sofyanudin_chapter1.pdf | d_adpen_979806_achmad_sofyanudin_chapter2.pdf | d_adpen_979806_achmad_sofyanudin_chapter3.pdf | d_adpen_979806_achmad_sofyanudin_chapter4.pdf | d_adpen_979806_achmad_sofyanudin_bibliography.pdf | ||
WIDHA | SUNARNO | MODEL REMEDIASI MISKONSEPSI DINAMIKA MENGGUNAKAN ANIMASI SIMULASI DENGAN KOMPUTER : Studi Tentang Eksperimentasi Efektivitas Model animasi Simulasi Dibandingkan Model Lembaran Untuk Mengatasi Miskonsepsi Dalam Dinamika di smu negeri kodya surakarta | PPS UPI | MODEL REMEDIASI | M. Abdul Kodir, Achmad Sanusi,A. Rusli | 1997/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1256 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | none | d_ipa_8933186_widha_sunarno_table_of_content.pdf | d_ipa_8933186_widha_sunarno_chapter1.pdf | d_ipa_8933186_widha_sunarno_chapter2.pdf | d_ipa_8933186_widha_sunarno_chapter3.pdf | d_ipa_8933186_widha_sunarno_chapter4.pdf | d_ipa_8933186_widha_sunarno_chapter5.pdf | d_ipa_8933186_widha_sunarno_bibliography.pdf | d_ipa_8933186_widha_sunarno_appendixa.pdf |
SYAMSU | YUSUF LN | MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PENDEKATAN EKOLOGIS : Di Kembangkan Berdasarkan Penelitian Tentang Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan, Lingkungan Perkembangan, Dan Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah Kejuruan | PPS UPI | Pendekatan Ekologis | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaja | 1998/07/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1255 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini berjudul "Model Bimbingan dan Konseling dengan Pendekatan Ekologis (Dikembangkan Berdasarkan Penelitian tentang Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan Siswa, Lingkungan Perkembangan, dan Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan)"Faktor yang melatarbelakangi penelitian ini adalah berbagai masalah yang berkaitan dengan implementasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Implementasi atau penerapan layanan bimbingan dan konseling di sekolah masih lebih didasarkan kepada tuntutan formal, daripada kebutuhan nyata siswa. Dampaknya, layanan bimbingan dan konseling masih terbatas sebagai pekerjaan teknis administratif, daripada layanan profesional untuk membantu siswa.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model bimbingan dan konseling dengan pendekatan ekologis, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan.Untuk mencapai tujuan tersebut, ditempuh prosedur penelitian melalui tiga tahap kegiatan berikut Tahap pertama, mengumpulkan data tentang pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa, lingkungan perkembangan, dan implementasi layanan bimbingan dan konseling di beberapa SMK di Jawa Barat (STMN I Bandung, STM Penerbangan Bandung, STM Pembangunan Bandung, SMEAN 2 Bandung, SMTP Cirebon SMKKN Bogor, dan SMEAN Bekasi). Tahap kedua, merumuskan model hipotetik bimbingan dan konseling dengan pendekatan ekologis, yang didasarkan kepada kajian teoritis, dan hasil temuan tahap pertama. Rumusan model ini, kemudian diuji kelayakannya melalui seminar, yang melibatkan personel sekolah, para pakar, dan para dosen Jurusan PPB. Tahap ketiga, melakukan uji lapangan model di sekolah (STM Pembangunan, dan SMEAN 2 Bandung).Temuan penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, para siswa belum mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal. Indikasinya, para siswa mengalami diskontinuitas dalam perkembangannya. Fenomena ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang belum optimal sebagai ekologi perkembangan (lingkungan belajar) siswa. Dalam hal ini terkait juga dengan kondisi penerapan layanan bimbingan dan konseling yang belum tertata secara profesional. Kedua, model yang ditemukan telah memberikan dampak yang positif bagi perkembangan perilaku siswa; peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru pembimbing; dan sikap kerjasama para personel sekolah untuk menerapkan program bimbingan di sekolah. Ketiga, model bimbingan dan konseling yang ditemukan rumusannya meliputi : dasar pemikiran, prinsip-prinsip, fungsi-fungsi, visi dan misi, tujuan, dan struktur program bimbingan dan konseling.Berdasarkan temuan di atas, maka diajukan beberapa rekomendasi berikut. Pertama, model ini perlu didiseminasikan ke sekolah-sekolah menengah kejuruan yang cakupannya lebih luas, sambil melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi objektif sekolah masing-masing. Kedua, berkenaan dengan penerapan model ini, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan, yang kajiannya difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah. | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_table_of_content.pdf | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_chapter1.pdf | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_chapter2a.pdf | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_chapter3.pdf | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_chapter4a.pdf | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_chapter5.pdf | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_bibliography.pdf | d_bp_949803_syamsu_yusuf_ln_appendix.pdf |
WAHYUDIN | NONE | KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA, CALON GURU MATEMATIKA, DAN SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA : studi Terhadap Tingkat Penguasaan Guru Matematika, Calon Guru Matematika, dan Siswa Mata Pelajaran Matematika Serta Kemampuan Mengajar Para Guru Matematika | PPS UPI | MATEMATIK | Achmad A. Hinduan, Bana G. Ibrahim, Abdul Kodir | 1999/08/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1254 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Pendidikan matematika di SD hingga Sekolah Menengah di Indonesia berubah secara drastis pada tahun 1975 sejalan dengan diberlakukannya Kurikulum 1975 di SD hingga Sekolah Menengah dan pada saat itu pula terjadi pro dan kontra terhadap diterapkannya matematika baru, dan hal itu berlangsung alot hingga adanya penyempurnaan Kurikulum 1975 menjadi Kurikulum 1984.Sejalan dengan makin membaiknya pengetahuan dan makin bertambahnya berfikir kritik dari masyarakat Indonesia, maka setelah Kurikulum 1975 dilaksanakan kurang lebih 5 tahun, mulailah muncul kritikan-kritikan dari berbagai kalangan masyarakat yang peduli terhadap pendidikan matematika tentang hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran matematika yang kurang menggembirakan. Walaupun' pernyataan atau kritikan itu tidak seluruhnya benar, sebab terdapat beberapa siswa yang tingkat pencapaian belajar matematikanya sangat baik, memang harus diakui sebab kenyataannya memang demikian, apalagi bila ukuran yang dipakai untuk menilai keberhasilan pembelajaran siswa dalam mata pelajaran matematika itu adalah Nilai Ebtanas Murni (NEM).Upaya pemerintah (Depdikbud) untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran matematika telah banyak dilakukan, namun hingga akan berakhirnya millennium kedua, hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran matematika tetap masih rendah. Oleh karena itu, dalam rangka ikut membantu memberikan masukan bagi perbaikan kualitas dan hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran matematika, maka diadakanlah penelitian ini. | d_ipa_8833081_wahyudin_table_of_content.pdf | d_ipa_8833081_wahyudin_chapter1a.pdf | d_ipa_8833081_wahyudin_chapter3a.pdf | d_ipa_8833081_wahyudin_chapter4a.pdf | d_ipa_8833081_wahyudin_chapter5a.pdf | d_ipa_8833081_wahyudin_chapter5a.pdf | d_ipa_8833081_wahyudin_bibliography.pdf | d_ipa_8833081_wahyudin_appendixa.pdf |
SULAIMAN | SAMAD | MODEL KONSELING BERORIENTASI PENGALAMAN MELALUI PERMAINAN DI ALAM TERBUKA : Riset Pengembangan model Konseling Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa | PPS UPI | Berorientasi Pengalaman | Furqon, Sunaryo Kartadinata | 2007/07/18 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1253 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model konseling berorientasi pengalaman melalui permainan di alam terbuka untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pendekatan penelitian yang tepat diterapkan adalah penelitian dan pengembangan {research and development) yang mengikuti siklus pengembangan dari Borg & Gali (1989). Penelitian ini mengikuti tiga tahap pengembangan, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan/validasi model, dan uji efektivitas model. Pada studi pendahuluan, dilakukan kajian literatur dan asesmen kebutuhan tentang konseling dalam upaya menyusun model hipotetik. Model hipotetik yang dihasilkan, kemudian dikembangkan melalui validasi isi/konstruk oleh ahli konseling dan validasi empirik/praksis oleh konselor sekolah dalam rangka merevisi model hipotetik menjadi model operasional. Revisi model operasional menjadi model teruji yang direkomendasikan dilakukan berdasarkan hasil uji efektivitas model. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik kuesioner, pengamatan, dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data penelitian menggunakan teknik deskriptif dan uji perbedaan dua rerata melalui uji-t (t-test).Penelitian dan pengembangan yang dilakukan menghasilkan sebuah model konseling berorientasi pengalaman melalui permainan di alam terbuka. Model konseling ini teruji memiliki kelayakan isi/konstruk dan kelayakan praksis/ operasional serta efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. Hasil penelitian tersebut merekomendasikan pentingnya model konseling berorientasi pengalaman melalui permainan di alam terbuka dilaksanakan di sekolah. | d_bp_049724_sulaiman_samad_table_of_content.pdf | d_bp_049724_sulaiman_samad_chapter1.pdf | d_bp_049724_sulaiman_samad_chapter2.pdf | d_bp_049724_sulaiman_samad_chapter3.pdf | d_bp_049724_sulaiman_samad_chapter4a.pdf | d_bp_049724_sulaiman_samad_chapter5.pdf | d_bp_049724_sulaiman_samad_bibliography.pdf | d_bp_049724_sulaiman_samad_appendixa.pdf |
JARNAWI | AFGANI DAHLAN | MENIGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED | PPS UPI | OPEN-ENDED | Utari Sumarmo, Jozua Sabandar, M. Abdul Kodir | 2004/01/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1252 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini bertujuan mengkaji pembelajaran matematika melalui pendekatan open-ended yang di kolaborasikan dengan strategi kooperatif. Akibat yang dilihat dari penelitian ini adalah kemampuan penalaran dan pemahaman matematik siswa. Selain secara kolektifitas pada kelas, penelitian ini juga melihat pengaruh pembelajaran terhadap kemampuan penalaran dan pemahaman siswa didasarkan atas jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dan kategorisasi kemampuan siswa; berkategori baik, sedang dan kurang. Dengan mengambil subjek sampel siswa kelas III SLTP sebanyak 108 orang diperoleh hasil bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan open-ended dengan strategi belajar kooperatif memberikan pengaruh yang berarti terhadap kemampuan penalaran dan pemahaman matematik. Siswa yang belajar matematika melalui pendekatan open-ended dan strategi kooperatif signifikan lebih baik dibanding siswa yang belajar melalui pendekatan open-ended ekspositori dan pembelajaran biasa (tradisional). Jika pembelajaran tersebut diinteraksikan dengan jenis kelamin, diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang positif dari hasil interaksi pembelajaran matematika melalui pendekatan open-ended kooperatif dengan jenis kelamin terhadap kemampuan penalaran dan pemahaman matematik. Pengaruh interaksi lainnya adalah model pembelajaran dengan katagori siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran melalui pendekatan open-ended dengan kategori siswa menunjukkan pengaruh terhadap kemampuan penalaran dan pemahaman matematik siswa. Akan tetapi, pengaruh interaksi dari ketiga faktor, yakni model pembelajaran, jenis kelamin dan kategori siswa tidak menunjukkan pengaruh yang berarti terhadap kemampuan penalaran dan pemahaman matematik siswa. Dengan hasil penelitian ini, ada harapan bahwa meskipun kemampuan awal siswa minimal (kurang) dalam matematika tetapi dengan memberikan aktifitas matematika yang maksimal melalui pemberian tugas yang menarik siswa untuk berfikir, berinteraksi dengan teman-temannya melalui strategi kooperatif, dan pendekatan open-ended, maka siswa mampu menggunakan sumberdaya yang dimilikinya. Akibatnya kemampuan penalaran dan pemahaman matematik sebagai tujuan pembelajaran matematika tercapai dengan optimal. Selain itu, pandangan siswa terhadap matematika tidak lagi hanya sebagai suatu ilmu yang teoritis, tetapi lebih dari itu, yakni matematika sebagai alat berfikir, matematika sebagai pemecahan masalah, matematika sebagai penalaran, matematika sebagai komunikasi, matematika sebagai koneksi, dan matematika dekat dengan lingkungannya. | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_table_of_content.pdf | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_chapter1.pdf | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_chapter2.pdf | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_chapter3.pdf | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_chapter4a.pdf | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_chapter5.pdf | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_bibliography.pdf | d_ipa_999877_jarnawi_afgani_dahlan_appendix.pdf |
M. | RAMLI | MODEL KONSELING MELALUI PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : Studi Pengembangan Pada Siswa SMP Di Kota Malang | PPS UPI | Meningkatkan Kecerdasan | Syamsu Yusuf, Furqon | 2007/09/05 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1251 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | The service for the enhancement of junior high school students' emotional intelligence is very important. Nevertheless, the service implementation is not optimal yet because the effective counseling model is not found yet. Therefore, an effective counseling model through simulation games is developed for the enhancement of junior high school students' emotional intelligence.The main aim of this research is the completion of a counseling model through simulation games for the enhancement of junior high school students' emotional intelligence. The research uses an educational research and development design through major steps as follows (I) conducting a preliminary study, (2) designing a hypothetical counseling model through simulation games, (3) conducting a conceptual feasibility study of hypothetical counseling model through simulation games, (4) revising a hypothetical counseling model based on the conceptual feasibility study of the model, (5) conducting a field testing consisting of field feasibility testing and effectiveness testing, and (6) revising the model as a final counseling model through simulation games for the enhancement of junior high school students' emotional intelligence.Research subjects are public junior high school students and counselors in Malang. The data were collected by an inventory of junior high school students' emotional intelligence, interview guides, and self-evaluation. The data were analyzed by descriptive statistical analysis techniques, /-test, anova, and descriptive analysis techniques.In general, the research shows that the counseling model through simulation games is effective to enhance junior high school students' emotional intelligence because the enhancement of experimental group students' emotional intelligence is significantly higher than the enhancement of control group students' emotional intelligence.It is recommended that (1) the counseling model through simulation games should be implemented by counselors to enhance the public junior high school students' emotional intelligence in Malang, (2) the counseling model should be integrated into the course materials of group guidance and counseling and of inservice-training for counselors, and (3) further research should be done to enhance the quality of counseling model effectiveness for wider settings and various background of target population. | d_bp_039821_m_ramli_table_of_content.pdf | d_bp_039821_m_ramli_chapter1.pdf | d_bp_039821_m_ramli_chapter2.pdf | d_bp_039821_m_ramli_chapter3.pdf | d_bp_039821_m_ramli_chapter4.pdf | d_bp_039821_m_ramli_chapter5.pdf | d_bp_039821_m_ramli_bibliography.pdf | d_bp_039821_m_ramli_appendixa.pdf |
INDRAWATI | NONE | IMPLEMENTASI MODEL MODEL OBSERVASI DAN SIMULASI (OBSIM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR AWAL MAHASISWA PENDIDIKAN GURU FISIKA SEKOLAH MENENGAH | PPS UPI | OBSIM | Nuryani Y. Rustaman, Achmad A. Hinduan, R. Ibrahim | 2005/08/06 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1250 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian tentang "Implementasi Model Observasi dan Simulasi (Obsim) untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar Awal Mahasiswa Pendidikan Guru Fisika Sekolah Menengah" dilakukan untuk tiga tujuan. Pertama, untuk mendeskripsikan bagaimana Model Obsim dalam meningkatkan kemampuan mengajar awal mahasiswa. Kedua, untuk menyelidiki apakah Model Obsim dapat meningkatkan kemampuan mengajar awal mahasiswa dan terakhir bertujuan untuk membuktikan apakah Model Obsim iebih baik dari Model Tradisional dalam meningkatkan kemampuan mengajar awal mahasiswa pendidikan fisika sekolah menengah. Dalam melakukan penelitian, ada dua kegiatan uji,. .yaitu uji utama model dan uji banding Model. Uji utama model dilakukan untuk menyelidiki Model Obsim dalam meningkatkan kemampuan mengajar awai mahasiswa yang implementasinya menggunakan penelitian tindakan dengan rancangan penelitian eksperimen the one group pretest-posttest Metode yang digunakan untuk uji bandinr1 miana Model Obsim dengan Mode' Tradisional dalam meningkatkar kemampuan mengajar awal mahasiswi, adalah kuasi eksperimen dengan rancangan the matching only pretest-posttest control group. Subyek untuk uji utama model adalah 20 mahasiswa pendidikan fisika semester III yang sedang menempuh mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Fisika tahun ajaran 2002/2003 di salah satu universitas negeri di Jawa Timur. Subyek untuk uji banding melibatkan 38 mahasiswa semester III tahun ajaran 2003/2004 dari universitas yang sama. Subyek penelitian tersebut (n=38) dibagi menjadi dua kelompok, 19 orang untuk kelompok eksperimen dan 19 orang untuk kelompok kontrol. Kedua kelompok ini mempunyai indeks prestasi kumulatif rata-rata selama dua semester (semester pertama dan kedua) sama (IPK rata-rata=2,6). Data akhir yang dapat dianalisis pada uji banding adalah 18 orang dari kelomj >k eksperimen dan 17 orang dari kelompok kontra! (n=35). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Obsim dapat meningkatkan kemampuan mengajar awal mahasiswa apabila contoh mengajar yang diberikan dosen disampaikan secara* jelas, mahasiswa berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelas, tugas mahasiswa membuat rencana pengajaran sering diberikan, dan latihan mengajar mahasiswa diberi umpan balik. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Obsim dapat meningkatkan kemampuan mengajar awal mahasiswa pada kategori sedang untuk semua kelompok mahasiswa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Mode! Obsim iebih baik daripada Model Tradisional untuk meningkatkan kemampuan mengajar awal mahasiswa dalam perkuliahan SBM Fisika. | d_ipa_999864_indrawati_table_of_content.pdf | d_ipa_999864_indrawati_chapter1.pdf | d_ipa_999864_indrawati_chapter2.pdf | d_ipa_999864_indrawati_chapter3.pdf | d_ipa_999864_indrawati_chapter4.pdf | d_ipa_999864_indrawati_chapter5.pdf | d_ipa_999864_indrawati_bibliography.pdf | d_ipa_999864_indrawati_appendixa.pdf |
SUWARJO | NONE | MODEL KONSELING TEMAN SEBAYA UNTUK PENGEMBANGAN DAYA LENTUR : Studi Pengembangan Model Konseling Teman Sebaya Untuk Mengembangan Daya Lentur Anak Asuh Panti Sosial Asuhan Anak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta | PPS UPI | Konseling Teman | Sunaryo Kartadinata, Kosdwiratri Setiono | 2007/09/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1249 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan model konseling teman sebaya {peer counseling) yang efektif untuk mengembangkan daya lentur (resilience) anak asuh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Yogyakarta. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk 1) menemukan Pedoman Konseling Teman Sebaya untuk Mengembangkan Resiiiensi Anak Asuh PSAA, 2) mengetahui efektivitas Model Konseling Teman Sebaya untuk Pengembangan Resiiiensi anak asuh PSAA.Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Subyek penelitian adalah anak asuh PSAA Bimo di Kabupaten Sleman Yogyakarta, dan anak asuh PSAA Budi Bhakti di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan Inventori Resiiiensi, dan skala penilaian. Beberapa data dikumpulkan dalam proses diskusi kelompok terfokus {focus group discussion). Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial yaitu uji t. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif.Hasil penelitian ini adalah: 1) Model Konseling Teman Sebaya untuk Pengembangan Daya Lentur (Resilience) secara empirik teruji efektif dapat mengembangkan resiiiensi Anak Asuh PSAA. Faktor-faktor resiiiensi yang teruji efektif dikembangkan melalui Model Konseling Teman Sebaya adalah, pengendalian emosi, optimisme, analisis sebab akibat, empati, efikasi diri, dan kemampuan membuka diri. Satu-satunya faktor resiiiensi yang tidak teruji efektif dikembangkan melalui konseling teman sebaya adalah pengendalian dorongan; 2) Model Konseling Teman Sebaya untuk Pengembangan Daya Lentur (Resilience) memiliki kehandalan dan layak diimplementasikan sebagai layanan Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan resiiiensi anak asuh PSAA; 3) Implementasi Model Konseling Teman Sebaya untuk Pengembangan Daya Lentur (Resilience), ditempuh melalui tahap-tahap sosialisasi rencana implementasi model, pemilihan calon "konselor" teman sebaya, pelatihan calon "konselor" teman sebaya, serta pelaksanaan dan pengorganisasian konseling teman sebaya; 4) Pedoman Konseling Teman Sebaya untuk Pengembangan Resiiiensi sangat fungsional untuk mengembangkan konseling teman sebaya di lingkungan PSAA guna meningkatkan resiiiensi anak asuh; 5) Modul Pelatihan Konseling Teman Sebaya untuk Pengembangan Resiiiensi sangat fungsional sebagai bahan dan alat pelatihan konseling teman sebaya untuk pengembangan resiiiensi.Implikasi dari hasil studi ini adalah bahwa anak asuh harus dipandang secara komprehensif sebagai individu unik yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk saling memberdayakan di antara sesama anak asuh. Masalah-masalah (adversitas) yang dimiliki anak asuh perlu dijadikan sumber belajar untuk dapat diubah menjadi kondisi wajar. Secara praktis, hasil studi berimplikasi pada perlunya para konselor mendalami teknik-teknik pengembangan konseling teman sebaya guna mengembangkan potensi anak agar mampu saling dukung membangun resiiiensi masing-masing. | d_bp_029804_suwarjo_table_of_content.pdf | d_bp_029804_suwarjo_chapter1.pdf | d_bp_029804_suwarjo_chapter2.pdf | d_bp_029804_suwarjo_chapter3.pdf | d_bp_029804_suwarjo_chapter4.pdf | d_bp_029804_suwarjo_chapter5.pdf | d_bp_029804_suwarjo_bibliography.pdf | d_bp_029804_suwarjo_appendix.pdf |
SUTARTO | NONE | STUDI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN IPA-FISIKA SMU DI INDONESIA | PPS UPI | IMPLEMENTASI IPA-FISIKA | Achmad A. Hinduan, Abdul Azis Wahab, Djam'an Satori | 2003/08/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1248 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Studi Implementasi Kebijakan Pendidikan !PA-Fisika SMU di indonesia ini merupakan studi yang berhubungan dengan analisis dampak program kebijakan pendidikan, khususnya berkaitan dengan pendidikan fisika di SMU. Studi ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi hasil kajian tentang penyebab belum berhasilnya implementasi kebijakan pendidikan fisika SMU di Indonesia. Fokus kajian dikenakan pada rumusan kebijakan pendidikan fisika SMU yang sedang berlaku, implementasi rumusan kebijakan tersebut, dan rekomendasi yang dapat digunakan untuk pengembangannya. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, rumusan kebijakan (Garis-garis Besar Program Pengajaran) fisika SMU masih kurang baik dalam komponen isi dan evaluasi, buku teks fisika tidak cocok untuk siswa di bawah rata-rata, dan tidak ada hubungan koordinasi yang cukup antara lembaga-lembaga pengembang pendidikan fisika SMU. Kedua, kebijakan tersebut belum diimplementasikan secara utuh seperti dalam rumusan, seperti kurangnya sarana dan prasarana laboratorium fisika, tidak efektifnya penggunaan buku teks dalam pembelajaran, dan tidak efektifnya kerja lembaga-lembaga pengembang kualitas pendidikan fisika SMU. Ketiga, rekomendasi yang diusulkan untuk perbaikan implementasi kebijakan pendidikan fisika SMU adalah harus ada jaringan secara sistemik antara lembaga-lembaga pengembang pendidikan fisika dalam mendukung implementasi kebijakan fisika SMU. | d_ipa_999863_sutarto_table_of_content.pdf | d_ipa_999863_sutarto_chapter1.pdf | d_ipa_999863_sutarto_chapter3.pdf | d_ipa_999863_sutarto_chapter4.pdf | d_ipa_999863_sutarto_chapter5.pdf | |||
UMAN | SUHERMAN AS | PENDEKATAN KONSELING QUR'ANI UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN HUBUNGAN SOSIAL : Studi Deskriptif-Analitik Tentang Kandungan Nilai Surat Ayat An Nahl 125 Dan Ali Imran Ayat 159 Dalam Konseling Pada Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango Kabupaten Garut | PPS UPI | Konseling Qur'ani | M Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaya | 2005/12/09 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1247 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pendekatan konseling berbasis kandungan nilai Al-Qur'an yang dilaksanakan pesantren dalam mengembangkan keterampilan hubungan sosial santri, yang meliputi : (I) keterampilan survival, (2) keterampilan hubungan antar pribadi, (3) keterampilan problem so/ving, dan (4) keterampilan resolusi konflik. Penelitian ke arah penemuan pendekatan ini sangat penting untuk dilakukan pada saat situasi kehidupan manusia yang sering cepat marah, mudah tersinggung, dan senantiasa berprasangka pada sesama.Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti melakukan penelaahan terhadap dinamika pengembangan keterampilan hubungan sosial santri yang selama ini dilakukan pesantren dan penguasaan keterampilan hubungan sosial santri. Secara Keseluruhan, dinamika pengembangan keterampilan hubungan sosial santri di pesantren dilakukan melalui pembelajaran integratif yang di dalamnya bermuatan tentang: (1) penanaman makna belajar sebagai bentuk kewajiban dan pengabdian kepada Allah; (2) Kyai dan Ustadz serta Ustadzah menjadi idola para santri; (3) identifikasi santri pada tokoh idola mereka; (4) pemahaman dan pengembangan kemampuan fithri manusia; dan (5) pena-naman keberanian menghadapi situasi yang tersulit dan berani menerima risiko.Kegiatan konseling sebagai upaya pendidikan yang dilakukan Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango memiliki ciri-ciri konseling seperti: (1) mengarah kepada peningkatan hidup santri yang mulia yang merujuk kepada mardlatillah; (2) terbinanya rasa aman pada santri dalam melaksanakan tuntunan dan arahan Kyai. Ustadz dan Ustadzah sehingga kelak ia merasa aman pula dalam merealisasikan dirinya sebagai hamba Allah Swt; 3) selalu memperhatikan potensi dan watak para santri, sehingga pendidikan yang dilakukan pesantren tidak d i persepsi santri sebagai hambatan, melainkan sebagai bantuan dan tuntunan hidup; (4) segala upaya dan perlakuan Kyai, Ustadz (Ustadzah) dipahami santri, sehingga pendidik (Kyai, Ustadz-Ustadzah) di mata santri tampil sebagai sosok yang patut diteladani.Pada umumnya para santri telah memiliki penguasaan keterampilan hubungan sosial yang tergolong tinggi, mereka mampu survive pada lingkungannya, memiliki keterampilan hubungan antar pribadi, mampu memecahkan masalah, serta mampu menghindarkan diri dari situasi konflik. Keterampilan hubungan sosial para santri pada masing-masing kelas Mualimin tergolong tinggi, dan menunjukkan adanya peningkatan penguasaan keterampilan hubungan sosial pada masing-masing kelas dari kelas yang paling rendah sampat dengan yang paling tinggi.Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa penelitian ini telah mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu menemukan pendekatan konseling yang dilandasi kandungan nilai-nilai Al-Qur'an dan Hadits yang digunakan pesantren dalam mengembangkan keterampilan hubungan sosial para santrinya. | d_bp_029802_uman_suherman_table_ov_content.pdf | d_bp_029802_uman_suherman_chapter1.pdf | d_bp_029802_uman_suherman_chapter2.pdf | d_bp_029802_uman_suherman_chapter3.pdf | d_bp_029802_uman_suherman_chapter4.pdf | d_bp_029802_uman_suherman_chapter5.pdf | d_bp_029802_uman_suherman_bibliography.pdf | |
KETUT | SUMA | PEMBEKALAN KEMAMPUAN FISIKA BAGI CALON GURU MELALUI MATA KULIAH FISIKA DASAR | PPS UPI | FISIKA | Achmad A. Hinduan, Liliasari, The Houw Liong | 2003/12/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1246 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran Fisika Dasar untuk membekali mahasiswa calon guru dengan kemampuan-kemampuan fisika. Permasalahan utama penelitian ini adalah "bagaimana membekali mahasiswa calon guru dengan kemampuan-kemampuan fisika melalui mata kuliah Fisika Dasar?" Penelitian ini dilakukan pada dua topik yaitu Elektrostatika dan Arus Searah. Pertanyaan-pertanyaan spesifik penelitian adalah: 1) kemampuan-kemampuan fisika apakah yang dapat dikembangkan dari topik Elektrostatika dan Arus Searah? 2) apakah model pembelajaran yang dikembangkan lebih baik dari model pembelajaran reguler dalam mengembangkan kemampuan fisika?, 3) bagaimana respons mahasiswa calon guru terhadap model pembelajaran ini? 4) kendala-kendala apa yang dijumpai dalam mewujudkan kemampuan-kemampuan fisika? 5) apa karakteristik yang menunjukkan keunggulan dan keterbatasan model pembelajaran yang dikembangkan.Prosedur penelitian mengikuti metode Research and Development (R&D) Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester n jurusan pendidikan fisika FPM3PA UPI. Subjek yang dilibatkan terdiri dari 30 orang kelas penelitian dan 31 orang kelas reguler. Data dikumpulkan dengan teknik tes, observasi, catatan harian, dan rekaman. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru dalam penguasaan konsep-konsep/prinsip-prinsip, kemampuan berpikir dan penalaran fisika, serta kemampuan melakukan kegiatan laboratorium. Penguasaan mahasiswa calon guru terhadap konsep-konsep/prinsip-prinsip serta kemampuan berpikir dan penalaran fisika meningkat secara signifikan. Model pembelajaran yang dikembangkan lebih baik dari model pembelajaran reguler dalam hal meningkatkan penguasaan mahasiswa calon guru terhadap konsep-konsep/prinsip-prinsip serta kemampuan berpikir dan penalaran fisika. Mahasiswa calon guru kelas penelitian dapat menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam merencanakan pembelajaran fisika sekolah yang bertolak dari kemampuan-kemampuan fisika. Mahasiswa calon guru menunjukkan respons positif terhadap model pembelajaran ini. Terdapat sejumlah kendala yang menyebabkan penerapan model pembelajaran tidak dapat dilakukan secara optimal. Model pembelajaran yang dikembangkan memiliki sejumlah karakteristik yang menunjukkan keunggulan dan keterbatasannya.Bertolak dari hasil penelitian ini disarankan bahwa pembelajaran Fisika Dasar bagi mahasiswa calon guru tidak hanya mengajarkan konsep-konsep/prinsip-prinsip utama, tetapi juga kemampuan berpikir dan penalaran fisika. Strategi pembelajaran yang dikembangkan hendaknya memfasilitasi terjadinya pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Untuk maksud ini model pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif. | d_ipa_999858_ketut_suma_table_of_content.pdf | d_ipa_999858_ketut_suma_chapter1.pdf | d_ipa_999858_ketut_suma_chapter2.pdf | d_ipa_999858_ketut_suma_chapter3.pdf | d_ipa_999858_ketut_suma_chapter4.pdf | d_ipa_999858_ketut_suma_chapter5.pdf | d_ipa_999858_ketut_suma_bibliography.pdf | d_ipa_999858_ketut_suma_appendixa.pdf |
SUHERMAN | NONE | MODEL PENGEMBANGAN KECAKAPAN PENGARAHAN DIRI DENGAN PENDEKATAN KONSELING PERKEMBANGAN : Studi Pengembangan Kecakapan Inisiatif, Otonomi, Fleksibilitas Dan Tanggung Jawab Siswa SMA | PPS UPI | Pengembangan Kecakapan | MD Dahlan, Sunaryo Kartadinata | 2007/06/08 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1245 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Dalam kehidupan yang sarat dengan tantangan, dan masa pencarian identitas pada fase perkembangan remaja, siswa SMA dihadapkan pada tuntutan lingkungan yang terus berubah, terbukanya peluang dan pilihan yang beragam, serta persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, siswa perlu memiliki kecakapan pengarahan diri, agar ia dapat menjalani kehidupan secara efektif dan dapat menghadapi masa depan secara jelas dan terarah. Siswa yang kecakapan pengarahan dirinya tidak memadai, akan menemui berbagai masalah, dan dalam perkembangannya akan mengalami kebingungan, kebimbangan, dan ketidak-matangan.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model konseling yang efektif dalam mengembangkan kecakapan pengarahan diri siswa SMA. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahap, meliputi : (a) kajian konsep teoretik dan studi kebutuhan pengembangan kecakapan pengarahan diri, (b) pengembangan model hipotetik konseling pengarahan diri, dan (c) pengujian kehandalan model hipotetik konseling pengarahan diri.Melalui uji kelayakan rasional, uji keterbacaan, uji kepraktisan, uji coba terbatas, dan pengujian lapangan yang sistematis, dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development), dihasilkan Pedoman Konseling Pengembangan Kecakapan Pengarahan Diri Bagi Siswa SMA. Pedoman ini teruji efektif dapat mengembangkan kecakapan pengarahan diri siswa, yang meliputi: inisiatif, otonomi, fleksibilitas, dan tanggung jawab.Ha$il penelitian memberikan implikasi bagi pengembangan keilmuan dan profesi konseling, antara lain sebagai berikut Pertama, sekolah hendaknya menjadi lingkungan perkembangan yang fasilitatif untuk menumbuhkan kecakapan pengarahan diri siswa. Kedua, perlunya peningkatan kompetensi konselor untuk memfasilitasi pewujudan kecakapan pengarahan diri siswa, agar siswa dapat menjalani kehidupan secara efektif dan mencapai perkembangan otimal. Ketiga^ penelitian berikutnya disarankan untuk mengkaji penerapan konseling pengembangan kecakapan pengarahan diri dengan pendekatan, teknik, sering, dan waktu yang lebih bervariasi, sesuai dengan kebutuhan untuk memfasilitasi perkembangan siswa. Di samping itu, penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk menelaah efektivitas konseling pengembangan kecakapan pengarahan diri ini terhadap subjek dengan tahap perkembangan yang berjenjang. | d_bp_029796_suherman_table_of_content.pdf | d_bp_029796_suherman_chapter1.pdf | d_bp_029796_suherman_chapter2.pdf | d_bp_029796_suherman_chapter3.pdf | d_bp_029796_suherman_chapter4.pdf | d_bp_029796_suherman_chapter5.pdf | d_bp_029796_suherman_bibliography.pdf | d_bp_029796_suherman_appendix.pdf |
SALEH | HAJI | PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DISEKOLAH DASAR | PPS UPI | MATEMATIKA REALISTIK | Utari Sumarmo, Jozua Sabandar, Bambang Suarno | 2005/01/12 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1244 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa pada jenjang Sekolah Dasar dengan skor rata-rata secara nasional sebesar 5,41 (1993/1994), 4,83 (1994/1995), 5,76 (1995/1996), dan 6,15 (1996/1997). Salah satu penyebabnya adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika yang digunakan saat ini kurang optimum dalam mengembangkan kemampuan sisw&Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diteliti suatu pendekatan lain dalam pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa dapat mengoptimalkan kemampuannya. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah Pendekatan Matematika Realistik (PMR) atau Realistic Mathematics Education (RME). Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan disain faktorial 2x2x3. Faktor pendekatan pembelajaran terdiri atas 2 level yaitu pendekatan matematika realistik dan pendekatan biasa; faktor jenis kelamin terdiri atas 2 level yaitu laki-laki dan perempuan; dan faktor tingkat kepandaian terdiri atas 3 level yaitu pandai, sedang, dan rendah. Instrumen yang digunakan adalah (1) Instrumen tentang kemampuan problem solving, (2) Instrumen tentang kemampuan pemahaman pecahan, (3) Instrumen tentang kemampuan pemahaman operasi hitung bilangan bulat, (4) Instrumen tentang sikap siswa terhadap matematika, (5) Instrumen pedoman pengamatan guru, dan (6) Instrumen pedoman pengamatan siswa Pengujian hipotesis menggunakan uji ANOVA Dua-Jalur. Temuan yang diperoleh sebagai berikut: (1) Kemampuan problem solving, siswa yang diajar melalui pendekatan matematika realistik secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan biasa (pendekatan tradisional); (2) Kemampuan pemahaman pecahan, siswa yang diajar melalui pendekatan matematika realistik secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan biasa; (3) Kemampuan pemahaman operasi hitung bilangan bulat, siswa yang diajar melalui pendekatan matematika realistik secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan biasa; (4) Sikap terhadap matematika, siswa yang diajar melalui pendekatan matematika realistik secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan biasa; (5) Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap kemampuan problem solving; (6) Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap kemampuan pemahaman pecahan; (7) Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap kemampuan pemahaman operasi hitung bilangan bulat; (8) Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap sikap siswa terhadap matematika; (9) Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat kepandaian terhadap kemampuan problem solving, (10) Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat kepandaian terhadap kemampuan | d_ipa_999826_saleh_haji_table_of_content.pdf | d_ipa_999826_saleh_haji_chapter1.pdf | d_ipa_999826_saleh_haji_chapter2.pdf | d_ipa_999826_saleh_haji_chapter3.pdf | d_ipa_999826_saleh_haji_chapter4a.pdf | d_ipa_999826_saleh_haji_chapter5.pdf | d_ipa_999826_saleh_haji_bibliography.pdf | d_ipa_999826_saleh_haji_appendixa.pdf |
ZENI | HARYANTO | TAHAM PERKEMBANGAN INTELEKTUAL SISWA SMP DAN SMA DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN FISIKA DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH : Kajian Berdasarkan Teori Perkembangan Intelektual Jean Piaget | PPS UPI | INTELEKTUAL | Achmad A. Hinduan, Kusdwiratri, A. Rusli | 2006/07/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1243 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Studi deskriptif analitis ini dilakukan untuk mengungkap tahap perkembangan intelektual siswa di SMP dan SMA dalam kaitannya dengan pembelajaran fisika dan kemampuan siswa memecahkan masalah fisika. Penelitian yang berlokasi di Kota Samarinda Kalimantan Timur pada tahun ajaran 2002/2003 ini menggunakan tiga jenis instrumen untuk mengungkap data mengenai variabel penelitian, yaitu; Test of Logical Thinking (TOLT), Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika (TKPMF) dan lembar observasi. Dengan menggunakan TOLT terungkap bahwa sebagian besar (68%) siswa belum mencapai tahap operasi formal. Selain itu ditemukan bahwa munculnya tahap operasi formal pada siswa bersesuaian dengan teori Piaget Melalui observasi terungkap bahwa pembelajaran fisika di SMP dan SMA belum sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tahap perkembangan intelektual siswanya. Melalui penggunaan TKPMF terungkap bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika siswa masih rendah. Melalui analisis statistik ditemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara tahap perkembangan intelektual siswa dengan pembelajaran fisika dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika. Berdasarkan hasil penelitian ini diberikan rekomendasi kepada guru, pemerintah daerah, pengembang kurikulum, dan peneliti. Guru SMP sebaiknya mengajar dengan anggapan bahwa siswa mereka berada dalam tahap operasi konkret dan guru SMA menganggap siswanya berada dalam tahap operasi formal. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa yang berada dalam tahap operasi konkret tidak boleh digabungkan dengan siswa yang berada dalam tahap operasi formal, yang boleh dilakukan adalah penggabungan siswa yang berada dalam tahap operasi konkret dengan siswa tahap transisi, atau siswa tahap transisi dengan siswa tahap operasi formal. Kepada pemerintah daerah dan pengembang kurikulum direkomendasikan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan tahap perkembangan intelektual siswa. Tujuan kurikulum harus dititikberatkan pada upaya peningkatan tahap perkembangan intelektual siswa. Para peneliti diberi rekomendasi bahwa penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian lanjutan, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan tahap perkembangan intelektual siswa. | d_ipa_999820_zeni_haryanto_table_of_content.pdf | d_ipa_999820_zeni_haryanto_chapter1.pdf | d_ipa_999820_zeni_haryanto_chapter2.pdf | d_ipa_999820_zeni_haryanto_chapter3.pdf | d_ipa_999820_zeni_haryanto_chapter4.pdf | d_ipa_999820_zeni_haryanto_chapter5.pdf | d_ipa_999820_zeni_haryanto_bibliography.pdf | d_ipa_999820_zeni_haryanto_appendixa.pdf |
A.A | NGURAH ADHIPUTRA | MODEL LAYANAN BIMBINGAN KETERAMPILAN HIDUP BERDASARKAN TRI HITA KARANA : Studi Terhadap Pemberdayaan Generasi Muda Di Desa Baha Kabupaten Bandung | PPS UPI | Bimbingan Keterampilan | Mohammad Surya, Mohammad Zen | 2006/01/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1242 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah model layanan bimbingan keterampilan hidup berlandaskan Tri hita karana untuk membantu warga belajar atau generasi muda mengembangkan kecakapan umum keterampilan hidup yaitu: (a) mengenal diri, (b) membelajarkan diri, (c) kemandirian, (d) komunikatif, (e) kooperartif & kolaboratif, dan (f) solidaritas. Penelitian ke arah pengembangan model bimbingan dalam pembelajaran program pendidikan keterampilan hidup di masyarakat perlu segera dilakukan, karena layanan bimbingan di masyarakat lebih berorientasi kepada penguasaan kecakapan khusus yaitu kecakapan akademik dan kecakapan vokasional saja dan kurang memperhatikan aspek kecakapan umum. Oleh karena itu, layanan bimbingan keterampilan hidup sudah dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang sangat mendesak terutama dalam pemberdayaan generasi muda di masyarakat.Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap. Pertama, melakukan orientasi awal keadaan umum pembelajaran program pendidikan keterampilan hidup di masyarakat. Kegiatan ini meliputi mengkaji hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan layanan bimbingan keterampilan hidup, mengkaji penelitian tentang konsep Tri hita karana, dan mengkaji hasil-hasil penelitian pengembangan model layanan bimbingan keterampilan hidup.Tahap kedua, merancang model layanan bimbingan keterampilan hidup hipotetik berlandaskan Tri hita karana dan merumuskan model awal layanan bimbingan keterampilan hidup berlandaskan Tri hita karana. Tahap ketiga, melakukan validasi model melalui seminar, uji coba model, dan analisa data. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan analisis data antara sebelum penerapan model (pre test) dengan sesudah penerapan model (post test). Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat efektivitas mode! yang dikembangkan.Tahap ke-empat, dari hasil analisis data di atas, dirumuskan model akhir layanan bimbingan keterampilan hidup berlandaskan Tri hita karana yang telah teruji ini serta melakukan sosialisasi, diseminasi, dan pemantapan posisi bimbingan dalam seting kemasyarakatan yang mencakup: (1) rasional, (2) kebutuhan terhadap layanan bimbingan, (3) visi dan misi bimbingan, (4) tujuan pelaksanaan layanan bimbingan-(5) sistem pendukung layanan bimbingan, dan (6) pengembangan model, e*" hasil perlakuan, dan peranan pembimbing.Secara keseluruhan dapat dilaporkan bahwa peneliti"" tujuan yang diinginkan, yaitu mengembangkan sebuf»^ bimbingan keterampilan hidup berlandaskan Tri hita bagi pamong belajar/tutor, nara sumber teknis, pendan atau fasilitator baik di tingkat Provinsi maupun di ting preventif dan pengembangan di samping kuratif. | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_table_of_content.pdf | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_chapter1.pdf | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_chapter2a.pdf | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_chapter3.pdf | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_chapter4.pdf | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_chapter5.pdf | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_bibliography.pdf | d_bp_029776_a_a_ngurah_adhiputra_appendixb.pdf |
USJAFRI | ZALMI | PRINSIP-PRINSIP KONSELING PENGEMBANGAN KETERAMPILAN HIDUP BAGI ANAK TUNA GANDA : Studi Kasus Kepada Anak Tuna Ganda Di SLB-G YBMU BAleendah Kab Bandung | PPS UPI | Keterampilan Hidup | Moh Djawad Dahlan, Sunaryo Kartadinata | 2007/03/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1241 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip konseling pengembangan keterampilan hidup bagi anak tunaganda, yang dapat diaplikasikan dalam membantu mengembangkan keterampilan hidup anak tunaganda di SLB-G Yayasan Bhakti Mitra Utama Baleendah Kabupaten Bandung, agar mereka dapat menjalani kehidupan secara mandiri.Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti melakukan penelaahan terhadap: (1) keterampilan dasar yang dimiliki anak tuna ganda selama ini, (2) keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk mendorong kemandirian hidup, (3) orang yang terlibat dalam pengembangan keterampilan hidup anak tunaganda, (4) kegiatan sekolah dalam mengembangkan keterampilan hidup anak tunaganda, (5) kendala yang dihadapi dalam mengembangkan keterampilan hidup, (6) upaya yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kendala tersebut, dan (7) prosedur bagaimana yang seyogyanya dilakukan.Penelitian ini didekati melalui bukti empirik non-statistik, dengan menggunakan pendekatan kualitatif atau naturalistik dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melatih keterampilan baik keterampilan dasar maupun keterampilan yang dibutuhkan untuk mendorong kemandirian hidup anak tunaganda, guru, instruktur dan pengasuh mengalami kendala berhubungan dengan gangguan fisik dan kecerdasan, sedangkan keterampilan hidup yang dibutuhkan anak tunaganda adalah keterampilan untuk berkomunikasi, keterampilan untuk bersosialisasi dan keterampilan kerja.Secara keseluruhan penelitian ini telah mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu menemukan prinsip-prinsip konseling pengembangan keterampilan hidup bagi anak tunaganda. Ada sepuluh prinsip yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu: (1) Konseling bagi anak tunaganda dilakukan berdasarkan analisis tugas dari yang mudah sampat dengan yang tersulit (2) Pelaksanaan layanan konseling bagi anak tunaganda dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang berdekatan (3) Setiap melatih anak tunaganda seyogyanya dilakukan melalui contoh (4) Memperlakukan anak tunaganda tidak membedakan tanggung jawab (5) Frekwensi pengalaman langsung seyogyanya terjadi pada konseling anak tunaganda (6) Frekwensi latihan bagi anak tunaganda harus melalui berbagai tahapan (7) Intensitas pengalaman langsung memungkinkan anak tunaganda mampu bekerja secara mandiri (8) Intensitas pengalaman langsung memungkinkan anak tunaganda akan memperoleh konsep mengenai berbagai jenis pekerjaan (9) Pelaksanaan layanan konseling disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan khusus setiap anak tunaganda dan (10) Layanan konseling ditujukan pada anak tunaganda dan lingkungannya. | d_bp_029736_usjafri_zalmi_table_of_content.pdf | d_bp_029736_usjafri_zalmi_chapter1.pdf | d_bp_029736_usjafri_zalmi_chapter2.pdf | d_bp_029736_usjafri_zalmi_chapter3.pdf | d_bp_029736_usjafri_zalmi_chapter4.pdf | d_bp_029736_usjafri_zalmi_chapter5.pdf | d_bp_029736_usjafri_zalmi_bibliography.pdf | d_bp_029736_usjafri_zalmi_appendix.pdf |
NANANG | PRIATNA | KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA NEGERI DI KOTA BANDUNG | PPS UPI | PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA | M. Abdul Kodir, Bana G. Kartasasmita, Utari Sumarno | 2003/12/31 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1240 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Proses penalaran, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah merupakan aktivitas mental yang membentuk inti berpikir. Ketiga proses tersebut merupakan kegiatan berpikir atau proses kognitif. Proses bernalar perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika karena, dalam kurikulum berbasis kompetensi, kemampuan bernalar merupakan salah satu tujuan utama dalam pembelajaran matematika.Komponen penalaran yang dikaji dalam penelitian ini merujuk kepada rekomendasi dari NCTM, yaitu: (1) mengenal dan menerapkan penalaran induktif dan deduktif, (2) memahami dan menggunakan proses penalaran, dengan perhatian khusus pada penalaran keruangan serta penalaran dengan proporsi dan grafik, (3) membuat dan mengevaluasi konjektur dan argumentasi matematika, (4) memvalidasi pikiran mereka sendiri, dan (5) menghargai kegunaan serta kekuatan penalaran sebagai bagian dari matematika.Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana kualitas kemampuan penalaran matematika siswa dan jenis kesalahan apa yang teijadi pada siswa dalam melakukan penalaran induktif dan deduktif menurut peringkat sekolah kurang, sedang, dan baik, dan (2) bagaimana kualitas kemampuan pemahaman matematika siswa dan jenis kesalahan apa yang teijadi pada siswa dalam memahami matematika berdasarkan pemahaman instrumental dan relasional menurut peringkat sekolah kurang, sedang, dan baik.Subyek populasi penelitian ini adalah siswa kelas 3 SLTP Negeri di Kota Bandung. Banyak subyek sampel sebesar 563 siswa, yang ditetapkan berdasarkan rumus rata-rata tanpa pengembalian dan proporsi menurut peringkat sekolah.Penelitian menemukan kualitas kemampuan penalaran dan pemahaman matematika siswa belum memuaskan, yaitu masing-masing sekitar 49% dan 50% dari skor ideal. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan penalaran (X) dengan kemampuan pemahaman (Y) matematika siswa yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,379 dan persamaan regresi Y = 4,064 + 0,443X.Terdapat kesalahan siswa yang berbeda dilihat dari peringkat sekolah dalam melakukan penalaran dan dalam pemahaman. Kesalahan tersebut adalah: (a) kesalahan pada penalaran induktif terutama muncul pada siswa di sekolah peringkat kurang, (b) kesalahan pada penalaran deduktif paling banyak muncul pada siswa di sekolah peringkat kurang dan sedang, tetapi pada sekolah peringkat baik jenis kesalahannya lebih sedikit, dan (c) kesalahan pada pemahaman instrumental paling banyak dialami siswa dari sekolah peringkat rendah dan sedang, dan jenis kesalahan dalam pemahaman relasional dialami oleh siswa pada ketiga peringkat sekolah itu.Direkomendasikan agar guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan penalaran dan pemahaman matematika, serta memberikan soal-soal latihan kepada siswa yang lebih beragam. | d_ipa_989825_nanang_priatna_table_of_content.pdf | d_ipa_989825_nanang_priatna_chapter1.pdf | d_ipa_989825_nanang_priatna_chapter2.pdf | d_ipa_989825_nanang_priatna_chapter3.pdf | d_ipa_989825_nanang_priatna_chapter4.pdf | d_ipa_989825_nanang_priatna_chapter5.pdf | d_ipa_989825_nanang_priatna_bibliography.pdf | d_ipa_989825_nanang_priatna_appendixa.pdf |
TANTO | SUKARDI | PERUBAHAN SOSIAL DI BANYUMAS (1830-1900): APLIKASI PEMBELAJARAN NILAI-NILAi SEJARAH DALAM KERANGKA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL | PPS UPI | Perubahan Sosial | Rochiati Wiriaatmadja, Helius Sjamsuddin, Endang Sumantri | 2006/12/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1239 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini ditekankan pada studi sejarah sosial Banyumas selama periode 1830-1900. Pada periode itu pihak kolonial melaksanakan kebijakan sistem ekonomi terhadap petani. Pada umumnya penduduk Banyumas terdiri dari petani pemilik lahan dan buruh tani. Mereka dipaksa menyerahkan sebagian tenaga keija untuk perkebunan yang pelaksanaannya dikontrol oleh pemerintah untuk mengasilkan komoditi ekspor dunia, seperti kopi, teh, gula, indigo, rempah, dan sebagainya. Bekerja di perkebunan memberlukan waktu yang lama, sejak penanaman sampai masa panen patani melakukan pekerjaan untuk pihak luar di tanah pertanian sendiri. Sebagai akibatnya, keluarga petani mengalami penderitaan, karena lahan dan sawah mereka tidak dapat menghasilkan bahan makanan yang dibutuhkan. Hal ini berlangsung dalam waktu lama, sehingga mendatangkan kondisi yang sangat buruk, mereka mengalami penderitaan yang berupa kekuarangan nutrisi, kelaparan, kematian dengan tingkat mortalitas yang sangat tinggi. Kemiskinan itu memaksa petani dan keluarganya untuk membentuk dan melancarkan aksi baru yang berupa, sikap, adat kebiasaan dan tradisi sebagai perwujudan pertahanan diri agar mereka dapat bertahan hidup dari ancaman penindasan dan eksploitasi. Hal itulah yang merupakan kerangka pemikiran dari studi ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk penelitian sejarah, terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, historiografi, dan eksplanasi, dan metode penggalian nilai sejarah, dengan pendekatan ethnografl, fenomenologi, dan hermeneutika yang digabungkan dengan metode kuantitatif untuk penelitian pembelajaran sejarah. Pewarisan nilai-nilai sosial budaya dari suatu generasi kepada generasi baru terpusat pada perhatian, sesuai dengan pemikiran yang berlaku di antara generasi muda untuk menghadapi perubahan sosial yang disebabkan oleh industrialisasi dan globalisasi. Perubahan dalam era globalisasi yang disebabkan oleh modernisasi menuntut adaptasi sebagai acuan sikap dan perilaku penduduk. Diperlukan model berdasarkan pengalaman masa lampau sebagai referensi malalui studi sejarah sosial di tingkat lokal. Nilai-nilai yang dapat dikembangkan selama gelombang pertama globalisasi dalam hal ini adalah empati mahasiswa yang berkaitan dengan identitas diri, keagamaan, integrasi sosial, solidaritas sosial, dan etos kerja, yang terkandung dalam sejarah sosial di tingkat lokal secara kuantitatif untuk mengetahui relevansinya dengan tuntutan hidup yang dibutuhkan dalam era modernisasi dan globalisasi, kesadaran sejarah tentang nilai-nilai, dan signifikansi pengaruh ketrampilan berpikir sejarah terhadap kesadaran sejarah di antara peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa 25 % peserta didik memiliki ketrampilan berpikir sejarah sangat baik, sebanyak 45 % peserta didik memiliki tingkat ketrampilan baik, dan 30 % berada pada tingkat cukup. Hasil penelitian juga menunjukkan pengaruh positif ketrampilan berpikir sejarah peserta didik terhadap empati tentang nilai identitas diri, keagamaan, integrasi sosial, solidaritas sosial, dan etos keija. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa pentingnya penenaman nilai-nilai yang terdapat dalam materi sejarah sosial di tingkat lokal seperti sejarah sosial di Banyumas, yang signifikan dalam membentuk ketrampilan berpikir tingkat tinggi seperti yang dituntut pada ketrampilan berpikir sejarah, kesadaran sejarah, dan pembelajaran moral dan etika di antara mahasiswa sejarah | d_ips_039735_tanto_sukardi_table_of_content.pdf | d_ips_039735_tanto_sukardi_chapter1.pdf | d_ips_039735_tanto_sukardi_chapter2a.pdf | d_ips_039735_tanto_sukardi_chapter3.pdf | d_ips_039735_tanto_sukardi_chapter4a.pdf | d_ips_039735_tanto_sukardi_chapter5.pdf | d_ips_039735_tanto_sukardi_bibliography.pdf | d_ips_039735_tanto_sukardi_appendix.pdf |
HADI | PURNOMO | STRATEGI PENINGKATAN MUTU MADRASAH TSANAWIYAH : Penelitian Kualitatif Terhadap Strategi Peningkatan Mutu MTSN di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur | PPS UPI | Peningkatan Mutu | TB. Abin Syamsuddin Makmun, Engkoswara, Djam'an Satori | 2005/01/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1238 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Upaya peningkatan mutu pendidikan berbasis madrasah tidak bisa dilepaskan dari peningkatan partisipasi masyarakat dalam konteks otonomi pendidikan dan otonomi daerah. Salah satu masalah yang esensial dikaji adalah alternatif strategi-strategi apa yang dapat diaplikasikan untuk peningkatan mutu pendidikan "berbasis madrasah di MTsN Kabupaten Jember? Adapun tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman 'stakeholders' madrasah terhadap program mutu pendidikan, menganalisis informasi tentang alternatif strategi-strategi, faktor-faktor pendukung, dan prospek program peningkatan mutu.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai alat utama pengumpul data penelitian (researcher as key instrument) dan sumber data utama untuk tiga MTsN; yaitu: MTsN Jember II, MTsN Bangsal sari, dan MTsN Arjasa. Berdasarkan analisis data kualitatif terhadap faktor-faktor pendukung peningkatan mutu (Kurikulum/pembelajaran, Administrasi/manajemen, Organisasi | kelembagaan, Sarana-prasarana, Ketenagaan, Pembiayaan, Peserta didik, Peranserta masyarakat, dan lingkungan dan budaya) dari ketiga MTsN tersebut, selanjutnya peneliti menganalisis faktor dukungan terhadap peningkatan mutu madrasah.Dalam analisis ditemukan enam sumber daya yang memiliki faktor dukungan tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan berbasis madrasah, yaitu: Ketenagaan, Administrasi/manajemen, Sarana-prasarana, Kurikulum dan pembelajaran, Pembiayaan, dan Organisasi Kelembagaan. Dari enam sumber daya tersebut terdapat tiga sumber daya yang memiliki faktor dukungan tertinggi dan sekaligus berperan sebagai strategi dasar, yaitu: Ketenagaan, Administrasi/manajemen, dan Sarana-prasarana.Berdasarkan hasil analisis kekuatan-kelemahan dan peluang-tantangan (SWOT) ditemukan tiga strategi dasar untuk pengembangan model alternatif strategi peningkatan mutu pendidikan berbasis madrasah, yaitu: Ketenagaan, Administrasi/manajemen, dan Sarana-prasarana.Kesimpulan dan implikasi penelitian ini mengindikasikan rekomendasi penelitian sebagai berikut: perlunya peningkatan peranan dan dukungan pihak-pihak 'stakeholders' madrasah terhadap program peningkatan mutu pendidikan berbasis madrasah melalui upaya-upaya peningkatan mutu ketenagaan, peningkatan mutu pelayanan administrasi/manajemen, dan peningakatan jumlah dan mutu sarana-prasarana. | d_adpen_959811_hadi_purnomo_table_of_content.pdf | d_adpen_959811_hadi_purnomo_chapter1.pdf | d_adpen_959811_hadi_purnomo_chapter2.pdf | d_adpen_959811_hadi_purnomo_chapter3.pdf | d_adpen_959811_hadi_purnomo_chapter4.pdf | d_adpen_959811_hadi_purnomo_chapter5.pdf | d_adpen_959811_hadi_purnomo_bibliography.pdf | d_adpen_959811_hadi_purnomo_appendix.pdf |
DEDI | HERAWAN | PENGEMBANGAN MODEL SUPERVISI AKADEMIK MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMU : Efektivitas Model Inovasi Supervisi Akademik Mata Pelajaran Biologi dalam Upaya Menigkatkan Kinerja Guru IPA/Biologi di SMU | PPS UPI | SUPERVISI AKADEMIK | Anna Poedjaji, Djam'an Satori, Dadi Setiadi | 2004/11/24 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1237 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penelitian kualitatif yang dilengkapi dengan kuantitatif (pretes-postes) bertujuan untuk mempelajari model supervisi akademik saat ini, dan menguji efektivitas model yang dikembangkan berdasarkan delapan indikator. Populasi penelitian adalah guru biologi SMU, kepala sekolah dan pengawas rumpun MIPA di kota Tasikmalaya. Instrumen penelitian pelaksanaan supervisi akademik saat ini dan pengembangannya, adalah: (1) pedoman observasi, (2) pedoman wawancara, (3) pedoman pengkajian dokumen pembelajaran, dan (4) angket tentang layanan pembelajaran biologi berdasarkan standar pelayanan minimal. Analisis data untuk pelaksanaan supervisi akademik saat ini, dengan analisis isi melalui proses: unitisasi, kategorisasi, dan deskripsi. Analisis data untuk model pengembangan supervisi akademik dilakukan secara kuantitatif dengan uji t dan anava (menggunakan SPSS versi 10).Hasil penelitian supervisi akademik saat ini (2001-2002) menunjukkan bahwa supervisor telah mengetahui dan memahami perannya yang direfleksikan dari adanya kunjungan kelas disertai umpan balik dalam rangka perbaikan pengajaran. Namun pelaksanaannya masih berorientasi pada sisi administrasi, yaitu: (1) guru disupervisi mengikuti pedoman supervisor, (2) sumber belajar belum dioptimalkan, (3) belum berorientasi pada kompetensi. Dari hasil penelitian tersebut dikembangkan model instrumen supervisi akademik berdasarkan standar pelayanan minimal pembelajaran bilogi, yang terdiri atas unsur: (1) pokok bahasan esensial, (2) kondisi belajar, (3) mutu hasil, (4) ketepatan dan efisiensi sistem pembelajaran, (5) pendekatan mbelajaran, (6) penguasaan materi, (7) keterampilan dasar mengajar, dan (8) proses penilaian. Kedelapan unsur tersebut digunakan sebagai pembanding dengan model saat ini melalui pemberian pretes dan postes/uji kinerja. Hasil pretes adalah guru maupun supervisor cenderung memilih model yang dikembangkan daripada model saat ini. Namun hasil dari postes, adanya kecenderungan signifikansi perbedaan kinerja guru dan supervisor semakin kecil dalam rangkaian penerapan model yang dikembangkan tersebut. Selanjutnya dilakukan penelaahan terhadap alasan yang dikemukakan guru serta supervisor dalam melaksanakan tugas masing-masing, yang kemudian menjadi indikator atau unsur-unsur inovasi (penguat) sebagai katalisator bagi kesinambungan pelaksanaan model supervisi akademik yang dikembangkan. Indikator inovasi tersebut adalah: (1) peningkatan pengetahuan guru terhadap teori biologi, (2) mengelola kegiatan pembelajaran dalam tatanan hubungan sosial, (3) melalaikan praktikum dan pemberian tugas sewaktu pengetahuan teoritik dan waktu belajar yang kurang. Indikator inovasi tersebut digunakan untuk merumuskan dan mengembangkan standar keberhasilan pembelajaran. Standar tersebut adalah: (1) mengajar, (2) pengembangan profesional guru, (3) penilaian, dan (4) isi pelajaran biologi.Model supervisi akademik saat ini belum efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran biologi. Model pengembangan dengan unsur inovasi dapat meningkatkan komitmen terhadap kinerja guru biologi dan supervisor. Disarankan supervisor agar meningkatkan kompetensi terhadap manajemen mutu pembelajaran dan materi biologi melalui pendidikan dan pelatihan di tingkat lokal. Guru agar selalu melakukan penilaian diri (self assessment). Program supervisi akademik harus diarahkan pada pencapaian standar pelayanan minimal pembelajaran biologi, dan jaminan mutu. Perlu penelitian lebih lanjut tentang model supervisi akademik dengan memperhatikan resistensi dan karakteristik guru, kepala sekolah dan pengawas, serta struktur sosial dan budaya setempat. | d_ipa_989815_dedi_herawan_table_of_content.pdf | d_ipa_989815_dedi_herawan_chapter1.pdf | d_ipa_989815_dedi_herawan_chapter2a.pdf | d_ipa_989815_dedi_herawan_chapter3.pdf | d_ipa_989815_dedi_herawan_chapter4a.pdf | d_ipa_989815_dedi_herawan_chapter5.pdf | d_ipa_989815_dedi_herawan_bibliography.pdf | d_ipa_989815_dedi_herawan_appendix.pdf |
ANWAR | SUTOYO | MODEL KONSELING QURANI UNTUK MENGEMBANGKAN FITRAH MANUSIA MENUJU PRIBADI KAAFFAH : Uji Coba Pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling Semester Ganjil Tahun 2005 Fakultas Ilmi Pendidikan Universitas Negeri Semarang | PPS UPI | Konseling Qurani | Sunaryo Kartadinata, Nasharudin Baidan | 2006/03/13 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1236 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | ANWAR SUTOYO, 2006. "The Quranic Counseling Model to Develop the Fitrah of Human Beings towards the Kaaffah Personality" (The Trying-Out at the Even Semester of Year 2005 Students of the Educational Sciences Faculty of Semarang State University) This research is based on the reality that human beings since they were born have the Ftrah, in the form of iman, that encourage them to do the right things. But in the reality, most of the adult and educated humans deviate from the right behaviour. This may appear because their fitrah neither develop nor function wsll, because their education background is not based on the fitrah given by Allah the Almighty. Neglecting the fitrah will cause the missey and poverty individually and socially. So it is very necessary to develop the Fitrah through the counselling model based on the Quran. Many experts view that the fitrah is very important. Unfortunately only few experts are concerned with. So it is necessary to study who the human being is, what the purpose of the human being created by Allah is, what the Fitrah of human being is and how to develop the fitrah through a model. By answering those problems, it is expected that we can create the Quranic counseling model to develop the fitrah of human beings itself towards the kaafah personality. The research involves (1) the study of maudhu'i exegesis to get information about what human is and what the characteristics are, (2) implementation or trying-out model counseling model which concentrates on developing to the fitrah of human beings, (3) strategic improvement model. The research has been done through some steps, (1) book research (maudhu'i exegesis), through this step we get the information of Counseling (hypothetic) model to develop the fitrah of human beings based the Quranic perspective, (2) seminar involving the experts of couseling, psycholoy, and Islam. On this step we create the tentative couseling model, and (3) trying-out model This step leads us to create the Quranic Counseling Model and the appropriate strategy which can be applied in the real life.The results of the study involve (1) the findings of the, Quranic Counseling Model arranged based on the study of maudhu'i exegesis and the need analysis, (2) the findings of the essence of the fitrah of human beings, the firm pilars, the characteristics of individual with well developed fitrah and having the kaafah personality, the characteristics of the kaafah personality of individual, inhibiting and supporting factors, and things that an individual should do to develop his or her fitrah (3) the strategy of the Quranic Counseling Model application to develop the fitrah of human beings towards the kaafah personality, (4) The religiousity level of the students of Guidance and Counseling Department of Educational Sciences Faculty of Semarang State University shows that most of them have wrong understanding on the Islamic teaching, do not do daily activities based on the Islamic rules, have not been able to get the goodness beyond the worship to Allah, (5) The implication is that counseling is an effort to help a person leam to develop or to be back to his or her fitrah in order to get the hapiness on the earth and in the hereafter. This research recommands that (1) researchers in the future can dig up the model of developing the fitrah from the Quran more deeply, (2) researhers in the future can continue this reseach with larger population so it can be found the standard counseling model, (3) If this model is used, counselors and clients should be muslims, the counselors should understand the islamic teaching deeply, the counselor should show the charitable deeds so they can be a model or example for their clients, and always study the Islamic teaching truly. | d_bp_029729_anwar_sutoyo_table_of_content.pdf | d_bp_029729_anwar_sutoyo_chapter1.pdf | d_bp_029729_anwar_sutoyo_chapter2a.pdf | d_bp_029729_anwar_sutoyo_chapter3.pdf | d_bp_029729_anwar_sutoyo_chapter4.pdf | d_bp_029729_anwar_sutoyo_chapter5.pdf | d_bp_029729_anwar_sutoyo_bibliography.pdf | d_bp_029729_anwar_sutoyo_appendixa.pdf |
MOHAMMAD | RIF'AT | PENGARUH PEMBELAJARAN POLA-POLA VISUAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH-MASALAH MATEMATIKA : Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika di Kalimantan Barat | PPS UPI | POLA-POLA VISUAL | Ruseffendi, Utari Sumapno, Abdul Kodir | 2001/09/24 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1235 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Penyelesaian masalah matematika dalam pembelajaran di perguruan tinggi cenderung dikerjakan secara anal itik. Pada penyelesaian analitik tersebut, ditemukan tiga kesulitan yaitu, kesulitan melakukan manipulasi simbol, kesulitan menggunakan logika deduktif dan kesulitan membangui rantai penalaran. Karena itu, selain menggunakan sajian analitik, diperlukan sajian lain, yaitu sajian visual. Walaupun sajian visual telah digunakan dalam pembelajaran, sajian tersebut terutama diperankan sebagai alat bantu, sehingga penyelesaian masalah tetap dikerjakan secara analitik. Dengan demikian, diperlukan pembelajaran matematika dimana sajian visual bukan sekedar digunakan sebagai alat bantu, tetapi secara bersamaan juga berperan sebHgai strategi dan alat berpikir dalam menyelesaikan masalah, khususnya masalah-masalah yang berciri visual serta dapat divisuaikan. Pembelajaran yang dimaksud menekankan tiga kemampuan, yaitu, kemampuan memvisualisasikan situasi masalah secara tepai, kemampuan melengkapi dan memanipulasi gambar, dan kemampuan mengkonstruke« gambar dari sajian analitik. Pembelajaran matematika secara analitik bericaitan dengan lama belajar, karena kemampuan dalam menggunakan cara tersebut meningkat sejalan dengan ciri mataku i iah. yaitu makin menonjolkan kepentingan manipulasi simbol dan penalaran Ueduktif Dengan deimician, perlu pula diketahui apakah keterkaitan seperti itu juga ada pada pembelajaran visual, yaitu dengan menggunakan peubah kontrol Semester Perkuliahan. Penelitian ini berpopulasi adalah mahasiswa jurusan pendidikan matematika di Kalimantan Barat, dimana kemampuan mereka berbeda dengan kemampuan mahasiswa di tempat lain, jika dilihat dari mutu masukannya. Selain itu, di Kalimantan Berat, L-mbaga tempat kuliah dapat dibedakan antara Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri, apabila dilihat dari kualitas pengajar, fasilitas, waktu kuliah, dan status mahasiswanya. Dengan demikian, pembelajaran visual yang diteliti juga dikaitkan dengan Lembaga Tempat Kuliah sebagai peubah kontrol yang lain. Instrumen penelitian adalah butir soal tentang kemampuan visual dan memenuhi validitas isi dan wajah. Validitas isi ditimbang oleh 5 ahli dan dianalisis dengan Uji Q-Cochran (Q -28,47), sedangkan validitas wajah untuk masing-masing butir soal dianalisis dengan Kai-Kuadrat (%z = 10,00, 4,90, 4,90, 6,40, 4,90, dan 10,00). Hasil penelitian ini adalah bahwa, skor kemampuan visual mahasiswa setelah pembelajaran pola visual 3 lebih tinggi daripada setelah pembelajaran pola visual 2, dan skor kemampuan visual setelah pembelajaran pola visual 2 lebih tinggi daripada setelah pembelajaran pola visual 1. Tetapi, perbedaan skor kemampuan visual tersebut tidak signifikan menurut perbedaan semester dan lembaga tempat subjek berkuliah. | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_table_of_content.pdf | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_chapter1.pdf | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_chapter2.pdf | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_chapter3.pdf | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_chapter4.pdf | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_chapter5.pdf | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_bibliography.pdf | d_ipa_989813_mohamad_rif'at_appendix.pdf |
MEGA | ISWARI | PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP SISWA TUNANETRA MELALUI KOLABORASI KONSELOR DAN GURU DI SMA TERPADU : Pendekatan Konseling Dalam Pembelajaran Tunanetra Pada Beberapa SMA Di Bandung | PPS UPI | Pengembangan Kecakapan | Moh Djawad Dahlan, Sunaryo Kartadinata | 2005/12/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1234 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
DEVELOPMENT OF SKILLS OF VISUALLY IMPAIRED STUDENTS THROUGH COLLABORATION OF CONSELOR AND TEACHER | d_bp_029708_mega_iswari_table_of_content.pdf | d_bp_029708_mega_iswari_chapter1.pdf | d_bp_029708_mega_iswari_chapter2.pdf | d_bp_029708_mega_iswari_chapter3.pdf | d_bp_029708_mega_iswari_chapter4a.pdf | d_bp_029708_mega_iswari_chapter5.pdf | d_bp_029708_mega_iswari_bibliography.pdf | d_bp_029708_mega_iswari_appendix.pdf |
I | MADE ALIT MARIANA | PEMBANGUNAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH UMUM MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN : Studi Tentang Efek Diklat Indruksi-GuruBaru_Terhadap Pencapaian dan Kinerja Guru dalam Pembelajaran | PPS UPI | PROFESIONAL GURU | Achmad A. Hinduan, Benny Soerprapto Brotosiswojo, A. Aziz Wahab | 2001/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1233 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Latar belakang penelitian, yaitu: (1) perlunya pembinaan guru di tempat keija secara kontinu setelah keluar dari pre-service, (2) adanya kenyataan 51,94% guru yang belum memenuhi kualifikasi secara penuh (sangat membutuhkan pembinaan), dan juga kelompok yang berkualifikasi, perlu pembinaan tertentu untuk memberikan solusi profesional, (3) sebagian besar guru biologi SMU menggunakan buku teks sebagai sumber belajar, sering sekali guru ceramah, (4) beragamnya jenis diklat terhadap guru yang sebagian besar berada di tingkat pusat (325 diklat), dilakukan oleh berbagai instansi, mengakibatkan tumpang-tindihnya diklat yang harus diterima oleh guru, dan (5) sebagian besar diklat belum berdasarkan kepada penilaian kebutuhan, baik kebutuhan ditinjau dari materi tataran maupun peserta diklat. Institusi yang bertanggungj awab melakukan tugas pengembangan diklat belum difungsikan secara optimal. Salah satu bentuk diklat guru, menurut Morant, adalah paket induksi untuk guru baru dengan masa keija 1-6 tahun sebagai guru biologi. Jenis diklat yang lain berdasarkan kebutuhan profesional yang lain yaitu ekstensi, penyegaran, dan konversi.Berdasarkan latar belakang itu, muncul pertanyaan "Bagaimanakah model paket diklat induksi dan pengaruhnya terhadap kinerja pembelajaran guru biologi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan profesional guru biologCl Pertanyaan ini diuraikan menjadi: kebutuhan profesional guru biologi SMU, pendekatan pembelajaran diklat, dan peningkatan kemampuan profesional dalam konteks diklat induksi.Objek penelitian adalah tujuh guru biologi di dua SMU negeri di Kodya Bandung. Data dikumpulkan melalui dua tahap, tahap pertama observasi kebutuhan profesional guru biologi SMU dengan metode wawancara, kursioner, dan metode penentuan prioritas topik yang dibahas dalam diklat. Hasil observasi digunakan untuk menentukan paket diklat, jenis instrumen observasi, dan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (menggunakan SPSS dan secara manual) baik secara empiris maupun justifikasi oleh ahli. Tahap kedua, pelaksanaan diklat dengan paket diklat induksi, program diklat perpaduan antara kebutuhan profesional guru dan kemampuan profesional yang perlu diketahui oleh guru. Selanjutnya dilakukan observasi pencapaian peserta melalui pengisian kuesioner dan wawancara (Penguasaan dan Kayaktnan Pendidikan Biologi, Keterlibatan Peserta dalam Diklat: Keterlibatan dalam Pengembangan Program Diklat dan Keterlibatan Keterampilan Berpikir Peserta dalam Pelaksanaan Diklat), dan observasi langsung untuk menentukan profile kinerja pembelajaran.Penentuan ketepatan harga setiap kemungkinan jawaban instrumen terhadap Keyakinan dan Penguasaan Pendidikan Biologi ada empat butir kuesioner yang ditolak dan lima kuesioner harus direvisi dari 26 butir kuesioner. Reliabilitas soal dapat diterima dengan signifikansi korelasi 0,967. Berdasarkan daya beda soal, berdasarkan pada nilai probabilitas dan uji t diperoleh semua butir mampu membedakan antara responden yang pandai dengan responden yang tidak pandai. Berdasarkan analisis tingkat kesukaran, dua butir soal ditolak karena tergolong mudah. Jadi butir soal yang ditolak sebagai instrumen empat butir soal. Keterlibatan peserta diklat dalam pengembangan program berdasarkan kuesioner terbuka dan analisis prioritas yang disesuaikan dasar pertimbangan, yaitu tingkat penerapan dalam kehidupan sehari-hari, kesulitan guru, kesulitan siswa, dan tingkat ke-abstrak-an konsep.Keterlibatan guru/peserta diklat dalam keterampilan berpikir pada pelaksanaan diklat menggunakan kuesioner yang standar diambil dari http://www.c9lpress.com/ evalform2.html. Kineija pembelajaran guru biologi diobservasi dengan menggunakan STOS (science teaching observation schedule) dengan sedikit penyesuaian, yaitu observasi terhadap dominasi guru (guru membuat pertanyaan, guru membuat pernyataan, dan guru mengarahkan siswa ke sumber belajar untuk memperoleh informasi), dan inisiasi siswa (siswa ke sumber belajar untuk memperoleh informasi, siswa mengacu ke guru untuk berkonsultasi tentang informasi dan kegiatan, serta siswa mempresentasikan hasil kegiatan di depan siswa yang lainnya).Kesimpulan umum penelitian adalah diklat induksi memapankan kemampuan profesional guru (7 orang), meliputi pencapaian peserta yang cenderung menguasai persepsi pendidikan biologi yang ideal, keyakinan melaksanakan pembelajaran biologi, dan profil pembelajaran konsep ekosistem yang didominasi siswa.Hal ini terlihat dari peningkatan pencapaian peserta antara sebelum dan sesudah proses diklat induksi. Penguasaan dan keyakinan terhadap pendidikan biologi dari 2,43 meningkat menjadi 3,17 (skala 0 - 4). Peningkatan inisiasi siswa dari 19% menjadi 53%, dan penurunan dominasi guru dari 81% menjadi 47%.Aktivitas guru 'bertanya* menurun setelah proses induksi, yaitu dari 20% menjadi 16%, dan aktivitas guru 'membuat pernyataan* menurun dari 58% menjadi 19%. Aktivitas guru 'mengarahkan dan menyuruh siswa ke sumber belajar' meningkat dari 4% menjadi 12%, Aktivitas siswa 'mencari informasi kesumber belajar' meningkat dari 2% menjadi 32%.Diklat induksi terdiri atas wawasan filosofis IPA dan hakekat IPA (25%), model pembelajaran biologi (75%). Pola diklat yaitu menyadarkan kebutuhan profesional guru, penyertaan guru dalam pengembangan program dan pelaksanaan diklat, penggunaan pendekatan yang mengembangkan generic skills, melalui situasi problematis. Pola diklat ini juga berasaskan kesegeraan kegunaan, kesiapan peserta, serta pemanfaatan pengalaman dalam pembahasan, implikasi konstruktivisme, keterampilan berpikir dan andragogi dalam pembelajaran. | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_table_of_content.pdf | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_chapter1.pdf | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_chapter2.pdf | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_chapter3.pdf | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_chapter4.pdf | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_chapter5.pdf | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_bibliography.pdf | d_ipa_959810_i_made_alit_mariana_appendix.pdf |
MUNDILARTO | NONE | POLA PENDEKATAN SISWA DALAM MEMECAHKAN SOAL FISIKA | PPS UPI | FISIKA | Achmad A. Hinduan, M. Abdul Kodir, A. Rusli | 2001/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1232 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana pola pendekatan yang digunakan siswa serta hubungannya dengan keberhasilan memecahkan soal-soal fisika berdasarkan latar belakang jems kelamin, status sekolah asal, rata-rata nilai fisika di dalam buku rapor, pengalaman mengikuti UMPTN, kesalahan yang banyak dilakukan dalam pemecahan soal, hambatan dalam belajar fisika serta alasan mengikuti bimbingan belajar.Agar diperoleh siswa yang benar-benar siap dan terlatih memecahkan soal-soal fisika, maka sampel penelitian dipilih sebanyak 246 siswa SMTA yang berminat serta sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti UMPTN tahun 1998 dengan mengikuti bimbingan belajar yang dikelola lembaga-lembaga swasta di Bandung dan di Yogyakarta. AJat pengumpul data sebanyak 15 soal fisika yang diambil dari UMPTN 1993 sampai dengan UMPTN 1997. Agar sesuai dengan fokus penelitian, yakni identifikasi pola pendekatan yang digunakan, maka sebanyak tujuh butir soal yang semula berbentuk pilihan ganda diubah menjadi bentuk uraian dan delapan butir soal tetap berbentuk pilihan ganda namun dilengkapi dengan alasan dalam memilih salah satu alternatif jawaban. Pola pendekatan yang digunakan serta kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan siswa dalam memecahkan soal-soal diidentifikasi melalui lembar jawaban tes uraian. Tes berbentuk pilihan ganda yang dilengkapi dengan alasan, di samping memberikan variasi dalam menjawabnya juga dapat menjaring informasi latar belakang pemahaman konsep-konsep fisika sekaligus kesalahan-kesalahan konsepsi yang terjadi. Selain itu, juga digunakan angket terutama untuk menjaring informasi tentang nama siswa, jenis kelamin, status sekolah asal, rata-rata nilai fisika dalam buku rapor, pengalaman mengikuti UMPTN, hambatan belajar fisika, dan alasan mengikuti bimbingan belajar. Selanjutnya, tingkat keberhasilan siswa dalam pemecahan soal-soal fisika dinyatakan dengan skor total tes yang dicapai.Keberhasilan pemecahan soal fisika menurut Reif (1994), sangat tergantung pada kemampuan siswa dalam mengidentifikasi dan menginterpretasi konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika secara tepat serta mendeskripsikan dan mengorganisasi pengetahuan fisika secara efektif. Reif mengajukan langkah-langkah pokok agar pemecahan soal fisika dapat berjalan efektif, yaitu : analisis soal. penyusunan konstruksi penyelesaian, dan pemeriksaan ulang penyelesaian. Strategi yang diusulkan Reif ini, selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi pola pendekatan yang digunakan siswa dalam memecahkan soal-soal fisika.Berdasarkan pada temuan penelitian dapat disebutkan bahwa pola pendekatan yang digunakan siswa dalam memecahkan soal-soal fisika dapat dikelompokkan menjadi dua. yaitu pola pencekalan dengan analisis soal dan pola pendekaran tanpa analisis soal. Sebanyak \20 --S.S°o) siswa menggunakan pola pendekatan pertama dan sebanyak !H6 >51.2°ot si sua "menggunakan pola pendekatan kedua Ada indikasi kuat | d_ipa__959_808_mundilarto_table_of_content.pdf | d_ipa__959_808_mundilarto_chapter1.pdf | d_ipa__959_808_mundilarto_chapter2.pdf | d_ipa__959_808_mundilarto_chapter3.pdf | d_ipa__959_808_mundilarto_chapter4.pdf | d_ipa__959_808_mundilarto_chapter5.pdf | d_ipa__959_808_mundilarto_bibliography.pdf | d_ipa__959_808_mundilarto_appendix.pdf |
BUDIYANTO | NONE | PENDIDIKAN INKLUSIF BERBASIS BUDAYA PENDIDIKAN LOKAL : Studi Pengembangan Model Pendidikan Inklusif Tingkat Sekolah Dasar Di Kota Surabaya | PPS UPI | Pendidikan Inklusif | Sunaryo Kartadinata, Dedi Supriadi | 2006/05/12 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1231 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Penelitian ini dibangun dari asumsi bahwa dimensi pemberdayaan budaya pendidikan lokal merupakan kunci keberhasilan dalam upaya pengembangan suatu sistem pendidikan manapun. Pendidikan inklusif yang saat ini sedang menjadi isu utama dalam pendidikan khusus, konsep dasarnya dikembangkan dari negara lain yang secara kultural memiliki perbedaan signifikan dengan budaya pendidikan di Indonesia. Tetapi pada sisi lain, pendidikan inklusif yang sarat nilai-nilai moral universal itu merupakan tantangan bagi sistim pendidikan di indonesia yang cenderung segregatif. | d_bp_019832_budiyanto_table_of_content.pdf | d_bp_019832_budiyanto_chapter1.pdf | d_bp_019832_budiyanto_chapter2a.pdf | d_bp_019832_budiyanto_chapter3.pdf | d_bp_019832_budiyanto_chapter4a.pdf | d_bp_019832_budiyanto_chapter5.pdf | d_bp_019832_budiyanto_bibliography.pdf | d_bp_019832_budiyanto_appendix.pdf |
ABDUL | MURAD | STANDAR KUALITAS KOMPETENSI KONSELOR PROPESIONAL : Studi Pengembangan Setandar Kopetensi Di Lingkungan Pakar Konseling Pengaruh Tinggi Negeri dan Konselor SMA Negeri | PPS UPI | Kualitas Kompetensi | Rochman Natawidjaja, Moh Djawad Dahlan | 2005/02/18 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1230 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Banyak ketidakpuasan pengguna layanan konseling ditujukan pada kinerja konselor dan guru pembimbing di lapangan. Penelitian terdahulu umumnya mendukung fenomena tersebut dengan menemukan fakta sebagian orang tua (38%) belum mengakui signifikansi dari eksistensi program BK karena alasan kurang profesionalnya para guru pembimbing dalam menjalankan tugas (Dedi Supriadi, 1990). Melalui studi pendahuluan penulis terhadap guru pembimbing di SMA Negeri IV dan SMA Negeri II di Medan, ditemukan sejumlah besar guru pembimbing yang menunjukkan perilaku kurang profesional dan diketahui bahwa mereka bukan berlatar belakang pendidikan BK, melainkan guru bidang studi yang diserahi tanggung jawab menyelenggarakan BK. Upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru pembimbing tersebut, antara lain melalui seminar, pelatihan. Namun hasilnya belum terukur, karena saat itu belum ada standar kompetensi. Proses perumusan/pemantapan standar masih berlangsung pada konvensi ABKIN X di Semarang tanggal 13-16 April 2005 hingga kini).Untuk mengendalikan mutu layanan konseling, dibutuhkan standar kompetensi untuk mengevaluasi sudah sampai dimana taraf yang dicapai dan seberapa tinggi kinerja yang diharapkan ditingkatkan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk akhir standar kompetensi konselor profesional di Indonesia. Secara khusus, penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti empirik tentang tingkat performansi aktual kompetensi konselor profesional, dan untuk mendeskripsikan tingkat ambang batas (threshold standards level) performansi konselor profesional.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode R & D (Research and Developmenf) yang dikombinasi dengan teknik Delphi dan Benchmarking Study (proses menganalisis informasi performansi aktual dan standar ideal untuk perbaikan kualitas kinerja). Pendekatan R & D serta teknik Delphi diaplikasikan untuk menghasilkan standar akhir kompetensi konselor profesionai di Indonesia, sedangkan studi benchmark digunakan untuk memperoleh informasi empirik tentang tingkat pencapaian minimum yang diharapkan. Subyek penelitian adalah 64 konselor di 12 SMAN dan 30 pakar BK di perguruan tinggi yang diambil secara purposlve sampling di Kota Bandung, Malang, dan Padang. Data penelitian (data performansi aktual konselor dan pendapat pakar tentang kompetensi) dikumpulkan melalui instrumen kuesioner dan pedoman wawancara, dan dianalisis secara statistik nonparametrik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rata-rata (mean), frekuensi, persentase (mencari skor aktual dari skor ideal).Penelitian ini menghasilkan lima temuan, yaitu: (1) tingkat performansi aktual kompetensi konselor profesionai secara keseluruhan berada pada kategori cukup (67.61%); (2) tingkat performansi aktual kompetensi konselor profesional yang berlatar belakang pendidikan BK berada pada tingkat tinggi (70.13%), sedangkan yang berlatar belakang bukan BK berada pada tingkat cukup (63.67%); (3) kategorisasi kompetensi inti, spesifik, bersama serta rasionel pentingnya masing-masing dimensi kompetensi konselor profesional; (4) keadaan standar tingkat ambang batas; (5) standar akhir kompetensi konselor profesional. Temuan di atas bermakna bahwa kualitas kinerja kompetensi konselor profesional seyogianya dibenahi sesuai standar idealnya oleh (LPTK) Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Beberapa rekomendasi ditujukan pada LPTK dan ABKIN, para konselor maupun kepala sekolah dan peneiiti selanjutnya. | d_bp_009868_abdul_murad_table_of_content.pdf | d_bp_009868_abdul_murad_chapter1.pdf | d_bp_009868_abdul_murad_chapter2.pdf | d_bp_009868_abdul_murad_chapter3.pdf | d_bp_009868_abdul_murad_chapter4.pdf | d_bp_009868_abdul_murad_chapter5.pdf | d_bp_009868_abdul_murad_bibliography.pdf | |
LA | MARONTA GALIB | PENERAPAN MODELKONSTRUKTIF PEMBELAJARAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DISEKOLAH DASAR KECIL NEGERI BUNGI : Studi kasus pada pokok bahasan Air utuk Bio-ekologi Konteks sosial budaya masyarakat suku bajo di desa bungin permai Kecamatan Tinanggara Kabupaten Kendari Selawesi tenggara | PPS UPI | SAINS TEKNOLOGI | M. Abdul Kodir, Achmad Huinduan, Sadijah Achmad | 2001/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1229 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah penerapan MKPST dengan Pendekatan STM dan SPM di Sekolah Dasar Kecil (SDK) Negeri Bungin dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa, mendorong perubahan konseptual siswa, menumbuhkan motivasi dan sikap positif siswa bersekolah dan belajar sains, mendorong guru dan/atau siswa berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah keperluan air minum yang sedang dihadapi oleh masyarakat, dan sesuai dengan bio-ekologi dan karakteristik sosial budaya masyarakat suku Bajo.Sementara itu, pertanyaan-pertanyaan khusus dalam penelitian adalah (1) bagaimana pengetahuan awal siswa tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar air dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebelum mereka belajar melalui MKPST dengan Pendekatan STM dan SPM yang diterapkan?; (2) bagaimana hasil belajar siswa tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar air dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari setelah mengikuti kegiatan belajar melalui MKPST dengan Pendekatan STM dan SPM yang diterapkan?; (3) bagaimana perubahan konseptual siswa tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar air dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari setelah mereka belajar melalui MKPST dengan Pendekatan STM dan SPM yang diterapkan?; (4) bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap penerapan MKPST dengan Pendekatan STM dan SPM di SDK Negeri Bungin?; dan (5) faktor-faktor apa yang menjadi kendala, pendukung, dan dampak iringan penerapan MKPST dengan Pendekatan STM dan SPM di SDK Negeri Bungin.Dalam pelaksanaan penelitian digunakan pendekatan Research and Development (R & D), studi kasus khusus, dan metode kualitatrf-deskriptif-analitik. Subjek penelitian adalah 14 orang siswa kelas IV SDK Negeri Bungin. Materi yang diajarkan melalui modui adalah pokok bahasan air dengan titik tolak dan fokus, yaitu: pemecahan masalah keperluan/kelangkaan air minum yang sedang dihadapi oleh masyarakat desa Bungin Permai. Sementara data penelitian dikumpulkan melalui tes, wawancara, dan observasi.Berdasarkan hasil-hasil analisis data ditemukan: (1) pengetahuan awal siswa tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar air dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari secara umum tergolong amat rendah, rata-rata persentase capaian mereka pada tes awal 16,4%; (2) hasil belajar dan/atau | d_ipa_949816_la_maronta_galib_table_of_content.pdf | d_ipa_949816_la_maronta_galib_chapter1.pdf | d_ipa_949816_la_maronta_galib_chapter2a.pdf | d_ipa_949816_la_maronta_galib_chapter3.pdf | d_ipa_949816_la_maronta_galib_chapter4a.pdf | d_ipa_949816_la_maronta_galib_chapter5.pdf | d_ipa_949816_la_maronta_galib_bibliography.pdf | d_ipa_949816_la_maronta_galib_appendix.pdf |
M. | JAMIL YUSUF | MODEL KONSEPTUAL KONSELING ISLAMI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN DAKWAH : Studi Perspektif Konseling Berdasarkan Hakikat Manusia Menurut Ajaran Islam | PPS UPI | Konseptual Konseling | Moh Djawad Dahlan, Achmad Sanusi | 2007/08/10 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1228 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Gerakan bimbingan dan konseling mulai diletaidcan tahun 1880 di Amerika dan telah dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1960-an. Gerakan ini dilandasi oleh prinsip dan nilai-nilai budaya yang rasional dan sekuler dengan orientasi filsafatnya bersifat antroposentris, yang hanya mengakui unsur ragawi, intelektualitas dan lingkungan sebagai penentu utama kepribadian dan perilaku manusia. Manusia sebagai pusat dari segala relasi dengan dunianya dan menjadi penentu ulama nasibnya sendiri, seperti terlihat pada perspektif konseling aliran Psikoanalisis, Behavioristik dan Human istik, di mana manusia dijauhkan dari titik sentral "religiousitas", karena manusia dijadikan fokus dan rasio atau laboratorium sebagai instrumennya. Perspektif ini patut diterima dengan kritis dan waspada, karena ia mengabaikan penjelasan AD ah Swt mengenai hakikat manusia, khususnya unsur ruhani sebagai dimensi khasnya. | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_table_of_content.pdf | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_chapter1.pdf | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_chapter2.pdf | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_chapter3.pdf | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_chapter4a.pdf | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_chapter5a.pdf | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_bibliography.pdf | d_bp_009862_m_jamil_yusuf_appendix.pdf |
MARA | BANGUN HARAPAN | EFEK MODEL PEMBELAJARAN KONTRUKSTIVIS KOGNITIF-SOSIAL DAN NONKONSTRUKTIVIS KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR MAHASISWA PROSRAM S1 PMIPA LPTK-FKIP UNIVERSITAS | PPS UPI | KONTRUKSTIVIS | Achmad A. Hinduan, Utari Sumarno, A. Rusli | 2006/07/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1227 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Disertasi ini merupakan laporan penelitian tentang perbandingan model pembelajaran Konstruktivis Kognitif-Sosial (KKS) dengan model pembelajaran Non Konstruktivis Konvensional (NKK) dalam meningkatkan hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa Program S-l PMIPA LPTK-FKIP Universitas. Model pembelajaran KKS menganut pandangan konstruktivisme kognitif dan sosial dan memuat empat tahap kegiatan, yakni: Invitasi, Eksplorasi, Pengajuan Eksplanasi dan Solusi serta Pengambilan Tindakan. Model pembelajaran KKS dirancang dan disusun oleh peneliti. Model pembelajaran NKK adalah model pembelajaran yang berbentuk proses belajar sebagai rangkaian empat tahap kegiatan: Orientasi, Latihan, Umpan Balik, dan Tindak LanjutMetode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen berbasis desain faktorial 2x2. Hipotesis yang diajukan diuji dengan teknik analisis statistik analisis kovariaiL Penelitian dilakukan di suatu LPTK di Medan. Populasi adalah para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mata kuliah Fisika Dasar di LPTK tersebut Subjek sampel terdiri dari: 58 orang mahasiswa yang berlatar pendidikan A2 SMA dan 55 orang mahasiswa yang berlatar pendidikan Al SMA.Temuan penelitian mengungkapkan bahwa: Mode' pembelajaran KKS signifikan secara statistik (pada p-level = 0,05) le&H baik daripada model pembelajaran NKK dalam meningkatkan: Kemampuan Konkret dan Formal Fisika (KKFF), Konsepsi Saintifik (KS), dan Perubahan Konsepsi Sekitar separuh lebih mahasiswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran KKS dan kurang dari separuh mahasiswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran NKK berhasil mencapai skor KKFF di atas klassifikasi sedang. Sekitar separah mahasiswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran KKS dan jauh kurang dari separuh mahasiswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran NKK berhasil mencapai skor KS di atas klassifikasi sedang Secara total jumlah jenis konsepsi keliru yang muncul dalam kelompok mahasiswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran KKS jauh lebih sedikit daripada jumlah jenis konsepsi keliru yang muncul pada kelompok mahasiswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran NKK. Terungkap pula bahwa sebagian besar para dosen Fisika Dasar di LPTK tempat penelitian tidak mengenal model pembela ran yang didasarkan pada landasan teoretik konstruktivisme, sehingga tidak teqadi pengajaran Fisika Dasar yang baik menurut faham konstruktivisme.Model pembelajaran KKS yang sudah siap pakai sebagai hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai masukan bagi para pengelola mata-mata kuliah Program Bersama Program SI PMIPA LPTK-FKIP Universitas. Disarankan masukan tersebut dimanfaatkan dalam merancang perkuliahan Fisika Dasar yang efektif untuk mencapai maksud/tujuan pelaksanaan Program Bersama Program S-l PMIPA LPTK-FKIP Universitas. Dosen mata kuliah Fisika Dasar yang bertanggung jawab memonitor konsepsi para mahasiswa agar tidak miskonsepsi atau agar tidak memiliki konsepsi keliru, dianjurkan memakai model pembelajaran KKS dalam mengungkap dan mengubah konsepsi keliru para mahasiswa. | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_table_of_content.pdf | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_chapter1.pdf | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_chapter2.pdf | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_chapter3.pdf | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_chapter4.pdf | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_chapter5.pdf | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_bibliography.pdf | d_ipa_949810_mara_bangun_harapan_appendix.pdf |
MURNI | None | MODEL PEMBELAJARAN HOLISTIK DALAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KESEJARAHAN: Suatu Penelitian dan Pengembangan Terhadap Peningkatan Keterampilan Berpikir Kesejarahan Mahasiswa Pendidikan Sejarah di Kota Palembang | PPS UPI | Pembelajaran Holistik | Rochiati Wiriaatmadja, Helius Sjamsuddin, Nana Syaodih Sukmadinata | 2006/07/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1225 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Tantangan dan permasalahan pendidikan IPS khususnya pendidikan sejarah di era global. terus bertambah sementara yang lama belum terselesaikan. Kesulitan yang dihadapi di antaranya adalah rendahnya penghargaan sebagian masyarakat-siswa terhadap penerapan ilmu tersebut yang dianggap hanya pelajaran hapalan fakta-fakta dan kurang menuntut ketrampilan berpikir tahap tinggi (berpikir kesejarahan Salah satu elemen vang berperan dan memiliki posisi strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dosen guru Temuan penelitian menujukan bahwa model pembelajaran sejarah di perguruan tinggi kurang memfasilitasi mahasiswa mengembangkan ketrampilan berpikir kesejarahan Berikutnya memunculkan permasalahan pembelajaran sejarah di jenjang persekolahan, karena hai tersebut tidak terlepas dari bagaimana pengetahuan dan pengalaman belajar calon guru sejarah tersebut dikembangkan di perguruan tinggi. Permasalahan utama penelitian mi adalah bagaimanakah mengembangkan model pembelajaran sejarah yang sesuai dan dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kesetarahan mahasiswa pendidikan sejarah Sejalan dengan permasalahan yang ada. tuiuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa model pembelaiaran seiaruh yang dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kesejarahan mahasiswal nmk mencapai tujuan tersebut, pencarian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan Ada tiga tahapan pokok dalam penelitian ini perencanaan, pengembangan dan pengujian model Berdasarkan hasil studi kepustakaan dan studi lapangan disusunlah draft model pembelajaran, yang kemudian dikembangkan melalui ujicoba secara terbatas dan meluas Pelaksanaan ujicoba model dilakukan dengan metode penelitian undangan Kegiatan pengujian model dilakukan di tiga perguruan tinggi dengan metode kuasi eksperimen. Dari hasil pengujian model ditemukan bahwa model pembelajaran holistik lebih unggul dalam meningkatkan ketrampiian berpikir kesejarahan mahasiswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Secara statistik model pembelajaran holistik diterapkan pada kelompok eksperimen, menunjukkan ketrampilan berpikir kcsejarahannva lebih tinggi dibanding kelompok kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional, dengan harga H sebesar (j.i 1,446 vang memiliki signifikansi lebih kecil dari 0.05 Namun untuk perbedaan kemampuan berpikir kesejarahan antar tiga perguruan tmggi dengan kategori tinggi, sedang dan rendah yang menggunakan model »n secara statistik tidak signifikan pada a = 0.05 (F= 1.048. memiliki signifikansi 0.488) Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran holistik efektif untuk meningkatkan ketrampilan berpikir kesejarahan mahasiswa Temuan penelitian ini memiliki implikasi positif terhadap ftingsrperan dosen, aktivitas dan motivasi belajar sejarah mahasiswa serta penggunaan dokumen primer dalam pembelajaran sejarah, Selain itu mampu menghilangkan sikap saling menyalahkan antara dosen dan mahasiswa yang terkait dengan penyebab rendahnya ketrampilan berpikir kesejarahan yang dimiliki mahasiswa sebelumnya | d_ips_029806_murni_table_oc_content.pdf | d_ips_029806_murni_chapter1.pdf | d_ips_029806_murni_chapter2a.pdf | d_ips_029806_murni_chapter3.pdf | d_ips_029806_murni_chapter4a.pdf | d_ips_029806_murni_chapter5.pdf | d_ips_029806_murni_chapter6.pdf | d_ips_029806_murni_bibliography.pdf |
GUSRIL | KENEDI | MODEL KONSELING PRANIKAH BERORIENTASI PENGEMBANGAN KONSEP DIRI: Studi Kasus Tentang Persiapan Pernikahan Mahasiswa Etnis Minangkabau Di Lain Imam Bonjol Padang | PPS UPI | Konseling Pranikah | Moh Djawad Dahlan, Rochman Natawidjaya | 2005/07/18 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1224 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Rendahnya sumber daya manusia Indonesia disebabkan karena masih lemahnya perhatian terhadap pendidikan anak usia dini. Padahal anak usia dini khususnya anak TK adalah anak yang sedang berada dalam masa perkembangan yang sangat pesat baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, maupun sosial emosional. Kurangnya perhatian terhadap kualitas perkembangan anak usia dini akan berdampak pada rendahnya kualitas anak di masa yang akan datang. Guru di TK memiliki peranan penting dalam membantu tumbuh kembang anak, namun kenyataannya guru masih belum mampu melakukan fungsinya, diantaranya masih ada guru yang menuntut anak untuk bisa membaca, menulis, berhitung sebelum anak masuk sekolah dasar, guru terlalu menuntut anak untuk mengikuti apa yang diperintahkan, guru terlalu bersikap teacher center, kurang memberi kesempatan kepada anak untuk mengesplorasi, mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Untuk membantu meningkatkan perkembangan anak maka guru perlu berperan sebagai pembimbing. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model bimbingan perkembangan di TK. Penemuan model bertolak dari karakteristik, kebutuhan, dan potensi anak, kondisi aktual layanan bimbingan di TK, serta model bimbingan yang ideal berdasarkan konsep-konsep bimbingan. Penelitian dilakukan melalui strategi penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan metode survey, penelitian tindakan dan eksperimen. Hasil penelitian ini berupa model bimbingan perkembangan yang di dalamnya berisi: visi misi bimbingan, kebutuhan anak TK, kompetensi anak TK, tujuan layanan bimbingan, ruang lingkup layanan, dukungan sistem, dan program operasional bimbingan perkembangan di TK.Dari hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru TK untuk dapat menerapkan layanan bimbingan perkembangan. Bagi pembina dan pengelola TK diharapkan memberikan perhatian besar terhadap perkembangan anak dan dapat melakukan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan layanan bimbingan di TK. Bagi perguruan tinggi penyelenggara pendidikan guru TK diharapkan memberikan dasar-dasar keilmuan, pengetahuan praktis dan keterampilan dalam memberikan layanan bimbingan, khususnya bimbingan perkembangan kepada para mahasiswa calon guru TK. Guru perlu meningkatkan kualifikasi pendidikan menjadi St dan dilengkapi kemampuan melakukan bimbingan secara lebih memadai. Guru perlu melakukan kolaborasi dengan orang tua untuk bersama-sama memberikan layanan yang sesuai dengan perkembangan anak. Bagi penelitian lebih lanjut dapat memasukkan aspek keagamaan sehingga hasil penelitian dapat lebih komprehensif | d_bp_009853_gusril_kenedi_table_of_content.pdf | d_bp_009853_gusril_kenedi_chapter1.pdf | d_bp_009853_gusril_kenedi_chapter2.pdf | d_bp_009853_gusril_kenedi_chapter3.pdf | d_bp_009853_gusril_kenedi_chapter4a.pdf | d_bp_009853_gusril_kenedi_chapter5.pdf | d_bp_009853_gusril_kenedi_bibliography.pdf | d_bp_009853_gusril_kenedi_appendix.pdf |
ANNA | RATNA WULAN | PEMBEKALAN KEMAMPUAN PERFORMANCE ASSESSMENT KEPADA CALON GURU BIOLOGI DALAM MENILAI KEMAMPUAN INQUIRI | PPS UPI | PERFORMANCE ASSESSMENT | Nuryani Y. Rustaman, Dadi Setiadi, Asmawi zainul | 2007/03/10 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1223 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Studi kualitatif untuk mendeskripsikan tentang pembekalan performance assessment kepada calon guru biologi difokuskan pada pembelajaran keanekaragaman hayati. Penelitian yang melibatkan 151 orang calon guru biologi dari dua angkatan berbeda dan lima orang guru pamong dilakukan di LPTK (UPI) dan empat SMP tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa. Penelitian tentang pembekalan performance assessment difokuskan pada perkuliahan evaluasi pendidikan, dilanjutkan pada perkuliahan perencanaan pengajaran dan pelaksanaan PPL di sekolah. Penelusuran dilakukan terhadap pengalaman calon guru dalam mengikuti kegiatan inquiry dan asesmen di LPTK Pengumpulan data dilakukan melalui: 1) 364 task dan rubrik calon guru; 2) 851 rencana pelajaran (renpel) calon guru, terdiri atas 260 renpel untuk studi pendahuluan dan 591 renpel untuk studi utama; 3) pengisian angket; 4) wawancara; 5) observasi kinerja; 6) analisis 43 silabus perkuliahan di LPTK; 7) studi dokumentasi; dan 8) tes penguasaan konsep keanekaragaman hayati. Analisis data penelitian dilakukan secara kualitatif dan dengan bantuan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil calon guru yang menggunakan performance assessment untuk menilai pembelajaran keanekaragaman hayati. Penggunaan performance assessment oleh calon guru ditemukan tidak berkaitan dengan kemampuan mereka dalam membuat performance assessment, tetapi berkaitan dengan penghargaan dosen. Task dan rubrik yang dibuat calon guru untuk matakuliah perencanaan pengajaran pada umumnya tidak menunjukkan karakteristik biologi, bahkan karakteristik sains. Para calon guru mengalami kesulitan dalam membuat rubrik analitis dan memadukan materi keanekaragaman hayati dengan kemampuan inquiry sebagai satu kesatuan content. Secara umum pembekalan performance assessment di LPTK belum memadai karena kurangnya latihan dan kurangnya kesinambungan pembinaan di antara matakuliah yang relevan. Sebagian besar perkuliahan di LPTK ditemukan kurang dapat menjadi model bagi calon guru tentang praktek performance assessment untuk menilai kemampuan inquiry. Lemahnya pemberdayaan kolaborasi antara dosen pembimbing PPL dan guru pamong diduga menjadi penyebab para calon guru biologi di sekolah lebih mengikuti asesmen tradisional yang biasa dilakukan oleh guru pamong. | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_table_of_content.pdf | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_chapter1.pdf | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_chapter2.pdf | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_chapter3.pdf | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_chapter4a.pdf | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_chapter5.pdf | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_bibliography.pdf | d_ipa_049772_ana_ratna_wulan_appendixa.pdf |
TUMISEM | NONE | PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN BERBASIS EKOLOGI PERAIRAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN LITERASI LINGKUNGAN DAN KONSERVASI MELALUI KEPRAMUKAAN DISEKOLAH DASAR | PPS UPI | EKOLOGI | achmad Munandar, Anna Poedjaji, Nursid Sumaatmadja | 2007/09/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1222 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Aktivitas-aktivitas manusia memanfaatkan sumberdaya lingkungan perairan dan hutan bakau sering melanggar peraturan yang ada, sebagai konsekwensinya terjadi penurunan sumberdaya lingkungan perairan dan kualitas lingkungan. Kerusakan lingkungan ini meningkat dengan adanya pencemaran dari aktivitas industri di sekitarnya. Saat ini pengelolaan lingkungan yang diterapkan pemerintah dengan undang-undang pidana terberat tidak mampu mengurangi kerusakan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih rendah. Oleh karena itu perlu dikembangkan literasi lingkungan dan tindakan konservasi sejak dini melalui program pendidikan lingkungan di sekolah dasar. Program pendidikan lingkungan yang dikembangkan secara kontinu dapat dikembangkan melalui pendidikan yang melekat dengan pendidikan formal yaitu ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang banyak beraktivitas di lingkungan alam adalah Pramuka. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi dan mengembangkan materi program, kemudian mengintegrasikannya ke dalam sasaran, prinsip, dan metode Pramuka terkait dengan materi bidang studi di sekolah dasar. Tujuan akhir penelitian ini adalah pengembangan literasi lingkungan yang menantang, menyenangkan dan menarik peserta didik serta tindakan konservasi. Kemudian menghasilkan program pendidikan lingkungan yang efektif dan efisien. Metode yang digunakan adalah research and development dengan alplikasi model pembelajaran adalah Experimental Design Control Group Pretest-postest. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan: lembar observasi, angket skala sikap dan tanggapan, lembar penilaian LKS dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) materi pendidikan lingkungan ada dalam ruang lingkup kajian pembelajaran IPA dan IPS terutama dalam biologi dan geografi. Identifikasi materi program dikembangan dengan metode dikotomi; 2) materi pendidikan lingkungan yang dikembangkan dapat diintegrasikan dalam sasaran, metode, dan prinsip-prinsip Pramuka. Materi tersebut juga dapat diintegrasikan ke dalam berbagai materi pembelajaran bidang studi di Sekolah Dasar; 3) program pendidikan lingkungan yang efektif dan efisien dikembangkan melalui keijasama pendampingan pembina antar instansi terkait, 4) program pendidikan lingkungan mampu meningkatkan literasi lingkungan pada diri individu; 5) program pendidikan lingkungan yang dilaksanakan rfidmpu mengembangkan konservasi di area mangrove, serta 6) program yang dilaksanakan melalui Pramuka menantang, menyenangkan, menarik dan membantu mempeijelas materi pembelajaran di kelas. Keunggulan program ini adalah: 1) dapat mengaktifkan dan memotivasi kegiatan Pramuka, 2) membantu mengembangkan pembelajaran terpadu dan muatan lokal, 3) dapat diimplementasikan pada sekolah dasar yang memiliki karakteristik, kasus, isu-isu dan permasalahan lingkungan yang sama. | d_ipa_049735_tumisem_table_of_content.pdf | d_ipa_049735_tumisem_chapter1.pdf | d_ipa_049735_tumisem_chapter2.pdf | d_ipa_049735_tumisem_chapter3.pdf | d_ipa_049735_tumisem_chapter4.pdf | d_ipa_049735_tumisem_chapter5.pdf | d_ipa_049735_tumisem_bibliography.pdf | d_ipa_049735_tumisem_appendix.pdf |
NANCY | SUSIANA | PROGRAM PEMBELAJARAN KIMIA TENTANG MENUMBUHKAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMA | PPS UPI | WIRAUSAHA | Liliasari, Achmad Hinduan, Buchari Alma | 2007/06/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1221 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu | Pada saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi masalah yang berhubungan dengan banyaknya pengangguran kaum muda. Pengangguran terutama teijadi karena ketidakmampuan kaum muda untuk menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu, kaum muda perlu dibekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap wirausaha. Pendidikan IPA khususnya pembelajaran kimia pada saat ini diharapkan dapat memberi bekal bagi siswa yang akan melanjutkan sekolah maupun yang tidak melanjutkan sekolah. Berdasarkan pemikiran di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah "Bagaimana karakteristik dan efektivitas program pembelajaran kimia yang dapat menumbuhkan sikap wirausaha siswa SMA?" Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: mendapatkan karakteristik dan efektitivitas program pembelajaran kimia yang dapat menumbuhkan sikap wirausaha, pengetahuan konsep, dan kreativitas siswa. Disain penelitian yang digunakan mengacu pada desain Research and Development (R&D Design) dengan melibatkan 73 siswa SMA. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket, tes, lembar penilaian, wawancara, dan catatan lapangan. Data hasil penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif yang diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan pada penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) program pembelajaran ini terdiri dari kegiatan laboratorium, tatap muka, pembuatan produk, presentasi, pembuatan peta pikiran dan tes tertulis. Kegiatan ini dapat meningkatkan sikap kepemimpinan, percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berorientasi pada masa depan, pengambilan resiko, dan keorsinilan. Penilaian dalam proses pembelajaran ini dilakukan oleh diri sendiri (self assessment), teman (peer asssessment), dan guru (teacher assessment)', b) program pembelajaran ini dapat menumbuhkan sikap wirausaha siswa, penguasaan konsep kimia, dan dapat meningkatkan kreativitas siswa; c) program ini mendapat tanggapan positif dari guru dan siswa; d) kendala dalam mengimplementasikan program ini adalah membutuhkan waktu yang lebih banyak pada kegiatan belajar mengajar dan pada saat menganalisis nilai siswa. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan: a) pada kegiatan pembuatan peta pikiran, sebaiknya dilakukan secara individual; b) kegiatan promosi diperluas lagi sehingga siswa memperoleh pandangan yang lebih rinci tentang kebutuhan masyarakat; c) perlu penelitian lebih lanjut, apakah program pembelajaran ini dapat dilakukan pada kelas yang lebih rendah pada pelajaran kimia, fisika dan biologi; d) perlu penelitian lebih lanjut di pelbagai daerah misalnya daerah pegunungan, pantai agar produk yang dihasilkan benar-benar memanfaatkan sumber alam di daerahnya masing-masing. | d_ipa_049733_nancy_susianna_table_of_content.pdf | d_ipa_049733_nancy_susianna_chapter1.pdf | d_ipa_049733_nancy_susianna_chapter2.pdf | d_ipa_049733_nancy_susianna_chapter3.pdf | d_ipa_049733_nancy_susianna_chapter4a.pdf | d_ipa_049733_nancy_susianna_chapter5.pdf | d_ipa_049733_nancy_susianna_bibliography.pdf | d_ipa_049733_nancy_susianna_appendix.pdf |
ERNAWULAN | SYAODIH | MODEL BIMBINGAN PERKEMBANGAN DI TAMAN KANAK-KANAK : Di Kembangkan Berdasarkan tentang Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak Di Kota Bandung | PPS UPI | Bimbingan Perkembangan | Rochman Natawidjaya, Sunaryo Kartadinata | 2007/08/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1220 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Rendahnya sumber daya manusia Indonesia disebabkan karena masih lemahnya perhatian terhadap pendidikan anak usia dini. Padahal anak usia dini khususnya anak TK adalah anak yang sedang berada dalam masa perkembangan yang sangat pesat baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, maupun sosial emosional. Kurangnya perhatian terhadap kualitas perkembangan anak usia dini akan berdampak pada rendahnya kualitas anak di masa yang akan datang. Guru di TK memiliki peranan penting dalam membantu tumbuh kembang anak, namun kenyataannya guru masih belum mampu melakukan fungsinya, diantaranya masih ada guru yang menuntut anak untuk bisa membaca, menulis, berhitung sebelum anak masuk sekolah dasar, guru terlalu menuntut anak untuk mengikuti apa yang diperintahkan, guru terlalu bersikap teacher center, kurang memberi kesempatan kepada anak untuk mengesplorasi, mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Untuk membantu meningkatkan perkembangan anak maka guru perlu berperan sebagai pembimbing. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model bimbingan perkembangan di TK. Penemuan model bertolak dari karakteristik, kebutuhan, dan potensi anak, kondisi aktual layanan bimbingan di TK, serta model bimbingan yang ideal berdasarkan konsep-konsep bimbingan. Penelitian dilakukan melalui strategi penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan metode survey, penelitian tindakan dan eksperimen. Hasil penelitian ini berupa model bimbingan perkembangan yang di dalamnya berisi: visi misi bimbingan, kebutuhan anak TK, kompetensi anak TK, tujuan layanan bimbingan, ruang lingkup layanan, dukungan sistem, dan program operasional bimbingan perkembangan di TK. Dari hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru TK untuk dapat menerapkan layanan bimbingan perkembangan. Bagi pembina dan pengelola TK diharapkan memberikan perhatian besar terhadap perkembangan anak dan dapat melakukan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan layanan bimbingan di TK. Bagi perguruan tinggi penyelenggara pendidikan guru TK diharapkan memberikan dasar-dasar keilmuan, pengetahuan praktis dan keterampilan dalam memberikan layanan bimbingan, khususnya bimbingan perkembangan kepada para mahasiswa calon guru TK. Guru perlu meningkatkan kualifikasi pendidikan menjadi St dan dilengkapi kemampuan melakukan bimbingan secara lebih memadai. Guru perlu melakukan kolaborasi dengan orang tua untuk bersama-sama memberikan layanan yang sesuai dengan perkembangan anak. Bagi penelitian lebih lanjut dapat memasukkan aspek keagamaan sehingga hasil penelitian dapat lebih komprehensif. | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_table_of_content.pdf | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_chapter1.pdf | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_chapter2.pdf | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_chapter3.pdf | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_chapter4.pdf | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_chapter5.pdf | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_bibliography.pdf | d_bp_009829_ernawulan_syaodih_appendix.pdf |
AGUS | SUYATNA | PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN IPBA UNTUK CALON GURU | PPS UPI | IPBA | Achmad A. Hinduan, Bayong Tjasyono, Dhani Hendiwijaya | 2007/01/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1219 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini bertujuan mengembangkan suatu program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) bagi calon guru yang sesuai dengan hakikat physical science sehingga dirasakan hidup dan bermakna untuk diterapkan pada pembelajaran Bumi dan Aiam Semesta di SMP/MTs atau SM A/M A kelak. Tahap pengembangan penelitian ini menggunakan metode Education Research and Development dan tahap validasi menggunakan metode eksperimen dengan desain Pretest-posttest Control Group Design. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar, wawancara, angket dan lembar observasi. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu Program Pendidikan IPBA untuk calon guru SMP/MTs atau SMA/MA yang akan mengajar bahan kajian Bumi dan Alam Semesta. Program pendidikan yang dihasilkan mencakup kompetensi (pengetahuan esensial IPBA) dan cara mengajarkan EPBA. Program pendidikan yang dikembangkan telah mengalami pengujian dari aspek: (1) kebutuhan untuk bekal mengajar topik-topik Bumi dan Alam semesta di SMP/MTs atau SMA/MA, (2) relevansi, (3) adekuasi, dan (4) kesahihan materi ajar. Sedangkan Program pembelajaran IPBA secara physical science telah teruji efektivitasnya ditinjau dari lima aspek yaitu: (1) teijadi peningkatan pengetahuan IPBA yang signifikan, (2) lebih unggul dalam meningkatkan pengetahuan IPBA dibandingkan dengan program reguler yang menggunakan metode ceramah, presentasi mahasiswa, dan diskusi, (3) dapat menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan proses sains, (4) menumbuhkan nilai dan sikap seperti ketekunan, kerjasama, perhatian dan antusias, tanggung jawab, keija keras, menghargai pendapat, (5) menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan merancang LKS untuk pembelajaran bahan kajian Bumi dan Alam Semesta di SMA/MA atau SMP/MTs. Disarankan dosen melaksanakan perkuliahan IPBA bagi calon guru secara physical science dan mengintegrasikan perkuliahan dengan pengembangan kemampuan merencanakan pembelajaran di SMP dan SMA. | d_ipa_049702_agus_suyatna_table_of_content.pdf | d_ipa_049702_agus_suyatna_chapter1.pdf | d_ipa_049702_agus_suyatna_chapter2.pdf | d_ipa_049702_agus_suyatna_chapter3.pdf | d_ipa_049702_agus_suyatna_chapter4.pdf | d_ipa_049702_agus_suyatna_chapter5.pdf | d_ipa_049702_agus_suyatna_bibliography.pdf | d_ipa_049702_agus_suyatna_appendixa1.pdf |
DEDI | SUPRIADI | KREATIVITAS DAN ORANG-ORANG KREATIF DALAM LAPANGAN KEILMUAN : Profil Kehidupan Dan Pisikologis Para Ilmuan Yunior dan Senior Di Indonesia Serta Implikasinya Bagi Pendidikan dan Bimbingan | PPS UPI | Kreativitas | Achmad Sanisi, Soeparjo R Adikusumo | 1989/05/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1218 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Manusia yang kreatif dan inovatif adalah dua di antara lebih dari dua puluh sifat manusia Indonesia yang berkualitas menurut Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1968, yang seyogyanya dikembangkan melalui pendidikan. Bagaimanakah amanat rakyat tersebut diwujudkan? Apakah yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan untuk menghasilkan manusia yang kreatif dan inovatif? Mengapa kedua sifat tersebut perlu dikembangkan? Benarkah keduanya dapat dikembangkan melalui intervensi-intervensi sistematis pendidikan? Demikianlah rangkaian pertanyaan muncul.Satu hal yang jelas, bahwa dunia pendidikan tidak dapat mengelak dari tugas itu. Sebagai sektor yang paling strategis peranannya dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dituntut untuk mampu merangsang kreativitas (termasuk di dalamnya inovasi) para peserta didik. Bahkan, jika ditempatkan dalam konteks perkembangan kebudayaan [dan peradaban sebagai wujud fisiknya], inti dari misi kesejarahan pendidikan tersimpul dalam kreativitas. Melalui kreativitas itulah manusia memberikan isi, bobot, makna, dan corak terhadap kehidupannya; sebab gerak kehidupan ini sendiri mengimplikasikan kreativitas. Dalam kaitan ini pulalah terletak raisan d'etre dari pendidikan untuk pengembangan kreativitas, baik melalui jalur formal, nonformal, maupun informal.Benar, ada yang skeptis terhadap kemampuan dunia pendidikan untuk menjangkau kreativitas, karena kreativitas dianggap sebagai suatu hal yang terjadi semata-mata karena kebetulan. Anggapan yang cenderung pesimistis dan bahkan fatalistis ini memandang bahwa | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_table_of_content.pdf | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_chapter1.pdf | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_chapter2.pdf | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_chapter3.pdf | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_chapter4.pdf | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_chapter5.pdf | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_bibliography.pdf | d_bp_641-b-xviii-10_dedi_supriadi_appendix.pdf |
NY | SAYEKTI PUJOSUWARNO | MAKNA INTERAKSI ANTAR ANGGOTA KELUARGA DI PANDANG DARI SUDUK KONSELING KELUARGA : Studi Kasus Terhadap Propil Kehidupan keluarga Di Yogyakarta | PPS UPI | Makna Interaksi | Achmad Sanusi, Sudjana | 1991/02/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingsn Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1217 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini mengenai problem-problem kehidupan keluarga, dan dilakukan dengan bertitik tolak pada asumsi bahwa perubahan dalam masyarakat yang makin luas, makin cepat, makin besar pengaruhnya terhadap kehidupan. Perubahan dahsyat itu dapat mempunyai pengaruh secara positif maupun negatif. Setidak-tidaknya membawa ketidakpastian bagi eksistensi dari fungsi keluarga sebagai pilar utama masyarakat dan ketahanan nasional kita. Dalam menghadapi keadaan yang demikian, bagaimanapun, semua itu menjadi tanggung jawab kita atau setiap anggota keluarga untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat pada umumnya dan dalam keluarga pada khususnya. Masalah yang diteliti berkisar pada pertanyaan tentang: "Apa makna interaksi antaranggota keluarga?" meliputi makna dari nilai-nilai yang terlibat dalam interaksi itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna pendidikan dari interaksi-interaksi antara anggota keluarga dari sudut pandang konseling keluarga. Penelitian dilaksanakan dengan studi kasus melalui pendekatan kualitatif naturalistik. Peneliti melakukan pengamatan partisipatif dan wawancara mendalam ter-* hadap dua keluarga yang tinggal di Yogyakarta. | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_table_of_content.pdf | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_chapter1.pdf | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_chapter2.pdf | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_chapter3.pdf | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_chapter4.pdf | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_chapter5.pdf | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_bibliography.pdf | d_bp_621-b-xviii-10_ny_sayekti_pujosuwarno_appendix.pdf |
MAX | G. RUINDUNGAN | MODEL BIMBINGAN PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUM : Hasil Studi Kuasi Eksperimentai, Upaya Bantuan Pengembangan Kemampuan Berpikir Kereatif Dan Sikap Kreatip Dasa Siswa SMUK Dago Bandung | PPS UPI | Peningkatan Kreativitas | Achmad Sanusi, M Djawad Dahlan | 1996/03/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1216 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu |
Salah satu dimensi kemampuan peserta didik yang dianggap sebagai faktor penggerak dan pengembang keseluruhan kompetensi dan mutu kinerja ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni adalah kreativitas. Oleh karena itu merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari, bahkan dianggap sebagai agenda strategis untuk menempatkan upaya pengembangan kreativitas remaja dalam adegan sekolah sebagai pusat perhatian kegiatan pendidikan dan bimbingan.Dalam kenyataannya, perhatian formal dalam kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Menengah Umum (SMU) cenderung memberi penekanan semata kepada pengembangan kemampuan ber-fikir konvergen. Masih kurang perhatian kepada upaya bantuan yang terencana dan sistematis untuk mengembangkan kemampuan berfikir divergen, dan kreatif. Di segi lain, penafsiran dan praktek bimbingan di sekolah lebih dititikberatkan kepada fungsi pencegahan (preventive) dan penanganan (curative) masalah. Masih kurang perhatian kepada praktek bimbingan yang menekankan fungsi pengembangan (developmental) diri siswa.Dalam upaya revitalisasi peran dan fungsi bimbingan kepada pengembangan kemampuan potential siswa secara lebih optimal, maka masalah yang dihadapi adalah dapatkah dikembangkan satu model pelayanan bimbingan sebagai kegiatan al- | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_table_of_content.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_chapter1.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_chapter2.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_chapter3.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_chapter4.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_chapter5.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_bibliography.pdf | d_bp_574-b-xvii-9_max_g._ruindungan_appendix.pdf |
DEWI | SUHARTINI | PEMANFAATAN E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SEJARAH: Studi Eksperimen di SMA Negri Kota Bogor | PPS UPI | Pemanfaatan E-learning | Hamid Hasan, Ishak Abdulhak, Munir | 2007/04/02 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1215 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini adalah mengenai pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran Sejarah. Tujuannya untuk membuktikan apakah melalui e-learning, minat dan hasil belajar Sejarah peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor menjadi lebih baik, dibanding dengan model pembelajaran tradisional yang selama ini digunakan-Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan pada peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kota Bogor dengan menggunakan quasi eksperimen berbentuk disain Nonequivalent (Pretest and Postest) Control Group Design. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik yang belajar Sejarah melalui e-learning memiliki minat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, secara signifikan pada p<0,05. Demikian pula hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding hasil belajar peserta didik di kelas kontrol secara signifikan pada p<0,05. Status sosial ekonomi bukan merupakan korelat signifikan terhadap minat dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Sejarah. Korelat yang signifikan terhadap minat dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Sejarah melalui e-leaming adalah kemampuan peserta didik dalam menggunakan komputer pada p<0,05. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran Sejarah mempengaruhi minat peserta didik dalam mempelajari Sejarah dan hasil pembelajaran Sejarah secara bermakna | d_ips_029734_dewi_suhartini_table_of_content.pdf | d_ips_029734_dewi_suhartini_chapter1.pdf | d_ips_029734_dewi_suhartini_chapter2.pdf | d_ips_029734_dewi_suhartini_chapter3.pdf | d_ips_029734_dewi_suhartini_chapter4.pdf | d_ips_029734_dewi_suhartini_chapter5.pdf | d_ips_029734_dewi_suhartini_bibliography.pdf | d_ips_029734_dewi_suhartini_appendix.pdf |
LATISMA | DJ | PENGENALAN MATERI PENGAJARAN KIMIA DISEKOLAH DASAR | PPS UPI | PENGAJARAN KIMIA | M. Abdul Kodir, Achmad Huinduan, Sadijah Achmad | 2001/09/03 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1214 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Tujuan pendidikan sains di sekolah dasar yang dicantumkan dalam kurikulum mengarah pada pengenalan lingkungan untuk kepentingan kehidupan siswa sehari-hari. Kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang banyak hubungannya dengan kegiatan manusia sehari-hari Dalam rangka ikut mengupayakan agar tujuan pendidikan sains seperti yang diinginkan kurikulum dapat tercapai, telah dilakukan penelitian untuk mempelajari kemungkinan mengajarkan materi pengajaran kimia di sekolah dasar.Pokok bahasan yang dicoba ajarkan adalah udara dan air karena pokok bahasan tersebut sudah ada dalam kurikulum sekarang ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengetahuan awal siswa tentang udara dan air, (2) sejauh mana teori didaktik reduksi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pengajaran kimia dengan pokok bahasan udara dan air, (3) apakah metode percobaan yang diberikan dapat memberi kemudahan kepada siswa dalam mempelajari pokok bahasan udara dan air, (4) sejauh mana guru sekolah dasar dapat menerima jika materi pengajaran kimia diberikan di sekolah dasar dan (5) bagaimana bentuk pengajaran sains yang memungkinkan untuk siswa sekofah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV di dua sekolah dasar di Padaiarang, Bandung. Kepada siswa diperkenalkan konsep-konsep kimia yang banyak ditemukan dalam kehidupan siswa sehari-hari yang dirasa perlu untuk diketahui siswa, menggunakan metode percobaan dengan alat-alat yang sederhana dan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Digunakan beberapa instrumen penelitian yaitu (1) kuesioner untuk guru, (2) satuan pelajaran, (3) tes hasil belajar dan (4) kuesioner untuk siswa. Jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada guru mengatakan bahwa materi pengajaran kimia perlu dan dapat diajarkan di sekolah dasar, perlu penerapan metode mengajar yang bervariasi agar dapat menimbulkan suasana yang tidak membosankan dan juga menjangkau lebih banyak sisi kebutuhan siswa. Tes hasil belajar memperlihatkan bahwa terjadi perubahan yang signifikans pada pemahaman konsep siswa. Dari kuesioner yang diberikan pada siswa terlihat bahwa siswa tertarik untuk belajar kimia, karena percobaan yang diberikan banyak berhubungan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Percobaan yang menarik bagi siswa adalah percobaan yang berhubungan dengan perubahan yang terjadi seketika, (reaksinya cepat) dan dapat dilihat secara fisik (misalnya perubahan warna) Metode percobaan merupakan metode yang efektif untuk mengajarkan sains di sekolah dasar. Metode percobaan berkelompok yang terdiri atas empat sampai enam orang setiap kelompok akan lebih efektif Dari pengamatan pada waktu siswa melakukan percobaan terlihat bahwa dengan melakukan percobaan, ada sikap dan sifat positif dari siswa yang dapat dikembangkan seperti sifat peduli, tolerans, bertanggung jawab, dapat bekerja sama, dan dapat mengurangi sedikit demi sedikit sifat yang kurang baik seperti sifat egosentris Dari temuan penelitian dan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa materi pengajaran kimia dapat diajarkan pada siswa sekolah dasar. Dengan memasukkan konsep-konsep kimia yang berhubungan dengan masalah yang sering ditemukan dalam kehidupan siswa sehari-hari ke dalam materi pengajaran sains diharapkan tujuan pendidikan sains yang diinginkan kurikylum dapat tercapai. | d_ipa_040808_latisma_dj_table_of_content.pdf | d_ipa_040808_latisma_dj_chapter1.pdf | d_ipa_040808_latisma_dj_chapter2.pdf | d_ipa_040808_latisma_dj_chapter3.pdf | d_ipa_040808_latisma_dj_chapter4.pdf | d_ipa_040808_latisma_dj_chapter5.pdf | d_ipa_040808_latisma_dj_bibliography.pdf | d_ipa_040808_latisma_dj_appendix.pdf |
A.E | SINOLUNGAN | PENGARUH KELUARGA DIDALAM MASALAH KECENDERUNGAN NAKAL SISWA REMAJA PADA SMA-SMA MANADO | PPS UPI | Masalah Kecenderungan | Sikun Pribadi, Sumadi Suryabrata | 1979/09/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan Dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1213 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Juvenile delinquency is a complex problem through the ages, and the tendencies toward delinquency basically appears, to a great extent, to be influenced by and learned simultaneously from the environment. The primary environment is the family. Within the family the adolescent ie interacting mainly with his parents, but in many cases also with other family members. obtains the material of values from his environment, moving from heteronomous to autonomous morality. When the socialization process of the Ego strength and the Superego does not develop adequately, it tends to create more opportunities for the adolescent to act delinquency. The tendencies toward delinquency and the actual delinquent behavior are partly related to the psycho sexual aspects of personality development at various phases during childhood, and also to the choice of libidinal object. The environment may facilitate or hamper the a-chievement of excellence, which in turn may influence the formation of morality. To be sure if the moral norms are inconsistently experienced they may induce the development of tendencies toward delinquency. In a complex pattern of social interactions the adolescent may not be able to acquire his self identity. In the process of social inter -action various physical conditions may contribute to the tendency toward delinquency | d_bp_107-a10_a._e._sinolungan_table_of_content.pdf | d_bp_107-a10_a._e._sinolungan_chapter1.pdf | d_bp_107-a10_a._e._sinolungan_chapter2.pdf | d_bp_107-a10_a._e._sinolungan_chapter4.pdf | d_bp_107-a10_a._e._sinolungan_chapter5.pdf | d_bp_107-a10_a._e._sinolungan_bibliography.pdf | d_bp_107-a10_a._e._sinolungan_appendix.pdf | |
M.D | DAHLAN | CIRI-CIRI KEPRIBADIAN SISWA SPG NEGERI DI JAWA BARAT DIKAITKAN DENGAN SIKAPNYA TERHADAP JABATAN GURU | PPS UPI | Kepribadian Siswa Spg | Achmad Sanusi, Sudjana | 1982/02/04 | 2013/01/07 | Disertasi | Bimbingan dan Konseling | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1212 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | The graduates of a teacher training school (Sekolah Pendidikan Guru : SPG) are required to perform their competencies when they start their Job as kindergarten or primary school teachers- i.e. to implement successfully the formal existing school curriculum. To meet those requirements therefore the SPG graduates should have the appropriate behavioral characteristic evidenced by related knowledge, skills, certain personality traits,and positive attitudes toward the teaching job.The present study is aimed at analyzing the relationship between two groups of these supporting personality variables and their attitudes toward their prospective job. According to the present study, the personality profile (provided by the EPPS) of the students at the public SPG's in West Java, seemed to show the tendency of; (l) high intensity for working orderly (n-rorder), working cooperatively with othe people (n-affiliation), and participating in the activities involving different sexes (n-heterosexuality); (2) moderate intensity for working seriously for personal achieveroant (n-aehievement), making their own decision autonomously (n-autonomy), and responsive to and accepting change and reform (n-change);(3) very | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_table_of_content.pdf | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_chapter1.pdf | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_chapter2.pdf | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_chapter3.pdf | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_chapter4.pdf | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_chapter5.pdf | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_bibliography.pdf | d_bp_019-a14_m._d._dahlan_appendix.pdf |
TUKIRAN | None | EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS PORTOFOLIO: Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto | PPS UPI | Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan | Endang Sumantri, Sudadja Adiwikarta, Mohamad Zen | 2005/05/08 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1211 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tangggapan terhadap pembelajaran PKn, sikap demokratis, akhlak, tangggapan terhadap pentingnya integritas nasional, kesadaran sikap tentang hak dan kewajiban warga negara, tanggapan tentang HAM, hasil belajar PKn, hasil pembelajaran PKn terhadap peningkatan kualitas mahasiswa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sikap sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan PKn dengan model pembelajaran berbasis portofolio dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan PKn dengan model pembelajaran konvensional pada mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto semester gasal tahun akademik 2004-2005. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto semester gasal tahun akademik 2004-2005, yang mengontrak matakuliah PKn, yang berjumlah 44 mahasiswa, yang secara acak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen 22 mahasiswa dan kelompok kontrol 22 mahasiswa. Pengumpulan data yang digunakan sebagai metode utama adalah angket, observasi dan tes, sedangkan studi dokumentasi sebagai metode pelengkap. Prosedur dan teknik analisis data dengan statistik t-test, Anova dan regresi menggunakan SPSS versi 10.0.Temuan penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan tangggapan terhadap pembelajaran PKn, sikap demokratis, akhlak, tangggapan terhadap pentingnya integritas nasional, kesadaran tentang hak dan kewajiban warga negara, tanggapan terhadap HAM, hasil belajar PKn, antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan PKn dengan model pembelajaran berbasis portofolio dengan model pembelajaran konvensional pada mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto semester gasal tahun akademik 2004-2005. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis portofolio terbukti lebih efektif, lebih baik, dan lebih produktif daripada metode pembelajaran konvensiona | d_ips_029703_tukiran_table_of_content.pdf | d_ips_029703_tukiran_chapter1.pdf | d_ips_029703_tukiran_chapter2.pdf | d_ips_029703_tukiran_chapter3.pdf | d_ips_029703_tukiran_chapter4.pdf | d_ips_029703_tukiran_chapter5.pdf | d_ips_029703_tukiran_bibiliography.pdf | d_ips_029703_tukiran_appendix.pdf |
AHMAD | BASRI NUR SIKUMBANG | MODEL KLARIFIKASI RABA-DENGAR SEBUAH MODEL PENGAJARAN BAHASA INDONESIA YANG BERMAKNA BAGI TUNANETRA | PPS UPI | Pengajaran Bahasa | Ahmad Selamet Harjasujana, Js Badudu | 2001/08/08 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Bahasa Indonesia | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1210 | digilib.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu | Tujuan studi ini adalah menemukan model pengajaran bahasa Indonesia yang bermakna bagi tunanetra, yaitu "MODEL KLARIFIKASI RABA - DENGAR" SEBAGAI MODEL PENGAJARAN BAHASA INDONESIA YANG BERMAKNA BAGI TUNANETRA. Hal ini penting, karena model pengajaran tersebut diharapkan mampu membantu mengatasi permasalahan yang dialami para tunanetra pada umumnya. Bukti empiris menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan mereka, semakin tinggi kemampuan mereka berbahasa, maka semakin luas ruang gerak mereka. Oleh karena itu model pengajaran bahasa yang bermakna bagi tunanetra tersebut menjadi kebutuhan guru pengajar bahasa bagi tunanetra di semua SLB/A. Model ini sekaligus diharapkan dapat menjadi acuan dan dikembangkan untuk model-model pengajaran ilmu-ilmu lainnya bagi tunanetra. Oleh karena selama ini penulis belum menemukan model pengajaran khusus yang sistematis ilmiah bagi tunanetra khususnya, maka studi ini merintis kekosongan itu. Untuk mencapai tujuan di atas, studi ini menempuh tahap-tahap penyusunan model pengajaran hipotetis, ujicoba kelas, studi kasus pendukung, dan penyusunan model pengajaran yang dipandang bermakna bagi tunanetra. Pertama, sebuah model pengajaran hipotetis disusun dengan menggunakan teori-teori pendukung keberhasilan pengajaran; dan juga teori keterampilan berbahasa sebagai landasan yang bersifat penjelas dan pendukung serta prakiraan utamanya yang berorientasi metodologis sebagai landasan sistematika proseduralnya. Kedua, model pengajaran hipotetis tersebut diujicobakan melalui soal-soal pra test - pasca test selama satu tahun ajaran, yang dibagi ke dalam tiga caturwulan tertiadap siswa tunanetra kelas 1 SLTP SLB/A se-Bandung yang terfokus kepada 10 orang siswa tunanetra kelas 1 SLTP SLB/A Negeri Bandung sebagai kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan, dan 6 orang siswa tunanetra SLTP SLB/A Negeri Citeureup Cimahi sebagai kelompok pembanding dengan tidak mendapat perlakuan. Mereka diberi angket sebagai data pendukung, dilengkapi dengan data wawancara yang diperoleh dari sejumlah tokoh pengajar tunanetra yang dipandang berbobot. Variabel kriteriumnya mencakup kemajuan kemampuan mempraktekkan keempat komponen keterampilan berbahasa secara komprehensif. Hal ini diukur dengan skala pembeda. Terakhir, data dari pasca test dikenai analisis statistik uji-t dan uji korelasi. Hasil ujicoba itu menunjukkan bahwa Modef Raba-Dengar yang diklasifikasikan tersebut terbukti efektif dan bermakna. Ketiga, berdasarkan hasil ujicoba yang didukung hasil studi kasus di atas, selanjutnya dilakukan penghalusan dan penyempurnaan model pengajaran hipotetis tersebut, sehingga menjadi model pengajaran bahasa Indonesia bagi tunanetra yang menjadi temuan inovasi baru | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_table_of_content.pdf | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_chapter1t.pdf | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_chapter2a.pdf | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_chapter3.pdf | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_chapter4.pdf | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_chapter5a.pdf | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_bibliography.pdf | d_b.ind_9333106_ahmad_basri_nur_sikumbang_appendix.pdf |
RITA | INDERAWATI RUDY | MODEL RESPONS NONVERBAL DAN VERBAL DALAM PEMBELAJARAN SASTRA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA SD | PPS UPI | Mengembangkan Keterampilan | Syamsuddin AR, A Chaeder Alwasilah | 2005/08/05 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Bahasa Indonesia | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1209 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini diawali dengan adanya kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa SO melalui pembelajaran sastra (cerpen). Adanya asumsi bahwa sastra hanya merupakan pelajaran hafalan dan tidak mampu mengembangkan keterampilan berbahasa siswa serta adanya realita bahwa mutu pembelajaran sastra rendah menjadi pijakan untuk melakukan penelitian ini. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah model MPRNV dalam pembelajaran sastra yang dapat mengembangkan keterampilan menulis siswa. Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengembangkan keterampilan menulis siswa dengan menerapkan respons pembaca dan simbol-simbol visual sehingga mampu mencerdaskan moral siswa. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberterimaan, perbandingan, dampak, kelebihan, kelemahan, dan model pembelajaran sastra untuk mengembangkan keterampilan menulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan kuasi-eksperimen. Meskipun demikian, pendekatan kualitatif tetap digunakan untuk menganalisis karangan siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SO ASMI Bandung dengan sampel 40 orang yang terdiri atas 20 siswa di kelas kuasi-eksperimen dan 20 siswa lainnya di kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data adalah tes. observasi, dan kuesioner. Analisis data kuantitatif menggunakan teknik analisis statistik yaitu uji-t sedangkan analisis data kualitatif menggunakan teknik deskriptif analisis. Hasil penelitian ini meliputi (1) model respons nonverbal dan verbal dalam pembelajaran sastra dapat mengembangkan keterampilan menulis, (2) model respons nonverbal dan verbal memiliki keunggulan secara komparatif di kelas kuasi-eksperimen, (3) kelemahan model respons nonverbal dan verbal ini adalah alokasi waktu yang cukup besar untuk merespon cerpen dan adanya pertanyaan pemandu yang memfasilitasi siswa, (4) model respons nonverbal dan verbal menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan menulis siswa di kelompok kuasi-eksperimen.dan (5) kualitas PBM yang menggunakan model respons nonverbal dan verbal tergolong baik dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor berkembang dari kurang jelas menjadi lebih jelas. Studi ini memiliki implikasi teoretis dan praktis tentang model respons nonverbal dan verbal yang diramu dari model pembelajaran berpikir induktif dan operasi dasar yang dapat mengembangkan keterampilan menulis. Secara teoretis, studi ini berimplikasi pada pembelajaran dan pendidikan yang tidak hanya mengekploitasi siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran semata tetapi juga proses pembelajaran dan pendidikan dapat mencuat ke permukaan sesuai dengan tujuan kurikulum yang berbasis kompetensi. Secara praktis, model respons nonverbal dan verba! dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran sastra di seluruh jenjang pendidikan. | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_table_of_content.pdf | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_chapter1.pdf | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_chapter2.pdf | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_chapter3.pdf | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_chapter4a.pdf | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_chapter5.pdf | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_bibliography.pdf | d_bind_019805_rita_inderawati_rudy_appendixx.pdf |
DADANG | SUPARDAN | PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS PENDEKATAN MULTIKULTURAL DAN PERSPEKTIF SEJARAH LOKAL, NASIONAL, GLOBAL, UNTUK INTEGRASI BANGSA: Studi Kuasi Eksperimental Terhadap Siswa Sekolah Menengah Umum di Kota Bandung | PPS UPI | Pembelajaran Sejarah | Helius Sjamsuddin, Rochiati Wiriaatmadja, Bambang Suwarno | 2004/01/05 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Sosil | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1208 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu | This study was motivated by the writer's concern on the accumulating phenomena of national disintegration in many parts of Indonesian territory, and this situation influenced the restlessness and instability among the young generation, in this case the senior highschool student, regarding to their identity and nationality. The result of th orientation phase in this research showed, that history teaching and learning in the hihgschools were not able to imprint strong historical awareness and sense of belonging to the country to support the national integration among the students. The assumptions were the weakness among the majority of history teachers in their professional skills, especially in their selecting the subject, choosing the teaching and learning strategies, and in taking up the approaches-Several problems examined in this study revealed that in classes, history was still presented in the conventional way, where the students were lectured on factual feature of histoiy (time concept, actors, and sequence of events). The political aspect of history was the main portion taught during the lessons, without touching the pluralistic social and cultural characteristic of the Indonesian society. On the other hand, the new learning in history, wh ch was called the New History\ opened multidisciplinary approach where sociology and anthropology contributed to the student's efforts of searching for their ethnic and cultural roots inside the Indonesian nationality. By knowing and comprehending other ethnic groups and other cultures, the students learned the danger of stereotyping, social prejudice, and exclusion which threatened the principle of living together harmoniously towards national integration. Based on the introductory statement above, the reseach problem of this study would be stated as followed: "Are there any significant differences in students' awareness m history before and after the teaching and teaming of history according to the multiculturalism in local, national, global perspectives ?" The methodology used in this study was both quatitative and qualitative paradigms, with quasi-experimental design and data compiled by interview technique among 258 senior highschool smdents in Bandung municipality. The research findings are firstly, that the infl'ience of multicultural approach in reaching and learning history towards the acquiring of inter-ethnic relations and national solidarity are significant. Second, that the influence of local history teaching and learning to aquire good inter-ethnic relations is significant, while the contribution to national solidarity is positively significant. Third, that the influence of national history teaching and learning towards inter-ethnic relations is significant, but insignificant to building national solidarity. Forth, that the influence of global history teaching and learning towards inter-ethnic relations and national solidarity are quite significant; and lastly, that the influence of teaching and learning inter-ethnic relations towards building national solidarity is significan | d_ips_019859_dadang_supardan_table_of_content.pdf | d_ips_019859_dadang_supardan_chapter1.pdf | d_ips_019859_dadang_supardan_chapter2a.pdf | d_ips_019859_dadang_supardan_chapter3.pdf | d_ips_019859_dadang_supardan_chapter4.pdf | d_ips_019859_dadang_supardan_chapter5.pdf | d_ips_019859_dadang_supardan_bibliography.pdf | d_ips_019859_dadang_supardan_appendix.pdf |
I | MADE ARNAWA | MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MAHASISWA DALAM ALJABAR ABSTRACK MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI APOS | PPS UPI | ALJABAR | Utari Sumarmo, Kartasasmita, Edy Tri | 2006/05/01 | 2013/01/07 | Disertasi | Ilmu Pengetahuan Alam | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1207 | digilib.upi.edu | perpustakan@upi.edu |
Penelitian ini adalah eksperimen dengan disain tes awal dan tes akhir menggunakan kelas kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran berdasarkan teori APOS yang mempunyai empat karakteristik: (1) pengetahuan matematika dikonstruksi melalui tahapan konstruksi mental aksi, proses, objek, dan skema; (2) menggunakan komputer, (3) belajar dalam kelompok kecil; (4) Menggunakan siklus ACE (activitas laboratorium, diskusi kelas, dan latihan). Sedangkan kelompok kontrol pembelajarannya secara biasa/tradisional. Tujuan utama penelitian ini adalah menelaah secara komprehensif tentang kemampuan pembuktian dalam Aljabar Abstrak, sikap mahasiswa terhadap Aljabar Abstrak, tingkat keaktifan mahasiswa selama pembelajaran, dan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada pembuktian dalam Aljabar Abstrak. Penelitian ini melibatkan 180 orang mahasiswa sebagai subjek sampel yang berasal dari empat kelas pada dua jurusan (jurusan matematika UNAND dan jurusan pendidikan matematika UNP). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan empat jenis instrumen, yaitu: tes pembuktian, skala sikap model Likert, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data, hasil utama dari penelitian ini adalah: (1) mahasiswa yang memperoleh pembelajaran Aljabar Abstrak berdasarkan teori APOS mempunyai kemampuan pembuktian lebih baik secara signifikan jika dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran secara biasa, (2) mahasiswa yang memperoleh pembelajaran Aljabar Abstrak berdasarkan teori APOS mempunyai sikap lebih positif secara signifikan jika dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran secara biasa, (3) mahasiswa yang memperoleh pembelajaran Aljabar Abstrak berdasarkan teori APOS mempunyai tingkat keaktifan lebih baik jika dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran secara biasa, dan (4) jenis-jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan mahasiswa pada pembuktian dalam Aljabar Abstrak (mengkonstruksi bukti) bersumber dari miskonsepsi bahwa sifat-sifat bilangan real berlaku pada setiap grup. | d_ipa_039790_i_made_arnawa_table_of_content.pdf | d_ipa_039790_i_made_arnawa_chapter1.pdf | d_ipa_039790_i_made_arnawa_chapter2.pdf | d_ipa_039790_i_made_arnawa_chapter4a.pdf | d_ipa_039790_i_made_arnawa_chapter5.pdf | d_ipa_039790_i_made_arnawa_bibliography.pdf | d_ipa_039790_i_made_arnawa_bibliography.pdf | d_ipa_039790_i_made_arnawa_appendixa.pdf |
ISMAUN | None | MANAJEMEN STRATEJIK DALAM PENGEMBANGAN MUTU TERPADU PROGRAM DI PERGURUAN TINGGI : Studi Kasus Kenijakan Pengelolaan program Pendidikan Pada ITB dan UPI Bandung tahun 1996/1997-2005/2006 | PPS UPI | Manajemen Stratejik | Achamd Sanusi, Abdul Azis Wahab, Buchari | 1999/01/04 | 2013/01/07 | Disertasi | Administrasi Pendidikan | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1206 | digilib.upi.edu | perpustakaan@upi.edu |
Penelitian untuk penulisan disertasi ini berjudul: MANAJEMEN STRATEJIK DALAM PENGEMBANGAN MUTU TERPADU PROGRAM PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGf (Studi Kasus Kebijakan Pengelolaan Program Pendidikan pada ITB dan IKIP Bandung Tahun: 1996/1997-2005/2006).Permasalahan pokok dalam penelitian ini iatah sistem/model manajemen pendidikan tinggi mana yang sesuai untuk pengembangan mutu terpadu program pendidikan tinggi dalam menghadapi tantangan abad ke 21. Permasalahan tersebut difokuskan pada: Apa peran visi pimpinan ITB dan IKIP Bandung, sebagai manajemen puncak, dalam proses pengambilan keputusan stratejik tentang program pendidikan tinggi menghadapi tantangan, masalah dan peluang tahun 2020 mendatang?.Tujuan penelitian ini ialah untuk mengungkapkan (1) Kebijakan pengelolaan keputusan tentang program pendidikan di ITB dan IKIP Bandung, (2) Bagaimana peran Visi, pimpinan ITB dan IKIP Bandung terhadap keputusan pengambilan keputusan stratejik tentang program pendidikan tinggi menghadapi tantangan, masalah dan peluang tahun 2020 mendatang.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan/metode penelitian kualitatif, dengan studi kasus pada ITB dan IKIP Bandung.Permasalahan tersebut ditinjau dari sudut teori, konsep, asas Administrasi Pendidikan, Manajemen Stratejik, Manajemen Mutu Terpadu, Analisis Kebijakan Pendidikan dan Sistem Analisis SWOT.Hasil penelitian dan analisis data kedua perguruan tinggi tersebut ternyata menunjukkan adanya persamaan dan karakteristik masing-masing. Pertumbuhan dan perkembangan dalam sejarah yang panjang hingga kini, kedua lembaga pendidikan tinggi itu memiliki tradisi, budaya komunitas ilmiah, etos kerja dan cita-cita serta ciri-ciri tersendiri. Cita-cita dan upaya ITB ialah mengintegrasikan IPTEK dan Bisnis/Manajemen serta Humaniora. Sedang IKIP Bandung bercita-cita dan berupaya untuk menyelaraskan dan memadukan disiplin ilmu pendidikan dan fPTEKS serta profesi keguruan/kependidikan dengan landasan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam kampus ilmiah, religius dan edukatif. | d_adpen_949826_ismaun_table_of_content.pdf | d_adpen_949826_ismaun_chapter1.pdf | d_adpen_949826_ismaun_chapter2.pdf | d_adpen_949826_ismaun_chapter3.pdf | d_adpen_949826_ismaun_chapter5.pdf | d_adpen_949826_ismaun_bibliography.pdf | d_adpen_949826_ismaun_appendix.pdf | |
YOYO | SURJAKUSUMAH | FENOMENA KASTRASI LINGUISTIK DAN TRANSPOSISI DALAM TEKS TERJEMAHAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN PENERJEMAH | PPSUPI | Fenomena Kastrasi | Yus Rusyana, Ahmad Selamet harjasujana | 2002/11/10 | 2013/01/07 | Disertasi | Pendidikan Bahasa Indonesia | http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1205 | digilib.upi.edu | Perpustakaan@upi.edu | Penelitian ini dilakukan untuk meneliti fenomena kastrasi linguistik dan fenomena transposisi dalam teks terjemahan Penelitian ini difokuskan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut 1) Bagaimana wujud kastrasi linguistik dan transposisi dalam teks terjemahan? 2). Apa penyebab teijadinya fenomena kastrasi linguistik dan transposisi? 3). Bagaimana cara pembelajar menerjemahkan teks bahasa Inggris ke bahasa Indonesia? 4) Adakah hubungan antara tingkat keterbacaan, berdasarkan rumus Fry dan rumus MacLaughlin, dengan fenomena kastrasi linguistik dan transposisi? 5) Apa implikasinya bagi pembelajaran peneijemahan? Dengan menggunakan pendekatan deskripsi terfokus (focused description) dan teknik analisis struktur mikro (microstructurai) teks sumber, berbahasa Inggris, dan teks terjemahan, berbahasa Indonesia, dibandingkan untuk menelusuri siasat-siasat penerjemahan yang digunakan para penerjemah senior dalam upayanya untuk memindahkan amanat teks. Empat teks terjemahan dipilih berdasarkan asumsi bahwa teks-teks tersebut bisa dikategorikan sebagai hasil terjemahan yang baik Dua teks terjemahan, bahkan, dilakukan oleh dua ahli yang sesuai dengan bidangnya. Dua teks lainnya telah diterbitkan oleh penerbit yang memiliki citra yang baik dalam bidangnya. Keempat teks (korpus) terjemahan itu seluruhnya berjumlah 1.398 paragraf. Setiap paragraf teks teijemahan diperbandingkan dengan teks asli dengan menggunakan analisis struktur mikro yang difokuskan pada dua fenomena, yaitu fenomena kastrasi linguistik dan fenomena transposisi. Sejumlah paragraf yang diterjemahkan oleh para pembelajar juga dianalisis untuk mengetahui cara atau siasat peneijemahan yang mereka gunakan. Teori yang melandasi penelitian teks terjemahan ini adalah,... the scene of linguistic castration-yvhich is nothing other then a scene of impossible but unavoidable translation and normally takes place out of sight - is played on center stage (Johnson, 1985 dalam Gentzler, 1993: 195 dan "...they resort to shifts precisely because they are attempting to render faithfully the content of the original despite the differences between the languages" (Popovic, 1970 dalam Gentzler, 1993:86). Dalam penelitian ini, kastrasi linguistik dan transposisi digunakan para penerjemah dalam jumlah yang cukup signifikan. Fenomena kastrasi linguistik terjadi pada tataran kata, frase, klausa. Sedangkan fenomena transposisi terjadi pada tataran kata, frasa, klausa dan kalimat. Akibat dari pengg |